Tasauf

KEAJAIBAN AL QUR’AN

Sudah begitu banyak kupasan mengenai keajaiban dan keunikan al Qur’an dari sisi zahiriyahnya; susunan ayat-ayat yang begitu sempurna dan tidak bisa ditiru oleh siapapun, alunannya yang menggetarkan jiwa tidak terkecuali isinya yang sangat luar biasa memberikan tuntunan kepada ummat manusia khususnya ummat Islam diseluruh dunia. Pada kesempatan ini saya ingin membahas kejaiban al Qur’an dari segi bathin, hal terpenting untuk dikehahui oleh seluruh umat Islam agar memperoleh kemenangan dunia akhirat. Keajaiban al Qur’an dari segi bathin ini tentu saja hanya bisa di kupas dengan ilmu tasawuf yang di praktekkan lewat tarekatullah, atau metodologi yang tepat warisan dari Nabi Muhammad SAW.

Seluruh isi al Qur’an bersifat absolut atau mutlak artinya apapun yang dikabarkan di dalam al Qur’an akan tetap bisa dibuktikan dan di praktekkan sepanjang masa. Satu contoh, Kisah Nabi Isa as menghidupkan orang mati, menyembuhkan berbagai penyakit berat itu bukan hanya sekedar kisah untuk diambil hikmahnya akan tetapi sebuah tantangan bagi segenap manusia yang meyakini al Qur’an untuk bisa mengulangi lagi di masa yang akan datang. Penyakit yang muncul di zaman Nabi Isa as tentu saja tidak separah penyakit yang muncur di zaman modern ini, lalu apakah kita bisa menggunakan al Qur’an untuk menyembuhkan segala penyakit itu? AIDS, Leukimia, jantung koroner dan penyakit-penyakit parah lainnya?

Mengikuti cara berfikir masyarakat ilmiah di zaman ini, segala sesuatu harus bisa dibuktikan dan harus bisa diulangi lagi. Kalau seorang membaca al Qur’an kemudian sembuh panyakit tertentu kemudian dia tidak bisa mengulangi hal sama untuk menyembuhkan penyakit lain atau penyakit sejenis pada orang berbeda, itu namanya kebetulan.

Disebut sebagai ilmu pasti apabila metode yang digunakan bisa menyembuhkan penyakit kemudian bisa diulangi lagi bahkan dalam jumlah berapapun. Saya sangat kagum dengan tarekat karena sejak awal saya menekuni, melihat sendiri bagaimana AIDS dan berbagai penyakit berbahaya yang tidak bisa disembuhkan oleh dokter bisa sembuh sempurna dalam waktu sekejab. Guru saya menyembuhkan penyakit itu dengan menggunakan metode Teknologi Al Qur’an dimana Kalimah Allah disalur kepada orang sakit, dengan itu segala jenis penyakit sembuh. Guru saya mengatakan, “Sinar zahir yang digunakan oleh dokter pun bisa menyembuhkan beberapa penyakit, kenapa cahaya Allah tidak mampu? Selama ini orang tidak tahu cara menggunakannya”. Saya diajarkan oleh Guru teknik yang sama dan bisa membuktikan berbagai penyakit dan teknik ini juga bisa diajarkan kepada siapapun, minimal untuk menyembuhkan dirinya sendiri.

Dua hari lalu saya menyelesaikan membaca sebuah buku “The Biology of Belief” karya Bruce Lipton, disana saya dapat informasi banyak tentang kenapa orang bisa sembuh berbagai penyakit tanpa bantuan dokter, termasuk penyakit kanker. Ternyata Kecepatan sinyal energy elektromagnetik adalah sekitar 186.000 mil/detik, tentu kecepatan Kalimah Allah yang tersimpan di dalam al Qur’an tidak terhingga, itulah alasan kenapa segala penyakit bisa sembuh dengan sangat cepat. Sedangkan kecepatan obat fisik masuk kedalam tubuh dan menyebar kecepatannya maksimal 1 cm/detik, inilah penyebab penyakit lama sembuh. Paling berbahaya dari penggunaan obat-obat kimia di dalam tubuh adalah merusak tubuh jangka panjang. Obat yang digunakan untuk menurunkan kolesterol misalnya menyebar keseluruh tubuh termasuk kedalam otak, di lain waktu akan muncul penyakit lain yang lebih parah.

Coba kita simak jaminan Allah tentang kehebatan al Qur’an di dalam surat Ar Ra’ad 31, “Dan sesungguhnya andaikata ada suatu bacaan (Kitab Suci) yang dapat membuat gunung-gunung berjalan / berguncang dahsyat atau bumi dipotong-potong / dibelah-belah atau orang mati ajak bicara (hidup kembali niscaya kitab suci itu adalah Al Qur’an. Dan mereka pun tidak juga beriman dan juga tidak berfikir untuk merisetnya, walaupun Tuhan mengatakan kedahsyatan Al Qur’an itu secara bertubi-tubi)”.

Pernah kita meriset dan membuktikan apa yang disebut di dalam al Qur’an tersebut? Memindahkan bukit dan menghidupkan orang mati? Bukankah para Nabi dan juga para wali sesudah Nabi Muhammad SAW kesemuanya telah membuktikan kehebatan dari Al Qur’an. Kisah menghidupkan orang mati bukan hanya dilakukan oleh Nabi Isa as saja, tapi juga oleh banyak ulama sejak zaman dulu sampai sekarang, termasuk Syekh Bahauddin Naqsyabandi. Jangan ceritakan kisah ini kepada wahabi, nanti anda akan dituduh pembohong atau dituduh anda sebagai pelaku syirik karena memang mereka tidak akan pernah bisa membuktikan kehebatan al Qur’an. Kenapa tidak bisa? Karena tidak menggunakan cara yang sama seperti yang digunakan Nabi Isa, Nabi Ibrahim, Nabi Muhammad dan juga para Wali.

Rahasia melaksanakan semua itu ada di dalam surat Jin ayat 16, “Dan bahwasanya jika mereka tetap di atas THARIQAT yang benar, (jalan, medodologi yang benar), Kami akan limpahkan pada mereka, (karunia sebanyak) hujan lebat (dari langit”. Cara mengeluarkan energi yang Maha Dahsyat di dalam al Qur’an itu harus menggunakan metodologi yang tepat. Metodologi dalam bahasa Arab disebut Thariqat, Kunci segalanya ada di dalam Thariqat.

Ketika tidak menggunakan THARIQAT atau medodologi yang diajarkan oleh Nabi, maka yang dilakukan oleh sekelompok orang hanya bisa sampai ke tahap Rukyah saja, membaca ayat-ayat untuk mengusir setan, walaupun setan itu tidak pernah terusir malah bertambah. Orang yang telah mengamalkan zikir tidak pernah sibuk dengan rukyah karena setan sudah pasti tidak akan pernah muncul walau sedetik, bagaimana mungkin setan berani dengan Kalimah Allah? Kalau setan setelah dibaca ayat masih sempat ngomong (orang kemasukan bicara) berarti kalimah Allah yang dibacakan tidak asli. Lho koq tidak asli? Kan yang dibaca ayat-ayat Al Qur’an? Yang dibaca memang firman Allah tapi yang bacanya masih bersetan, bagaimana mungkin bisa kalimah Allah berhampiran kepada hati yang bersetan?

Ketika tidak menggunakan metode yang benar (thareqat) juga segala apa yang dikisahkan al Qur’an, disebut oleh Nabi menjadi sebuah khayalan semata. Akhirnya setan pun menari-nari dihati penuh kesombongan, menolak tarekat dan lebih mempercayai cara beragama menurut pribadinya, menurut ceramah-ceramah, menurut kata si A, kata ustad B dan sampai meninggal dunia tidak pernah bisa membuktikan satu ayatpun. Jangankan satu ayat, satu Kalimat dari al Qur’an pun tidak pernah bisa dibuktikan. Ketika dibaca A’uzubillah, bukan setan yang lari tapi dia bertambah takut. Kalau Kalimah Allah tidak bisa dibuktikan keampuhan di dunia ini lalu bagaimana kita bisa yakin bisa dibuktikan dan dipakai di akhirat kelak? Logikanya, kalau di kolam renang tidak bisa berenang maka sudah pasti dilautan akan tenggelam.

Mudah-mudahan tulisan ini bisa menjadi renungan untuk seluruh ummat manusia…

7 Comments

Tinggalkan Balasan ke SaeBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca