Nasehat,  Tasauf

Pentingnya Sahabat

sabahatPengalaman pertama yang saya rasakan ketika menekuni tarekat adalah suasana sejuk, damai dan penuh keakraban. Sebelumnya saya sering berkumpul diberbagai komunitas baik organisasi formal maupun tidak, namun keakraban terhadap saudara satu Guru yang saya rasakan melebihi kedekatan dengan saudara kandung. Persahabatan dalam tarekat benar-benar menghilangkan sekat kesukuan, status ekonomi dan latar belakang keluarga sehingga antara satu sama lain melihat saudaranya dalam pandangan yang sama, pandangan penuh kasih sayang, dan hal ini belum pernah saya dapatkan dalam komunitas manapun.

Suasana akrab dan saling percaya ini menjadi tanda Tanya besar dalam hati, kenapa hanya kenal dalam hitungan hari tapi seolah olah sudah kenal seumur hidup. Saya pelan-pelan dapat penjelasan bahwa hakikat mukmin itu adalah satu, isinya sama yaitu Kalimah Allah, inilah ikatan sangat kuat menyatukan hati dengan hati, jiwa dengan jiwa. Keakraban ini mengingatkan saya akan kisah-kisah di zaman Rasulullah SAW dimana seorang sahabat lebih mencintai saudaranya dibanding dirinya sendiri, mengikuti nasehat Rasulullah SAW. Persahabatan Anshar dan Muhajirin akan tercatat sepanjang sejarah sampai akhir zaman kelak.

Rasulullah SAW menyebut orang-orang yang selalu bersama dan mendukung dakwah Beliau sebagai SAHABAT, sebuah status yang memilliki makna sangat dalam. Sebutan Sahabat ini juga menandakan rendah hati Nabi, memperlakukan orang-orang dibawah Beliau dengan setara. Hubungan persahabatan antara Nabi SAW dengan pengikut Beliau tersebut yang mengantarkan dakwah Islam sukses dengan gemilang, mencapai keseluruh penjuru dunia.

Hubungan persahabatan antara Nabi dengan orang orang yang hidup sezaman Beliau kemudian diteruskan oleh para sahabat, para Tabi’in dan seterusnya oleh para ulama pewaris Nabi, Auliya Allah para Guru Mursyid sehingga suasana di zaman Nabi akan tetap terasa sampai akhir zaman. Inilah jawaban kenapa hubungan satu Guru itu sangat akrab, melebihi keakraban dengan saudara kandung, karena hati kita telah di ikat dengan ikatan kuat, ikatan cahaya Allah dan cahaya Rasulullah SAW.

Tentang keutamaan membinaan hubungan persahabatan, kami mengutip Nasehat Rasulullah SAW dalam berbagai hadist yang kami ambil dari Ihya Ulumuddin karya Imam al–Ghazali:

Orang yang paling dekat kedudukannya denganku adalah yang paling baik akhlaknya dan lembut perangainya. Mereka adalah orang yang saling mengasihi dan dikasihi” (HR. al-Hindi)

Orang mukmin itu saling mengasihi dan dikasihi. Tidak ada kebaikan bagi siapa saja yang tidak mengasihi dan dikasihi” (HR. Ahmad)

Barangsiapa yang diinginkan Allah SWT mendapat kebaikan, maka dia akan dikarunia sahabat yang shaleh, dimana disaat ia lupa sahabat akan mengingatkannya dan saat ia ingat sahabatnya akan menolongnya” (HR. Abu Daud).

Barangsiapa yang merajut tali persaudaraan karena Allah, maka Dia akan mengangkatnya satu derajat di surga, dimana derajat tersebut tidak bisa dicapai oleh amalannya yang lain” (HR Ibnu Abu Dunya).

Sesungguhnya arwah dua orang Mukmin akan bertemu dalam perjalanan sehari, (namun) diantara mereka tidak melihat satu sama lain sama sekali”. (HR Ahmad).

Sahabat akan menjadi teman seperjalanan kita dalam menempuh jalan menuju kehadirat Allah SWT dalam suasana suka dan duka dan menjadi penyemangat kita dalam segala kondisi. Jagalah hubungan persahabatan sebagai sebuah anugerah dari Allah SWT yang apabila amanah tersebut kita khianati maka Allah pun akan Murka.

Menutup tulisan ini, kami kutip nasehat dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib KW tentang sahabat, “Sesungguhnya yang benar-benar menjadi saudaramu adalah orang yang selalu bersamamu dan mengorbankan dirinya demi dirimu. Saat kamu tertimpa musibah, ia datang dan mengorbankan dirinya untuk menolongmu

sMoga bermanfaat….

5 Comments

Tinggalkan Balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca