Tasauf

INNER CHILD

Suatu hari, Rasulullah SAW didatangi seorang perempuan yang bernama Sa’idah binti Jazi. Ia membawa anaknya yang baru berumur satu setengah tahun. Rasul kemudian memangku anak tersebut. Tiba-tiba, anak tersebut kencing (mengompol) di pangkuan Nabi. Secara spontan, ibunda anak tersebut menarik anaknya dengan kasar. Seketika itu juga, Rasulullah SAW menasihatinya; “Dengan satu gayung air bajuku yang terkena najis karena kencing anakmu bisa dibersihkan, akan tetapi, luka hati anakmu karena renggutanmu dari pangkuanku tidak bisa di obati dengan bergayung-gayung air.

Dari As-Saib ibnu Zaid ketika dia masih anak-anak, ia mengatakan; “Aku melihat Rasulullah SAW, aku dan beberapa orang anak lainnya yang sebaya denganku langsung menemuinya, kami jumpai beliau sedang makan buah kurma dari sebuah keranjang bersama dengan beberapa orang sahabatnya. Melihat kedatangan kami yang masih anak-anak, beliau bangkit, lalu memberikan kepada masing-masing dari kami segenggam kurma dari ke ranjang itu sembari mengusap kepala-kepala kami.

Ada seorang badui mendatangi Rasulullah SAW bertanya; “Apakah engkau mencium anak-anak kecil, sungguh kami tidak pernah mencium mereka?”  Maka beliau menjawab; “Apakah harus aku biarkan engkau, agar Allah menghilangkan rasa kasih dan sayang dari hatimu?

Abu Hurairah ra. menceritakan :”Rasulullah SAW mencium Hasan Husein cucu Beliau dan di sisi beliau ada Al ‘Aqra bin Habits at Tamimi. Lalu Al Aqra berkata pada beliau, “Aku memiliki sepuluh orang anak dan aku tidak pernah mencium seorang pun dari mereka“. Maka Rasulullah SAW berkata; “Barangsiapa yang tidak penyayang, maka ia tidak akan disayang.”

Kisah-kisah tentang bagaimana Baginda Nabi begitu baik dan istimewa memperlakukan anak kecil banyak kita dapat dan terekam dengan rapi pula dalam hadist-hadist shahih. Beliau sangat memahami psikologi anak yang sangat membutuhkan kasih sayang, kelembutan dan keikhlasan hati agar si anak tumbuh menjadi pribadi yang baik.

Dr. Nicole LePera, psikolog holistik dari Philadelphia, AS, mengatakan bahwa kelahiran sampai usia 6 tahun adalah waktu yang paling berdampak dalam kehidupan kita. “Gelombang otak kita berada dalam keadaan theta, mirip dengan hipnosis. Kita menyerap semua yang ada, yaitu bahasa, cara hidup di dunia, cara menjalin ikatan dengan figur orang tua kita,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa di usia tersebut, anak-anak menginternalisasi segala sesuatu yang dialami dan diketahuinya begitu saja tanpa mempertanyakannya ulang. Berpikir kritis belum terbangun pada usia tersebut. Sehingga, pada usia tersebut anak juga akan percaya segala pelabelan yang diberikan padanya. Misal, label seperti “si cengeng”, “si keras kepala,” atau pesan-pesan seperti, “kamu anak pintar karena dapat nilai yang bagus”. Anak-anak memaknai semua itu sebagai bagian dari dirinya.

Maka Rasulullah SAW kalau berbicara dengan anak selalu dalam posisi berjongkok, sejajar dengan si anak, memberikan sesuatu (makanan atau lainnya) kemudian mendoakan anak tersebut. Cara Rasulullah SAW menghadapi anak ini patut kita contoh agar anak kita tumbuh dengan baik, terutama jiwanya.

Anak yang seringkali mendapat kekerasan semasa kecil akan terekam di alam bawah sadarnya dan itu menjadi trauma tanpa dia sadari. Rekaman kekerasan semasa kecil itu kemudian dibawa saat dia menjadi dewasa dan itu menjadi semacam model atau cara dia mengasuh anaknya, juga dengan kekerasan. Trauma dimasa lalu yang terbawa hingga dewasa itu disebut dengan Inner Child.

Cara paling hebat untuk membentuk kepribadian anak agar kelak dewasa menjadi baik adalah dengan mendoakan anak tersebut dengan ikhlas sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi. Kekuatan doa orang tua tergantung dari kualitas ibadah dari orang tuanya. Orang yang senantiasa menjaga zikir, ibadah, shalat tentu vibrasi doa yang dipancarkan akan lebih kuat dan menembus alam bawah sadar si anak, sehingga dia ikut merasakan getaran zikir orang tuanya.

Guru pernah memberi nasehat kepada kami, “Bawalah rohani anak dan istri mu di dalam dzikir dan tawajuh agar mereka ikut merasakan getaran Ilahi dan itu akan memperkuat hubungan kau dengan keluarga mu”.

Jika kita masih melakukan kekerasan kepada anak, marah diluar normal, barangkali dalam diri secara tidak sadar masih ada luka bathin (inner child) yang belum sembuh. Kadang luka bathin itu muncul dalam bentuk lain, hilang rasa percaya diri, suka menyalahkan orang lain dan selalu merasa bersalah sepanjang hidup.

Menyembuhkan Inner Child Lewat Suluk

Suluk selama 10 hari di dalam tarekat adalah cara paling efektif untuk menyembuhkan luka bathin di masa lampau karena selama 10 hari kita tidak mengakses info luar dengan demikian kita lebih fokus mengakses ke dalam diri kita, lewat itulah kesembuhan itu terjadi. Berkat dari getaran Ilahi yang disalurkan lewat Guru Mursyid, maka segala bentuk kekecauan dalam diri kita akan terbenahi dengan sendirinya.

Sebuah besi yang kutubnya tidak terarah ketika didekatkan magnet yang kuat akan membuat besi itu menjadi terarah bahkan kemudian bisa menjadi magnet. Besi yang menjadi magnet akan memiliki 2 sifat yaitu menarik yang sejenis dan menolak tidak sejenis. Manusia yang telah menyelesaikan suluknya akan menjadi seperti magnet tadi yaitu Menarik Rahmat dan Menolak Bala dan itu terjadi secara otomatis.

Segala bentuk luka bathin akan sembuh dengan sendirinya seiring rohaninya semakin bertumbuh dan semakin sehat bersama dengan Kalimah Allah yang senantiasa menyertainya. Tidak ada training di di dunia ini yang lebih hebat dari Suluk, tentu suluk yang sesuai dengan standar yang telah di tetapkan Rasulullah SAW.*

2 Comments

  • Muji

    Ananda haturkan maaf ..(secara realistis.seorang murid telah mencurahkan segenap jiwa dan raganya,dan ia masih dlm pengabdianya(tunduk)kpd gurunya lantas guru mengatakan”semua sudah engkau berikan kpd gurumu apa yg jadi balasan untukmu maka itu di jawab oleh ia sendiri”pewaris nabi”ini kesiapan untuk menggantikan tugas kenabian di pundaknya.

Tinggalkan Balasan ke DimpleBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca