Nasehat

Saya Tidak Tahu

12-Imam SyafiiDi hari Jum’at penuh berkah ini, sejak subuh tadi banyak hal terlintas dalam pikiran untuk saya tuangkan dalam tulisan terutama tentang hakikat anjing, makhluk haram tapi hanya dengan memberi dia air minum menyebabkan seorang PSK masuk surga. Anjing juga yang termasuk salah satu binatang penghuni surga, anjingnya ashabul kahfi. Tentang hakikat anjing penyebab seorang PSK surga, termasuk apakah yang menemani 7 pemuda yang tertidur 300 tahun tersebut benar-benar anjing seperti yang kita lihat atau hanya sebuah kiasan semata.

Tentang anjing insya Allah akan saya bahas khusus di tulisan lain, pagi ini saya akan bahas tentang tradisi di kalangan ulama terdahulu yang terbiasa dengan memberikan jawaban “Saya Tidak Tahu”, tanpa mereka merasa bodoh dengan jawaban seperti itu. Kata “Insya Allah” di atas mengingatkan saya akan broadcast di BBM, katanya kalau tulisan seperti itu maknanya menjadi “menciptakan Allah”. Kadang memang jadi lucu, hal-hal sudah menjadi baku dan menjadi standar penulisan di buku-buku agama, digugat kembali, tujuannya cuma untuk iseng dan mencari sensasi, tujuan lain membuat orang bingung. Ketika saya menulis “Insya Allah” maka saya yakini hanya dengan izin Allah saya memenuhi janji tersebut, jika Allah tidak memberikan “tanda-tanda” maka saya tidak akan menulis sama sekali atau tidak melakukan hal yang sudah saya janjikan.

“Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andai dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya…” (Q.S. Yusuf, 24)

Tanda dari Tuhan ini juga di kiaskan Nabi sebagai “Bunyi Gemerincing Lonceng” sebagai salah satu bentuk wahyu atau seperti kesabaran Saidina Ustman bin Affan dalam menunggu nur yang turun di tangan, baru kemudian dia menulis al-Qur’an. Seluruh tarekat itu benar karena berasal dari Rasulullah SAW namun murni atau tidak sebagai tolok ukurannya adalah apakah masih ada “tanda” dari Tuhan turun kepada para murid atau tidak. Tanda ini juga yang dikiaskan di akhir zaman nanti salah satu tanda kiamat adalah di hilangkan ilmu, cahaya al-Qur’an diangkat oleh Allah, tanpa ini maka seluruh ibadah hanya ritual kosong semata. Tanda dari Allah seperti yang diceritakan dalam al-Qur’an bukan pelajaran syariat, bukan pelajaran membaca bahkan bukan juga konsumsi pengamal tarekat, ini adalah hasil dari mujahadah seorang murid yang Gurunya berkualitas Mursyid Kamil Mukamil yang bisa menyalurkan tanda-tanda dari Allah, sebagaimana yang dialami oleh para sahabat ketika Rasulullah masih hidup, inilah Islam yang hidup dan lestari sepanjang zaman. Tanda dari Allah berupa sinyal yang hanya mampu ditangkap oleh hati yang telah disucikan tersebut sudah pernah saya tulis, bisa dibaca di Muraqabah Sinyal dari Allah.

Dengan tanda dari Allah tersebut membuat kita melakukan apapun sesuai dengan riddha Allah, termasuk dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan berhubungan dengan Agama. Mengikuti akhlak Nabi, Beliau tidaklah berbicara dalam masalah agama melainkan berdasarkan wahyu. Kalau beliau ditanya tentang sesuatu permasalahan yang belum ada wahyu yang menjelaskannya, beliau tidak menjawab sampai datangnya wahyu.

Imam Malik berkata: “Rasulullah SAW  adalah imamnya kaum muslimin dan pemimpinnya umat manusia, jika beliau ditanya tentang sesuatu, maka beliau tidak menjawab sampai datangnya wahyu dari langit. ” (Al-Adab Asy-Syar’iyyah).

Kita harus terbiasa menggunakan kata “Saya Tidak Tahu”, terutama menyangkut persoalan-persoalan agama. Kalau kita salah menjawab apalagi berhubungan dengan amal ibadah, maka dosa orang yang mengikuti ucapan kita akan kita tanggung di akhirat kelak sebagaimana Sabda Nabi : “Siapa yang menyeru kepada petunjuk, maka ia mendapatkan pahala sebagaimana pahala-pahala orang yang mengikutinya, hal itu tidak mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan siapa yang menyeru kepada kesesatan, maka ia mendapatkan dosa sebagaimana dosa-dosa orang yang mengikutinya, hal itu tidak mengurangi dosa mereka sedikitpun. “ (HR. Muslim)

Kalau anda lihat zaman sekarang, kalau orang sudah di disebut ustad, ulama atau kiayi, maka posisi mulia tersebut seolah-olah menjadi orang super yang mengetahui segala hal. Saya sering menonton TV, seorang ustazah memberikan jawaban terhadap pertanyaan pemirsa dengan cepat tanpa berfikir, konyolnya jawaban tersebut banyak salah, baik tentang hukum maupun tentang kesejarahan.

Bisa jadi sikap “Serba Tahu” ini di picu oleh slogan “Kembali ke al-Qur’an dan Sunnah”, semua orang mencari jawaban langsung di al-Qur’an dan hadist terhadap persoalan apapun. Kalau kita lihat ulama-ulama dahulu, mereka sangat hati-hati dalam memberikan jawaban menyangkut persoalan agama.

Imam Malik pernah ditanya 40 pertanyaan oleh orang yang datang jauh dari Afrika Utara. Namun, dari 40 puluh pertanyaan yang dibawa, Imam Malik cuma bisa menjawab 6 pertanyaan. Sedangkan sisanya dijawab, “Tidak tahu. “

Yang bertanya pun kecewa lalu berkata: “Saya datang kepadamu dari tempat ini dan itu (jauh) lalu engkau berkata, ‘Tidak tahu’??

Imam Malik pun berkata: “Ya, naiklah tungganganmu, kembalilah ke kampungmu dan katakanlah kepada orang-orang di sana, ‘Aku bertanya kepada Malik, tapi ia menjawab, ‘Tidak tahu! ‘”

Imam Asy-Sya’by pernah ditanya tentang sesuatu, beliau menjawab: “Saya tidak tahu”. Orang yang bertanya pun berkata, “Apakah engkau tidak malu mengucapkan tidak tahu, padahal engkau seorang ahli fiqih di negeri Irak? ” Asy-Sya’by menjawab: “Untuk apa saya malu? Padahal Malaikat saja tidak malu untuk berkata: ‘Tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang Engkau ajarkan kepada kami.

Suatu hari ada seorang yang bertanya kepada sahabat Nabi, Abdullah bin Umar tentang satu permasalahan. Ibnu Umar menjawab, “Aku tidak mempunyai ilmu tentang hal itu. ” Ketika laki-laki itu pergi, Ibnu ‘Umar berkata : “Sebaik-baik yang dikatakan Ibnu ‘Umar saat ditanya tentang sesuatu yang tidak ia ketahui adalah berkata: ‘Aku tidak mempunyai ilmu tentang hal itu. ” (Riwayat Ad-Darimi).

Akhlak yang ditunjukkan oleh sahabat Nabi dan para ulama dahulu hendaknya menjadi teladan bagi kita semua, belajar untuk tidak malu menjawab “saya tidak tahu” jika kita memang tidak mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut. Sikap ini akan membuat hati kita lebih terjaga dari sifat sombong, sifat yang bisa mencampakkan kita dari sisi-Nya. sMoga tulisan di hari Jum’at penuh berkah ini memberikan manfaat untuk saya pribadi dan untuk sahabat sekalian.

Amin ya Rabbal “Alamin.

14 Comments

  • miyono

    itulah yg seharusnya dilakukan oleh seorang ulama. Aku ingat waktu aku ikut mengaji, seorang kyai ditanya seorang penanya, kyai itu menjawab tidak tahu, kalau mau bersabar, nanti akan dijawab dipertemuan berikutnya. ( dalam hal ini aku berpikir, mungkin kyai itu pun akan bertanya pada kyainya atau membuka kitab-kitab untuk mencari referensi atas jawaban dari pertanyaan itu. )

  • freezkaanita

    setuju dengan kata tidak tahu…sangat indah kata itu manakala kita memang tidak memiliki kapasitas dan kapabililitas untuk pertanyaan tsb
    jujur pada diri sendiri….bahas mengenai anjingnya ashabul kahfi ya ….

  • assamata

    Ini mengingatkan aku pada guruku dahulu waktu masih sma.. Ya banyak ajaran2 tidak jelas sanadnya yang berkembang waktu itu di sekolah dan berusaha mempengaruhi saya

    Dulu aku menanyakan satu perkara dan guru saya menjawab tidak tahu..

    Dalam hati saya mengklaim guru saya bodoh

    Saat sekarang lulus kuliah saya baru sadar bahwa saya lah yang bodoh..
    Terlepas dari itu semua saya bertanya menggunakan nafsu suatu perkara yg tidak penting saya bukan mencari kebenaran
    Namun saya mencari pembenaran.. Mungkin itu pula yang dilihat dari saya oleh guru saya

    Alhamdulillah saya sekarang memperoleh banyak hikmah..

    Sekarang saya tidak banyak mencari hal2 perkara yang sebenarnya belum tentu kebenarannya..

    Sebenarnya islam itu mudah, jauhi laranganNya lakukan perintah Nya dan berbuat baik terhadap semua mahluk ciptaan Nya..

  • akbar

    assalamualaikum.
    bila dihatimu telah terbersit ingin bermursyid,cepatlah bergegas brow!!
    cepat kau kejar rahmatNYA.mursyid mumpuni dan brsilsilah murni akan menuntunmu kpd kbahagiaan hakiki.teruslah menulis bangda qkn mendoakanmu.slm kenal dr akbar

  • Karmila

    Aslm.slm barokah utk anda sklrg.
    Sy ibu Karmila mempunyai pengalaman &keanehan yg TDK bs di jangkau dg akal &sy ingin SKL bertanya ttg hal”yg sy alami tp sy bingung dg siapa krn Dy TDK berani bertanya dg ulama pikih krn mrk g bkl prcy &bkn KPD ulama fikih tujuan sy bertanya.sy berusaha utk searching di google tp ttp TDK ada kepuasan menyangkut di hati jd Please tlng email ke sy ttg pertanyaan”sy ini.trmksh sblm nya.waslm

Tinggalkan Balasan ke imamsubagioBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca