Pemikiran

ANDA SUDAH PERNAH MINUM RACUN?

Iman Ar-Razi dalam Tafsirnya mengkisahkan tentang seorang Majusi (penyembah api) yang meminta kepada Khalid bin Walid untuk memperlihatkan sebuah ayat atau tanda supaya dirinya yakin untuk memeluk agama Islam.

Khalid bin Walid lantas berkata:

“Berikan kepadaku racun yang mematikan,”

Kemudian seorang Majusi tadi membawakan racun untuknya. Lantas Khalid bin Walid mengambil dengan tangannya dan memulai dengan membaca basmalah. Lalu ia meminum racun semuanya. Atas izin dari Allah, Khalid bin Walid selamat tak terkena efek dari racun tersebut.

Melihat kejadian ini, orang Majusi tadi berkomentar:

“Ini baru agama yang benar,”

Melihat kejadian tersebut, seorang Majusi tadi lantas masuk Islam dan beriman kepada Allah SWT.

D dalam kisah lain suatu hari, Khalid bin Walid singgah di suatu kampung. Orang-orang memperingatkannya, “Waspadalah terhadap racun, jangan minum suguhan orang-orang asing!” Namun Khalid menjawab, “Berikan racun itu kepadaku!” Kemudian ia mengambil minuman beracun itu, lalu meneguknya sambil membaca basmalah, dan tidak terjadi sesuatu pun yang membahayakannya. (Diriwayatkan oleh Abu Ya’la, Al-Baihaqi, dan Abu Na`im dari Abu Safar)

Dalam riwayat lain diceritakan bahwa pada masa kekhalifahan Abu Bakar, Khalid bin Walid pergi ke suatu kampung. Penduduk kampung itu menyuruh Abdul Masih menyambut Khalid dengan membawa minuman yang mengandung racun ganas. Khalid berkata kepada Abdul Masih, “Berikan minuman itu!” Ketika ia istirahat, Khalid mengambil minuman beracun itu lalu berdoa, “Dengan menyebut nama Allah, Tuhan langit dan bumi. Dengan menyebut nama Allah yang tidak akan mencelakakan hamba-Nya, karena nama-Nya mengandung obat.” Kemudian Khalid meneguk minuman beracun itu. Abdul Masih kembali ke kaumnya, lalu berkata, “Hai kaumku, ia telah minum racun ganas itu, tetapi ia tidak apa-apa.” Akhirnya kaum itu berdamai dengan orang-orang muslim. 

Pernahkah anda membayangkan suatu saat anda di tantang oleh orang kafir untuk meminum racun, apakah keyakinan dan ilmu anda sudah sampai ke tahap Khalid bin Walid atau anda mundur teratur dan mengatakan bahwa Islam tidak menganjurkan ummatnya untuk minum racun?

Khalid bin Walid sudah sampai ke tahap pembuktian (Haqqul Yaqin), sementara orang yang menyaksikan dia meminum dan beriman karena itu disebut sebagai Ainul Yaqin (Keyakinan karena melihat) dan orang yang mendengar dan membaca kisah Khalid bin Walid disebut dengan Ilmu Yaqin. Setelah membaca kisah Khalid bin Walid kemudian anda langsung menantang orang lain untuk yakin dengan Islam dengan cara minum racun sudah pasti itu konyol, anda PASTI mati.

Sama konyolnya orang yang menatang berkelahi dengan harimau hanya dengan bermodal sebuah buku silat harimau, sudah pasti dia diterkam harimau. Untuk menguasai silat harimau, dia harus berguru kepada orang yang ahli dalam silat tersebut, bertahun tahun berlatih sampai dia ketahap (Haqqul Yaqin), bisa membuktikan kehebatan silat harimau dengan menantang harimau.

Jika hanya bermodalkan ilmu agama (syariat), mengganti kata “aku” dengan “ana”, mengganti kata “kamu” dengan “antum”, memperbanyak kata “Subhanallah” dan “Masyaallah” di dalam ucapan anda agar terlihat alim, saya sarankan jangan tantang orang minum racun, karena sudah PASTI anda mati, mati konyol.

Khalid bin Walid berani minum racun karena kontak dia Allah dan Rasul-Nya SANGAT BAIK, kuat dalam Muraqabah-nya sehingga segala sesuatu dilakukan dengan KEPASTIAN bukan tebak tebakan atau sok-sok-an. Sebelum dia meminum racun tersebut terlebih dahulu dia mintak izin kepada Rasulullah SAW secara rohani, ketika izin itu turun barulah dia berani melakukannya. Khalid bin Walid sudah sampai ketahap, “Disertai oleh Allah dimanapun dia berada”.

Dalam kehidupan kita sebagai seorang muslim seharusnya kita mencontoh sahabat Nabi dimana mereka setiap saat senantiasa terhubungan rohaninya dengan Rasulullah SAW, terhubung pula dengan Allah SWT. Mereka senantiasa “Berjamaah” berimam-imam dengan Nabi dalam setiap gerak geriknya. Ilmu meminta konfirmasi kepada Rasulullah SAW dalam setiap tindakan tersebut sayangnya cuma ada di Tarekat. Ketika Tarekat ditinggalkan maka yang terjadi adalah anda hanya beribadah secara zahir, tidak ada kontak dan hubungan sedikitpun dengan Allah SWT.

Karena Islam itu berlapis, kalau anda sudah puas dengan ilmu tentang Islam yang anda ketahui kemudian tidak mau lagi mencari tentang Kebenaran Islam yang hakiki, pertanyaannya sederhana, Apakah Anda Sudah Sampai Ketahap Minum Racun?

13 Comments

  • Fikry dzikry

    Apakah bagi pengikut thareqat “berjama’ah” nya dgn mursyidnya???, Kapan dia bisa “berjama’ah” dgn Nabinya,,???

    • SufiMuda

      Secara otomatis berjamaah dgn Nabi, asal Mursyid nya benar2 bersambung wasilah nya ke Nabi.
      Tujuan bertarekat adalah senantiasa bersama Allah dalam setiap saat dari dunia sampai akhirat
      Itulah sebabnya harus ada pembimbing (Mursyid) agar bisa selamat sampai kehadiratNya

      • Fikry dzikry

        Berarti berthariqath itu sesungguhnya satu2 nya (bukan salah satu) cara memudahkan kita tuk sampai kehadiratNya,,, dgn catatan Mursyidnya tersambung wasilahnya ke Nabi SAW,,,
        Gitu ya Bang,,,🤗

      • Arief parenrengi

        Sholawat dan salam kepada baginda rasul mohamad saw, semoga syafaat dan karomah dari orang yg di kasihinya selalu tercurah buat abangda ahmad sufi muda dan insya allah selalu dalam bimbingannya.. allahuma amiin yaa robbana

  • Dhori

    Assalamu’alaikum.
    Mohon maaf ijin menjawab, kebanyakan dari kami sangat belum puas dengan ilmu tentang Islam yang kami ketahui. Mana mungkin kami bisa sampai ketahap minum racun jika tidak ada/ belum ada yang berkenan untuk mengajari. Lalu pertanyaannya, apakah orang-orang yang sudah lebih dahulu sampai ketahap minum racun berkenan dengan sukarela dan membuka diri untuk mengajarkannya kembali kepada kami yang masih awam ?
    Mohon pencerahannya..

  • Pangkalan Oles

    Ada kejadian nyata di kampung saya yang kurang lebih ceritanya seperti di atas,Singkat ceritanya begini :
    Ada seorang Ustad yang sedang berjalan menuju ke Masjid untuk sholat Azhar,ditengah perjalanan Ustad tersebut melihat ada salah satu preman kampung duduk sendirian,karena niat ingin mengajak premannya sholat bersama-sama di Masjid,akhirnya Pak ustadnya pun mendekat kearah preman yang lagi duduk merokok
    Ustad : “Assalamualaikum,Mas ayo kita pergi sholat berjama’ah di Masjid”
    Preman : “Wa’Alaikumussalam,Maaf Ustad saya mau nanya,apakah setelah kita rajin sholat Allah akan mengabulkan apapun yang kita minta?”
    Ustad : “Insya Allah apapun yang kita minta akan dikabulkan”
    Preman : “Oow begitu, Ustad bagaimana kalau betis kaki Ustad di ikat dan disatukan dengan betis kaki saya,setelah itu panggil orang lain untuk memotong dua betis yang telah terikat satu menggunakan Chainsaw,tapi sebelumnya kita berdoa dulu kepada Allah meminta keselamatan,dan barang siapa yang doanya dikabulkan maka kakinya tidak akan putus dan barang siapa doanya tidak dikabulkan maka kakinya akan putus”
    Ustadnya pun diam dan berbalik arah kembali menuju ke Masjid tanpa mengucapkan pamit dan salam.
    Apakah preman tersebut juga pada tingkatan haqqul yakin?

  • Arief parenrengi

    Sholawat dan salam kepada baginda rasul mohamad saw, semoga syafaat dan karomah dari orang yg di kasihinya selalu tercurah buat abangda ahmad sufi muda dan insya allah selalu dalam bimbingannya.. allahuma amiin yaa robbana

  • Arief parenrengi

    Sholawat dan salam kepada baginda rasul mohamad saw, semoga syafaat dan karomah dari orang yg di kasihinya selalu tercurah buat abangda ahmad sufi muda dan insya allah selalu dalam bimbingannya.. allahuma amiin yaa robbana

Tinggalkan Balasan ke jonnihasibuanBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca