Tasauf

Memahami Hakikat Tuhan Lewat Kelapa

air kelapaSebenarnya tidak ada bahasa yang bisa mengungkapkan misteri tentang Tuhan dan tidak ada pula pembahasan yang bisa dengan sempurna menggambarkan hakikat Tuhan. Tuhan, dalam sepanjang sejarah peradaban manusia akan menjadi misteri dan akan terus misteri kalau proses pencariannya hanya dengan menggunakan ilmu akal semata. Untuk memudahkan manusia memahami hakikat Tuhan, maka di dalam kitab suci Tuhan memberikan perumpamaan-perumpamaan agar manusia lebih akrab mengenal-Nya.

Salah satu ungkapan hakikat Tuhan dalam al-Qur’an ada di dalam surat An-Nur, 35 :

Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat per­umpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Mahamengetahui segala sesuatu.

Ayat ini kalau kita perhatikan dengan seksama menjelaskan kepada kita tentang hakikat cahaya Allah dalam bentuk perumpamaan, sesuatu yang dikenal oleh umat di zaman itu yaitu pohon zaitun. Tentu yang dimaksud poho zaitun bukanlah pohon zaitun dalam makna harfiah, tapi itu hanyalah symbol atau perumpamaan. “Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki”, Guru Sufi menjelaskan bahwa cahaya di atas cahaya itu tidak lain adalah para Rasul dan Para Wali, mereka berada di dalam cahaya dan mereka tidak lain terbit dari cahaya Allah SWT. Allah dengan Pengasih dan Penyayang membimbing manusia kepada cahaya-Nya, membimbing manusia untuk meng-imani Rasul-Nya, mengambil semua pelajaran dari Rasul dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Ulama di tanah air menceritakan tentang hakikat seperti dalam surat An-Nur, 35 bukan dalam bentuk pohon zaitun karena masyarakat di tanah air tidak mengenal sama sekali pohon zaitun, para ulama member perumpamaan tentang hakikat dengan bentuk Buah Kelapa.

Buah kelapa sebagaimana kita ketahui mempunyai lapisan, mulai dari kulit terluar, sabut kelapa, batoknya yang keras sampai kepada daging yang berisi santan. Santan secara alamiah mudah membusuk, harus diproses terlebih dulu agar bisa menjadi minyak. Setelah menjadi minyak barulah kelapa tadi menjadi “Abadi”, tahan lama, ikan dalam kondisi setengah busuk pun kalau di goring dengan minyak yang telah di proses akan menjadi harum dan enak di makan.

Struktur buah kelapa yang berlapis dijadikan oleh ulama zaman dulu untuk menjelaskan tentang agama yang juga mempunyai lapisan-lapisan. Kulit terluar kelapa bisa di gambarkan sebagai syariat. Kulit kelapa berfungsi untuk melindungi lapisan dalam, melindungi terhadap benturan. Kulit dan sabut kelapa juga berfungsi untuk penyebaran buah kelapa, ketika buah kelapa jatuh ke air atau ke laut dia akan mengapung. Itulah sebabnya kelapa bisa dijumpai di pulau yang tidak berpenghuni di tengah laut, proses penyebarannya karena buah kelapa mengapung di bawa arus dan terdampar di pulau terasing kemudian tumbuh. Kulit dan sabut kelapa ini sangat penting kedudukannya karena berfungsi sebagai penyebar kelapa, sama halnya dengan syariat yang berfungsi untuk menyebarkan agama keseluruh muka bumi.

Batok kelapa yang keras berada di dalam kulit dan sabut kelapa bisa di ibaratkan dengan Tarekat, keras dan juga tidak ada santan di dalamnya, fungsinya melindungi secara langsung daging buah kelapa dari gangguan-gangguan dari luar. Batok kelapa ini sebagai tempat melekat dari daging kelapa dan juga sebagai penghubung antara daging kelapa dengan kulit terluar. Untuk bisa menembus batok kelapa yang keras diperlukan kesungguhan, usaha yang istiqamah. Berbeda dengan kulit terluar kelapa dan sabut kelapa yang lebih mudah di tembus dan lebih mudah dijumpai karena memang terlihat. Karena di batok kelapa tidak ada daging apalagi santan, maka seorang yang hanya menempel di tarekat tanpa mau melaksanakan zikir, melaksanakan perintah Guru dan istiqamah beramal maka sama seperti dia berada di kulit luar, sama dengan syariat, tidak mendapatkan apa-apa. Maka mustahil orang yang mala mini menekuni tarekat besok langsung ke tahap makrifat, itu tidak mungkin. Maka Rasulullah SAW bersabda, “Tarekat itu adalah perbuatanku”, atau bisa disebut Hakikat itu metodeku, caraku untuk berhubungan dengan Allah di Terakat pula tersimpan amalan dzikir dan ubudiah untuk mendekatkan diri kepada Allah, untuk menembus sampai kepada daging kelapa. Itulah sebabnya di dalam tarekat terdapa suluk, intensif beramal dalam sekian hari, ada adab-adab yang harus dipatuhi dengan ketat, aturan yang keras, begitulah yang harus dilakukan agar bisa melewati tempurung kelapa yang keras.

Daging kelapa itu ibarat Hakikat, disana tersimpan rahasia keabadian rohani dari manusia. Rasulullah mengatakan “Hakikat itu Kediamanku”, Beliau selama 24 jam berada dalam alam hakikat karena memang dalam diri Beliau telah ada Nur Allah SWT. Apa yang Beliau kerjakan sepenuhnya adalah “gerak” Allah yang bersemayam dalam diri Beliau. Di dalam santan itulah tersimpan minyak yang bersifat abadi. Rasulullah mengatakan, “Makrifat itu adalah Rahasiaku”, kenapa menjadi rahasia karena memang makrifat itu berada di dalam hakikat. Ibarat minyak tidak akan muncul dengan sendirinya tanpa diproses terlebih dulu.  

Perdebatan-perdebatan tentang Tuhan hanya terjadi pada tahap syariat dan tarekat, disana memang keras, kering dan tidak ada santan apalagi minyak. Memperdebatkan sesuatu yang tidak ada akan membuang energi, tapi manusia memang senang melakukannya. Ketika telah sampai ke alam hakikat dan Makrifat maka disana tidak ada lagi perdebatan, disana tidak ada lagi mempelihatkan kehebatan dan kelebihan karena orang-orang yang telah sampai disana sedang sibuk menikmati apa yang di dapat, sibuk menikmati keindahan pemandangan yang belum pernah di dapat seumur hidup. Karena semua telah memandang maka tidak aka nada lagi perdebatan, semua telah menjadi NYATA.

Perdebatan tentang Gajah hanya ada pada orang buta yang belum pernah melihat Gajah, tapi bagi pawang gajah atau orang-orang yang kesehariannya selalu bersama gajah, mereka tidak lagi berdebat tentang gajah, mereka sudah sibuk dengan melihat gajah yang ada di depan matanya.

Syariat ibarat orang yang mempelajari tentang cara melakukan perjalanan, menghapal rambu-rambu jalan, belajar cara mengendarai kenderaan dan semua aturan yang ada di dalamnya, namun tidak pernah melakukan perjalanan, hanya mempelajari saja. Tarekat yang bermakna jalan dan perjalanan adalah orang yang sedang berjalan menuju ke suatu tempat. Orang yang hanya menghapal cara berkendaraan dan rambu-rambu jalan dan belum pernah berjalan pada umumnya bersifat sok tahu dan merasa pandai. Perdebatan antara orang yang sudah berjalan dengan orang yang hanya menghapal tentang perjalanan sering kali terjadi, berselisih dari zaman Rasul sampai akhir zaman.

Ketika musafir yang telah mempelajari tentang perjalanan dan kemudian berjalan sampai mencapai tujuan maka inilah orang yang telah sampai ke tahap hakikat dan makrifat. Karena terlalu lelah dalam perjalanan dan terlena dengan pemandangan yang menakjubkan maka biasanya tidak lagi berselera untuk berdebat, bagi dia semua sudah jelas dan terang benderang.

Bagi yang masih senang mencari kesalahan orang lain, merasa benar sendiri, silahkan meneruskan perjalanan atau silahkan memulai perjalanan, bisa jadi belum pernah melangkahkan kaki tapi merasa sudah sampai, ini penyakit kebanyakan manusia. Tapi ada hal yang sangat penting yang harus anda ingat, Jangan pernah berjalan sendiri karena akan tersesat di jalan. Carilah seorang pemandu yang ahli yang sudah pernah bolak balik ke tempat tujuan, yang hapal luar kepala seluk beluk jalan, tikungan tajam, lembah yang terjal, pendakian yang membahakan semua sudah diketahui oleh pemandu, itulah cara teraman untuk selamat sampai ke tempat tujuan. Ketika sampai ke tempat tujuan, maka nikmatilah pemandangan yang indah, minumlah di telaga keabadian, disana hanya ada senyuman. Jangan banyak bersuara, karena orang-orang yang berada disana sedang menikmati kesunyian dan kesendiriannya bersama SANG PEMILIK TEMPAT.

Di hari Jum’at yang penuh berkah ini, mudah-mudahan tulisan tentang Kelapa ini bisa menjadi renungan untuk kita semua. Selamat menunaikan shalat Jum’at, semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua.

27 Comments

  • ASIANTO

    assalamu;alaikum warahmatullahi wabarokatuh.
    saya sangat tertarik membaca lebih detail.
    mohon maaf, jika bersedia apabila anda memiliki bacaan ini dalam bentuk ebook/atau file apapun mohon keihklasannya untuk berbagi, ke email saya.
    rasyien@yahoo.co.id
    semoga amal ibadah saudara diberkahi Allah.SWT, amin
    terima kasih
    assalamua’alaikum warohmatullahiwabaratuh.

  • Sandi Kaladia

    MANDALAJATI NISKALA
    Seorang Filsuf Sunda Abad 21
    Menjelaskan Dalam Buku
    SANG PEMBAHARU DUNIA
    DI ABAD 21,
    Mengenai
    HAKEKAT DIRI

    Salah seorang peneliti Sunda yang sedang menulis buku
    “SANG PEMBAHARU DUNIA DI ABAD 21,
    bertanya kepada Mandalajati Niskala:
    “Apa yang anda ketahui satu saja RAHASIA PENTING mengenai apa DIRI itu? Darimana dan mau kemana?
    Jawaban Mandalajati Niskala:
    “Saya katakan dengan sesungguhnya bahwa pertanyaan ini satu-satunya pertanyaan yang sangat penting dibanding dari ratusan pertanyaan yang anda lontarkan kepada saya selama anda menyusun buku ini.
    Memang pertanyaan ini sepertinya bukan pertanyaan yang istimewa karena kata “DIRI” bukan kata asing dan sering diucapkan, terlebih kita beranggapan diri dimiliki oleh setiap manusia, sehingga mudah dijawab terutama oleh para akhli.
    Kesimpulan para Akhli yang berstandar akademis mengatakan BAHWA DIRI ADALAH UNSUR DALAM DARI TUBUH MANUSIA.
    Pernyataan semacam ini hingga abad 21 tidak berubah dan tak ada yang sanggup menyangkalnya. Para Akademis Dunia Barat maupun Dunia Timur banyak mengeluarkan teori dan argumentasi bahwa diri adalah unsure dalam dari tubuh manusia. Argumentasi dan teori mereka bertebaran dalam ribuan buku tebal. Kesimpulan akademis telah melahirkan argumentasi Rasional yaitu argumentasi yang muncul berdasarkan “Nilai Rasio” atau nilai rata-rata pemahaman Dunia Pendidikan.
    Saya yakin Andapun sama punya jawaban rasional seperti di atas.
    Tentu anda akan kaget jika mendengar jawaban saya yang kebalikan dari teori mereka.
    Sebelum saya menjawab pertanyaan anda, saya ingin mengajak siapapun untuk menjadi cerdas dan itu dapat dilakukan dengan mudah dan sederhana.
    Coba kita mulai belajar melacak dengan memunculkan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan kata DIRI, JIWA dan BADAN, agar kita dapat memahami apa DIRI itu sebenarnya. Beberapa contoh pertanyaan saya susun seperti hal dibawah ini:
    1)Apa bedanya antara MEMBERSIHKAN BADAN, MEMBERSIHKAN JIWA dan MEMBERSIHKAN DIRI?
    2)Apa bedanya KEKUATAN BADAN, KEKUATAN JIWA dan KEKUATAN DIRI?
    3)Kenapa ada istilah KESADARAN JIWA dan KESADARAN DIRI sedangkan istilah KESADARAN BADAN tidak ada?
    4)Kenapa ada istilah SEORANG DIRI tetapi tidak ada istilah SEORANG BADAN dan SEORANG JIWA?
    5)Kenapa ada istilah DIRI PRIBADI sedangkan istilah BADAN PRIBADI tidak ada, demikian pula istilah JIWA PRIBADI menjadi rancu?
    6)Kenapa ada istilah KETETAPAN DIRI dan KETETAPAN JIWA tetapi tidak ada istilah KETETAPAN BADAN?
    7)Kenapa ada istilah BERAT BADAN tetapi tidak ada istilah BERAT JIWA dan BERAT DIRI?
    8)Kenapa ada istilah BELA DIRI sedangkan istilah BELA JIWA dan BELA BADAN tidak ada?
    9)Kenapa ada istilah TAHU DIRI tetapi tidak ada istilah TAHU BADAN dan TAHU JIWA?
    10)Kenapa ada istilah JATI DIRI sedangkan istilah JATI BADAN dan JATI JIWA tidak ada?
    11)Apa bedanya antara kata BER~BADAN, BER~JIWA dan BER~DIRI?
    12)Kenapa ada istilah BER~DIRI DENGAN SEN~DIRI~NYA tetapi tidak ada istilah BER~BADAN DENGAN SE~BADAN~NYA dan BER~JIWA DENGAN SE~JIWA~NYA?
    13)Kenapa ada istilah ANGGOTA BADAN tetapi tidak ada istilah ANGGOTA JIWA dan ANGGOTA DIRI?
    Beribu pertanyaan seperti diatas bisa anda munculkan kemudian anda renungkan. Saya jamin anda akan menjadi faham dan cerdas dengan sendirinya, apalagi jika anda hubungkan dengan kata yang lainnya seperti; SUKMA, RAGA, HATI, PERASAAN, dsb.
    Kembali kepada pemahaman Akhli Filsafat, Ahli Budaya, Akhli Spiritual, Akhli Agama, Para Ulama, Para Kyai dan masyarakat umum BAHWA DIRI ADALAH UNSUR DALAM DARI TUBUH MANUSIA. Mulculnya pemahaman para akhli seperti ini dapat saya maklumi karena mereka semuah adalah kaum akademis yang menggunakan standar kebenaran akademis.
    Saya berani mengetasnamakan Sunda, bahwa pemikiran di atas adalah SALAH.
    Dalam Filsafat Sunda yang saya gali, saya temukan kesimpulan yang berbeda dengan pemahaman umum dalam dunia ilmu pengetahuan.
    Setelah saya konfirmasi dengan cara tenggelam dalam “ALAM DIRI”, menemukan kesimpulan BAHWA DIRI ADALAH UNSUR LUAR DARI TUBUH MANUSIA. Pendapat saya yang bertentangan 180 Derajat ini, tentu menjadi sebuah resiko yang sangat berat karena harus bertubrukan dengan Pendapat Para Akhli di tataran akademik.
    Saya katakan dengan sadar ‘Demi Alloh. Demi Alloh. Demi Alloh’ saya bersaksi bahwa diri adalah UNSUR LUAR dari tubuh manusia yang masuk menyeruak, kemudian bersemayam di alam bawah sadar. ‘DIRI ADALAH ENERGI GAIB YANG TIDAK BISA TERPISAHKAN DENGAN SANG MAHA TUNGGAL’. ‘DIRI MENYERUAK KE TIAP TUBUH MANUSIA UNTUK DIKENALI SIAPA DIA SEBENARNYA’. ‘KETAHUILAH JIKA DIRI TELAH DIKENALI MAKA DIRI ITU DISERAHTERIKAN KEPADA KITA DAN HILANGLAH APA YANG DINAMAKAN ALAM BAWAH SADAR PADA SETIAP DIRI MANUSIA’.
    Perbedaan pandangan antara saya dengan seluruh para akhli di permukaan Bumi tentu akan dipandang SANGAT EKSTRIM. Ini sangat beresiko, karena akan menghancurkan teori ilmu pengetahuan mengenai KEBERADAAN DIRI.
    Aneh sekali bahwa yang lebih memahami mengenai diri adalah Dazal, namun sengaja diselewengkan oleh Dazal agar manusia sesat, kemudian Dazal menebarkan kesesatan tersebut pada dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan ‘DI UFUK BARAT’ maupun ‘DI UFUK TIMUR’.
    Sebenarnya sampai saat ini DAZAL SANGAT MEMAHAMI bahwa DIRI adalah unsur luar yang masuk menyeruak pada seluruh tubuh manusia. DIRI merupakan ENERGI KEMANUNGGALAN DARI TUHAN SANG MAHA TUNGGAL. Oleh karena pemahaman tersebut DAZAL MENJADI SANGAT MUDAH MENGAKSES ILMU PENGETAHUAN. Salah satu ilmu yang Dia pahami secara fasih adalah Sastra Jendra Hayu Ningrat Pangruwating Diyu. Ilmu ini dibongkar dan dipraktekan hingga dia menjadi SAKTI. Dengan kesaktiannya itu Dia menjadi manusia “Abadi” dan mampu melakukan apapun yang dia kehendaki dari dulu hingga kini. Dia merancang tafsir-tafsir ilmu dan menyusupkannya pada dunia pendidikan agar manusia tersesat. Dia tidak menginginkan manusia mamahami rahasia ini. Dazal dengan sangat hebatnya menyusun berbagai cerita kebohongan yang disusupkan pada Dunia Ilmu Pengetahuan, bahwa cerita Dazal yang paling hebat agar dapat bersembunyi dengan tenang, yaitu MENGHEMBUSKAN ISU bahwa Dazal akan muncul di akhir jaman, PADAHAL DIA TELAH EKSIS MENCENGKRAM DAN MERUSAK MANUSIA BERATUS-RATUS TAHUN LAMANYA HINGGA KINI.
    Ketahuilah bahwa Dazal bukan akan datang tapi Dazal akan berakhir, karena manusia saat ini ke depan akan banyak yang memahami bahwa DIRI merupakan unsur luar dari tubuh manusia YANG DATANG MERUPAKAN SIBGHOTALLOH DARI TUHAN SANG MAHA TUNGGAL. Sang Maha Tunggal keberadaannya lebih dekat dari pada urat leher siapapun, karena Sang Maha Tunggal MELIPUT SELURUH JAGAT RAYA dan kita semua berada TENGGELAM “Berenang-renang” DALAM LIPUTANNYA.
    Inilah Filsafat Sunda yang sangat menakjubkan.
    Perlu saya sampaikan agar kita memahami bahwa Sunda tidak bertubrukan dengan Islam, saya temukan beberapa Firman Allohurabbul’alamin dalam Al Qur’an yang bisa dijadikan pijakan untuk bertafakur, mudah-mudahan semua menjadi faham bahwa DIRI adalah “UNSUR KETUHANAN” yang masuk ke dalam tubuh manusia untuk dikenali dan diserah~terimakan dari Sang Maha Tunggal sebagai JATI DIRI, sbb:
    1)Bila hamba-hambaku bertanya tentang aku katakan aku lebih dekat (Al Baqarah 2:186)
    2)Lebih dekat aku daripada urat leher (Al Qaf 50:16)
    3)Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda kami disegenap penjuru dan pada nafasmu sendiri (Fushshilat 41:53)
    4)Dzat Allah meliputi segala sesuatu (Fushshilat 41:54)
    5)Dia (Allah) Bersamamu dimanapun kamu berada (Al Hadid 57:4)
    6)Kami telah mengutus seorang utusan dalam nafasmu (AT-TAUBAH 9:128)
    7)Di dalam nafasmu apakah engkau tidak memperhatikan (Adzdzaariyaat 51:21)
    8)Tuhan menempatkan DIRI antara manusia dengan qolbunya (Al Anfaal 8:24)
    9)Aku menciptakan manusia dengan cara yang sempurna (At Tin 95:4)
    Jawaban mengenai APA DIRI ITU. DARIMANA & MAU KEMANA (Sangkan Paraning Dumadi), akan saya jelaskan secara rinci dan tuntas pada sebuah buku

  • WongBodo

    cuma yg baguspun juga aga berlebihan, kerena pemahaman yg anda kemukakan bukan pemahaman baru dan itu suda umum dalam pemahaman orang bodo, mungkin anda saja yg baru memahami dan maaf DIRI berbeda dengan ENERGI.

  • bayu reza somantri

    ass wr wb. salam kenal semua saudaraku, hakekat mencari tuhan itu banyak simbol atau gambaranya dalam kehidupan sehari hari kita, sehingga banyak paham dan perbedaan muncul , tetapi perbedaan paham bukan jalan untuk mengukur kita siapa yg paling dekat dengan tuhanya. kita semua ditakdirkan untuk mencari rahasia didalam rahasia. biji didalam biji itu pun bagi mereka yg mau berfikir dengan hati nuraninya. seperti gambaran trisula sederhananya. ibu, bapak,dan anak. ibu sebagai asal kita, bapak sebagai pengusul (usul) kita, dan kita berhak sebagai anak mencari asal usul kita.

  • agustian

    Kebetulan saya sedang meminum buah kelapa. saya penasaran dengan kelapa, ada tidak bahasan tentang kelapa di Al-Quran, saya coba search di google.

    dan akhirnya ketemu dengan artikel anda.. Bagus sekali artikel ini.. saya mengerti sepenuhnya..
    semoga artikel ini bermanfaat untuk semua orang .. amiinn..

  • ekbneta

    Hanya yg memiliki “ilmu” tentang perjalanan itu lah yg bisa berjalan dgn berpanduan kpd org yg selalu melaksanakan “ilmu” tsb dlm kesehariannya, baik dikala duduk, berdiri maupun berbaring, . .

  • dwi budi stiono

    mohon doanya sufi muda semoga saya dapat dipertemukan dengan mursid(guru) yang dapat membimbing kejalanNya.

  • sayyid

    ingatlah ,Tuhan tidak pernah sujud kepada Dirinya sendiri,yg di suruh sujud itu adalah iblis kepada Adam agar Adam dapat menundukkan hawa nafsunya tetapi iblis telah ingkar maka bebas lah dia di dunia ini untuk menjadikan setiap manusia sebagai tuhan maka sesat lah mereka Dan barang siapa mengikuti hawa nafsunya sebagai tuhan nya maka dia akan sesat sejauh jauhnya.
    ustadz sayyid habib yahya

  • Koko

    Mohon ma’af kang sufi muda saya mau bertanya.. Saya orang awam minta penjelasan yang gamblang yang saya alami di waktu DM.. Mata tak terpejam.. Saya berDM solawa Nabi saw saja.. Tiba2 suara detik jam dinding tak terdengar… Telinga berasa di pukul.. Badan menggil dingin dan penglihatan berubah… Dinding tak nampak… Yang terlihat hamparan luas padang pasir putih. Terang seterang jam 12:00 siang.. Tiba2 ada sinar terang sampai saya mau loncat lari….. Tapi kaki tak bergerak dan menggil keringat dingin keluar… Lalu cahaya terang itu masuk ke ubun2 saya tembus ke hati.. Setelah masuk ke saya.. Penglihatan normal lagi di depan saya dindi. ng rumah… Cahaya apa itu kang sufi muda

Tinggalkan Balasan ke bayu reza somantriBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca