Tasauf

Setelah Shalat Subuh (12)


Kemampuan manusia jika hanya sampai ke tingkat “baca” maka persoalan dikaji ya memang seputaran persoalan “membaca” bahkan tanda baca pun dijadikan bahan perdebatan. Mereka sibuk dengan apapun berhubungan dengan bahan bacaan bahkan tulisan. Orang yang memperdebatkan kata “Insya Allah” harus ditulis “Insha Allah” atau kata “Amin” dengan satu huruf “A” dan satu huruf “I” artinya jadi melenceng, itu memang kerja kelompok ahli baca. Kenapa demikian? Karena memang hanya itu yang mereka paham.

Membaca dalam makna harfiah, memperhatikan huruf perhuruf pembentuk kalimat sangat diperlukan agar kita bisa memperoleh ilmu. Tapi tujuan dari membaca bukan sekedar melafazh kan huruf dan kelimat, tapi bisa menyerap makna yang terkandung dalam tulisan. Kemampuan lebih lanjut adalah memahami hal “tersirat” dari yang “tersurat” di dalam kitab suci baru kemudian kita gali hal “tersembunyi” di balik bunyi bacaan tersebut.

Allah SWT menurutkan ayat berhubungan dengan perintah membaca, “Iqra’”, tapi perintah membaca itu bukan sekedar membaca seperti kita pahami secara umum. Nabi Muhammad SAW orang tidak pandai membaca dan menulis, kalau memang perintah Iqra’ itu bermakna sekedar membaca berarti Nabi tidak melaksanakan perintah Allah SWT yang utama yaitu membaca, karena Beliau tidak pandai membaca. Tidak mungkin seorang utusan Allah SWT mengabaikan perintah Allah SWT, apalagi perintah Allah SWT yang pertama kali turun.

Maka Iqra’ dalam ayat pertama turun tersebut tidak bermakna membaca apalagi mengeja seperti yang dipahami secara umum. “Bacalah dengan nama Tuhan mu..”, disitu tidak secara spesifik disebut nama Tuhan. Maka rahasia ini diwarisi secara turun menurun dari Rasulullah SAW kepada sahabat dan ulama pewaris Nabi berupa dzikir yang menyebut nama Tuhan yaitu Allah…Allah…Allah dalam jumlah hitungan tertentu. Iqra’ yang dimaksud dalam ayat itu adalah perintah untuk mengingat Allah SWT dan tentu saja mengingat pada tingkatan awal paling mudah adalah dengan menyebut nama Tuhan yaitu Allah.

Karena alasan Maha Penting dzikir kepada Allah SWT ini maka Nabi SAW melakukannya secara istiqamah di gua hira, jauh sebelum Beliau diangkat menjadi seorang Nabi dan Rasul. Amalan yang beliau kerjakan ini tentu saja diajarkan kepada para sahabat di zaman itu. Dzikir dengan menggunakan metodologi yang disebut dengan zikir “khafi” atau dzikir tidak bersuara ini yang mampu menjolok atau mengambil power dari al-Qur’an sehingga bisa merealisasikan apa-apa yang dibaca dalam al-Qur’an.

Power tak terhingga ini bisa menjauhkan bala dari seseorang, menyembuhkan penyakit-penyakit berat, menghindari dari bala bencana di akhir zaman bahkan kiamat pun bisa tertunda sebagaimana sabda Nabi SAW, “Tiada datang kiamat. Kecuali kalau tidak ada lagi orang yang membaca Allah, Allah”. (HR. Muslim).

Sebagai ummat Islam yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup dunia ini kita harus dengan serius menyelidiki kehebatan dari Kalimah Allah yang disebut oleh Nabi sehingga bisa membentengi kita, minimal diri dan keluarga dari bala bencana. Kita mengetahui bahwa energi bisa bertransformasi dari satu bentuk ke bentu lain. Misalnya energi listrik bisa berubah menjadi cahaya, panas, tenaga penggerak, suara, jarak dekat jauh, radio, televisi, internet, tergandung media apa yang dipakai.

Kehebatan dari Kalimah Allah tentu saja mengandung energi tak terhingga jika menggunakan metodologi yang tepat bisa dimanfaatkan untuk apapun. Air yang dibacakan al-Fatihah oleh Rasulullah SAW bisa menyembuhkan perbagai penyakit begitu juga tongkat Nabi Musa as ketika dilempar mampu memunculkan ular raksasa dengan wujud nyata, Nabi Isa bisa menghidupkan orang mati.

Bacaan Nabi tentu saja bukan sekedar bacaan tapi ucapan yang disertai energi Maha Dahsyat sehingga apapun yang terucap oleh Beliau akan disertai pula oleh kekuatan dahsyat  yang berasal dari Kalimah Allah. Pada tahap hanya bisa membaca, bacaan tetap menjadi sebuah bacaan tanpa bisa menghasilkan energi apa-apa.

Seorang presiden ketika mengeluarkan kata “serang” dan ditujukan kepada negara lain, maka seluruh angkatan ikut mendukung, seluruh bangsa akan mengeluarkan energinya untuk mewujudkan perintah dari seorang presiden. Tapi kata “serang” yang diucapkan oleh orang awam, masyarakat biasa, maka kata tersebut tidak mengandung power apa-apa, hanya sebuah ucapan saja..

19 Comments

  • AR Nusyur

    Bg sufimuda lg eksis bgt nih blkngn ini … Barakallahu laka … Mantap deh.

    Hanya saja artikel yg diposting knp mesti berjudul ‘setelah shalat subuh’ “kini sdh edisi ke-9” pdhl untuk artikel ini saja sebenarnya fokus pada kajian substansi membaca.

    Lgsng sj berikan judul yg ada kaitannya dgn ‘Membaca’. Begitu saja bg sufi Krn aq eksis jg brknjung ke blog nya.

    Afwan … Lanjut… Hidup dunia tasawuf

    • SufiMuda

      Terimakasih atas sarannya.

      Bulan Maret ini kebetulan banyak waktu luang saya, kesempatan untuk menulis di sini untuk menebus kekurangan menulis di tahun 2016.

      Tulisan “setelah shalat Subuh” adalah tulisan yang saya tulis selesai melaksanakan shalat subuh, temanya bermacam-macam. Sebagian besar bertema tentang wasilah.

      Demikian

  • abank

    assalamualaikum abangda
    saya ada pertanyaan lagi untuk abangda.
    maaf bila kurang berkenan,
    apabila dlm suatu tarekat syeh mursyid tidak menemukan penerus sampai dia wafat.
    apakah mungkin ada penerus selanjutnya?
    andaikan ada bagaimana cara membedakan bahwa itu murni penerus atau bukan?
    dan kalo boleh request ama abangda.
    sudilah kiranya abangda menulis cara membedakan tariqah muktabarah dan tidak.
    karena akan memberi kami semua wawasan.
    terutama bagi orang2 yg hendak menekuni tariqah.
    mohon sudilah kiranya abangda menjawab pertanyaan dan request saya yg faqir ilmu ini.
    apabila saya lancang saya aturkan maaf yg sebesar besarnya kepada abangda.
    semoga abangda selalu mendapat rahmat allah dan sehat selalu.
    wassalamualaikum wrmatullahi wbrkth

    • musafir

      sy coba menjawab pertanyaan anda, klu ga berkenan gpp, toh ini pendapat sy pribadi;

      Penerus selanjutnya pastilah ada! karena seorang guru yang mursyid itu maqamnya sudah Kamil Mukamil (Sempurna dan dapat menyempurnakan yang belum sempurna).

      Masalah sang penerus (wadah baru) tidak mau menunjukkan dirinya sebagai penerus sy rasa itu masalah hadab. Jadi tinggal kitanya, mau ikuti apa tidak, jika tidak ga masalah tetap berchanel pada guru yg anda kenal sebelumnya, tenang aja Link nya masih hidup kok karena mereka para guru itu cuma pindah alam, yang mati cuma jazad tapi sang Ruh/Ruh sang Guru masih hidup, kalau yakin ada penerus dan dialah penerusnya ya ikuti saja, tentu sebelumnya harus memepertimbangkan berbagai hal, misalnya track record sang penerus tersebut selama berguru, sedekat apa dia dengan sang guru, kedudukannya, hadapnya, adakah cacat dsb.

      tips dari saya; SULUK lah (bagi yang sudah ikut bagi yang belum ikut ya semoga dipertemukan dengan guru yang mursyid)!!! minta informasi disana, semoga tuhan berkenan menginformasikan, karena ada juga saudara kami di era nenek guru yang ikut penerus (wadah baru) sepeningal beliau, tapi sang istri ga ikutan, sang istri tetap berchanel ke nenek guru, ini yang membuat resah gelisah sang suami, kemudian saudara kami mengadukan hal ini kepada guru (sang penerus) jawabannya cuma “SULUK”.

      disuluk itulah sang suami mendpat jawaban jadi guru kami ga perlu jawab, saat suluk sang suami bermimpi melihat istrinya di gandeng sama nenek guru! barulah dia lega. jadi sang suami berchanel ke Penerus (wadah baru) sementara sang Istri tetap berchanel pada Guru. ga masalah!

      yang bermasalah adalah yang tidak punya chanel/ga punya guru!

      tentang thariqat mu’tabarah jika amalan dalam tarekat itu dapat dipertanggung-jawabkan secara syari’at / tidak bertentangan dengan Alquran dan Sunnah itu Sah!

    • juah

      Biasanya mursyid ditandai dengan 2 ijazah… Satu ijazah dari gurunya satu lagi dari Allah.. Kalo ijazah dari gurunya bisa dipalsukan.. Kalo ijazah dari Allah pasti Asli… Timbul pertanyaan? Ijazah Allah yg berbentuk apa itu.. Bagaimana membedakan nya? Talinya bersambung, kait mengait..

  • AD Wisnu Prasetio

    Assalamualaikum, pak saya pengunjung Sufi Muda sejak 2015,
    saya ingin bertanya semoga bapak berkenan menjawab atau lebih tepatnya memberi saran,

    Apa hal pertama yang harus saya lakukan dalam perbaikan diri terutama dalam hal “membangun diri”, sebab jujur saja saya masih merasa begitu sulit dalam hal-hal kebaikan, bersosialisasi, serih hasud, irihati, suudzon, dan bahkan selalu merasa diri ini terendahkan entah karena apa, ber evek saya jadi sering ngelamun, tidak bisa fokus, dan kadang “Buntu”, otak ngeblank dan lupa semuanya yang baru saja dikerjakan. mohon bapak berkenan menasehati saya,. mungkin jika memang Allah takdirkan. eh siapa tau dengan Nasehat Pak Sufi Muda, bisa menggerakan hati saya. “siapa tahu jodoh”.

    ini alamat FB saya pak AD Wisnu Prasetio
    dan ini E-mail saya. wisnuprasetyo@rocketmail.com

    semoga bapak selalu dalam Rahmat dan BimbingaNya, bersama kebahagiaan untuk membantu MakhlukNya yang lain, Amin..

    Akhir kata Wasalamu’alaikum ….

    • SufiMuda

      Wa’alaikum salam.
      Banyak cara untuk memperbaiki diri. Tapi kalau ingin berubah total dari dalam, lewat tarekat paling ampuh.
      Ketika berdzikir cahaya Allah masuk ke dalam qalbu, ketika qalbu bercahaya maka seluruh badan ikt bercahaya dan perilaku pun berubah total.
      Demikian, kalau ada pertanyaan bersifat pribadi bisa ke email saya sufimuda@gmail.com

          • wisnu prasetyo

            oh Alhamdulillah, itu kabar gembira buat saya pak.
            namun satu kendala lagi adalah saya tidak tahu kemana harus mencari.
            saya dalam keadaan bekerja di sebuah tempat Service komputer.
            mulai jam 8 pagi sampai jam 12 malam.

            sebenarnya tentang pencarian saya sudah mulai sejak 2014, saat pertama kali membaca postingan-postingan di Sufi Muda.net
            namu, mungkin masih belum waktunya sampai kini belum ketemu.

            bahkan kadang saya bingung, sebenarnya di pencarian ini saya sudah bergerak apa belum, sampai-sampai sudah beberapa tahun belum ketemu.
            mohon do’anya pak, dan arahanya jika berkenan 🙂

              • AD Wisnu Prasetio

                aamin ya rab amin,,,
                sugguh pak itu do’a yang selalu saya ucapkan setiap selesai sholat dengan versi yang berbeda..

                semoga bapak selalu dalam keadaan baik ruhani jam danmaninya, dan semoga bapak selalu tersambung setiap saat dengan Allah yang pemurah dan Rosulnya yang amat lembut sifatnya..,
                dan semoga Allah pertemukan Bapak dengan saya suatu hari nanti dalam keadaan yang luarbiasa agar saya bisa belajar lebih dalam,.

                Amin

  • abank

    @musafir
    trima kasih abang musafir
    jawaban anda cukup memberikan penerangan pada saya.karena hal seperti ini sebenarnya bisa menjadi perpecahan dlm suatu tarekat apabila para murid masih blm faham tentang sah ato tdk sahnya.
    krn yg mengetahui akan kemurnian sang penerus tentu adalah orang yg se level.bagi para pemula tentu cm ada dua pilihan.antara ikut ato tidak.
    mungkin anda juga tahu bhw salah satu aliran di indonesia sudah ada yg mengalami hal ini.
    tp entah mengapa saya selalu ingin menanyakan sesuatu yg mengganjal di hati ini hanya kepada blog SUFI MUDA.
    kenapa saya selalu menjadikan abang sufimuda sbg tempat bertanya juga saya tidak tahu…
    karena gratis kali ya…..???
    buat abang musafir dan semua pengunjung blog salam dr saya.semoga rahmat allah bersama kita semua.
    buat abangda SUFIMUDA terima kasih karna sudah memberi wadah bagi kami para pengunjung untuk berdiskusi.
    semoga anda selalu berkarya.selalu menulis dan sehat selalu
    wassalam
    allahumma salli alaa muhammad.

  • Al haq

    Dng cara tareqatlah menuntun kita sampai mengenal diri mengenal tuhan.praktek ditareqat.praktek nyata nya disuluk….bgi yg baca segera cari guru mursyid yg silsilah yg nyambung.cari yg tareqah yg sakti.yg langsung ke zat tuhan.bukan karomah…qaram dalam zat allah n nur allah. Gak perlu tau cara bikin kopi bagaimna rasa nya..langsung mencicipi baru tau rasa nya..jng bnyak tiori..langsung implementasi alquran dalam diri. Percuma ibadah 350 taon kalo hati tidak kekal dng allah.sama saja bohong….walaupun dia ustat atau siapa pun

Tinggalkan Balasan ke AD Wisnu PrasetioBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca