Tasauf

Setelah Shalat Shubuh…

Setelah shalat subuh, saya membuka www.sufimuda.net, saya lihat tulisan terakhir yang diposting tanggal 15 Januari berarti sudah lebih kurang 70 hari, waktu yang lumayan lama. Saya dari awal tahun ini memang berniat menulis 3 tulisan setiap minggu yang saya posting hari Senin, Rabu dan Jum’at, artinya ada 12 tulisan dalam sebulan dan 144 tulisan dalam setahun karena kesibukan akhirnya rencana tersebut jadi tidak seperti yang saya inginkan namun saya tetap berniat menulis minimal 144 tulisan tahun ini.

Bagi saya menulis dan berbagi untuk sahabat sekalian apa yang saya ketahui dan apa yang saya rasakan merupakan kebahagiaan yang luar biasa buat saya pribadi. Saya yakin sahabat saya semua pembaca disini mempunyai pengetahuan yang jauh lebih luas dari apa yang saya tulis disini. Itulah sebabnya kita disini tidak membicarakan siapa yang lebih pandai dan lebih banyak mengetahui tentang tasawuf dan saya pun akhir-akhir ini menghindari perdebatan yang menurut saya pribadi tidak memberikan manfaat apa-apa buat kita semua.

Tulisan-tulisan yang ada di sufimuda hadir dari getaran hati dengan harapan dapat menyentuh hati dan saya pun menulis dengan perasaan. Saya ingin sahabat semua merasakan kebahagiaan yang saya rasakan dan kebahagiaan itu saya pindahkan lewat tulisan-tulisan yang ada disini.

Tasawuf adalah ilmu rasa dan tidak akan bisa mengetahui apapun tentang tasawuf kecuali kita ikut merasakannya. Pengetahuan teori tentang tasawuf hanya akan tersimpan di alam pikiran dan bercampur dengan pengetahuan lain yang besar kemungkinan akan hilang bersama waktu. Pengamalan tasawuf dengan metode benar lewat tarekat dan bimbingan ahli akan berbekas di dalam hati dan memberikan spirit dalam beribadah dan tujuan hakiki adalah bisa merasakan kehadiran Allah dalam keseharian setiap saat dari dunia sampai akhirat.

Amalan-amalan dalam tarekat merupakan warisan Nabi yang diajarkan kepada para sahabat, kemudian diteruskan oleh para ulama tanpa mengubah sedikitpun dari apa yang pernah dipraktekkan Nabi dan amalan-amalan tersebut sampai kepada kita lewat Guru kita yang mulia ulama pewaris Nabi.

Menjadi murid seorang Wali Allah tidak mengharuskan anda meninggalkan dunia, menyendiri dan terasing dari keramaian. Pemahaman tentang zuhud yang keliru menyebabkan orang mempersepsikan sufi sebagai orang yang tidak memerlukan dunia dan hanya menyibukkan diri dengan ibadah. Pembahasan tentang zuhud sudah banyak saya tulis disini, salah satunya kisah Syekh Kepala Ikan murid Ibnu Arabi bisa di baca di Zuhud Sebenarnya.

Abu Zaid mengatakan bahwa seorang sufi yang sempurna bukanlah zahid yang tenggelam dalam perenungan tauhid. Bukan seorang wali yang menolak muamalat dengan orang lain. Sufi sejati adalah mereka yang berkiprah di masyarakat. Makan dan tidur bersama mereka. Membeli dan menjual di pasar. Mereka punya peran sosial, tapi tetap ingat kepada Allah SWT. Dalam setiap saat. Inilah hakikat zuhud yang sebenarnya.

Hubungan dengan Tuhan adalah hubungan sangat khusus yang tidak harus diketahui orang lain. Seorang pecinta Tuhan akan melewati malam-malam sepi hanya berdua dengan Tuhannya dan melewati siang hari dengan kesibukan duniawi tanpa sedikitpun melupakan Tuhannya bahkan sepanjang hari kerinduan akan Tuhannya terus membara dalam hati.

Karena hubungan dengan Tuhan persoalan hati, maka dalam keseharian anda tidak akan mengetahui sosok sufi kecuali anda sendiri sufi. Seorang sufi tidak diketahui kehadirannya di dunia ini bahkan oleh teman dekatnya sendiri.

Itulah sebabnya Allah memerintahkan kita semua hamba-Nya untuk berbuat baik kepada semua tanpa membedakan satu sama lain karena kita sendiri tidak mengetahui siapa dari hamba-hamba tersebut yang mendapat kedudukan mulia disi-Nya yang hanya dengan sebuah doa singkat dari mereka dapat menyelamatkan kehidupan kita dunia dan akhirat.

wallahu a’lam bish shawab!

12 Comments

  • Candra

    Terima Kasih Kanda SM untuk tulisannya.
    Hanya orang Sufi yang Kenal Sufi:-)
    Sangat sepakat.

    Ditunggu tulisan2 berikutnya.

  • Rinto

    Amazing…..seharusnya paradigma seperti ini yg hrs disebarkn kesetiap insan,…agar tdk ada miss understanding antara sesama umat,slm hormat bang sufi muda.

  • iman fhatoni

    asalamualaikum wr wb,bukanya kita tidak membutuhkan dunia,tetapi tidak terlalu mementingkan,,,,karena dunia adalah tempat untuk mengenal tuhan,,,bergaul dgn siapa saja di anjurkan,,,tinggal bgmn kta bsa menempatkan dan manfaat apa yg kt dpatkan,,,,

  • edy wahana

    Ke hadiran tulisan Sufi Muda bagai Air Hujan yang hadir tanpa diundang, mengisi dan menyusup dalam kesibukan2 duniawi. Kedalaman ketauhidannya dapat dirasakan. sehingga sangat dinantikan.

  • Juan_nedy

    Walaikumsalam imam fathoni, trimaksih syiarnya, sangat baik dgn bijak.
    benar saat dunia kita kejar,kemudia kita dapatkan,kemudian kita genggam kemudian hilang. MASAHALLAH
    Alhamdulillah hidayah saya rasakan.

  • all boy

    saya tak mau munafik dgn dunia,karena dunialah ladang menanam amal ibadah serta pahala dan di akhirat kelak memanennya..

  • Muhammad Tahir Dg Tojeng

    Terima kasih sm . Ditunggu banyak lg tulisan sellanjutnya. Menurut saya ini sangat bermanfaat ada. Àssalamu alaikum wr….wb…

  • iwan

    benar sekali….itulah mnusia yg bsa hidup didua negeri…….yg dmaksud dengn mnyebut ato mngingat ALLAH dwaktu pgi dan petang…krn pagi adlh btas dari malam dan petang adlh btas dri siang…moga dmngerti.

Tinggalkan Balasan ke CandraBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca