Pemikiran

Ahli Kitab…

ustadzAhli Kitab secara etimologi berasal dari dua suku kata yaitu kata Ahli yang merupakan serapan dari bahasa Arab dan kitab. Kata ahl  adalah bentuk kata benda (isim) dari kata kerja (Fi’il) yaitu kata ahila-ya’halu-ahlan. Al-Ahl yang bermakna juga famili, keluarga, kerabat. Adapun kata Kitab atau Al-Kitab maka sudah masyhur di Indonesia yaitu bermakna buku, dalam makna yang lebih khusus yaitu kitab suci. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa ahlul kitab adalah ahli yaitu orang-orang yang berpegang kepada kitab suci selain al-Qur’an.

Sedangkan Ahli Kitab menurut terminology adalah “Pemilik Kitab Suci”, yakni para umat nabi yang diturunkan kepada mereka kitab suci (wahyu Allah)”. Di antara mereka adalah Kaum Yahudi dan Nasrani. Dinamakan ahlu kitab karena telah diberikan kepada mereka kitab suci oleh Allah ta’ala.

Dari pengertian secara etimologi maupun terminology dapat dipahami bahwa ahli kitab atau ahlu kitab adalah kaum Yahudi dan Nasrani. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Imam al Baidhawi ketika menafsirkan Surat Al-Maidah : 5, beliau mengatakan bahwa ahli kitab mencakup orang-orang yang diberikan kepada mereka al Kitab yaitu orang-orang Yahudi dan Nasrani.

Sebab Yahudi dan Nasrani disebut sebagai Ahli Kitab karena Allah mengutus di tengah-tengah mereka nabi-nabi mereka yang membawa kitab suci masing-masing walaupun mereka sendiri kemudian yang merubah isinya. Allah menurunkan Kitab Taurat kepada Nabi Musa ‘Alaihi As-Salamdan pengikut beliau yang merubah isi Taurat setelahnya dikenal sebagai Yahudi. Kemudian Allah menurunkan Kitab Injil kepada Nabi Isa ‘Alaihi As-Salam dan pengikut beliau yang merubah isi Injil disebut Nasrani. Mereka disebut Ahli Kitab karena kitab-kitab suci mereka sebelum mereka rubah isinya adalah turun dari Allah seperti Al-Qur’an.

Maka agama-agama selain Yahudi dan Nasrani seperti Hindu, Buddha, Majusi/Zoroastrianisme, Kong Hu Chu, Taoisme dan Shinto mereka tidak bisa disebut sebagai ahli kitab walaupun mereka memiliki kitab suci masing-masing. Hal ini dikarenakan kitab suci mereka bukan diturunkan oleh Allah akan tetapi mereka membuat sendiri yang disesuaikan dengan adat, tata krama dan filosofi masyarakat pada masa itu. Inilah yang menjadi pendapat Imam syafi’i. (anisfatayati.blogspot.com)

Menurut saya pribadi, Ahli Kitab tidak saja bermakna orang-orang selain Islam yang diberi kitab tapi bisa bermakna sindiran dari Nabi kepada orang-orang yang menjadikan kitab sebagai alat untuk menguntungkan diri sendiri. Dari seluruh ayat yang berhubungan dengan Ahli Kitab semuanya berupa sindiran akan sifat-sifat kurang terpuji dari mereka. Kalau ada kelompok yang disebut Ahli Kitab tentu ada yang disebut sebagai Ahli Hakikat yaitu kelompok Nabi sendiri yang mempunyai kontak dan hubungan langsung dengan Allah lewat bimbingan Nabi.

Di awal Nabi dakwah tentu belum ada Al-Qur’an selengkap yang kita kenal sekarang karena ayat-ayat turun secara bertahap dalam retang waktu lama, sedangkan orang yahudi dan nasrani mereka memiliki kitab yang menjadi petunjuk dalam kehidupan sehari-hari.

Kalau menurut saya pribadi, ahli kitab tidak ditunjukkan untuk yahudi dan nasrani secara keseluruhan tapi hanya untuk orang-orang dengan sifat tidak terpuji, menjadikan kitab sebagai bahan dagangan, memperdaya orang lain dan menjual ayat-ayat Tuhan.

Ketika zaman berubah, waktu berganti tentu saja tafsiran bisa sesuai dengan zaman, ketika kita membicarakan tentang Ahli Kitab kita tidak hanya melihat kepada orang-orang diluar Islam tapi coba lihat kedalam komunitas sendiri, orang-orang yang menjual ayat-ayat Tuhan, menggunakan agama sebagai alat politik memperdaya dan memecahbelah ummat. Sebagian memberikan penafsiran Ayat sesuai keinginannya dan menolak penafsiran selain dari kelompok mereka. Membuat lembaga Agama dengan tujuan untuk melegalisasi pemahaman mereka dan menghancurkan pemahaman yang berbeda dengan mereka, bukankah ini sifat-sifat dari Ahli Kitab yang disebut dalam al-Qur’an?

Ahli Kitab bicara sangat fasih tentang Allah tapi tidak pernah kenal sama sekali dengan Allah, hanya mengetahui Nama dan sifat saja seperti yang tertera dalam kitab, sementara ada kelompok lain yang senantiasi berhubungan dengan Allah, ikhlas beribadah menegakkan Agama Allah, tanpa mau menonjolkan diri karena tidak mencari pujian manusia dan kelompok ini biasanya dalam komunitas kecil sebagaimana kondisi Nabi di awal beliau berdakwah dulu.

Apa yang saya sampaikan hanyalah sebuah wacana pemikiran, mencoba memandang sesuatu dalam sudut pandang berbeda dan tentu pemikiran saya sebagai anak muda yang minim ilmu tafsir belum tentu benar sepenuhnya.

Semoga Bermanfaat, Salam Pencerahan!

14 Comments

  • budi

    Benarkah Kitab Suci agama Hindu, Buddha, Majusi/Zoroastrianisme, Kong Hu Chu, Taoisme dan Shinto dibuat oleh mereka sendiri, dalam arti dibuat manusia tanpa campur-tangan Tuhan ? Sebelum kita melakukan studi yg mendalam tentang agama-agama tersebut, hendaklah kita jangan menjustifikasi kalau kitab-kitab agama mereka ditulis oleh manusia tanpa campur tangan Tuhan.

  • Murdan Benny

    Tidakkah quran juga berubah..dgn bantuan ahli kitab. BHS ARAB LAH=LA=LAK ITU BERARTI TIADA JIKA AL- KITAB ITU BERMAKNA MAHA KITAB BUKANKAH ALLAH ITU BERARTI MAHA TIADA?. BUKANKAH QURAN AYAT 4:79 ITU JELAS KENAPA BERIMAN KEPADA QADA DAN QADAR???

    • SufiMuda

      Kapan Al Qur’an berubah dgn bantuan ahli kitab?

      AL itu sama dgn The dlm bahasa Inggris tidak harus bermakna Maha.
      Jadi kalau ada nama orang Syekh Nawawi al-Bantani bukan berarti Maha Banten.
      Allah itu dari Al- Illah bukan AL dan Lah. Jadi, Allah adalah Tuhan seru sekalian alam, Tuhan dari segala yg dipertuhan.

      Kawan2 Yang ahli nahwu monggo di jelaskan lebih lengkap lagi

      Demikian

  • Murdan Benny

    Tkasih. sama juga jika al bermaksud ‘the’ menjadi the ‘tiada’=yang tiada. Satu lagi bantuan ahli kitab ialah nama Hawa yang tidak terdapat di dalam Quran kata Hawa diambil dari Injil,. begitu juga menggambarkan jibril ada bersayap. jika injil menamakan pokok pengetahuan atau pokok kehidupan, islam menamakan pokok/buah khuldi. pokok juga. cerita yang menerangkan iblis berjaya masuk ke sorga dan menggoda adam dan hawa menggambarkan Alloh tidak bisa menjaga sorgaNya. kristen dan Islam sama-sama menghina maha Alloh dan mengatalah Alloh itu lemah.
    Saudara belum menjawab berkenaan Quran 4:79.
    Kembalilah beriman kepada maha Alloh.
    HasbunAllohu wanikmal wakeel….
    satu lagi bantuan yahudi nasara… bismilahirrohaman…. dengan nama tiada yang pengasih.nama Alloh sudah tiada walaupun setiap hari dibaca…
    beramallah dgn kata2 yang benar…

    • SufiMuda

      Berarti anda bukan bertanya tapi sedang mengkoreksi ajaran agama jadi tidak perlu saya jawab.
      Saya sudah membaca berulang kali Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru (kalau tidak salah 5x), dan semua orang mengetahui banyak kisah-kisah dan informasi disana terdapat juga di dalam al-Qur’an, kan bersumber dari Tuhan yang sama..

      Saya sepakat dengan anda, “beramallah dgn kata2 yang benar..” maka nya saya sarankan anda menulis Allah memakai “A” bukan “O” seperti standar penulisan latin yang sudah lazim dilakukan. Kalau “Alloh” nanti akan lain maknanya. Begitu juga “bismilahirrohaman” yang benar “bismillahirrahmanirrahim” kalau “rohaman” malah jauh melenceng. Saya sarankan tanya ke ustad terdekat biar pengucapan dan penulisannya benar..

      Salam Damai..

    • SufiMuda

      Berarti anda bukan bertanya tapi sedang mengkoreksi ajaran agama jadi tidak perlu saya jawab.
      Saya sudah membaca berulang kali Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru (kalau tidak salah 5x), dan semua orang mengetahui banyak kisah-kisah dan informasi disana terdapat juga di dalam al-Qur’an, kan bersumber dari Tuhan yang sama..

      Tafsir al-Qur’an surat An Nisa 79 yang anda tanyakan bisa anda search di google, disana banyak tafsir yang lengkap, saya khawatir nanti kalau saya uraikan jadi salah karena keterbatasan ilmu yang saya miliki dan saya yakin anda pengetahuannya lebih luas..

      Saya sepakat dengan anda, “beramallah dgn kata2 yang benar..” maka nya saya sarankan anda menulis Allah memakai “A” bukan “O” seperti standar penulisan latin yang sudah lazim dilakukan. Kalau “Alloh” nanti akan lain maknanya. Begitu juga “bismilahirrohaman” yang benar “bismillahirrahmanirrahim” kalau “rohaman” malah jauh melenceng. Saya sarankan tanya ke ustad terdekat biar pengucapan dan penulisannya benar..

      Salam Damai..

  • Sarwoto

    wakaka semakin damai sufimuda semakin konyol murdan benny wakaka, salam kenal, ki sanak sufimuda, 😀 & di tulisan anda tulis ‘Allah itu dari Al- Illah’ ,bukankah ilah ( sesembahan yg satu2nya) itu huruf lam-nya satu? la ilaha illallah, bukan la illaha illallah, lagipula bgmn kata Allah bisa diperasalkan dari sebuah kata dari sebuah bahasa? (dlm hal ini bahasa arab) trus sblm bangsa arab ada, manusia nyebut Dia apa dong? mohon bagi ilmunya, thx

    • arkana

      Abang, izin sharing sedikit yaa…
      @Sarwoto;
      Saya pernah mendengarkan ceramah Menachem Ali, seorang dosen bahasa semit, di Unair, menurutnya ada nama Tuhan yang disebut YHWH, yang merupakan 4 huruf suci. YHWH ini lebih popular di bahasa ibrani, yang menurut nya apabila disebutkan dalam bahasa arab menjadi ALLH, atau Allah.

      • arkana

        maaf, terpenggal…
        yang saya maksud, tentunya Allah sendiri yang mengajarkan manusia bagaimana cara manusia mengenal diri Nya dan menyebut nama Nya.
        nabi dan rasul diturunkan dalam berbagai bangsa dan bahasa, pasti mempunyai bahasa sendiri dalam menyebut nama Nya.

        memang ada kecenderungan sebagian umat islam menganggap seluruh nabi dan rasul, bahkan Allah sendiri berbahasa arab. karena Alquran ditulis dalam bhs. arab.

        nabi Ibrahim konon bukan orang arab dan tidak berbahasa arab. beliau mempunyai 2 orang anak yang juga nabi, yaitu Ishak dan Ismail. Ishak dan nabi turunan nya berbahasa yahudi/ibrani sedangkan turunan Ismail berbahasa arab.
        pertanyaan nya, apakah mungkin seorang bapak Ibrahim mengajarkan cara menyebut nama Tuhan yang berbeda pada 2 anak nya? harusnya tidak. tapi faktanya umat yahudi dan islam berbeda dalam menyebut nama Tuhan nya.

        demikian, terima kasih.

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: