Tasauf

Hanya Wali yang kenal dengan Wali…

tanya1Saya memulai tulisan ini dengan doa, “Yang Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang serta Maha Memberi Petunjuk, tuntun dan bimbilah kami agar mengenal salah seorang kekasih-Mu di muka bumi ini sehingga atas bimbingan kekasih-Mu kami bias mengenal Engkau sebagai mana diri-Mu ingin dikenal, Amin”.

Imam Al-Ghazali ketika ditanya tentang Seorang Pembimbing Rohani, Guru Mursyid yang tidak lain adalah seorang Wali Allah, Beliau berkata, “Menemukan Guru Mursyid itu Lebih mudah menemukan sebatang jarum yang disembunyikan di padang pasir yang gelap gulita”. Bisa kita bayangkan bagaimana sulitnya menemukan sebatang jarum ditengah padang pasir di gelap gulita, dalam kondisi terang pun akan sulit menemukannya. Ungkapan Al-Ghazali yang digelar sebagai “Hujjatul Islam” tidaklah berlebihan, coba kita simak beberapa dalil berikut tentang Wali Allah :

Dalam hadits Qudsi, “Allah berfirman yang artinya: “Para Wali-Ku itu ada dibawah naungan-Ku, tiada yang mengenal mereka dan mendekat kepada seorang wali, kecuali jika Allah memberikan Taufiq HidayahNya”

Abu Yazid al Busthami mengatakan: “Para wali Allah merupakan pengantin-pengantin di bumi-Nya dan takkan dapat melihat para pengantin itu melainkan ahlinya“.

Sahl Ibn ‘Abd Allah at-Tustari ketika ditanya oleh muridnya tentang bagaimana (cara) mengenal Waliyullah, ia menjawab: “Allah tidak akan memperkenalkan mereka kecuali kepada orang-orang yang serupa dengan mereka, atau kepada orang yang bakal mendapat manfaat dari mereka – untuk mengenal dan mendekat kepada-Nya.”

Kita tidak mengetahui dengan pasti siapa Wali Allah atau siapa orang yang mempunyai derajat tinggi menjadi seorang yang dikasih Allah kecuali Allah berkenan member petunjuk-Nya. Untuk memudahkan umat, Rasulullah atas petunjuk langsung dari memberikan beberapa petunjuk ciri-ciri seorang Wali Allah :

Dari Abu Umamah ra, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “berfirman Allah Yang Maha Besar dan Agung: “Diantara para wali-Ku di hadhirat-Ku, yang paling menerbitkan iri-hati ialah si mu’min yang kurang hartanya, yang menemukan nasib hidupnya dalam shalat, yang paling baik ibadat kepada Tuhannya, dan taat kepada-Nya dalam keadaan tersembunyi maupun terang. Ia tak terlihat di antara khalayak, tak tertuding dengan telunjuk. Rezekinya secukupnya, tetapi iapun sabar dengan hal itu. Kemudian Beliau shallallahu alaihi wasallam menjentikkan jarinya, lalu bersabda: ”Kematiannya dipercepat, tangisnya hanya sedikit dan peninggalannya amat kurangnya”. (HR. At Tirmidzi, Ibn Majah, Ibn Hanbal)”.

Kualitas seorang Wali Allah bukan sembarangan, mereka izin Allah karena kedekatan kepada Allah apabila kita memandang Wajah Wali Allah akan membuat kita semakin dekat dengan Allah, pandangan kita kepada mereka akan menyambungkan rohani (Rabithah) kita dengan Allah. Inilah dasar dalil yang digunakan oleh pengamal tarekat untuk selalu berwasilah kepada Guru Mursyid sesuai dengan petunjuk Rasulullah SAW .

Imam Al-Bazzaar meriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, ia mengatakan, seseorang bertanya, ya Rasulullah shallalahu alaihi wasallam, siapa para wali Allah itu? Beliau menjawab, “Orang-orang yang jika mereka dilihat, mengingatkan kepada Allah,” (Tafsir Ibnu Katsir III/83).

Dari Said ra, ia berkata: “Ketika Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ditanya: “Siapa wali-wali Allah?” Maka beliau bersabda: “Wali-wali Allah adalah orang-orang yang jika dilihat dapat mengingatkan kita kepada Allah.”(Hadis riwayat Ibnu Abi Dunya di dalam kitab Auliya’ dan Abu Nu’aim di dalam Al Hilya Jilid I hal 6)

Secara Dzahir, dalam pandangan awam, seorang Wali Allah bisa dilihat dari sifat-sifat yang dimilikinya meskipun orang yang memiliki sifat tersebut belum tentu langsung menjadi seorang Wali Allah :

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra bahwa“Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Ada tiga sifat yang jika dimiliki oleh seorang, maka ia akan menjadi wali Allah, iaitu: pandai mengendalikan perasaannya di saat marah, wara’ dan berbudi luhur kepada orang lain.” (Hadis riwayat Ibnu Abi Dunya di dalam kitab Al Auliya’)“

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Wahai Abu Hurairah, berjalanlah engkau seperti segolongan orang yang tidak takut ketika manusia ketakutan di hari kiamat. Mereka tidak takut siksa api neraka ketika manusia takut. Mereka menempuh perjalanan yang berat sampai mereka menempati tingkatan para nabi. Mereka suka berlapar, berpakaian sederhana dan haus, meskipun mereka mampu. Mereka lakukan semua itu demi untuk mendapatkan redha Allah. Mereka tinggalkan rezeki yang halal karena akan amanahnya. Mereka bersahabat dengan dunia hanya dengan badan mereka, tetapi mereka tidak tertipu oleh dunia. Ibadah mereka menjadikan para malaikat dan para nabi sangat kagum. Sungguh amat beruntung mereka, alangkah senangnya jika aku dapat bertemu dengan mereka.” Kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menangis karena rindu kepada mereka. Dan beliau bersabda: “Jika Allah hendak menyiksa penduduk bumi, kemudian Dia melihat mereka, maka Allah akan menjauhkan siksaNya. Wahai Abu Hurairah, hendaknya engkau menempuh jalan mereka, sebab siapapun yang menyimpang dari penjalanan mereka, maka ia akan mendapati siksa yang berat”. (Hadis riwayat Abu Hu’aim dalam kitab Al Hilya)

Dalil yang terakhir ini mengingatkan saya akan Guru Sufi dalam tulisan Sang Wali Akbar yang tiba-tiba mengubah jadwal penerbangan karena Beliau ada firasat kloter 1 akan mengalami musibah, dan dengan kehadiran Beliau disana maka Allah menjauhkan bala tersebut, “Jika Allah hendak menyiksa penduduk bumi, kemudian Dia melihat mereka, maka Allah akan menjauhkan siksaNya.

Tentu syukur yang mendalam selalu kita panjatkan kehadirat Allah atas karunia-Nya yang Maha Akbar telah berkenan memperkenalkan seorang kekasih-Nya dimuka bumi, sebagai wujud rasa syukur maka cintai lah dia, sayangi lah dia, kasihi lah dia agar Allah juga memperlakukan mu sebagaimana perlakuanmu kepada kekasih-Nya.

Menutup tulisan ini, saya teringat ungkapan Guru Sufi, “Hanya Wali yang kenal dengan Wali”.

Semoga tulisan ini bermanfaat hendaknya, amin ya Rabbal ‘Alamin..

50 Comments

  • dindin

    waduh bang sufi muda makin mustahil aja dong orang kaya saya bisa dipertemukan dengan kekasih ALLAH SWT, minta dengan doa belum tentu didengar karena ga kenal ALLAH SWT,mau belajar ga tau caranya, mau kenal am diri sendiri aj belum kenalan, lawan nafsu kalah terus,dosa dikit tp udah jadi bukit….serba salah..terus mesti gimana?

  • Aris

    Senada dengan sdr. Dindin, saya rasa tidak sedikit orang yang merasakan spt apa yg dirasakan sdr. Dindin. Saya pun demikian, mencari secara zhahir rasanya tak mungkin ( sebab yg tahu wali hanyalah sesama wali), satu – satunya jalan hanyalah kesungguhan memohon kepada Allah, tapi apakah Allah mau mendengar kita ? sementara kita belum punya chanel NYA. Insya Allah, saya tak akan pernah berputus asa untuk terus memohon kepada Allah agar ditunjukan kepada Kekasih NYA. Mohon do’a nya Bang Sufimuda.

    • kesehatan141

      Maaf kenapa mesti pusing mencari wali Allah…Wali Allah itu ya kedua Orang Tuamu, mulia kan dia, sayangi patuhi…ngk pernah engkau mendapat Ridho Allah tanpa ada Ridho Orang Tuamu…Ibu mu ibumu,ibumu, Bapakmu.

          • 115

            lah situ yang ngawur, udah dijelasin panjang lebar, lewat hadist dll, malah nyepelein, situ yang ga paham berkomentar secara islami

        • rizalul raykal

          Asslm…wahai sufi muda ingin sj sy mnanyakn pd kamu soalan yg bgtu peribadi…bgaimana utk sy mnghubungi kamu???from malaysia.

            • dilema taing taing

              Asalamulaikum, sufi muda.
              alhamdulilah saya bersyukur, bisa membaca artikel anda, subhanAllah apa yg saya rasakan/(alami) ketika saya merantau thn 2011 kemarin, subhanaAllah, hidayah nya luar biasa untuk saya, demi Allah saya bertemu langsung dengan wali Allah, (syekh Abdul rahman, buyut SUTAJAYA dari indramayu, dan masih banyak,) terus saya di beri 120 pertanyaan oleh mereka, tentang orang yg su’uzon, orang yg iri, dan masih banyak pertanyaan yg lain nya, ingn saya mencertakan pengalaman saya ini, tapi banyak orang menganggap saya gila/(setres).
              Boleh saya lebih kenal lgi dengan sufi muda, kalau ada fb boleh saya minta alamat fb nya, biar kita saling belajar, terima kasih,

      • kurangsehat141

        Pilih mana WALI / Orang Tua?
        intinya yg harus dipatuhi/dita’ati adalah
        1. Allah
        2. Rosululloh
        3. Orang tua (Ibu terutama) bagi laki2 klu bagi perempuan maka Suami
        4. Amirul mu’minin (pemimpin orang mu’min bukan pemimpin orang muslim jgn salah! dan memang ini yang salah selama ini).
        5. Jumhur Ulama (dalam hal ini sy pribadi memilih Ulama SUNI/ASWAJA).
        itulah urutan yg saya fahami n yakini
        apa yang harus dipatuhi/ta’ati?
        tentu saja petunjuk/pedoman dalam menjalani hidup sesuai Al-Qur’an!
        jika dari no 3 sd no 5 bertentangan / meragukan ya tinggalkan saja.
        ikuti saja apa yang kamu yakini dan fahami! jangan ikut2an!
        gitu saja kok repot! ga usa pakai mencela pendapat orang lain!
        jgn menyalahkan pendapat orang lain, apalagi di iringi dengan celaan, karena mencela orang lain salah juga, sebab Rosululloh melarang mencela apa lagi sesama muslim.
        yg waras ngalah!!!
        klu ketemu yg ga waras ga usah diladeni!
        gampang tho 😀

  • SUKRIS

    “barang siapa menghendaki pertemuan dengan wali Alloh dengan memohon padaNya, Pasti Alloh akan mengabulkannya”

  • mohammad taufiqur Rohman

    subhanalloh….benar2 hidayah..bener2 hidayah bisa ditemukan dengan seorang mursyid yg kamil mukammil.tinggal ketaatan dan taqdim saya aja supaya Alloh ridho.memang berat tp saya beryukur semoga dalam dzikirku ada kebahagianku..Aamiin

  • Abdul Muis Usman

    Di zaman sekarang wali Allah itu lebih suka menyembunyikan dirinya. Menyembunyikan dirinya bukan berarti tidak mau menolong orang lain akan tetapi mereka menyembunyikan dirinya karena takut akan terjadi fitnah yang bisa membahayakan diri dan agamanya. Wali Allah di zaman sekarang sangat sedikit jadi wajar banyak orang mencarinya tetapi tidak menemukannya. Sesungguhnya wali Allah benar-benar diberikan rahmat dan kasih sayang dari Allah sehingga bisa melihat hati manusia yang bersih dan hati yang kotor bahkan ada yang bisa melihat dan bercakap-cakap roh manusia lain. Jadi jangan kita berprasangka buruk pada kekasih Allah. Laa Ilaaha Illallah.

    Teruslah menulis sebab tulisan kakak Sufi Muda itu sangat bermanfaat terutama yang baru belajar kulitnya agama islam termasuk saya.

  • Ruslianto

    Dalam Ensiklopedia Islam : K a s y f (Bagian Pertama)

    Suatu tingkatan tertinggi dalam kajian ilmu tasawuf. Bagi orang yang mengalaminya akan terbuka hijab (dinding atau tabir, pembatas) yang mengantarai rahasia hati nurani dan rahasia Illahi akibat dari rasa dekatnya manusia kepada Allah SWT yang didahului oleh sucinya hati nurani manusia.
    Menurut bahasa, kasyf berarti terbuka atau tidak tertutup. Sedangkan menurut istilah, ialah kehidupan emosi keagamaan. Kasyf merupakan istilah paling luas bagi terbukanya hijab (tabir) rahasia mistik.

    Tingkatan kemanusia ini secara umum dapat dikelompokkan ke dalam tiga tingkatan; (1) Mubadarah, Pada tingkatan ini akal manusia dikendalikan oleh bukti objektif kebendaan (burhan). Oleh karena itu, tingkatan ini dapat mencapai ‘ilm al yakin’ yang masih dalam ruang lingkup pemikiran rasional.
    (2) Mukasyafah, Pada tingkatan ini manusia mampu menerima pengetahuan berdasarkan eksplanasi (pencarian penjelasan, bayan). Orang yang mencapai taraf ini akan dapat mencapai ‘ain al yaqin’ , yakni pandangan kebenaran objektif yang mengacu pada kebenaran yang mungkin.
    (3) Musyahadah, Tingkatan ini adalah pengalaman pribadi manusia (makrifat) yang langsung bisa menyaksikan suatu hal. Pengalaman pribadi ini merujuk pada pengalaman mistik berkat kedekatannya kepada Tuhan, sehingga dapat terbuka baginya pengetahuan ‘haq al yaqin’.

    Yang terakhir ini adalah bayangan langsung Tuhan dan acapkali disebut juga dengan ‘al mu’ayanah’. Untuk memperjelas istilah yang dikembangkan tersebut, dapat dilacak pengalaman-pengalaman mistik seorang sufi terkenal Zunnun Al Misri yang dikutip oleh Asy Sya’rani (seorang sufi) dalam ungkapan : “Siapa yang mengingat Tuhan secara hakiki, niscaya ia akan lupa segala hal lain disisi-Nya, karena semua makhluk mengingat-Nya sebagaimana yang disaksikan oleh orang-orang yang mengalami ‘kasyf’. Aku mengalami keadaan ini dari shalat malam sampai sepertiga malam terakhir, dan aku mendengar suara-suara makhluk lain dalam memuji Tuhan hingga aku merasa takut akan pikiranku sendiri, Aku mendengar ikan-ikan berkata : Segala puji bagi Allah, Raja yang Maha Suci”.

    Oleh karena itu, kasyf merupakan jalan Tuhan untuk membawa hati nurani manusia yang menuju puncak cinta kepada Nya, yang senantiasa berada disisi-Nya, sehingga kebahagiaan akan Nampak kepada mereka setiap memikul kesengsaraan dengan ungkapan mereka : “ Kami menganggap semua azab itu lebih penting daripada tertutup hijab rahasia Engkau, pada saat rahasia keindahan-Mu Engkau tunjukkan ke hati kami, maka kami tidak mampu berpikir tentang dzikir, mengingat diri dalam fana”,…….

    (bersambung,… Insya Allah)

  • Hamidah

    Tiada mengetahui hakikat wali Allah melainkan hamba2 yg dikasih Allah yg diberikan darjat kewalian.Mereka kenal mengenali melalui ilmu anugerah illahi.Dan tiada yg mengetahui kenikmatan hidup mereka melainkan mereka.mereka berkata, setiap saat detik hidup kami penuh dengan pengabdian dan kenikmatan sejati anugerah illahi.Namun demikian kita boleh mengenali mereka sedikit melalui firman Allah swt dlm Al Quran dan hadis nabi. Dlm Al Quran ,satu ciri wali Allah yg paling menakjubkan kita ialah mereka menghabiskan masa malam mereka utk tuhan mereka dgn bersujud dan berdiri(solat) Al Furqan 63_64.Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam.mereka berdoa dgn takut dan harap.Dgn sujud mereka yg byk itulah terbukanya hijab Illahi.Sujud merupakan perbuatan hamba yg paling disukai Allah.Nabi menerima solat dengan menjemputnya naik ke langit.Tidakkah kita terfikir kenapa perbuatan sujud dlm solat 2 kali dlm setiap rakaat berbanding perbuatan lain.Para Sahabat yg dikasih Allah swt adalah hamba2 yg paling byk sujud kepada Allah dengan deraian air mata.maka marilah kita perbayakkan sujud kepada Allah sekurang2nya 100 kali sujud bersamaan 50 rakaat sehari semalam.moga2 Allah mengangkat kita ke maqam yg terpuji.Insya Allah. Wali wali Allah juga boleh dikenali melalui bawah kelopak mata mereka ada goresan2 seperti alur aliran air.Ini disebabkan mereka terlalu byk menangis kerana Allah.Bagi kita kekusyukkkan solat adalah seperti yg khabarkan oleh penceramah2.Tapi bagi mereka kekusyukkan adalah terletak pd tangisan.Lihat para sahabat ,dibawah kelopak mata mereka terlihat goresan seperti alur.Wali Allah berada dlm keadaan seolah olah sujud(tawadduk).Al Furqan 63_64,dgn rendah hati.Mereka berzikir setiap saat detik dgn menyebut nama ALLAH SWT.Mereka byk tidur dlm keadaan bersujud selepas bertahajud seperti malam.Hanya setakat ini saja,insyallah saya akan lanjutkan pd kesempatan lain.

  • sahlanlan

    Assalamualaikum wr wb, bang Sufi Muda, Saya sudah hampir dua tahun mengikuti block ini tapi sampai saat ini belum menemui mursyid mungkin Bang S M mempunyai teman yang sepaham dengan Bang S M saya berada di Lombok – N T B. karna saya tidak mempunyai muryid atau pembing kadang 2 saya sepertinya mnggurui diri sendiri salah satu contoh dalam sebuah ayat dalam Alqu’an Yang artinya kelak dikemudian hari tanganMu,telingmu, matamu, kakimu dan semua bagian tubuhmu yang ada dalam dirimu akan menjadi saksi atas segala perbuatanmu. Nah Bang SM, yang saya ingin tanyakan apakah bisa diartikan oleh kata hati kita bahwa apa yang dilakukan oleh seluruh anggouta tubuh kita langsung disaksikan pada saat ini atau esok dan seterusnya tidak perlu menunggu kelak/hari kemudian , mohon penjelasannya bang SM, Terima kasih.

    Wassalam

    Sahlan

    • Zabidin

      Allah SWT berfirman:
      وَقَا لُوْا لِجُلُوْدِهِمْ لِمَ شَهِدْتُّمْ عَلَيْنَا ۗ قَا لُوْۤا اَنْطَقَنَا اللّٰهُ الَّذِيْۤ اَنْطَقَ كُلَّ شَيْءٍ وَّهُوَ خَلَقَكُمْ اَوَّلَ مَرَّةٍ وَّاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ
      wa qooluu lijuluudihim lima syahittum ‘alainaa, qooluuu anthoqonallohullaziii anthoqo kulla syai`iw wa huwa kholaqokum awwala marrotiw wa ilaihi turja’uun
      “Dan mereka berkata kepada kulit mereka, Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami? (Kulit) mereka menjawab, Yang menjadikan kami dapat berbicara adalah Allah, yang (juga) menjadikan segala sesuatu dapat berbicara, dan Dialah yang menciptakan kamu yang pertama kali dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan.”
      (QS. Fussilat 41: Ayat 21)

  • Ruslianto

    RASA DIRELUNG JIWA

    Abu Yazid mengibaratkan tentang “rasa dan aroma” itu ibarat seorang pemakan bangkai pergi kesebuah pasar, yang menjual wangi-wangian, ketika membaui aroma wangian itu ia langsung jatuh pingsan, orang-orang ramai mengerumuninya dan diantaranya ada yang memercikkan air bunga mawar padanya, lalu mendekatkan misyk (minyak wangi) ke hidungnya, tetapi ia malah menjadi semangkin parah. ………..Akhirnya seseorang datang,(dan) dia sendiri adalah juga seorang pemakan bangkai, ia mendekatkan sampah ke hidung orang itu, maka orang itu segera sadar mendesah penuh kepuasan, “wah- inilah baru benar-benar wangi-wangian” katanya.

    Jadi diakherat nanti manusia tidak lagi mendapat kenikmatan-kenikmatan cabul dunia ini, kebahagian ruhaniah dunia yang sementara dirasakannya itu akan menjadi menciutnya nyali karena timbul dengan sendiri nya rasa bersalah dan semangkin menjelang kebobbroknya.

    Karena, akherat adalah suatu dunia ruh dan merupakan pengejawantahan dari keindahan Allah, Kebahagian (itu) adalah bagi manusia yg telah mengejarnya dan tertarik padanya. Pada semua kezuhudan, ibadah dan kajian kajian tentang ke-ilmuan dari hakekat diri merupakan hal menjadikan rasa ketertarikkan itu sebagai tujuannya dan itu adalah cinta; inilah arti dari ayat Al Qur’an, “Orang yang telah mensucikan jiwanya akan bahagia”.

    Dosa-dosa dan kegelimangan syahwat dan dengan pencapaian rasa yang tertarik seperti ini, oleh karena itu, Al Qur’an menyebutnya; “Dan orang-orang yang mengotori jiwanya akan merugi”.

    Abu Yazid, terus berkata lagi; Orang-orang yang dianugerahi wawasan keruhanian telah benar-benar memahami kebenaran seperti ini, sebagai suatu kenyataan pengalaman, bukan sekadar pepatah tradisional belaka.

    Pemahaman tentang “pencapaian” jiwa bagi mereka amatlah jelas tergambar terhadap kebenaran . seperti seseorang misalnya berucap ; Ini adalah benar-benar Seorang Nabi , ungkapnya dan pandangan seperti (itu) tak dapat dipungkiri. Dan sebagaimana yakinnya ia sedang berhadapan dan bertemu dengan seorang Wali Allah.

    Sebagaimana semisal yakinnya seorang yang telah mempelajari ilmu pengobatan ketika ia mendengarkan suatu penjelasan dan ucapan seorang dokter. Inilah sejenis keyakinan yang tidak membutuhkan dukungan berupa mukjizat-mukjizat seperti mengubah sebatang kayu menjadi seekor ular, atau mungkin masih digoncangkan dengan mukjizat-mukjizat luar biasa sejenisnya yang dilakukan oleh Para Ahli Sihir di zaman Nabi Musa a.s.

    Demikian, saya sadur dari perenungan Abu Yazid Bistami. Tentang rasa direlung jiwa.

    Pada kesimpulannya , jiwa yang diprediksi “tak mengenal” kala diberi kesempatan hidup di dunia ini, dikatakan buta di akherat karena kelalaiannya,……… naïf-nya ia menyadari “buta” namun hendak balik ke dunia tak b isa lagi ? Na udzu billahi min zalik.

    Demikian, Wass- sMoga bermanfaat.

  • ade

    alamat wali Allah silsilah ke 36 tariqat naqsababdiyah yayasan jabalqubis tanjung morawa sumut….www.jabalqubis.org

    • Ery

      Salam tuan saya jama’ah dri kampar
      Murid ayah guru dr syeh haji ramlan bustami diaalhak
      Dari Tariqat naqsyabandi yayasan jabal rahmah pekanbaru

  • Abu Muhammad Ibnu Wakiman

    Seutama utama Wali Allah adalah para Nabi dan Rasul serta para Sahabat, tabiin, Tabiit tabiin,,,adapun setelah generasi itu ..adalah para Ulama yang teguh di jalan Allah maka pasti wali ..imam syafi’i berkata : ulama adalah para wali ..kalau tidak ada ulama maka tidak ada para wali….karena para Ulama Inilah Yang mempelajari dengan ikhlas berharap cuma dengan ridho Illahi ..membuat para umat menjadi mudah dalam mempelajari agama islam dengan kitab karya karya mereka……seperti misal Ibu Katsir, Jallallain, Ibnu Taimiyah, Imam Nawawi, Imam Buchary..dan masih banyak sekali para ulama yang sudah muktabar….lalu bagaimam zaman setelah meeka sampai dengan keinian…..

    Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

    … إِنَّ أَوْلَى النَّاسِ بِي الْمُتَّقُوْنَ ، مَنْ كَانُوْا وَحَيْثُ كَانُوْا …

    Sesungguhnya orang-orang yang paling utama (masuk kategory wali dg tingkat tertentu ) disisiku adalah orang yang bertakwa, siapapun dan dimanapun mereka…Shahih: HR. Ahmad (V/235), Ibnu Hibbân (no. 646 –at-Ta’lîqâtul Hisân dan no. 2504 –Shahîhul

    al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata, ”Maksud wali Allâh adalah orang yang mengenal Allâh, selalu mentaati-Nya dan ikhlas dalam beribadah kepada-Nya.”[Fathul Bâri (XI/342).

    Pintu ini terbuka bagi siapa saja yang ingin menjadi wali Allâh. Dalam ayat lain, Allah k menjelaskan bahwa para wali Allâh itu bertingkat-tingkat. Allâh berfirman, yang artinya, “Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih diantara hamba-hamba Kami, lalu diantara mereka ada yang menzhalimi diri sendiri, ada yang pertengahan dan ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allâh. Yang demikian itu adalah karunia yang besar.” [Fâthir/35:32]

    Tingkatan Para Wali :

    Pertama . Mereka yang melaksanakan hal-hal yang wajib, menjauhi yang haram, namun mereka meninggalkan yang sunat dan terjatuh pada yang makruh.

    Kedua, orang yang berlomba-lomba dalam kebaikan, mereka selalu melaksanakan yang wajib dan yang sunnah, meninggalkan yang haram dan makruh.

    Wali-wali Allâh mereka tidak memiliki ciri-ciri yang khusus. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: ”Para wali Allâh tidak memiliki sesuatu yang membedakan mereka dan manusia umumnya dalam perkara yang mubah. Mereka tidak berbeda dalam hal pakaian, menggundul rambut atau memendekkannya, karena keduanya perkara yang mubah. Sebagaimana dikatakan, betapa banyak orang yang jujur memakai pakaian biasa, dan betapa banyak zindiq yang memakai pakaian bagus.”al-Furqân Baina Auliyâ’ir Rahmân wa Auliyâ’is Syaithân (hlm. 65-66), tahqiq Syaikh Salim al-Hilaly

    Wali Allah Tidak pernah pamer
    Wali Allah Bisa Siapa Saja
    Wali Allah Cirinya Tidak Tampak secara Pisik atau Penampilan
    Wali Allah yg Pasti Adalah Nabi dan Rasul Serta Sahabat, Tabiin , tabiit tabiin…

    wallahu alam bissawab…

  • Fakir

    Mungkin ada doa yang dipanjatkan agar bertemu guru rohani/mursyid? Ataukah dipertemukan dengan sendirinya atas atas ijin Alloh? Atau kita hrs cari sendiri?bagaimana….tolonglah bantulah saya..menemukan guru mursyid. .berikan petunjuk.

    • Imam

      Niat bertemu wali jk benar2 berangkat krn Allah semata akan terlaksana.Ibarat wadah hati ini harus bersih.Belajarlah terus untuk menjaga kejernihan hati.Butuh keikhlasan yg luar biasa untuk menjalaninya.Tatkala hati kita telah jernih,jauh dr keserakahan dunia tanpa dicari wali itu akan datang sendiri menemui kita.Karena cahaya yang bersinar dr hati yg jernih itulah yg mengundang mereka datang.Beningnya hati akan membuat kita mengenal bahwa sosok yg berada di dekat kita adalah wali.Wali itupun akan menuntun kita mengikuti jejaknya tanpa diminta.Atau tanpa sengaja Allah menuntun kita untuk bertemu dg wali.Saat itulah kita bertemu dg guru mursyid yg kita cari.

  • sailendra

    aslmkum. bang nanya, ketika dengan kesadaran, kita melihat kemarahan dalam diri kita, sedang kita yg merasa, melihat kemarahan tidak merasakan kemarahan, kenapa bisa begitu, mohon tuntunannya bang, terimakasih.

  • muhammad syafik

    kalo menurutku sangat mudah untuk bertemu wali allah, dan bahkan diri kita sendiri juga bisa jadi wali allah itu sendiri. kalo gak percaya cek aja sendiri alquran YUNUS : 62-63. semoga bisa membantu, dan bagi yang tau artinya mudah2 gak bocor kepalanya dan hidayah bisa masuk. amin.

  • insan

    Wujud kenyataan kuasa Allah atas kudrah iradah Allah.. la haiyun illallah
    la khadirun ilallah
    la muridhun ilallah
    la alimun ilallah
    la sami’un ilallah
    la basyirun ilallah
    la mutakalimun ilallah

  • Achmad bin Machmud

    Betul, Waliyulloh itu lebih senang tidak memperlihatkan kelebihannya kepada orang lain kecuali kepada orang yang dikehendakinya… HK 123

  • Bayu Aji

    Kalau boleh saya menceritakan :
    Pengalaman saya menemukan seseorang yang saya anggap sudah mengajarkan tentang Sejatinya Islam dan memberikan pengetahuan bagaimana cara untuk bertemu Sang Maha.
    Penampilan terkadang menipu, seorang guru yang penampilannya jauh dari kesan orang yang dekat dengan Dia. Seorang yang bersembunyi di tempat yang terang kalau boleh saya istilahkan. Saya bersyukur karena Allah memberikan kesempatan kepada saya manusia yang hina dan dihina untuk bertemu guru yang mengajarkan Islam yang penuh kedamaian dan kasih sayang.
    Yang selalu dia ingatkan kepada saya yang dianggap teman,
    Bersyukurlah kepadaKu dan Berbuatlah baik kepada sesama hambaKu dan mahkluk ciptaanKu.
    Pesan itu yang terus saya jalani sampai sekarang.
    Semoga bermanfaat bagi kita semua.
    Allah memberkati kita semua….

  • Zabidin

    Allah SWT berfirman:
    اتَّبِعُوْا مَنْ لَّا يَسْــئَلُكُمْ اَجْرًا وَّهُمْ مُّهْتَدُوْنَ
    ittabi’uu mal laa yas`alukum ajrow wa hum muhtaduun
    “Ikutilah orang yang tidak meminta imbalan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.”
    (QS. Ya-Sin 36: Ayat 21)

Tinggalkan Balasan ke siti alladunniBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca