Tasauf

Hijrah Menuju Cahaya Allah

berdoa1Syukur Alhamdulillah karena pagi ini anda telah selamat memasuki Tarekatullah (jalan kepada Allah), untuk itu kepada anda diminta untuk selalu istiqamah menyebut nama-Nya siang dan malam karena nama dengan yang punya nama tidak akan pernah berpisah, ketika kau menyebut nama-Nya dengan metode yang tepat maka Dia akan hadir dalam hati mu detik itu juga” (Sang Guru).

Kata-kata itu walaupun sudah sangat lama saya dengar, yaitu ketika pertama sekali habis shalat shubuh saya diterima menjadi murid Sang Guru, namun sampai saat ini nasehat tersebut masih terekam kuat dalam memori saya, seakan-akan Beliau mengucapkan baru tadi subuh.

Sejak subuh itu, saya merasakan kehidupan yang beda, menapaki jalan baru, jalan dibawah tuntunan dan bimbingan Wali Allah yang dengan sangat sabar menuntun menuju kehadirat-Nya. Tanggal subuh itu saya catat dan saya ingat, karena itu adalah hari pertama saya hijrah, berangkat dari kegelapan dan kebodohan menuju cahaya Allah yang penuh dengan pencerahan.

(Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. [Ibrahim (14): 1]

Jalan yang di terangi oleh cahaya di atas cahaya sebagaimana dijelaskan dalam surat An-Nur 35 dan jalan yang merupakan pintu langsung menuju Allah SWT yaitu Wasilah sebagaimana dijelaskan dalam surat al-Maidah 35.

Ketika kita memutuskan untuk menempuh jalan kepada-Nya, di bawah bimbingan Guru Mursyid yang Khalis Mukhlisin, saat itu tanpa sadar rohani kita sudah berada di alam akhirat sementara jasmani kita tetap berada di dunia.

Kita ini ibarat orang-orang akhirat yang sedang bermain-main di muka bumi”, demikian Guru sering mengingatkan para murid agar mereka sadar bahwa tujuan hakiki bukanlah dunia ini tapi kehidupan akhirat, kehidupan bersama cahaya Allah yang harus kita miliki sejak kita hidup.

Segala sesuatu yang diperlukan di alam setelah kematian harus di selesaikan terlebih dulu di dunia ini, sehingga kita tidak lagi mencari dan berada di dalam kebingungan setelah berada di alam setelah kematian. Kita wajib mengenal Allah dengan benar dan berjumpa dengan-Nya ketika kita hidup agar setelah ruh meninggalkan jasad akan tetap bisa berjumpa dengan-Nya karena kewajiban menuntut ilmu adalah di dunia ini bukan di akhirat. Kalau di dunia tidak mengenal Allah, tidak bisa berjumpa dengan Allah maka di akhirat tidak ada yang menjamin untuk berjumpa.

Maka Hijrah menuju cahaya Allah adalah suatu yang wajib yang tidak bisa di tawar, karena tanpa itu kita akan selalu berada dalam kegelapan, kegelapan hati sejak hidup sampai di alam akhirat nanti.

Nabi 14 abad lalu telah memberikan contoh hijrah sebagai simbol, yaitu hijrah dari mekkah (kegelapan) menuju Madinah (cahaya), contoh itu yang harus diteladani oleh seluruh ummat Islam, berhijrah menuju cahaya Allah, sehingga kehidupan akan selalu di sinari cahaya Allah, dengan demikian segala gerak kita akan selalu dalam aturan-Nya, selalu atas keridhaan-Nya.

Semoga kita semua selalu di bimbing dan di tuntun oleh Allah menuju cahaya-Nya, amin ya Rabbal ‘Alamin.

14 Comments

  • mamo cemani gombong

    assalamuallaykum bang SM ………hijrah kepada cahaya Alloh disesuaikan dgn derajat pribadi tentunya kan .sebab kalau si awam kaya saya sangatlah kesulitan untuk hijrah spt derajat seorang kekasihNya ……saya masih sangat jauh dari mengenal Alloh masuk tarekat saja baru beberapa tahun itu aja berebaiat dgn mursyid didaerah saya . memang kita wajib mencari keutamaan .namun dalam perkembangannya faktor maqom mursyid itu sendirilah sbg pembimbing sangat menentukan bagaimana kita bisa menembus alam alam rabbaniyah shg bisa jumpa dgnNya ….nah dgn keterbatasan derajat saya apakah saya bisa jadi orang yang selamat dunia akhirat karena belumlah sampai kehadiratNya ???…..belum terlambat memang tapi siapa menjamin nyawa selembar ini sampai pada tujuan hakikat diri sebelum di ambil kembali oleh Sang Pemilik ?wallohu ‘alam …..wassalam.

    • SufiMuda

      Wa’alaikum salam wr. Wb

      Tingkat kedekatan manusia kepada Allah beda beda.
      Rumusnya cara dekat kepada Nya spt hadist Qudsi.
      “Jadikanlah dirimu beserta Allah jika engkau belum beserta Allah maka jadikanlah dirimu beserta orang yang telah beserta Allah niscaya dialah yg mengantarkan dirimu kepada Allah”
      Kita tidak harus menjadi Wali Allah, diterima jadi murid Wali Allah sudah merupakan karunia besar.
      Kewajiban kita hanya berjalan kepada-Nya, sedangkan masalah kedekatan biarlah Allah yg menentukan.
      Bersyukur bagi orang yg sudah berjalan kepada-Nya

  • Ruslianto

    Ass.
    “…….berhijrah menuju cahaya Allah, sehingga kehidupan akan selalu di sinari cahaya Allah, dengan demikian segala gerak kita akan selalu dalam aturan-Nya, selalu atas keridhaan-Nya”. (kata-kata ini saya kutip dari artikel/tulisan Bang Sufi Muda ,diatas) ;

    Bermakna, dalam Al Qur’an ;
    Au kazulumaatin fi bahril lujjiyyii yagsyahuu maujum min fauqihi maujum min fauqihi sahib(un), zulumatum ba’duha fauqa ba’d(in), izaa akhraja yadahu lam yakad yaraaha,
    Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang diatasnya ombak (pula), diatas (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila ia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya,
    Wa mal lam yaj’alillaahu lahuunuurran famaa lahuu min nuurr(in).
    Dan Barangsiapa yang tiada diberi cahaya oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun.
    QS; An Nur ayat 40.

    Pengamal tarekat “yang telah diberi cahaya” , jangan ragu dengan tarekatNya yg Mu’tabaroh (itu) dan tetap-lah istiqomah).

    Bermakna, dalam Al Qur’an :
    Fa aminu billahi wa rasulillahi wan nuril lazi anzalnaa, wallahu bima ta’maluuna khabir(un).
    Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada cahaya yang telah Kami turunkan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
    QS;At Taghabun ayat 8.

    Dan akhirnya timbul-lah suatu pertanyaan yg ditujukan yth. Bang Sufi Muda dan Bang Mamo Gembong; berdasarkan ayat diatas, Apakah Rukun iman (jadi) bertambah ? yaitu percaya (ber-iman) kepada cahaya yang diturunkan Allah ..?

    Wass.

    • SufiMuda

      Cahaya yang diturunkan Allah ada dalam Allah, Malaikat, Nabi dan kitab, jadi tidak menambah rukun Iman. Ketika kita percahaya kepada Allah, Malaikat, nabi dan kitab maka cahaya Allah sudah termasuk disana.
      Ketika kita hanya meng-imani Nabi hanya sebatas penyampai wahyu, meyakini malaikat hanya sekedar diciptakan dari cahaya bukan terbit dari pancaran cahaya-Nya, ketika hanya menyakini kitab yang tertulis tanpa mengetahui hakikat firman yang berupa cahaya, maka keimanan kita masih dalam level awam, itu saja.

    • mamo cemani gombong

      allaykumsalam mas Ruslianto mohon maaf sebetulnya bukan level saya menjawab pertanyaan anda yang disandingkan dgn dalil2 al Qur’an …..sebab saya sangatlah awam . dan jawaban bang SM telah mewakili jawaban dari pertanyaan anda ……..apakah “cahaya” disini maksudnya adalah Ruh dari jasad itu sendiri ataukah sesuatu yang berbeda saya saja belum paham mas . jadi maksudnya mungkin malaikat , Nabi, dan kitab itu berruh / cahaya yang langsung dari Alloh dalam artian bukan hanya meyakini sebatas malaikat, Nabi, dan kitab sebatas jasadnya saja ……wallohu’alam wass

  • wahyu.triianingrum@gmail.com

    alhamdulillah.. allahuakbar.. saya, menuju padaNya, pada cahaya yang bersinar dengan sendirinya, cahaya diatas cahaya.. smg sy sll ttp istiqomah dijalanNya, jalan yg lurus, jalan orang2 yg diberi “nikmat” bukan jalan orang yang “sesat”, amin

  • dwi budi stiono

    dimana saya bisa mencari guru mursit untuk ditempat saya ,kotamadia palembang, mohon petunjuk

  • salman

    saya ,sangat masuk akal ,yg anda tulis ,smga allah memblaz x,,,,karna allah yg maha mengetahui segala sesuatu…semaga anda mendapat rahmat allah.

  • Sesbay fikri niko

    Assalamualaikum bapak atau ibu saya niko asal probolinggo saya ingin berhijrah ke jalan allah tapi sdngkan saya tak ada yang membimbing ataupun mengajari saya dalam hal agama dapatkah saya meminta pndapat apa yg hrus sya lkukan
    BalasHapus

Tinggalkan Balasan ke AdliBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca