Tasauf

Bangunlah Dari Mimpi (2)

Ketika ruhani diajarkan agama oleh Arwahul Muqadasyah Rasulullah saw yang disalurkan oleh waliyamursyida, maka ruhani manusia akan mampu memandang hal-hal yang selama ini dianggap gaib. Ketika ruhani telah “dihidupkan” maka dia akan mampu mencapai alam Rabbani sehingga hal yang paling gaib sekalipun akan menjadi nyata.

Benar ucapan Ali bin Abi Thalib: “Manusia di dunia ini sesungguhnya sedang tidur. Manakala mati, mereka bangun” karena alam setelah kematian menjadi gaib atau abstrak bagi manusia yang sedang hidup, ketika manusia meninggal, alam kubur menjadi nyata dan alam dunia ini akan menjadi alam gaib atau abstrak baginya. Bagi orang yang telah meninggal dunia, alam kubur dengan segala isinya akan menjadi nyata (hidup) dan alam dunia akan menjadi abstrak (mimpi) baginya.

Alam kubur atau alam setelah kematian tidak akan bisa ditembus oleh jasmani manusia karena dimensinya berbeda, itulah sebabnya bagi kalangan awam, alam kubur itu menjadi sebuah misteri, hal yang tidak bisa terungkap. Berbeda dengan orang yang ruhaninya telah di isi dengan Kalimah Allah (ruhani nya telah diajarkan) atau telah mengalami apa yang di istilahkan oleh Rasulullah sebagai “Mati sebelum mati” maka ruhaninya akan bisa menembus alam kubur bahkan alam akhirat sekalipun.

Dalam surat Al-Fatihah Allah menyebutkan “Aku adalah Raja Akhirat”, artinya Allah berada dalam dimensi akhirat, itulah sebabnya ketika ruhani manusia belum dihidupkan, belum bisa menembus alam akhirat maka Allah tidak akan bisa dijangkau sama sekali. Akal akan mengalami jalan buntu ketika ingin menjangkau Allah yang berada di dimensi berbeda.

Ilmu agama yang dipelajari di sekolah, di pasantren atau universitas Islam adalah ilmu agama untuk jasmani manusia bukan untuk ruhani manusia. Disana hanya diajarkan sifat malaikat tapi tidak diajarkan teknik atau cara berjumpat dengan malaikat. Disana hanya diajarkan tentang Tuhan, nama dan sifat-Nya tapi tidak diajarkan cara berjumpa dan memandang wajah-Nya. Ketika kita terlalu fokus kepada pelajaran-pelajaran jasmani, maka ruhani akan merana, ruhani selamanya tidak berada dalam agama,

Ketika ruhani tidak berada dalam Agama atau tidak Islam, maka selama dia akan penasaran tentang alam kubur, alam akhirat, hal-hal yang berhubungan dengan kematian, dalam lubuk hati yang paling dalam dia pasti merasakan takut akan kematian dan selamanya tidak mampun menjawab nasib apa yang dialami setelah kematian. Sementara ruhani yang telah di isi dengan Kalimah Allah, dari dunia telah beserta dengan Allah maka dia tidak lagi penasaran akan hal-hal setelah kematian karena ruhaninya telah mampu menembus alam setelah kematian.

Rasulullah SAW dalam isra’ mijrak mampu melihat surga dan neraka, melihat hal-hal yang tidak bisa dijangkau dengan akal karena ruhani Beliau telah melewati batas-batas alam dunia ini. Seharusnya ummat Nabi juga harus mampu menembus alam duniawi sehingga ruhaninya dari sekarang sudah berada di alam akhirat, alam Rabbani, Alam dimana manusia dengan Tuhan begitu dekat dan akrab.

Di akhir zaman ini manusia penasaran tentang wujud Tuhan sementara dia dengan yakin menolak cara untuk bisa mencapai yaitu Tareqatullah. Ketika tarekat dengan medote luar biasa warisan Rasulullah di tolak, diangap bid’ah maka saat itulah manusia menjadi bingung akan eksistensi Tuhan. Manusia hanya bisa berbicara tentang apa yang tertulis dalam kitab suci tapi tidak mampu menembus dimensi lain dari kitab suci itu sendiri yaitu dimensi tanpa batas atau dimensi tak terhingga.

Kemudian manusia hanya memahami agama secara jamaninya akan lalai dengan ibadah-ibadah rutin, meyakinkan diri bahwa dia telah shaleh, telah melaksanakan perintah agama dengan baik tanpa bisa naik kepada dimensi selanjutnya. Tuhan tidak bisa dijangkau dengan akal maka pelajaran agama yang diterima akal akan hilang ketika manusia tidur, akan hilang ketika manusia tidak sadar dan akan lenyap ketika manusia berada di alam setelah kematian. Lalu bekal apa yang diandalkan manusia menghadapi pertanyaan malaikat setelah kematian tentang “Siapa Tuhanmu?”. Ketika tidur pun dia tidak mampu menjawab pertanyaan itu bagaimana mungkin dia bisa menjawab pertanyaan itu setelah mati, sementara akal pikiran tempat ilmu agama itu tersimpan juga sudah tidak ada lagi. Artinya dia tidak bisa menjawab sama sekali pertanyaan-pertanyaan yang diajukan malaikat dan kalau pertanyaan itu tidak bisa dijawab maka tempatnya sudah jelas dimana, disiksa selamanya.

Kalau hanya mengandalkan amal ibadah, bagaimana mungkin amal ibadah bisa diterima kalau semasa di dunia ruhaninya tidak mengenal Allah sama sekali. Lalu siapa yang disembah dalam setiap ibadah? Wajah siapa yang hadir dalam ibadahnya? Sedangkan wajah Allah Yang Maha Agung tidak pernah dikenal sama sekali.

Bersambung

32 Comments

  • belajar sufi

    Àssalamu’alaikum wr wb…setiap membaca tulisan SM…hati ini slalu tergetar…krn yg dilakukan selama ini hanya ritual ibadah saja…setiap klo diskusi mengenai siapa wajah allah yg maha agung itu yg kita sembah ini…seolah tdk boleh mengenalnya …seolah tdk boleh tahu…cukup dg mengenal ciptaannya saja…smg dg seringnya membaca ttg kesufian…bisa di pertemukan guru mursyid…ty SM

  • Agung

    Kalau hanya mengandalkan amal ibadah, bagaimana mungkin amal ibadah bisa diterima kalau semasa di dunia ruhaninya tidak mengenal Allah sama sekali. Lalu siapa yang disembah dalam setiap ibadah? Wajah siapa yang hadir dalam ibadahnya? Sedangkan wajah Allah Yang Maha Agung tidak pernah dikenal sama sekali —- Bangunlah Dari Mimpi (2)

    MasyaAllah – Subhanallah, saya membaca tulisan SM kali ini rasanya SM agak emosional berbicara tentang substansi ruhaniyah. Seolah tahu benar ruhaniyah itu dan yang seolah olah percuma saja beribadah, jika ruhaniyah tidak mengenal Allah, meski tentunya setiap kita memulai ibadah dan niat tentu karena Allah. ( jadi seolah ibadah kita sia-sia).

    Pertanyaan saya, mohon maaf apakah SM telah mengenal/mengetahui persis tentang substansi ruh/ruhaniyah?

    Hemat saya jika SM telah mengetahuinya (ruh), yang apabila hal itu manfaat apabila disampaikan dengan santun dan hati-hati, SM musti cukup dermawan untuk berbagi ilmu. Paling tidak pengetahuannya sebelum teman-teman lain mengamalkan pemahamannya!

    Karena saya yakin ada batasan yang membatasi kita, adalah,
    Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah, “Ruh adalah urusan Tuhan-Ku, kamu tidak diberi ilmu kecuali sedikit” (QS Al-Isra’ [17]: 85)

    Tanpa mengurang rasa hormat hemat saya, hal tersebut bukan berbicara tentang substansinya, namun pengetahuannya ( sebagaimana pengetahuan anak SMA tentang atom adalah pertikel terkecil).
    Jadi mari kita tetap beribadah secara iklhas karena Allah SWT, semoga Allah SWT mengampuni dan menerima ibadah kita.

    Salam hormat, mohon maaf dan semoga Allah SWT memberkati kita semua. Amin.

  • Muhammad Basori

    Assalamualaikum…
    keikhlasan menerima Islam adalah kunci untuk memahami Islam beserta segala yg ada didalamnya…akan tetapi terkadang manusia (Muslim) menabrak dan membuat batasan berdasarkan apa yg dia miliki bukan atas dasar al quran,,,,tp ini memang sebuah kenyataan”…pendapatanmu itulah yg akan kamu dapatkan…” dan apabila kamu berkehendak maka yakinlah, jika kamu berkehendak kafir…” he…he…dgn dua kalimat ini saja persepsi manusia(muslim) akan beribu atawa jutaan penafsiran…truss…ada beberapauraian diatas terkesan melemahkan materi bangunlah dr mimpi 1, …mr kita telaah benar-benar…satu contoh…kata-kata “rasul” bukanlah hanya dengan arti yg standar dan sekarang umum kita fahami…tp lebih jauh dari itu jika kt kaitkan dgn konteks pembicaraan ini,,,mk sy harap sbg penulis wajib..menyampaikan dgn bahasa yg baik…sederhana dan tdk menyesatkan arti nabi/rasulullah melihat syurgadan neraka….wassalam

  • belajar sufi

    ty SM dan Sdr.Subiono…atas do’a nya…smg sllalu dlm keadaan sehat ..di tunggu tulisan2 yg lainnya

  • firman

    Mas agung jangan cuma tahu Alquran itu dari sampulnya saja,sebab 1000 alquran pun yang mas agung baca tanpa mengetahui hakikat isi dari alquran hasilnya tetap akan NOL,dan tentu saja cara mengetahui Hakikat dari Isi Alquran itu dengan cara bertarekat yang diBimbing Oleh SEORANG Wali Musyid Kamil Mukamil
    Penilaian saya dgn pemahaman Mas Agung dengan Ayat AlQuran surah Al isra ayat 85 sangat terbatas sekali.Tapi kalau Untuk Ukuran Kekasih Tuhan Apakah ada batasan?Rahasia untuk orang awam,tapi untuk ukuran Kekasih-Nya sama sekali tidak ada Batasan.Bertarekatlah Dulu Baru bisa Mengetahui Isi Rahasia Tuhan itu.mf kan kalau sya lancang.Teruskan Abangda SM kami akan selalu merindukan Tulisan2 Abang selanjutnya.salam

    • Agung

      Alhamdulillah, semoga Allah SWT memberikan rahmatNya kepada kita semua yaa,
      Sungguh bahagia saya bisa bersama teman-2 bersilaturahmi di sini – belajar dan mengamalkan dalam rangka ibadah yang tiada akhir menuju Allah dan Ridho Allah!
      Namun tetap tajam, istiqomah dan tidak fanatis apalagi emosi.
      Biarlah Allah SWT yang menilai setiap perbuatan kita dan bukan kita yang memfonis!
      Semoga kita diberi kesabaran yang berlebih untuk menghadapi ujian hidup dengan tetap istiqomah.

      Terima kasih mas Firman, salam hormat dan jazaakumullahu khoir
      Tak lupa semoga kita dijadikan hamba-hamba yang dicintai Allah SWT yaa. Amin

  • Alqomar Zuchriamy

    Allah memang memberikan pengetahuan ttg ruh kpd Nabi Muhammad saw,sedikit di sisi Allah swt ttp buanyak bagi Rasulullah saw…demikian pula para sahabat ra,sedikit bg rasul saw ttpi buanyak bagi sahabat,trus dan yrus shg kpd bangufi muda dan insyaAllah kita semua,sedikit mungkin klo mnurut pandngan mursyid ttp amat buanyak bg murid…Wallahu,alam…

  • anak ayah

    assalamualaikum, alhamdulillah sy jg pengamal tarekat dan memang benar seperti yg bang penulis sampaikan. sebelum mengamalkan tarekat ketika sy bermimpi buruk rasanya seperti tidak ada penolong di alam sana/tidur, tetapi setelah sy mengamalkan dzikrullah alhamdulillah pada saat masuk alam tidur/mimpi burukpun guru mursyid datang melindungi sy. Subhanallah.

  • Pejalan

    Ya kita sering bisa memfonis orang lain “Orang itu hanya tau sebatas kulit ari” atau “Wah orang itu memotong ayat. Memahami hanya sebagian”.
    Nah kenapa belum terjun ke samudera tapi bisa ngotot apa isi dasar samudera?

    Jadi mas Agung silahkan mencari dulu, selami kemudian nyatakan apa yang ada di dasar samudera tersebut.

    Mohon maaf jika komentar saya kurang berkenan.

    -pejalan-

    • Agung

      Terima kasih masukannya, salam hormat dan jazaakumullahu khoir
      Tak lupa semoga kita dijadikan hamba-hamba yang dicintai Allah SWT serta segera dapat memperoleh ma’rifatNya yaa. Amin

  • oyeck

    Maaf Mungkin saya cukup menengahi dari pendapat2 sodara… Saya lebih setuju kalo “Syariat Tharekat Hakikat Makrifat itu SATU” Yang Menentukan Halal Haram itu bukanlah kita…Tapi ALLAH. Buat Sahabat2 ku silahkan beribadah sesuai dengan Keyakinannya…dari pada TIDAK SAMA SEKALI. Insyallah tidak ada Kebajikan yang sia-sia…

  • santoso

    Asalamualaikum bang sufi muda, di daerah sini ad ajaran tauqit klu sudah blajar tarekat sampai makrifat kita ngk solat gpp apa itu sesat atau tida mohon penjelasan.

    • Ruslianto

      Banyak Tarekat mendapat fitnah,.. Dan usahakan mencari Tarekat Mu’tabaroh Yang Silsilah Mursyid Nya sampai kepada Rasulullah s.a.w , Maka Pengamal Tarekat yang istiqomah-lah insyaAllah mendapat rahmat dari Allah.

      • anbu

        “Wahai orang-orang yg beriman, jika kamu bertakwa kpd Allah Swt niscaya Dia akan memberikan kepadamu Furqan (petunjuk yg dpt membedakan yg hak dan yg batil).” (QS 8:29)

        Ucapan tokoh besar sufi;
        “Barang siapa yang menuntut ilmu tanpa bimbingan Syekh (Guru Mursyid) maka wajib SETAN Gurunya” (Abu Yazid al-Bisthami).

        klu yg komentar ustad komersil, nanti dulu!
        mana yg lebih anda dengar ucapan seorang Profesor / Guru TK?

        LIHATLAH…
        Kalau masih belum TERLIHAT….
        LIHATLAH dengan MATA HATI (hati yg NURANI)

        “hati nurani” ? Seberapa besar kepercayaan Anda terhadap hati nurani Anda sendiri? Atau Anda sendiri ragu dg adanya hati nurani dan lebih memakai dan mendewa-dewakan kemampuan otak? Atau Anda merasa bhw hati nurani Anda sudah tidak valid lagi dalam membedakan benar dan salah? Atau bahkan Anda apatis thd hati nurani “ah bullshit dg hati nurani”?.

        Kita seringkali mengetahui tentang BENAR dan SALAH. Tp kita seringkali jg dg sangat2 sadar memilih yg SALAH. Contoh saja dalam hal mencontek teman saat ujian. Saya jadi penasaran, apakah dari para pelaku pencontek itu ada yg hati nuraninya membenarkan tindakannya dan sama sekali tidak merasa bersalah?Kalo ada yg seperti itu, berarti hatinya SAKIT!…

  • Budiman

    sufi muda yg terhormat, saya mau tanya
    saat ini saya sedang belajar ilmu sprti yg sedang di bahas ini, metodenya saya dibimbing guru yang mursyid menurut saya entah orang lain,
    kami di ajarkan doa perlindungan diri dengan bahasa indonesia yang di mulai dengan Bismillah, sahadat dan dzikir laa haula walaquwata illabillah dengan di tutup sebuah jurus, latihan yang kami lakukan untuk membersihkan atau menghidupkan hati yaitu dengan cara membuat garisan segi empat yang mana garisan itu nanti kita doakan, dan kita masuk dalam garisan dan berusaha memukul garisan itu sampai kita terpental, dari situ guru bisa melihat siapa yang tdk bagus niatnya atau ada perasaan sombong dan termasuk hal hal gaib yang mengganggu tubuh manusia bisa d deteksi dan tanpa d obati jin pengganggu minta keluar sendiri,

    pengalaman selama ini
    – saya pernah di datangi sang guru dalam mimpi tapi dia mengatakan kalau dirinya adalah nabi ibrahim, dia berpesan dan memberikan sebuah kertas yang di lekatkan d dada kanan saya sambil berujar, kalau kamu sudah kuasai ini itu sdh lumayan.
    – istri saya pernah antara tidur dan tidak pada suatu malam melihat di dalam rumah ada 7 orang berjubah duduk d kursi menjelaskan panjang lebar tentang hidup dan kematian,
    – istri saya juga sering bermimpi berbicara dng orang yg tidak pernah dia lihat namun setelah di teliti atau d cari tahu orang itu memang ada sampai namanyapun dia tahu.

    bagaimana pendapat mas tentang hal ini.
    terima kasih sebelumnya.

  • fuad abdurrahman

    assalamu’alaikum ya akhii,,
    tolong doakan saya agar saya bisa sampai kejalan shirathal mustaqiim yang hakiki..aamiin
    salam rahayu

  • haris

    mohon ijin, sekedar share kisah nyata dari teman pengamal tarekat

    beberapa waktu lalu teman bercerita kisah nyata yg dialaminya, kebetulan teman tersebut juga adalah pengamal salah satu tarekat.

    sebulan lebih setelah pamannya meninggal, dirinya bermimpi sampai 3 kali berturut2. dlm mimpinya, sang paman berpesan kepada ponakannya (teman tsb) agar segera digelar acara doa arwah/zikiran dirumah, pesan tsb juga dipesan utk disampaikan ke anak2nya.

    teman tsb kaget, padahal setahu dia, sang paman tdk pernah bahkan percaya dgn hal3 bgtu (manaqib, shalawatan, nisfyu syaban, tahlillan, dll). namun karena mimpi yg sama terus berulang, akhirnya teman tsb menyampaikan ke saudara sepupunya (anak paman tsb)

    tanpa berlama-lama, seluruh anak dari sang paman sepakat utk segera menggelar tahlillan utk mendiang ayahnya. namun saudara sepupunya tdk tahu bahkan meminta tolong dicarikan yg bisa memimpin doa arwah kpd teman saya.

    akhirnya, teman tsb meminta kesedian teman dimajelis zikirnya yg sudah bisa dan dipercaya oleh guru mereka utk memimpin/melaksanakan doa arwah.

    ketika teman tsb bercerita ke saya, beberapa hari setelah digelarnya doa, seluruh saudara sepupunya anak dari mendiang pamannya bercerita, malamnya mereka bermimpi indah, mereka melihat ayah mereka tersenyum dgn pakaian yg gagah dan seluruh tubuhnya diselimuti cahaya, bahkan anak lainnya bermimpi melihat ayah mereka tampak duduk di salah satu rumah megah dan di kelilingi sinar.

    seluruh sepupunya tersebut akhirnya mulai menanyakan etika dan norma dalam memilih dan masuk salah satu tarekat.

    mendengar cerita tsb, saya hanya tersenyum dan berucap “Alhamdulillah” 🙂

  • Adli Yaumil Hakim

    Sufi Muda, kalau tidak salah ini sumber tulisan ini dari ceramah Ayahanda Guru Sayidi Saikh Kadirun Yahya. Mohon abangda sufi muda ikut mencantumkan sumber tulisan tersebut.

  • Jusman

    Assalamualaikum

    Mff kalau saya salah dan kurang paham mau bertanya mengenai kalimat Abang.

    MOHON Penjelasannya Bang

    Pertanyaan di acara tv tv swasta dunia lain dunia malam. Seringkali berkomunikasi kesurupan. Dan ruh atau org meninggal.masih ingat cerita semasa kehidupannya. Berarti ilmu zahir dari masa hidupnya tetap terbawa mati.?????

    Berikut,
    Ketika tidur pun dia tidak mampu menjawab pertanyaan itu bagaimana mungkin dia bisa menjawab pertanyaan itu setelah mati, sementara akal pikiran tempat ilmu agama itu tersimpan juga sudah tidak ada lagi. Artinya dia tidak bisa menjawab sama sekali pertanyaan-pertanyaan yang diajukan malaikat dan kalau pertanyaan itu tidak bisa dijawab maka tempatnya sudah jelas dimana, disiksa selamanya.

Tinggalkan Balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca