Tasauf

TOBAT

Tobat merupakan tangga pertama yang harus dilewati oleh setiap penempuh jalan kepada-Nya karena tidak mungkin Allah SWT Yang Maha Suci bisa didekati oleh hati kotor bergelimang dosa. Setiap orang yang berjalan kepada-Nya (Tareqatullah) wajib bertobat secara zahir bathin dimulai dengan melaksanakan shalat tobat dua rakaat.

Imam al Ghazali di dalam Ihya Ulumuddin menjelaskan bahwa tobat itu memiliki 3 tahapan yaitu : ilmu, hal (kondisi) dan perbuatan. Yang dimaksud ilmu disini adalah menyadari bahayanya dosa dan keberadaannya yang menjadi penghalang antara hamba dengan yang dicintainya (Tuhan). Jika sudah ada kesadaran, maka timbul kondisi di hati berupa rasa takut kehilangan sesuatu yang dicintainya. Itulah yang dinamakan penyesalan. Ketika penyesalan itu sudah menguasai hatinya, maka muncullah tekad ingin bertobat dan meninggalkan perbuatan dosa yang terdahulu.

Jadi tobat adalah meninggalkan perbuatan dosa ketika menyadari dan bertekad untuk tidak mengulangi serta meninggalkan segala hal yang telah berlalu. Nabi SAW bersabda, “Penyesalan adalah tobat” (H.R Ibnu Majah) karena penyesalan itu muncul setelah adanya kesadaran sebagaimana yang telah kami sebutkan.

Hukum bertobat adalah wajib bagi semua orang beriman sebagaimana firman Allah SWT, “Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung” (Q.S An-Nur, 31). Dalam ayat lain dikatakan, “Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu.” (Q.S. At-Tahrim, 8). Begitu pula dengan ayat, “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat.” (Q.S. Al-Baqarah, 222).

Sedangkan Nabi SAW bersabda, “Orang yang bertobat adalah kekasih Allah. Dan orang yang bertobat dari dosa itu seperti orang yang tidak punya dosa” (H.R Ibnu Majah).

Dari Abu Hamzah Anas bin Malik Al Anshori, pembatu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau berkata bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Sesungguhnya Allah itu begitu bergembira dengan taubat hamba-Nya melebihi kegembiraan seseorang di antara kalian yang menemukan kembali untanya yang telah hilang di suatu tanah yang luas.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam riwayat Muslim disebutkan,

Sesungguhnya Allah sangat gembira dengan taubat hamba-Nya ketika ia bertaubat pada-Nya melebihi kegembiraan seseorang di antara kalian yang berada di atas kendaraannya dan berada di suatu tanah yang luas (padang pasir), kemudian hewan yang ditungganginya lari meninggalkannya. Padahal di hewan tunggangannya itu ada perbekalan makan dan minumnya. Sehingga ia pun menjadi putus asa. Kemudian ia mendatangi sebuah pohon dan tidur berbaring di bawah naungannya dalam keadaan hati yang telah berputus asa. Tiba-tiba ketika ia dalam keadaan seperti itu, kendaraannya tampak berdiri di sisinya, lalu ia mengambil ikatnya. Karena sangat gembiranya, maka ia berkata, ‘Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan aku adalah Rabb-Mu.’ Ia telah salah mengucapkan karena sangat gembiranya.” (HR. Muslim).

Tobat yang kita uraikan di atas adalah tobat secara umum yaitu meninggalkan perbuatan-perbuatan dosa yang telah ditetapkan di dalam hukum agama. Saya tidak uraikan jenis perbuatan apa saja yang digolongkan sebagai dosa dan tidak uraikan tobat ini. Kita akan fokus kepada tingkatan tobat menurut pandangan sufi yaitu tobat dari lalai mengingat Allah.

Bersambung

3 Comments

  • sayyid

    Assalamualaikum wr.wb,
    surat Qaf ayat 16.
    وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ ۖوَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ
    Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya,
    kami itu siapa?
    bukankah kamu yaitu seluruh angota(organ2 tubuhmu) adalah bahagian dari keberadaan Allah S.W.T?
    bukankah hawa nafsumu yg menyebabkan hatimu kotor?
    perbuatan sebagian besar manusia saat ini lebih kotor daripada firaun,
    firaun secara langsung mengatakan dirinya tuhan dihadapan nabi musa a.s oleh sebab itu dia dibenam dilaut tetapi manusia saat ini menganggap dirinya tuhan secara tidak langsung sehingga menganggap dirinya berkuasa di muka bumi ini sehingga melakukan semaunya.
    surat yasin ayat 62.
    Sesungguhnya syeitan itu telah menyesatkan sebagian besar di antara kamu. Maka apakah kamu tidak memikirkan?
    kebanyakan manusia mengikuti hawa nafsunya dan tidak mengikuti Allah.
    syeitan itu adalah hawa nafsumu sendiri hai manusia sadarlah dan tobatlah!
    Benarlah firman Allah yg berbunyi:
    surat Hud ayat 119.
    kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan: sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.
    wassalamualaikum wr.wb,
    ustadz sayyid habib yahya

  • Wira Guna

    Pendapat nalar manusia tentang Keyakinannya perlu kita hargai, tapi banyak terjebak kepada egonya dalam keyakinannya sehingga kemandekan iman yang didapat. Padahal untuk meningkatkan keyakinan bisa didapat dari mana saja atas petunjuk Allah…Bisa dari mengenal dirinya yang disambungkan dengan ayat2 Alquran sampai ke hadist2 yang sahih…Yang mengasikkan belajar menyelam kedalam diri sampai menjumpai dan menyatu dengan CAHAYA ILLAHI…sehingga untuk belajar dan membaca tafsir dan tanda2/karya2 Allah selalu tersambung…siapa lagi yang menyalakan Cahaya didalam diri kalau tidak KEKUASAAN ALLAH itu sendiri….masih tidak percaya? ..iman kita yang bisa menjawab…wassalam

Tinggalkan Balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca