Tasauf

Apa Yang Sempurna Dari Islam?

Misteri akan eksistensi Tuhan menjadi kajian dan pencarian manusia sepanjang sejarah peradabannya. Mulai dari kebudayaan sederhana sampai modern, manusia tidak bisa melepaskan diri dari hubungan kontak dengan Tuhan, kemudian hari hasil pencarian itu kemudian agama dan keyakinan manusia.

Muhammad dalam pencarian di kesunyian Gua Hira akhirnya tersambung dengan Sang Pemilik Alam, Allah SWT. Beliau menjadi Sang Terpilih, menjadi utusan-Nya, menjadi Juru Selamat untuk menyelamatkan jiwa manusia melewati alam dunia sampai kepada alam keabadian.

Nabi kemudian mengajarkan metode yang telah di dapatkan di Gua Hira’ itu kepada sahabat yang hidup sezaman dan para sahabat mengalami hal yang sama dialami oleh Nabi yaitu merasakan kehadiran Allah di dalam kehidupannya.

Rasulullah Saw. bersabda, “Di tengah umatku ada orang-orang yang diajak berbicara dan dibisiki oleh Tuhan. Umar termasuk salah seorang dari mereka.”

Maka hubungan mesra dan akrab antara manusia dengan Allah bukan hanya monopoli atau hak khusus para Nabi saja tapi juga siapapun yang memenuhi rukun syarat akan bisa mendapatkan hal yang sama. Jika Nabi berdialog dengan Allah SWT, maka sahabat Nabi juga demikian, dan tentu ummat setelahnya juga akan mengalami hal yang sama, asalkan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Nabi dan sahabat-sahabat Nabi.

Agama Islam adalah agama dialogis, berbeda dengan agama Hindu misalnya bersifat meditatif. Agama dialogis adalah agama yang didalam hubungan dengan Tuhan bersifat dialog, sedangkan agama meditatif bersifat keheningan. Atas alasan itulah kenapa di dalam bersunyi diri (Suluk) pun, kita tetap berdialog dengan Allah lewat zikir yang dipanjatkan. Jika kita simak ibadah utama di dalam Islam, Shalat, disitu kita pahami bahwa di dalam Islam dari awal kita diajarkan berdialog dengan Allah, lewat bacaan shalat, terkhusus bacaan surah al-Fatihah.

Pada awalnya dialog itu bersifat imajiner, atau ucapan searah tanpa ada balasan. Tentu di tahap tertentu ketika hati sudah sebening Umar bin Khattab, bacaan dalam shalat itu bukan lagi ucapan kosong, tapi sudah “disambut” atau di jawab oleh yang kita sembah yaitu Allah SWT.

Ummat Islam memang sangat sensitif ketika membahas hal pokok ini yaitu komunikasi dengan Allah karena ilmu yang paling banyak dipelajari ummat adalah ilmu hukum (fiqih) bukan ilmu hubungan dengan Allah (tasawuf).

Manusia diberi kemampuan terbatas didalam komunikasi. Jika hanya mengandalkan mulut, maksimal kita berteriak bisa didengar 1 km, mungkin di gunung yang sepi bisa di dengar dalam jarak lebih jauh lagi. Komunikasi sempurna tentu dicapai dalam jarak normal, saling menatap dan memandang.

Kemudian hari manusia menciptakan alat komunikasi yang canggih sehingga bisa terhubungan dalam jarak sangat jauh, tidak harus berteriak untuk berbicara. Dari Jakarta ke New York dalam hitungan detik bisa tersambung lewat ponsel, bahkan bisa menatap lawan bicara, itu disebabkan ada alat bantu.

Jika kita sadar bahwa Allah SWT itu Maha Jauh, tentu akan terbuka fikiran kita untuk merenung, dengan apa kita berkomunikasi dengan Sang Maha Jauh itu. Tidak akan ada teknologi buatan manusia yang bisa menyambungkan manusia dengan Tuhan, sampai dunia berakhirpun tidak akan mampu manusia menciptakan alat tersebut karena dimensi manusia berbeda dengan dimensi Tuhan.

Untuk bisa berkomunikasi dengan Tuhan yang Tak Terhingga dalam segala hal itu harus memakai teknologi yang diberikan oleh Dia bukan ciptaan manusia. Maka Dia mengutus utusan-Nya untuk mengajarkan manusia Teknologi Maha Sempurna itu sehingga siapapun yang menggunakanya akan tersambung kepada dimensi Maha Tinggi.

Ketika Teknologi Maha Hebat itu kita dapatkan maka barulah berlaku apa yang disebut di dalam al-Qur’an bahwa Allah itu sangat dekat, lebih dekat dari urat leher. Ibarat orang yang tinggal di kutub utara bisa sangat dekat dengan orang yang ada di Indonesia, melakukan video call, saling menyapa dan mengungkapkan perasaan, karena telah berada di dimensi yang sama, menggunakan teknologi yang sama.

Nabi tidak di utus untuk mengajarkan hal-hal sepele berhubungan dengan kehidupan manusia, berhubungan dengan budaya tapi di utus agar manusia bisa tersambung dengan Allah, hal yang mustahil dilakukan dengan kemampuan manusia.

Islam menjadi agama sempurna, menyempurnakan segala agama yang ada, lalu yang disempurnakan itu apa?

Jika disempurnakan itu kebaikan, agama lain juga punya, semua agama mengajarkan kebaikan, cinta dan kasih. Jika disempurnakan itu ritual ibadah, maka kita akan kaget jika melihat ritual shalat kita sangat mirip dengan ritual ibadah Kristen Ortodok di Syria. Tentang halal dan haram, Yahudi bahkan lebih ketat lagi aturannya terutama sekte haredi.

Maka yang disempurnakan oleh Islam atas agama-agama yang sudah pernah ada adalah Teknik Komunikasi dengan Allah, hal yang sudah terputus pada agama-agama lain. Hanya Islam yang masih memiliki rantai emas, sambungan dari Guru terakhir sampai kepada Nabi Muhammad SAW, Sang Pembawa Islam.

Islam lah agama yang masih tersambung secara murni kepada Sang Pemilik Bumi dan Langit, lewat WASILAH yang diwariskan oleh Nabi secara estafet sampai saat ini.

Bukan ritualnya, bukan budayanya dan bukan pula penampilan fisiknya, yang menyebabkan Islam unggul dari zaman dulu sampai sekarang adalah sambungan kepada Sumber Kebahagiaan, jika hal itu terputus maka Islam hanya menjadi agama budaya, dari agama dialogis menjadi agama meditatif, mencari ketenangan semu di dalam ritual ibadah.

Ketika ibadah hanya berada pada dimensi dunia, maka segala hiruk pikuk dunia ini akan masuk di dalam ritual ibadah kita. Tidak pernah tersambung kepada dimensi Tuhan Yang Maha Tinggi. Dan ketika ajal tiba barulah manusia sadar bahwa selama ini dia hanya berada di alam dunia, tidak pernah sampai ke alam akhirat, tidak pernah tersambung kepada Maliki Yaumiddin (Raja Akhirat). Ketika ajal tiba itulah dia baru terbangun dari alam mimpi, alam dunia…

4 Comments

Tinggalkan Balasan ke Blog Teknologi IndonesiaBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca