API

Ada fase dalam sejarah manusia dimana api adalah benda yang begitu berharga, mempengaruhi hidup dan kemudian mempengaruhi budaya manusia. Berdasarkan data arkeologi, penemuan api berlangsung sekitar 400.000 tahun lalu. Api ditemukan pada masa paleolitikum, ketika berbagai belahan bumi dihuni oleh Homo erectus. Akan tetapi belum dapat dipastikan apakah pada periode tersebut manusia purba membuat api atau mengambilnya dari sumber alam. Mulanya, api dikenal dengan melihat gejala alam seperti kilat dan gunung meletus. Suatu waktu, ketika manusia purba sedang membuat alat dari batu, gesekan antara batu satu dengan yang lain ternyata menimbulkan percikan api. Dengan pengalaman ini, maka pada kesempatan lain di dekat batu yang akan dipukul ditempatkan rumput kering. Percikan dari gesekan batu yang kemudian membakar rumput itulah yang menghasilkan api.
Teknik bagaimana memunculkan api ini menjadi sebuah rahasia yang diwariskan secara turun temurun dari satu generasi sampai ke generasi berikut. Sang Ahli api pada suatu generasi kemudian menulis dalam sebuah kitab, berbagai cara untuk bisa menghasilkan api agar manusia bisa terang, dingin bisa menjadi hangat dan makanan bisa dimasak sehingga lebih sehat. Kitab itu diberi judul dengan “Kitab Api”, di berikan kepada anak cucunya.
Ketika Sang Ahli meninggal dunia, orang-orang yang pernah hidup sezaman dengan dia dan 3 generasi dibawahnya masih sangat ahli membuat api, hasil dari bimbingan dari Sang Ahli tersebut. Kemudian kelompok ini berkembang pesat dan bertambah ramai. Sang Ahli tentu saja sebelum meninggal dunia mewariskan seluruh keahliannya kepada seseorang yang dia anggap mampu, dan orang tersebut juga meneruskan kepada berikutnya dan Sang Ahli yang baru tidak lagi tinggal dalam komunitas yang sama, hijrah ke tempat nun jauh di negeri seberang.
Di tempat tinggal Sang Ahli setelah sekian lama, orang-orang yang mampu membuat api sudah tidak ada, mereka hanya memilliki kitab Api dan kabar buruknya tidak ada satupun yang mampu membuat api berdasarkan petunjuk kitab api tersebut. Mereka tidak lagi menggunakan api, jika suasana dingin ya mereka bersabar dalam dingin, tanpa memasak hanya makan makanan mentah saja. Kitab Api sebagai warisan itu mereka puja, mereka baca tiap malam Jumat dan sebagian menghapal seluruh isi kitab Api itu tanpa mampu menghasilkan api walau hanya dalam bentuk percikan kecil.
Orang-orang sudah lupa akan wujud api, juga manfaatnya, mereka hanya membaca kitab Api dan mendengar kisah bagaimana api itu sangat hebat yang pernah ada di zaman dahulu.
Suatu hari datanglah Sang Ahli api, orang yang berguru cara membuat api kepada Sang Ahli sebelumnya yang ilmu bersambung kepada Sang Pembuat Api pertama, orang yang hidup di kawasan itu. Ketika Sang Ahli memperlihatkan keahliannya, hanya dengan menggosok batu tidak lama muncullah asap dan kemudian muncul pula api.
Masyarakat yang menyaksikan itu menjadi terpecah, sebagain kecil kagum dan mengakui bahwa inilah Ahli Api yang ditunggu-tunggu dan merupakan pewaris dari Sang Ahli dahulu, sebagian lain agak ragu-ragu, apakah benar itu api karena mereka tidak pernah melihat api, sebagian menuduh itu adalah sihir hasil persekongkolan dengan setan dan tentu saja sebagian besar menolak itu wujud api, mereka lebih percaya api yang mereka baca setiap malam Jumat di kitab Api, mereka lebih senang dengan romantisme masa lalu dimana dulu pernah ada api, “Tapi bukan begini api yang dimaksud” kata mereka. Sebagian ada yang menuduh Sang Ahli sebagai pembuat bid’ah, karena metode cara buat api yang dia perlihatkan menyimpang dari isi kitab Api, mereka tidak fokus kepada apa yang dihasilkan yaitu api tapi sibuk berdebat tentang caranya sesuai apa tidak dengan kitab Api.
Nabi Muhammad SAW membawa metode cara membuat Api Kebenaran, hal sama juga dilakukan oleh para Nabi terdahulu tapi sejarah mencatat sebagian besar akan menolak karena tidak seperti dalam persepsi mereka. Ahli kitab yang hidup dizaman Nabi menolak apa yang Nabi sampaikan dan perlihatkan, mereka lebih percaya dengan pikiran mereka, kebenaran yang mereka dapat dari hasil membaca. Orang Yahudi yang mendengar dakwah Nabi akan merendahkan dan menghina karena Nabi tidak muncul dari kaum mereka, tidak pula lulus “Pasantren” mereka, bahkan Nabi kita yang mulia tidak pandai tulis baca, syarat paling utama bagi kalangan bani Israil agar orang disebut alim apalagi Nabi, harus bisa membaca kitab.
Isa al Masih memperlihatkan kebenaran Api, menunjukkan bahwa jika berhubungan dengan Sang Maha Benar secara sempurna mampu melakukan mukjizat yang tidak sanggup dilakukan oleh manusia biasa. Sebagian kecil menerima, tapi ulama dari bani Israil merasa terganggu kedudukan mereka dengan munculnya Nabi Isa, cara paling mudah mereka lakukan adalah dengan memfitnah Nabi Isa, bahwa Nabi Isa sebagai pembuat kesesatan dan tidak sesuai dengan ajaran Nabi Musa. Perkumpulan ulama bani Israil yang sudah terlanjur menikmati fasilitas dari ummat dan dari penguasa zaman itu kemudian menganjurkan Nabi Isa untuk dibunuh dengan berbagai tuduhan.
Memang kebenaran itu akan mencari jalannya sendiri, api asli memang dibutuhkan oleh orang. Sebelum muncul api yang sebenarnya, bolehlah ummat di ninabobokan dengan cerita-cerita api di dalam kitab-kitab, tapi ketika mereka menemukan api yang sebenarnya meraka jadi sadar, bukan kitab Api yang salah tapi selama ini mereka hanya diajarkan cara baca, mereka berguru kepada orang yang salah, Ahli Baca, Ahli Kitab, bukan kepada pewaris Sang Ahli yang sejati.
Sejarah selalu terulang, ketika Ahli Api muncul sebagai wujud rahmat dan kasih sayang dari Allah agar manusia tidak berada dalam kegelapan maka muncul pula iri dengki dari orang yang merasa paling tahu tentang api, padahal masih di level membaca.
Untuk bisa menyadarkan Bani Israil bahwa Musa benar-benar seorang utusan-Nya, diperlihatkan berbagai mukjizat, termasuk yang paling spektakuler yaitu membelah laut. Fir’aun berulang kali melihat mukjizat tapi tetap ingkar karena ego nya yang sedemikian tinggi sehingga satu-satu nya cara adalah harus mati tenggelam di lautan agar Nabi Musa bisa meneruskan perjalanannya, membawa ummat kepada keselamatan dan kesejahteraan.
Semoga tulisan tentang Api di hari Jumat penuh berkah ini menjadi pelajaran untuk semua…
2 Comments
malananggroe
Alhamdulillahirabbil a’lamin 😇🙏
Margi Santoso
Perumpamaan yg sangat relevan. Mekkah dan KSA secara umum kini dalam kegelapan