Tasauf

Tasawuf Tanpa Tarekat (3)

Tasawuf Tanpa Tarekat = Teori

Tasawuf dari sekian banyak definisi bisa kita persingkat menjadi akhlak yang baik, dengan melaksanakan tasawuf maka akhlak manusia ikut menjadi baik. Rasulullah SAW sebagai teladan kita semua memberikan contoh akhlak yang baik dalam kehidupan Beliau, “Sungguh pada diri Rasulullah terdapat Akhlakul Karimah (akhlak yang baik)”. Dengan membaca karya-karya Tasawuf yang ditulis baik oleh Guru Sufi maupun orang-orang yang ahli tentang tasawuf secara teori mungkin bisa saja membuat perilaku kita berubah, suka menolong orang, rajin beribadah dan sabar dalam segala hal, akan tetapi perubahan itu tidak bersifat permanen tapi hanya sementara, selagi kita membaca dan mengingat apa yang ditulis dalam buku tasawuf saat itu kita menjadi baik namun ketika kita lupa maka semuanya akan kembali seperti semula. Akhlak manusia tidak bisa diubah hanya dengan membaca dan mempelajari buku saja. Rasulullah SAW mengubah akhlak manusia dengan menanamkan “Kalimah Allah” ke dalam qalbu para sahabatnya, membersihkan hati dengan zikir sehingga perubahan akhlak para sahabat bukan berasal dari luar akan tetapi berasal dari dalam dan itu bersifat permanen.

Kunci belajar tasawuf secara praktek lewat amal zikir dalam tarekat tergantung dari kualitas Mursyid yang membimbingnya. Seorang Guru Mursyid haruslah berkualitas Wali Allah yang bisa membimbing muridnya 24 jam dimana saja dan kapan saja. Seorang Profesor Tasawuf yang sangat mahir tentang ilmu tasawuf belum tentu bisa menjadi seorang Guru Mursyid. Kalau anda ingin mempelajari tasawuf secara teori, anda bisa membaca buku-buku tasawuf sebagaimana yang saya lakukan dulu sebelum mengenal tarekat atau lebih serius anda bisa kuliah di IAIN dengan mengambil jurusan Tasawuf di Fakultas Ushuluddin dan anda bisa melanjutkan ke jenjang S2 dan S2 baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Ilmu yang anda dapat dibangku kuliah tersebut semua tergolong kepada ilmu Tasawuf secara teoritis. Apakah anda belajar Tasawuf Akhlak, Tasawuf Filsafat atau Tasawuf lain kesemua itu hanya mengisi akal pikiran anda tentang ilmu tasawuf.

Untuk bisa  mengaplikasikan ilmu-ilmu tersebut dalam bentuk nyata, dalam bentuk praktek maka diperlukan “bengkel” bernama Tarekat dibawah bimbingan montir ahli bernama “Mursyid”. Untuk bisa mempraktekkan ilmu dibengkel sebenarnya anda tidak harus menyelesaikan semua teori-teori tasawuf, bahkan orang yang tidak pernah membaca buku tasawufpun bisa mempraktekkannya dalam tarekat. Seorang yang sudah menjadi Sufi terkadang tidak menyadari dia sufi, tidak menyadari bahwa dia telah melewati semua maqam-maqam yang harus dilewati oleh para pencari Tuhan sebagaimana yang tertuang dalam kitab tasawuf. Karena kepatuhannya pada Guru Mursyid yang sangat ahli, tanpa disadari dia sudah sangat mahir mempraktekkan segala maca teori yang tertulis dalam buku.

Itulah sebabnya kenapa seringkali orang yang menekuni tarekat tanpa membaca buku tasawuf terkadang bingung dengan istilah-istilah tasawuf dan kalau kita jelaskan dengan detail makna dari istilah itu dia langsung paham dan tersenyum dan dia menganggap hal tersebut biasa-biasa saja karena sudah sering dilakukan.

Dalam praktek terkadang apa yang menjadi hal rumit secara terori akan menjadi mudah dan sederhana bahkan sangat mudah karena memang dibimbing oleh Sang Ahli, saya mengambil contoh sederhana, dalam pengajian yang dilaksanakan oleh lambaga Tasawuf Tauhid yang membahas tasawuf secara teori, ketika membahasa masalah UBUDIYAH, diperlukan waktu lama dengan berbagai dalil baik Al-Qur’an, Al-Hadist maupun ucapan-ucapan para ulama untuk menerangkan makna dari ubdiyah tersebut. Saya pernah mengikuti pengajian seperti itu dan saya yang sudah menekuni tarekatpun bukan tembah terang dan jelas akan tetapi bertambah bingung dengan teori-teori tersebut. Dalam prakteknya Ubudiyah atau menghambakan diri kepada Allah itu tidak sesulit dan serumit dalam teori. Guru saya, ketika ada orang ingin berubudiyah atau mengetahui makna ubidyah, maka Beliau cukup mewakilkan dengan satu kalimat, “Ambil cangkul dan cangkul tanah itu”, atau kalau sedang pembangunan Mesjid beliau cuma berkata, “Kalau kamu bisa aduk semen, silahkan aduk semen, itulah ubudiyahmu kepada Allah”. Singkat, jelas dan sederhana namun bagi yang melakukan bukan hanya memahami tapi juga merasakan karena telah mempraktekkan langsung makna ubidiyah tersebut.

Bisa jadi makna ubdiyah tidak langsung didapat dalam sehari hanya dengan sekali cangkul, mungkin seminggu, sebulan atau setahun baru dia memahami hakikat dari Ubudiyah. Barulah dia akan paham bagaimana posisi hamba dan bagai mana posisi Allah dalam kesehariannya. Karena ilmu praktek maka akan tunduk pada aturan-aturan dan hukum alam yang sudah berlaku. Kalau menanam bayam harus menunggu 21 hari, walaupun dipaksa tidak akan mungkin bisa panen dalam 1 hari. Begitu juga ilmu tasawuf yang dipraktekkan lewat tarekat, diperlukan kesabaran untuk bisa mencapai hasil-hasilnya. Hasil yang dimaksud adalah mencapai tahap Makrifatullah, mengenal Allah dengan sebenarnya.

Seringkali orang yang tidak berhasil dalam tarekat bukan karena dia tidak sungguh-sungguh, akan tetapi tidak sabar di dalam perjalanannya. Seperti Nabi Musa yang berguru kepada Nabi Khidir, diperlukan kesungguhan dan kesabaran sehingga bisa selamat sampai ke tempat tujuan.

Tarekat berasal dari kata Thariqatullah artinya jalan kepada Allah, memerlukan proses, kesungguhan dan keyakinan penuh bagi si pejalan agar sampai kepada tempat tujuan. Dan yang lebih penting lagi diperlukan pembimbing sebagai sahabat rohani yang senantiasa memberikan petunjuk dan arahan agar tidak tersesat di jalan. Tasawuf yang tidak disertai tarekat tidak menghasilkan apa-apa selain hanya berupa teori semata. Tidak ada bedanya dengan orang belajar fiqih, belajar syariat yang semula adalah ilmu hakikat karena tidak ada pembimbing akan menjadi ilmu syariat, berupa teori semata.

Lebih berbahaya lagi orang mempraktekkan ilmu zikir dalam tasawuf tapi tanpa memiliki Mursyid, hanya berdasarkan apa yang tertulis dalam buku kemudian dipraktekkannya maka akan melahirkan kesesatan yang tanpa disadarinya. Istilah “kemasukan atau kerasukan wali” di datangi oleh Syekh Abdul Qadir Jailani atau Wali lain, berguru secara gaib kepada nabi Khidir atau berguru secara rohani kepada Wali Songo adalah istilah yang berasal dari orang yang mempraktekkan ilmu tanpa Guru Mursyid. Manusia suka cepat dan suka yang instan, tanpa harus zikir dan menuntut ilmu kepada Wali ingin langsung mencapai makrifat sehingga sekarang ada aliran Makrifat, langsung mencapai makrifat tanpa melalui tarekat dan hakekat. Apakah bisa mencapai makrifat langsung? Bisa! Inilah makrifat secara teori. Hakikat makrifat tidak bisa dipelajari lewat akal, ketika rohani kita diantar kehadirat Allah dan menyaksikan langsung SANG MAHA SEGALANYA disaat itulah kita mencapai tahap makrifat yang sebenarnya.

Bersambung

48 Comments

      • iyan

        Anda benar tapi gak 100% sahabatku masih ingat Uwais al qarany beliau Wali agung bahkan Sahabat umar R.A dan Ali K.W Di suruh baginda Rosul untuk meminta doa nya Setau saya beliau tdk punya guru bang hanya Ahlak nya Mulia beliau juga tidak tersesat dan di puji baginda Rosul nah itu bagaimana bang saya juga gak punya guru Insya Alloh saya tau mana bisikan Iblis sama bisikan Sang Maha Tinggi

      • Abdullah

        Assalamualaikum.. saya niat untuk belajar tarekat. Tetapi dimana saya bisa menemui seorang guru mursyid??
        Mohon bimbingan nya.

  • laksa satriya

    Ass Wr Wb maaf bila ikut mengomentari saudara Iyan , bahwa Uwais Al Qarny RA tidak mempunyai guru, secara lahiriah beliau memang kelihatan tidak mempunyai guru, karena kehidupannya dihabiskan untuk memenuhi kebutuhan ibu beliau, akan tetapi secara ruhani beliau dibimbing oleh Rasulullah SAW, karena Uwais selalu kepingin bertemu dengan Rasulullah akan tetapi situasi dan kondisi tidak memungkinkan, seperti Rasulullah yang secara lahiriah kelihatannya tidak mempunyai Guru akan tetapi Malaikat jibril dan Alloh Sendiri yang menuntun beliau, maka pada dikemudian hari Uwais Al Qorny bergabung dengan Pasukan Sayyidina Ali KW sebagai pasukan Alloh SWT di muka bumi. Mudah2an bermanfaat

      • iyan

        Ha.ha.ha terima kasih atas perhatiannya dan kasih sayang nya Alloh itu maha adil dan bijaksana juga maha tahu dia Tuhan bagi semua,maaf saa ini bukan ahli tarkat juga tasawuf boro2 ilmu tingginya cuman sampai mata kaki hahaha tapi saya yakin Alloh baik sama saya dan kalian semua syariat normal meskipun banyak yg bilang syariat kosong Tapi Dia tak pernah bilang begitu sama saya tdk prnah mencela manusia yang mau berbakti kepadanya thx bro

  • Ruslianto

    Qur’an Suraah Al-Baqarah – 208 :
    Yaa ayyuhallazina aamanudhulu fis-silmi kaaffataw wa la tattabi’u khutuwaatisy-syaitan, innahuu lakum ‘aduwwum-mubiin.

    Wahai orang-orang yang beriman ! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguhnya, ia musuh yang nyata bagimu.

    Nabi Muhammad SAW bersabda :
    Perbandingan orang yang (tahqiq) ingat akan Allah, dengan orang yang tidak ingat (tidak ada hubungan) akan Allah, adalah seperti orang hidup dengan orang mati.
    (HR.Bukhari, Muslim dan Baihaqi)

  • Mase

    Salam bung Sufi Muda,
    saya sangat sepakat dengan teori tasawuf tanpa tarekat yang ada bahas. Namun demikian ijinkan saya menambahkan sedikit, bahwa mungkin yang dimaksud tasawuf anda adalah tanpa tarekat dan ritual dzikir yang mengacu pada aliran tertentu. Dzikir para pencari jalan Allah dengan cara ini adalah dengan melayani makhluk Allah dalam kehidupan sehari-hari. Dzikir yang dilakukannya adalah meniatkan seluruh pekerjaan dia di dunia sebagai penghambaan diri kepada Allah, Dzikirnya built in dalam perbuatan sehari-hari. inilah masukan saya tentang Tasawuf

  • Ruslianto

    Biar tau aja,…Yang benar 100 % itu hanya Sdr.iyan, karena (katanya) ia pernah bertemu dengan Nabi Muhammad SAW, Lalu bertemu Sayi dina Ali KW dan dalam mimpi diberikan kitab (ghoib) Syech Abdul Qodir jaelani dan bisa merasa sangat dekat dengan Allah.
    Makanya komentar-komentarnya hebat, dan hebatnya mengomentari komentar orang lain.
    Itulah sifat “arief”nya Sdr.iyan dapat menilai pendapat orang dengan “persen-persen” karena sangat dekat dengan Allah.
    Hebat dia ‘kan ?
    Nah kalu udah “tamat” mbaca kitab Syech Abdul Qodir jaelani (itu) Sdr.iyan boleeeh dong meng informasikan nya, agar orang-orang tambah ilmu dan iman nya di blog ini?
    Wass, ditunggu yaa.

    • Ainan

      Ilmu bukan utk di pertandingkn y mane lbh tahu dan hebat nya….ilmu petunjuk jalan mndapat redho Nya….saudara2 ku jgn lah riak dgn ilmu y kita ada bnyk mahupun sdikit…..Rasullullah berkata ‘sampaikan pada umatku walau satu ayat daripada ku….kite sama2 mencari ilmu dan bahaslah ilmu untk tujuan mencari kebenaran bukan mencari kesalahan…..kite hdup zaman fitnah sekarang ni….yg benar dikatakan salah, yg salah di kata benar….di mane anak2 panah musuh2 islam di halakan, kelompak itu lah yg mepertahankan agama ALLAH SWT….BERILMU, BERAMAL

  • dika

    Mohon izin kakanda…menurut tema diatas sufi(tasawuf)…menurut saya dari pada kaka memperdebatkan sesuatu lebih baik kita istighfar…kebenaran hanyalah milik alloh swt…

  • alvi

    Assalamu’alaikum Bang SM,
    Bisa minta nomor handphone nya Bang.
    Saya mau konsultasi langsung dgn Abng SM.
    Kirim nomor nya ke nomor saya ya Bang SM
    081276506070

  • bustani

    maaf bang sufi numpang coment. kok ada ya zikir yg bs mjd sesat. yg namax zikirkan me agungkan asma allah. yg pd intix mmbersihkan hati spy tdk ternodai oleh hal2 yg buruk. mmg klo org tdk tau makna zikir itu bkn hnya sesat akan ttpi makin byk berzikir makin haram. krn tdk ada pelimpahan/yg dituju dlm berzikirx. selalu merasa dirix trus yg berzikir. ini sm halx mengambil hakx org allah. pdhal firman allah ‘tidak brgerak suatu insan klo bkn yg mpunya insan itu sndiri yg menggerakkanx’

  • Ruslianto

    Ass.
    Begitu-lah pentingnya bermunajat dan berdzikir dibimbing oleh seorang yang “ahli” sesuai dengan tuntunan Allah SWT, tercantum dalam Al Qur’an Surah An-Nahl ayat 43 ;
    Fas’alu ahlaz dzikri in kuntum la ta’ lammunn.
    Lantaran itu tanyalah kepada ahli dzikir jika kamu tidak tahu.
    Wass.

  • Yuby

    Benar itu carilah mursid untuk membimbing jika tidak akan seperti saya tersasar tanpa batas. Saya wanita sedang mencari mursid

    • SufiMuda

      Baca Surat Al-Kahfi-17: “Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka ia mendapatkan petunjuk. Barangsiapa yang Allah sesatkan maka engkau tidak mendapatkan bagi orang itu seorang Wali Mursyid.”
      Tanpa bimbingan Wali Mursyid maka manusia akan tersesat, wali Mursyid tidak lain adalah Ulama Pewaris Nabi, membimbing ummat sebagaimana Nabi membimbing.
      Seluruh ummat Islam berpedoman kepada al-Qur’an dan Hadist, satu hal yang harus kita pahami bersama, hanya orang dekat Allah yang bisa memahami dengan benar firman Allah, hanya orang dekat dengan Nabi yang bisa memahami Sunnah Nabi, Mereka tidak lain Ulama pewaris Nabi. Untuk memahami al-Qur’an pun harus ada Guru. Coba renungkan nasehat Nabi :
      “barang siapa yang menafsirkan al-Qur’an menurut pendapatnya sendiri, hendaklah ia menyiapkan tempat duduknya dari api neraka” (HR. Muslim)
      Semoga memahami..

  • Adib Anwary

    Nggak bisa orang mengambil keputusan sendiri dengan mengatakan sesat. Guru yang sejati sunnah dan Quran sebagai tuntunan,…..disitu sudah mencakup segalanya broo

  • Ruslianto

    Makna Bathin dan Tujuan Akhir (1) :

    “Nurun ala Nurin” bagi roh kita yg juga secara turun temurun diterima dari Rasulullah SAW bukan melalui “lisan” Beliau tetapi melalui Rohani Beliau; otak kita dapat diajari dengan lisan, sehingga ia jadi islam, tetapi roh kita tidak dapat di Islam-kan dengan ajaran melalui lisan, sehingga ia jadi Islam, tetapi (maksudnya) Roh kita tidak dapat di islam-kan dengan ajaran melalui lisan manusia, “karena dimensinya berlainan”, (Roh tidak termasuk unsur akal budi, dan alam pikiran atau mental,.. tetapi merupakan sesuatu unsur tersendiri yg lebih tinggi kedudukannya dan Roh (itu) adalah alat untuk dipakai munajat ke haderat Allah SWT). walaupun ia (roh itu) beserta dengan tubuh jasmani kita sendiri setiap saat.

    Untuk meng-islam-kan Roh itu, ia harus diisi dengan Rohani Rasulullah, yaitu Nur Muhammad atau Nurun ala Nurin, yg diterima Rasul daripada Allah SWT. yang berisikan KALIMAH ALLAH murni dan tulen dari Allah SWT. Sendiri, dengan segala kebesaran dan Keagungan-Nya, yang bergetar dengan getaran yang Maha Ultra Sonoor, yang Maha Dasyat, yang tidak mampu diterima oleh Bumi, Langit, Lautan dan seluruh Alam; mereka semua akan hancur luluh, (dan) yang mampu menerimanya ialah hanya jenis Bani Adam yang dikehendaki Allah SWT,
    yaitu para Mukmin sejati, sebagaimana dijelaskan dalam Hadits Qudsi Riwayat Abu Daud :

    (artinya) : Tak dapat memuat Zat-Ku, Bumi dan Langit-Ku; yang dapat memuat Zat-Ku, ialah Hati hamba-Ku yang Mukmin, lunak dan tenang (HR.Abu Daud)
    Barulah Roh itu (menjadi) Islam dan menjadi Mukmin, seperti Roh Rasulullah SAW sendiri dan sekaligus seperti Roh dari segala para Ambiya Allah, karena Roh ini telah berisi Zat yang sama, yaitu Nuurun ‘alaa Nuurin yahdillaahu li Nuurihii mayyasyaau.

    Bukankah para Mukmin yang tahqiq pada Allah dan Rasul, sebagai Warisatul Ambiya berhak mewarisi segala apa yang diterima para Rasul dari Allah SWT. Zahir maupun Bathin ! Yeess la Bro,… Adib Anwary ?

    Janganlah kita beranggapan, bahwa Islam yang dikenal selama ini secara Zahir atau awam-nya Sdr.Adib Anwary (itu), sudah merupakan Islam (secara) keseluruhan,..kaffah katanya,.. hm itu baru hanya sebagian saja bung !… dari Al-Islam yang Maha Luas dan Maha Dalam.

    Islam adalah Proyek yang Maha hebat dari Allah SWT. Yang Maha Pintar dan Maha Agung !
    Ptroyek Prof.Dr.Einstein saja pun yang dpt menghasilkan bom atom dan bom nuklir sudah dasyat, apa lagi Proyek Allah SWT,… sungguh Maha Dasyat.

    Bukankah Islam dengan kehebatan Kalimah Allah-nya, mampu mengatur dan menyelesaikan serta menyempurnakan Kehidupan Mukmin itu, di Dunia, di Kubur, di Padang Masyhar, di Titian Siratal mustaqim, dan di Syorga ?.
    Semua itu dan mesti dapat diatur dan diselesaikan dalam kehidupan di dunia ini, bukan dimana-mana !.
    Begitulah dasyatnya, hebatnya aksi radius Kalimah Allah Haqiqi yang dibawa Al Islam melalui Nur-Nya, sehingga mampu menembus sampai ke Kuburan, ke Padang Masyhar, ke Titian Siratal Mustaqim, dan ke Syorga. (BERSAMBUNG)…..

  • Ruslianto

    Makna Bathin dan Tujuan Akhir (2) :

    Bagaimanakah sekarang kerusakan jagad raya ini dicegah ? dan meluruskan “kaffah-nya Sdr. Adib Anwary” (itu ?). … Tentu hanya dengan mengisi Roh ini dengan Kalimah Allah ! sesuai dengan Hadits Qudsi : (Artinya) :

    Laailaaha illallaah (Kalimah Allah) itu adalah perkataan-Ku , dan ia adalah Aku, siapa yang menyebutnya masuklah ke dalam Benteng-Ku, dan siapa masuk ke dalam Benteng-Ku, maka terpeliharalah ia dari siksaan-Ku (menyebutnya harus dengan metode, baru dapat masuk dalam Benteng Allah SWT). (HR.Syairazi).

    Kasian Sdr.Adib,… padahal sudah ber-dzikir Laailaaha illallaah pake pengeras suara di Masjid (lagi), Lho kok engga merasa masuk masuk (juga) ke benteng Allah yaa ? dan masih babak belur ?

    Nah,.. ber-Dzikirlah pada Allah dengan memakai/dengan mempergunakan sebagai landasan, atau menyatukan diri rohani dengan frekwensi/atau gelombang yang dimiliki Rohani Rasulullah, (katanya Nabi Muhammad (itu) teladan, nah kalau teladan kenapa Sdr. Adib tidak mengikuti zahir dan bathin ?) Gelombang yang dimiliki Rohani Rasulullah itu yang hidup disisi Allah,.. huwal-awwalu wal akhiru, Frekwensi/gelombang mana hanya dapat diperoleh melalui frewensi dari pada Rohani para Ahli Silsillah yang menerimanya dan meneruskannya secara asli dan murbni, sambung menyambung, secara berantai (berpegang teguh-lah pada buhul/tali-tali Allah) turun temurun secara asli dan murni hingga akhirnya kepada Rohani Guru Mursyid. ,…. Baru Rohani kita detik itu juga, dapat hadir di hadirat Allah SWT. Karena Rohani Rasulullah itu, sangat hampir pada Allah SWT,..
    Firman Allah :

    (artinya) : Dan Kami lebih hampir kepadanya daripada kedua urat lehernya (QS.Qaf, ayat 16).
    Oh ooo,..rupanya Sdr.Adib Anwari Mau langsung (ia) kepada Allah,.. tanpa mursyid,.. yah mana bisa bro,.. gelombang mu itu berapa ? kata Guruku yang Wali Allah itu.

    Sekian dulu, maaf saya kpd Sdr.Adib Anwary dan lainnya yg meng-arti makna “kaffah” berbeda dengan pendapat ini. sMoga bermanfaat. Lhoo kok sMoga bukan seMOGA kata Bang Arkana,.. ah saya hanya sekedar mengenang seseorang insan yang sLALU kaffah, tahqiq dan Patuh pada GuruNYA yang Wali Allah itu.

    Wass.

    • Suheri Somai Dan Batagor

      maaf abangnda jika komen ini menyinggung
      klau manusia menyadarinya . seandainya tubuh ini di lahirkan dari ibu dan bapak ber agama nasrani/ agama yg lain. apakah kamu mau memeluk agama islam yg di perintah nabi?dan bagai mana caranya dirimu masuk agama islam tampa nabi/ walinya???!!! yg sudah di tugaskan untuk menyampaikan risalah islam

      • arkana0908

        @Suheri:

        Bang SM pernah menulis bahwa Allah mentakdirkan semua manusia yg lahir di bumi ini utk masuk surga.

        ditakdirkan masuk surga artinya,
        setiap manusia dilahirkan dlm keadaan ma’rifat. mengenal Tuhan nya.
        adapun faktor external (orang tua, keluarga, lingkungan, dll) yg membentuk orang menjadi kenal Allah kembali atau seterusnya lupa.

        semua manusia apapun latar belakang agama nya, bahkan yg tak beragama dan tidak percaya Tuhan sekalipun, dikenai takdir ini.

        dengan demikian, semuanya tergantung pada pilihan manusia dan takdir yang mereka ciptakan.

    • arkana0908

      “….. Lhoo kok sMoga bukan seMOGA kata Bang Arkana,.. ah saya hanya sekedar mengenang seseorang insan yang sLALU kaffah, tahqiq dan Patuh pada GuruNYA yang Wali Allah itu…..”

      Bang Rusli,
      saya juga tidak akan pernah lupa pertemuan saya dengan Beliau di Bondowoso, 21 tahun yg lalu….

      pertemuan saya yang pertama kali dengan Beliau sekaligus kali pertama saya mengenal tariqat ini…

      sMoga Beliau selalu dalam lindungan Allah SWT….

  • Ruslianto

    Ass, Bg. Arkana

    Alhamdulillah,.. Saya jadi teringat kisah lama waktu itu entah Beliau sedang berada di Jember atau di Bondowoso- Para petani disana sedang memamerkan hasil pertaniannya, pada saat itu disuatu pameran hasil pertanian yang dihadiri kebetulan dari para petinggi departemen pertanian dan para peneliti pertanian dan alangkah kagetnya sewaktu ditanya pejabat kala itu “ Pak, ini tomat dan pohon cabenya diberi pupuk apa yaa,.. kok besar besar buahnya, lebih besar dari biasanya,.. “ Petani itu dengan lugunya menjawab ; ..”Anu lho pak saya,.. pupuk saya hanya waktu menanamnya nyebut ; Moga,.. Moga,..Moga,.. gitu lho pak”.

    Para Pejabat Petani dan Peneliti mencatat agar dicari –lah Pupuk bermerek “Moga” itu,… sambil berkrut kening mereka apa ada ya, pupuk yang bermerek Moga ?”

    Berita ini sampai juga di Kota Medan,.,.. dan Ayahanda Guru memerintahkan agar segera pindah dari wilayah itu, Sambil berkata : “Sudah keramat dia rupanya, disembah orang pula dia nanti,….”

    Oh, yaa Bang, saya masih ada kisah menarik lainnya,… he he he (ini ‘kan yg mbuat Bg.Arkana “kangen koment saya,….”). saya tau slera Abang karena mungkin masih satu sinyal ‘kali yee,.. he he he ( lagi ).

    Demikian Bg.Arkana, mohon maaf kepada Beliau dan semua murid Beliau jika terkesan salah dalam bertutur kata, salah pula dalam adab zahir dan bathin.

    Wass, sMoga bermanfaat.

    • arkana0908

      bisa aja Abangku satu ini… 🙂 🙂

      “…..dan Ayahanda Guru memerintahkan agar segera pindah dari wilayah itu, Sambil berkata : “Sudah keramat dia rupanya, disembah orang pula dia nanti”….”

      kalo membaca atau mendengar kisah itu pada saat kini, memang terkesan lucu. unik…apalagi komentar Ayahanda Guru hanya sesimpel itu…

      tapi saya ingat dulu… sepertinya kejadian di-non aktifkan nya surau Bondowoso itu cukup serius…

      bahkan saya sempat “diinterogasi” oleh senior-senior saya di surau di Malang … 🙂
      kebetulan domisili saya di Malang. umumnya murid ditarikatkan di surau di Surabaya, sedangkan saya jauh di Bondowoso…

  • siti alladunni

    Mohon maaf kak Ruslianto ini apakah berdomisili di jawa timur,,sy juga rindu membaca komen panjenengan,,ndak tau kenapa sy cocok dengan sinyak lkak Ruslianto dan kak SM. Tulisan kalian berdua menyejukkan qolbu..apakah kira2 kita satu sinyal ya ? he he he ..sy tidak pernah nyantri,apalagi suluk.cuma sy kenal/dekat dengan kyai2 yg sepertinya bermaqam guru mursyid,,berarti ruhani sy terbimbing oleh mereka.
    Di luar kesadaran ruhani sy mengcopy mereka terutama dalam dakwah,,
    Jika sy melakukan kesalahan,tiba2 mereka mengingatkan,baik lewat tulisan maupun qolbu.
    Mohon maaf jika kalimat sy tidak berkenan,,pengalaman ruhani memang sulit dijabarkan oleh orang yg tidak mengaji.
    Sy dari blitar.

  • siti alladunni

    Saya sedang menunggu waktu bertemu dengan salah satu guru mursyid untuk minta bimbingan dzikir tarekat secara langsung, tubuh sy tidak bisa diajak melakukan dzikir yg telah sy baca dari blog tanpa bimbingan secara dhahir oleh guru mursyid.

  • doni t

    Ass. bang SM, sungguh suatu pencerahan bagi saya pribadi dan smoga bagi pemeluk islam yg lain, kadang saya berdo’a semoga sebelum ajal menjemput masih di berikan jalan dan petunjuk ilmu mengenal Allah, betul kata anda bila tidak mengenal Allah di dunia tidak akan pernah mengenal dan bertemu dngan Allah di akherat kelak..karena Allah yg saya kenal selama ini hanya sebatas bacaan dan tulisan wassallam..

    • SufiMuda

      Wa’alaikum salam
      Saya ikut berdoa semoga Allah membimbing kepada jalan-Nya sehingga mengenal-Nya dgn sebenar benar kenal.
      Amin ya Rabbal ‘Alamin

  • Abdullah

    Assalamualaikum Warahmtullahi Wabarakatu
    perkenalkan saya Abdullah, ijin komment di blog ini:
    sejak awal saya sudah sangat ingin mepelajari ilmu hikma, berbagai buku pun telah saya baca, yang diawali dengan buku Imam Al-Gazali (Minhajul Abidin) kemudian Kontemplasi Zikir dalam Tarekat-nama pengarang bukunya lupa (berbagai Tarekat Didalamya termasuk cara memperaktekkannya) dll. akan tatapi sering juga dibimbangkan oleh bayaknya serangan dari beberapa ulama yang menolak ilmu ini dengan dalil dari Al-Quran dan Hadis yang menjadikan langkah menjadi goyah. akan tetapi ketika saya menyelaminya ternyata apa yang dikehendaki oleh ulama yang menolak yang mengarahkan kepada jalan selain tarekat bermuarah juga kepada suatu titik dimana para penganut tarekat juga akan tuju yaitu Allah SWT. maksudnya adalah dalam penggabungan ilmu syariat dan terekat itu justru semakin megokohkan langkah dan tujuan. yang menjadi pertanyaan saya adalah apa yang menjadikan meraka ikhtilaf.

    • numpang lewat

      saran buat saudara Abdullah

      justru saya sebaliknya, saya berfikir kenapa dulu Al-Gazali salah satu penentang/yang berseberangan dengan Thariqat justru berbalik 180 derajat jadi penganut thariqat. ada apa dengan Gazali? apa yang dia alami/temukan hingga dia berubah drastis seperti itu.

      cuma Dzikir yg membuat Hati Tenang sesuai firman Tuhan. dan cuma thariqat yang spesialisasi mengajar Dzikir! dari situ sy melirik thariqat, kenapa tidak anda coba?, toh semua boleh dipelajari bahkan sihirpun boleh dipelajari tapi jangan di praktikan, sekedar teorinya saja bagaimana mereka melakukan ritual-ritual sihir termasuk yang rame di dunia online yakni judi TOGEL yg secara matematis sudah bisa terpecahkan.

      kita kan di beri pegangan (Al-quran + Hadits) untuk menyaringnya, jika yang anda temui bertentangan kok begini/kok begitu maka tanggalkanlah dulu tinggalkan dulu, ikuti saja apa yang kita fahami dan yakini. seperti cerita Nabi Musa dan Khidir pasti dalam hati Musa berkata “lho kenapa anak ini dibunuh Sama Khidir”?

      termasuk pertanyaan anda
      “yang menjadi pertanyaan saya adalah apa yang menjadikan mereka ikhtilaf.”

      Semua jawaban itu nanti akan terjawab dengan sendirinya! dan anda akan tersenyum 🙂

      • Ruslianto

        WOW,….. Saya yakin sekarang bahwa Anda bukan sekedar numpang lewat, tapi telah melirik hati saya.
        Wass.

  • slamet riyadi

    Assalamualaikum. Saya juga berniat belajar tarekat. Dimana saya bisa menemui guru mursyid??
    Mohon bimbingan nya…
    terima kasih.

Tinggalkan Balasan ke AbdullahBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca