Tasauf

Bangunlah Dari Mimpi! (1)

Manusia di dunia ini sesungguhnya sedang tidur. Manakala mati, mereka bangun

Ali bin Abi Thalib

Tuhan memberikan akal kepada manusia agar manusia mampu berfikir secara baik tentang alam dan ciptaan Tuhan sehingga bisa memberikan manfaat kepada manusia. Dengan akal manusia bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Akal manusia dengan kemampuan yang begitu luar biasa mampu menyerap dan mengolah informasi sehingga menghasilkan hal-hal yang luar biasa.

Walaupun mempunyai kemampuan yang hampir tak terbatas, akal manusia diberi batasan oleh Tuhan, hanya mampu memikirkan hal-hal selain Tuhan. Ketika berhubungan dengan Dzat Tuhan, maka akal akan mengalami kebuntuan, akal tidak mampu membahas apapun tentang dzat Tuhan, mengapa?

Tuhan menciptakan manusia terdiri dari 2 unsur yaitu jasmani dan rohani. Akal termasuk ke dalam unsur jasmani yang melekat dengan tubuh manusia. Akal hanya bisa bekerja ketika manusia sadar dan normal, ketika manusia tidak sadar maka akal tidak berfungsi sama sekali. Sebagai contoh sederhana, dalam keadaan tidur, manusia bodoh dengan professor sama-sama tidak sadar, tidak akan mampu menjawab pertanyaan apapun walaupun pertanyaan itu sangat sederhana. Orang bodoh dan professor dalam keadaan tidur ketika ditanya, “Berapa 1 +1”, keduanya tidak bisa menjawab.

Kalau dalam keadaan tidur saja tidak bisa menjawab pertanyaan sederhana, bagaimana mungkin akan bisa menjawab pertanyaan setelah mengalami kematian. Ketika masuk ke dalam kubur dan datang malaikat menanyakan, “Siapa Tuhanmu?” bagaimana mungkin dia bisa menjawabnya kalau hanya mengandalkan akal.

Akal sekali lagi mempunyai dimensi terbatas, itulah sebabnya Tuhan melarang manusia memikirkan dzat Tuhan karena memang akal tidak akan mampu memikirkannya. Akal berada dalam dimensi dunia sedangkan Dzat Tuhan berada dalam dimensi tak terhingga. Akal termasuk baharu sedangkan Dzat Tuhan bersifat Qadim.

Karena manusia mempunyai dua unsur, jasmani dan rohani, maka di dalam beragama khususnya ber-Islam, kedua unsur ini harus disentuh, harus diajarkan agar manusia ber-Islam secara jasmani dan rohani. Untuk mengislamkan rohani kita tidak akan pernah kekurangan Guru, begitu banyak di dunia ini Guru yang mengajarkan Islam secara jasmani.

Islam yang diajarkan kepada jasmani itu sayangnya tidak menyentuh sama sekali kepada ruh manusia karena keduanya mempunyai dimensi yang berbeda. Untuk bisa meng-Islam-kan ruh, diperlukan ruhani yang dimensi lebih tinggi yaitu ruhani para Rasul dan Para Wali yang telah mencapai tahap kamil mukamil (suci lagi bisa mensucikan).

Untuk bisa meng-Islam-kan ruh dari manusia diperlukan sebuah metodologi atau cara atau dalam bahasa Arab disebut Tareqatullah. Dengan Tareqatullah atau popular dengan tarekat inilah ruh manusia bisa dicucikan, diajarkan cara menyebut nama Tuhan sehingga ruh menjadi Islam. Kalau ruh manusia tidak diajarkan cara menyebut nama Tuhan, maka selamanya ruh akan merana sejak di dunia sampai ke akhirat kelak.

Cara menyebut nama Tuhan, cara berkomunikasi dengan Tuhan harus dipelajari dan pengajarannya harus diselesaikan sebelum ajal menjemput. Di alam kubur dan alam setelahnya tidak ada lagi pelajaran itu. Kalau semasa hidup di duni tidak bisa berkomunikasi dengan Tuhan maka sampai di alam kubur dan alam selanjutnya tidak akan bisa berkomunikasi dengan Tuhan.

Kenapa hampir kebanyakan orang yang mengaku paham dengan agama ketika sampai kepada pembasahan tentang “Dzat Tuhan”, “Memadang wajah Tuhan” dan “Berbicara dengan Tuhan” mereka mundur secara teratur bahkan hal-hal seperti ini dianggap tabu, dengan dalih “Jangan kau pikirkan Dzat-Ku” akhirnya hal yang paling pokok ini terlupakan atau sengaja tidak dibahas. Jawabannya karena mereka hanya berbicara tentang agama secara Jasmani tanpa menyentuh ruhani sama sekali.

Bersambung

35 Comments

  • AWAN BAGHDAD

    ya allah berkatilah sufi muda kami dengan ilmu yang bermanpaat agar kami yang bodoh ini dapat membaca tulisan beliau amin ya rabbal alamin

    • SufiMuda

      Amin, terimakasih atas doanya.
      Semoga Tuhan Yang Maha Pemurah juga memberkati anda dengan berlipat lipat.
      Ciri khas orang sufi adalah mengaku dirinya bodoh, artinya dia membuka wadah agar Tuhan terus memberinya pelajaran agar terus berkembang.

      Salam

  • alwi

    maaf mas saya lancang numpang posting aj >>> RUH yg mana tuhan yg mana >>>>> siapa yg naik dan siapa yg turun kalau memang anda paham di mana tempat berkumpulnya ruh ,,,, karena ruh juga punya pimpinan yg harus di dengar ruh juga punya tingkatan sama seperti manusia ….ap anda sudah ketemu raga yg menyimpan rahasia tentang ruh dan alam semesta sebelum dan sesudah adanya dunia ……..apakah kah anda sudah pernah birimamkan baginda rasullullah SAW pada saat shalat …………anda berada syaf yg mana barisan yg keberapa ……itulah makna di atas langit masih ad langit jangan pernag mersa puas karena menjadi orang orang pilihan dan terpilih secara hakekat sangat sangat lah sulit kawan janganlahy pernah merasa lulus karena kelulusan itu permainan yg ghoib,,,,,,,,,itu pilihan dari sang maha pencipta bukan pilihan kita manusia yg di ciptakan ap lah daya dan kuasa selain atas kehendaknya .. maaf sy tak kenal dan tak pernah mau tau cuma lama sy ingatkan aj karena itu sudah kodrat manusia saling mengingatkan sesama makhluk yg hina dan penuh dengan dosa itulah manusia dengan segala sifat buruk nya ,,,,,,,,salam dari kami punggawa tanaah andalas

      • alwi

        heheb maaf bg kalau sedikit ekstrim bahasanya karena untuk urusan keyakinan berat pertanggungjawabannya kelak bg . kalau abg cermati tulisan sy itu asli datangnya dari relung hati yg paling dalam pada dasarnya sy suka membaca artikel yg bg buat tapi ad kala sy membaca hati sy berontak dan dikit protes bg …kita semua nya tidak dan tak sama di dalam ilmu dan pola pikir bg .dan masih banyak lg rahasia yg belum terbuka bg ,,, boleh tanya bg ap makna dari yassin bg > salam bg sufi muda dari kami keturunan batara kara .

        • Pengembara

          Awak yg buta mata hati dan pekak telinga ni ya dengar2 dan baca sajalah, mana pande awak sok kenal dan sok akrab sama yg sudah sampai,, sami’na wa ata’na.. Awak tak kenal tuhan, awak tak kenal Rasulullah… yg awak kenal cuma guru awak ( kutipan)… izin menyimak tuan SM

    • musafir

      Oooo ada bang alwi dari andalas rupanya 🙂
      Menggebu gebu kali bang pertanyaannya…,
      Salam damai dari kami dari negeri seberang 🙂

      • alwi

        salam …. ingat kawan siapa yg bersaksi dan siapa yg menyaksikan ,,,,,, begitu jg ruh akan tunduk dan taat pada hukum kebenaran yg di bw olek raga yg menjadi saksi bagi raga yg lainnya >>>>

      • alwi

        waalaikum salam seberang mana y…..orang sumatera bilang tanah jawa seberang orang kepulauan riau bilang malaysia seberang jg hehehe

    • bayi shufi

      jgn saat shlt z bang di imami Rosulullah.
      dari bangun tidur sampe tdr lg donk imamnya Rosulullah,baru perfect.
      wong “SANG IMAM” nampak,jelas,nyata,terang,dpt disaksikan,koq,dll
      ASYHADU ANNA MUHAMMADAN ROSULULLAH
      janganlah kt punya persepsi kpd orang gmn2.
      tp kt dulu,udah belum sepanjang waktu ber”jama’ah”dgn Rosul
      ampun maaf

      • alwi

        hehe kalau bisa bg menjawab lah dengan ilmu dan keimanan bukan kehendak akal dan pikiran raga manusia aplah arti sebuah raga …agar kita semua tersadar dari tidur yg cukup panjang sesungguhnya manusia itu lalai ………..???????

  • St. Rohati

    Assalamualaikum wr. wb.

    Dengan Tareqatullah atau popular dengan tarekat inilah ruh manusia bisa dicucikan, diajarkan cara menyebut nama Tuhan sehingga ruh menjadi Islam.

    Maaf, mohon penjelasannya ya, setahu saya ada juga tazkiyatunnafs bukan tazkiyaturruh, dan setahu saya juga yang entitas insan itu ada tiga: jasad, jiwa, dan ruh/nafakh ruh, dan yang akan dimintai pertanggung jawaban nanti adalah jiwanya bukan ruhnya karena diri insan sejati hakekatnya adalah jiwanya, sedangkan ruh itu hakekatnya dari Allah yang otomatis akan kembali pada Allah setelah manusia itu meninggal dan fungsinya untuk menghidupkan(nafakh ruhnya bukan Ruhul Qudus)…

    Terima kasih sebelumnya,wasalam.

    • SufiMuda

      Wa’alaikum salam
      Terimakasih komentarnya.
      Saya menyederhanakan pembagian menjadi dua, jasmani dan rohani. Kalau di uraikan rohani benar spt anda sampaikan.
      Yang saya maksud ruh dalam tulisan di atas adalah Jiwa, atau nafs.
      Yang harus di ajarkan atau di sucikan adalah jiwa manusia.
      Ketika saya menulis Ruh, berarti ada nafs disana, demikian.

      • Dian Najhan

        Maaf Bang Sufi Muda, mohon kalo begitu untuk dapat dijelaskan detailnya dalam Rohani itu (entitas ihsan)….seperti yg dikemukakan oleh St. Rohati, Terus terang saja saya yg bodoh ini jadi semakin bingung, yang di Islamkan dan yg diminta pertanggungjawabkan itu Roh, jiwa atau, naf ?, lalu bagai mana dengan Rasa yg seolah-olah ? Demikian Bang Sufi terima kasih

        • SufiMuda

          Saya juga mohon maaf tidak bisa menjelaskan tentang roh seperti yang anda tanyakan karena ilmu saya tentang roh sangat terbatas.
          Yang saya tahu manusia terdiri dari jasmani dan rohani. Rohani manusia harus ikut di islamkan krn itu yang kembali kepada Tuhan utk di minta pertanggung jawaban.
          Kalau anda ingin mengetahui bagaimana rohani bisa di Sucikan mungkin saya bisa membantu anda untuk memperkenalkan kepada yang ahlinya.
          Kajian2 tentang roh kebanyakan membingungkan manusia krn itu memang bukan pelajaran akal, atas alasan itu juga maka Allah mengingatkan Nabi tentang itu, bahwa pengetahuan manusia ttg roh sangat sedikit.

          “Hai jiwa yang tenang..” Di dalam al qur’an terjemahan dari nafs. Jadi nafs dalam bahasa Arab diterjemahkan menjadi jiwa dalam bahasa Indonesia.

          Imam al Ghazali menyebut nafs untuk hawa nafsu dan sering diterjemahkan sebagai jiwa rendah.

          Dengan berguru kepada Guru Mursyid segala pertanyaan ttg roh akan terjawab dgn sendiri nya tanpa harus bertanya.

          Demikian

  • Nikmahadi Nik Hassan

    salam persahabatan, pembahasan anda amat menarik, saya kira seluruh umat islam didunia fana ini,perlu dan wajib membaca tulisan anda ini, agar mereka tidak takut untuk menemukan estatika kematian, berdasarkan pengalaman dan mengamatan saya, zikrullah metode paling ampuh untuk menghidupkan rohani,tarikat naqsabandi mewajibkan paling minimal 10,000 setiap hari, perlu ada guru rohani, guru mursid, untuk itu umat islam perlu,”bertariqat”,terima kasih

    • SufiMuda

      Terimakasih banyak atas komentarnya. Mudah2an di dunia ini akan semakin banyak orang yang mengikuti thariqatullah sebagai jalan menuju kepada Allah, salam

  • Subiono

    Ya Allah, mohon agar Engkau bukakan rahasia ilmu seluas2nya di dalam dada kami semua pembaca situs ini, sehingga nyata hukum dan ajaran Engkau di dalam dada kami semuanya. Amin

  • Muhammad Basori

    Assalamualaikum….
    berhati-hatilah berbicara (penulis sdh memberi tanda “…”) jd jika org bertanya tentang tempat/keadaan dan segala tentang substansi/entitas ruh apalagi tentang Tuhan…he…he…tanyakan dulu apa itu benar2 dari pancarian diri sendiri atawa membaca buku atawa mendengar cerita org lain…..hati-hatilah jangan terjebak dengan permaianan akal kita… kt tunggu sambungan tulisan diatas…sabarlah…..sukses untuk semua….wasslam

  • Dian Najhan

    Assalamualaikum Wr Wb
    Sebelumya banyak terima kasih untuk tulisan-tulisa sufi muda di blog ini, Tiga tahun sudah, terus terang blog sufi muda sangat berpengaruh sekali dalam hidup dan kehidupan pribadi saya sebagai yg beragama islam (Islam keturunan) sehingga terbuka hijab antara saya dan ilmu tarekat, Ilmu qolbu, Ilmu hakekat dan makrifat. Terus terang semakin saya yakini tulisan atau paparan sufi muda semakin saya takut, karena sampai sekarangpun saya belum dapat menemui seorang guru mursyd yg sufi muda maksudkan.
    Kalo boleh dapat Bang Sufi Muda membantu saya, untuk menunjukan guru mursyd. atau seseorang yang dapat meng Islam kan Jiwa/Roh saya. Demikian Bang Sufi Muda semoga rahmat, karunia-Nya selalu mencerahkan dan menginspirasi tulisan-tulisan Sufi Muda selanjutnya, sehingga dapat meng-inspirasi jg generasi-genaris Islam berikutnya agar dapat kokoh keislammannya.(Islam yang islam, islam yang iman dan islam yang ikhsan)

    • SufiMuda

      Wa’alaikum salam
      Mudah2an kita semua selalu dibimbing dan di tuntun oleh Allah swt, tentang Guru mursyid bisa melalui email saya sufimuda@gmail.com, di kota mana anda tinggal nanti akan saya berikan referensi tentang Guru Mursyid,

      Saya berdoa kepada Allah semoga anda dipertemukan dengan Guru yang benar bisa membimbing anda menuju kehadirat Allah SWT,
      Amin ya Rabbal ‘Alamin

  • aji

    mirip tantra mimpi tingkat tinggi…..trjaga ktika tdur… dibuku lucid dream ada teknik brahmana kuno untuk mencapai kesadaran mimpi… slah satunya menyebut :ini mimpi. bbrapa kali sehari sampai 3 minggu…

    sy copas ,kesadaran versi budhis.

    bagaikan sebuah gema, sebuah
    kota di atas awan, atau sebuah
    pelangi untuk menggambarkan
    sifat ilusi dari dunia fenomenal.
    Mimpi merupakan salah satu
    bentuk ilusi. Seluruh alam
    Buddha Shakyamuni sering
    memberitahu para murid-Nya
    untuk menganggap semua
    fenomena sebagai mimpi
    belaka. Beliau menggunakan
    berbagai macam contoh,
    semesta ini timbul dan
    tenggelam bagaikan
    fatamorgana. Semua hal
    mengenai diri kita, bahkan
    hingga ke berbagai kualitas
    yang sangat tercerahkan, juga
    bagaikan fenomena mimpi saja.
    Tidak ada hal yang tidak berada
    dalam cakupan dari semua
    mahluk ilusi; jadi saat akan
    tidur, kamu hanya akan
    melewati satu kondisi mimpi ke
    kondisi mimpi lainnya.[4]

Tinggalkan Balasan ke SufiMudaBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca