Tasauf

Bangunlah Dari Mimpi! (Selesai)

Nabi mengatakan bahwa ibadah akan ditolak oleh Allah kalau ibadah itu tidak dilakukan dengan Ikhlas. Bagaimana mungkin ibadah bisa ikhlas kalau dalam hati sanubari masih bersemayam unsur yang menyebabkan hati tidak ikhlas yaitu Iblis beserta bala tentaranya. Selama Iblis dan tentaranya masih bersemayam dalam hati manusia maka selamanya manusia tidak ikhlas beribadah dan ibadahnya akan ditolak.

Iblis tidak akan takut dengan bacaan ayat-ayat Tuhan yang diproduksi oleh mulut kita bahkan Iblis sangat fasih melantunkan ayat-ayat Tuhan. Bagaimana mungkin Iblis bisa dilawan, umurnya jutaan tahun, bisa keluar masuk kemana saja bahkan dia bisa keluar masuk ke surga, sedangkan kita???

Hanya satu yang ditakuti oleh Iblis yaitu Allah!. Ketika hati disinari dengan Kalimah Allah, di isi dengan Nur Allah maka segala unsur-unsur setan dalam diri, Iblis beserta balatentaranya akan lenyap dengan sendirinya. Pelajaran ini hanya ada di Tarekat tidak ditempat lain.

Kalau kita buka surat Al-Ikhlas maka disana tidak ada satu kata Ikhlas pun disebutkan. Ini bermakna bahwa sebenarnya ikhlas itu tidak ada dan manusia tidak akan mampu mencapai derajat Ikhlas kecuali ruhani nya dibimbing oleh Rasulullah SAW. Guru Sufi mengatakan, “Kalau sudah ikhlas maka sudah ada Tuhan disana”. Ketika hati manusia telah bersemayam nur Allah maka secara otomatis hatinya akan menjadi Ikhlas karena Sang Maha Ikhlas ada disana. Jadi tidak perlu menerka-nerka apakah ibadah kita  atau tidak, selama hati belum mengenal Allah dengan baik maka selama itu pula ibadah tidak akan mencapai tahap ikhlas dan ibadah seluruhnya tertolak.

Maka lupakan ibadah-ibadah yang telah anda kumpulkan bertahun-tahun karena itu tidak akan bisa menyelamatkan diri anda. Segera upgrade ibadah anda dari ibadah jasmani kepada ibdah ruhani sehingga anda mengenal Allah dengan benar baru kemudian menyembahnya.

Ada sebuah pengalaman menarik ketika saya bersama Guru. Ketika mengabdi, saya sering diminta oleh Guru untuk memijit kaki Beliau setelah seharian Beliau lelah melayani murid-murid dan orang-orang yang datang baik meminta nasehat maupun orang-orang yang ingin berobat dengan metode Dzikirullah. Ketika Beliau tidur dan sudah dalam keadaan pulas, terdengar halus suara nafas dan Beliau benar-benar dalam kondisi tertidur pulas. Saya berhenti untuk memijit. Sepengetahuan saya seorang Guru Muryid itu tidak pernah tidur. Dalam hati saya berkata, “Katanya Guru Mursyid itu tidak pernah tidur, tapi ini kenapa tertidur pulas tanpa sadarkan diri?” Belum selesai saya berkata dalam hati, tiba-tiba Beliau bangun dan langsung membentak saya, “Siapa yang mengatakan Guru Mursyid itu tidur?” saya sangat kaget karena Beliau tiba-tiba bangun dan mengatakan itu dengan keras. Beliau tertidur lagi dengan pulas.

Kemudian baru saya pahami bahwa orang-orang yang ruhaninya telah disucikan, dalam keadaan tidur dan terjaga tetap bisa mengingat Allah bahkan bisa membaca isi hati orang lain. Guru tetap tertidur mengikuti alamiah manusia sedangkan Mursyid yang merupakan ruhani Guru tidak pernah tidur, Mursyid selamanya terjaga.

Itulah sebabnya, seorang murid yang bermunajat kepada Allah dengan menyebut nama Guru Mursyidnya akan terus tersambung kepada Allah sampai kapanpun, selamanya dari dunia sampai ke akhirat kelak. Ruhani Guru Mursyid itu pada hakikatnya adalah Wasilah yang berasal dari Allah, dengan Wasilah itulah manusia bisa berkomunikasi dengan Allah.

Orang yang memiliki Guru Mursyid akan terus dibimbing siang dan malam, dimanapun dan kapanpun, terus menerus mendapat pelajaran karena ruhaninya telah hidup sehingga bisa menerima pelajaran dari Allah Yang Maha Hidup. Hakikatnya yang membimbing itu bukan Guru karena Guru mempunyai keterbatasan, yang membimbing itu adalah Allah sendiri setelah mengetahui metodenya yaitu Tariqatullah.

Di malam penuh berkah ini, saya mengucapkan selamat kepada sahabat-sahabat yang akan mengunjungi alkah-alkah zikir, bertawajuh menghadapkan wajah kepada Wajah Allah SWT dibawah bimbingan Guru Mursyid yang Kamil Mukamil. Begitu luar biasanya Tawajuh berjamaah ini sehingga Rasulullah menyebutnya sebagai Taman Surga. Untuk mengobati kerinduan akan Taman Surga bisa dibaca tulisan yang pernah saya tulis dengan judul Taman Surga.

Mengakhiri tulisan ini, marilah kita segera menghidupkan ruhani dengan Dzikirullah (Ingat Kepada Allah) sehingga dari dunia ini kita telah terbangun, sadar sepenuhnya, dengan demikian ketika kita mati kita  tidak seperti orang yang terbangun dari mimpi.

Semoga Tulisan ini bermanfaat, salam.

30 Comments

Tinggalkan Balasan ke SufiMudaBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca