Tasauf

Tasawuf adalah Ajaran Rasulullah SAW dan Para Sahabat

Saya pernah menulis tentang dukungan para ulama besar Fiqih pendiri 4 mazhab besar dan juga pendapat ulama besar zaman sekarang seperti Syekh Yusuf Al-Qardawi dalam dua tulisan yaitu Kesaksian Ulama Fiqih Tentang Tasawuf dan khusus pendapat Syekh Yusuf Qardawi terhadap tasawuf bisa di baca di Fatwa Al-Qardawi Tentang Tasawuf. Berikut adalah tulisan  yang saya kutip sebuah komentar dari blog MutiaraZuhud tentang kehidupan Rasulullah dan Para Sahabat yang menjadi sumber ajaran tasawuf untuk meyakinkan kita semua bahwa ajaran tasawuf adalah benar-benar ajaran Rasulullah SAW.

Benih-benih tasawuf sudah ada sejak dalam kehidupan nabi Muhammad SAW. Hal ini dapat dilihat dalam perilaku dan peristiwa dalam hidup, ibadah dan perilaku nabi Muhammad SAW.

Peristiwa dan Perilaku Hidup Nabi. Sebelum diangkat menjadi Rasul, berhari-hari beliau berkhalawat (mengasingkan diri) di Gua Hira, terutama pada bulan Ramadhan disana nabi banyak berzikir dan bertafakur dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Pengasingan diri Nabi SAW digua Hira ini merupakan acuan utama para sufi dalam melakukan khalawat. Kemudian puncak kedekatan Nabi SAW dengan Allah SWT tercapai ketika melakukan Isra Mikraj. Di dalam Isra Mikraj itu nabi SAW telah sampai ke Sidratulmuntaha (tempat terakhir yang dicapai nabi ketika mikraj di langit ke tujuh), bahkan telah sampai kehadiran Ilahi dan sempat berdialog dgn Allah. Dialog ini terjadi berulang kali, dimulai ketika nabi SAW menerima perintah dari Allah SWT tentang kewajiban shalat lima puluh kali dalam sehari semalam. Atas usul nabi Musa AS, Nabi Muhammad SAW memohon agar jumlahnya diringankan dengan alasan umatnya nanti tidak akan mampu melaksanakannya. Kemudian Nabi Muhammad SAW terus berdialog dengan Allah SWT. Keadaan demikian merupakan benih yang menumbuhkan sufisme dikemudian hari.

Perikehidupan (sirah) nabi Muhammad SAW juga merupakan benih-benih tasawuf yaitu pribadi nabi SAW yang sederhana, zuhud, dan tidak pernah terpesona dengan kemewahan dunia. Dalam salah satu Doanya ia memohon: ”Wahai Allah, Hidupkanlah aku dalam kemiskinan dan matikanlah aku selaku orang miskin” (HR.at-Tirmizi, Ibnu Majah dan al-Hakim).

“Pada suatu waktu Nabi SAW datang kerumah istrinya, Aisyah binti Abu Bakar as-Siddiq. Ternyata dirumahnya tidak ada makanan. Keadaan ini diterimanya dengan sabar, lalu ia menahan lapar dengan berpuasa” (HR.Abu Dawud, at-Tirmizi dan an-Nasa-i) .

Ibadah Nabi Muhammad SAW. Ibadah nabi SAW juga sebagai cikal bakal tasawuf. Nabi SAW adalah orang yang paling tekun beribadah. Dalam satu riwayat dari Aisyah RA disebutkan bahwa pada suatu malam nabi SAW mengerjakan shalat malam, didalam salat lututnya bergetar karena panjang dan banyak rakaat salatnya. Tatkala rukuk dan sujud terdengar suara tangisnya namun beliau tetap melaksanakan salat sampai azan Bilal bin Rabah terdengar diwaktu subuh. Melihat nabi SAW demikian tekun melakukan salat, Aisyah bertanya: ”Wahai Junjungan, bukankah dosamu yang terdahulu dan yang akan datang diampuni Allah, mengapa engkau masih terlalu banyak melakukan salat?” nabi SAW menjawab:” Aku ingin menjadi hamba yang banyak bersyukur” (HR.Bukhari dan Muslim).

Selain banyak salat nabi SAW banyak berzikir. Beliau berkata: “Sesungguhnya saya meminta ampun kepada Allah dan bertobat kepada-Nya setiap hari tujuh puluh kali” (HR.at-Tabrani).

Dalam hadis lain dikatakan bahwa Nabi SAW meminta ampun setiap hari sebanyak seratus kali (HR.Muslim). Selain itu nabi SAW banyak pula melakukan iktikaf dalam mesjid terutama dalam bulan Ramadan.

Akhlak Nabi Muhammad SAW. Akhlak nabi SAW merupakan acuan akhlak yang tidak ada bandingannya. Akhlak nabi SAW bukan hanya dipuji oleh manusia, tetapi juga oleh Allah SWT. Hal ini dapat dilihat dalam firman Allah SWT yang artinya: “Dan sesungguhnya kami (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung”.(QS.Al Qalam:4) ketika Aisyah ditanya tentang Akhlak Nabi SAW, Beliau menjawab: Akhlaknya adalah Al-Qur’an”(HR.Ahmad dan Muslim). Tingkah laku nabi tercermin dalam kandungan Al-Qur’an sepenuhnya.

Dalam diri nabi SAW terkumpul sifat-sifat utama, yaitu rendah hati, lemah lembut, jujur, tidak suka mencari-cari cacat orang lain, sabar, tidak angkuh, santun dan tidak mabuk pujian. Nabi SAW selalu berusaha melupakan hal-hal yang tidak berkenan di hatinya dan tidak pernah berputus asa dalam berusaha.

Oleh karena itu, Nabi SAW merupakan tipe ideal bagi seluruh kaum muslimin, termasuk pula para sufi. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Ahzab ayat 21 yang artinya:”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah.”.

Kehidupan Empat Sahabat Nabi Muhammad SAW.

Sumber lain yang menjadi sumber acuan oleh para sufi adalah kehidupan para sahabat yang berkaitan dengan keteguhan iman, ketakwaan, kezuhudan dan budi pekerti luhur. Oleh karena setiap orang yang meneliti kehidupan rohani dalam islam tidak dapat mengabaikan kehidupan kerohanian para sahabat yang menumbuhkan kehidupan sufi diabad-abad sesudahnya.

Kehidupan para sahabat dijadikan acuan oleh para sufi karena para sahabat sebagai murid langsung Rasulullah SAW dalam segala perbuatan dan ucapan mereka senantiasa mengikuti kehidupan Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu perilaku kehidupan mereka dapat dikatakan sama dengan perilaku kehidupan Nabi SAW, kecuali hal-hal tertentu yang khusus bagi Nabi SAW. Setidaknya kehidupan para sahabat adalah kehidupan yang paling mirip dengan kehidupan yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW karena mereka menyaksikan langsung apa yang diperbuat dan dituturkan oleh Nabi SAW. Oleh karena itu Al-Qur’an memuji mereka: ” Orang-orang yang terdahulu lagi pertama-tama (masuk islam) diantara orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah sediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai didalamnya, mereka kekal didalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar”. (QS.At Taubah:100).

Abu Nasr as-Sarraj at-Tusi menulis didalam bukunya, Kitab al-Luma`, tentang ucapan Abi Utbah al-Hilwani (salah seorang tabiin) tentang kehidupan para sahabat:” Maukah saya beritahukan kepadamu tentang kehidupan para sahabat Rasulullah SAW? Pertama, bertemu kepada Allah lebih mereka sukai dari pada kehidupan duniawi. Kedua, mereka tidak takut terhadap musuh, baik musuh itu sedikit maupun banyak. Ketiga, mereka tidak jatuh miskin dalam hal yang duniawi, dan mereka demikian percaya pada rezeki Allah SWT.”

Adapun kehidupan keempat sahabat Nabi SAW yang dijadikan panutan para sufi secara rinci adalah sbb:

Abu Bakar as-Siddiq.

Pada mulanya ia adalah salah seorang Kuraisy yang kaya. Setelah masuk islam, ia menjadi orang yang sangat sederhana. Ketika menghadapi perang Tabuk, Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat, Siapa yang bersedia memberikan harta bendanya dijalan Allah SWT. Abu Bakar lah yang pertama menjawab:”Saya ya Rasulullah.” Akhirnya Abu Bakar memberikan seluruh harta bendanya untuk jalan Allah SWT. Melihat demikian, Nabi SAW bertanya kepada: ”Apalagi yang tinggal untukmu wahai Abu Bakar?” ia menjawab:”Cukup bagiku Allah dan Rasul-Nya.”

Diriwayatkan bahwa selama enam hari dalam seminggu Abu Bakar selalu dalam keadaan lapar. Pada suatu hari Rasulullah SAW pergi kemesjid. Disana Nabi SAW bertemu Abu Bakar dan Umar bin Khattab, kemudian ia bertanya:”Kenapa anda berdua sudah ada di mesjid?” Kedua sahabat itu menjawab:”Karena menghibur lapar.”

Diceritakan pula bahwa Abu Bakar hanya memiliki sehelai pakaian. Ia berkata:”Jika seorang hamba begitu dipesonakan oleh hiasan dunia, Allah membencinya sampai ia meninggalkan perhiasan itu.” Oleh karena itu Abu Bakar memilih takwa sebagai ”pakaiannya.” Ia menghiasi dirinya dengan sifat-sifat rendah hati, santun, sabar, dan selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan ibadah dan zikir.

Umar bin Khattab

Umar bin Khattab yang terkenal dengan keheningan jiwa dan kebersihan kalbunya, sehingga Rasulullah SAW berkata:” Allah telah menjadikan kebenaran pada lidah dan hati Umar.” Ia terkenal dengan kezuhudan dan kesederhanaannya. Diriwayatkan, pada suatu ketika setelah ia menjabat sebagai khalifah, ia berpidato dengan memakai baju bertambal dua belas sobekan.

Diceritakan, Abdullah bin Umar, putra Umar bin Khatab, ketika masih kecil bermain dengan anak-anak yang lain. Anak-anak itu semua mengejek Abdullah karena pakaian yang dipakainya penuh dengan tambalan. Hal ini disampaikannya kepada ayahnya yang ketika itu menjabat sebagai khalifah. Umar merasa sedih karena pada saat itu tidak mempunyai uang untuk membeli pakaian anaknya. Oleh karena itu ia membuat surat kepada pegawai Baitulmal (Pembendaharaan Negara) diminta dipinjami uang dan pada bulan depan akan dibayar dengan jalan memotong gajinya.

Pegawai Baitulmal menjawab surat itu dengan mengajukan suatu pertanyaan, apakah Umar yakin umurnya akan sampai bulan depan. Maka dengan perasaan terharu dengan diiringi derai air mata , Umar menulis lagi sepucuk surat kepada pegawai Baitul Mal bahwa ia tidak lagi meminjam uang karena tidak yakin umurnya sampai bulan yang akan datang.

Disebutkan dalam buku-buku tasawuf dan biografinya, Umar menghabiskan malamnya beribadah. Hal demikian dilakukan untuk mengibangi waktu siangnya yang banyak disita untuk urusan kepentingan umat. Ia merasa bahwa pada waktu malamlah ia mempunyai kesempatan yang luas untuk menghadapkan hati dan wajahnya kepada Allah SWT.

Usman bin Affan

Usman bin Affan yang menjadi teladan para sufi dalam banyak hal. Usman adalah seorang yang zuhud, tawaduk (merendahkan diri dihadapan Allah SWT), banyak mengingat Allah SWT, banyak membaca ayat-ayat Allah SWT, dan memiliki akhlak yang terpuji. Diriwayatkan ketika menghadapi Perang Tabuk, sementara kaum muslimin sedang menghadapi paceklik, Usman memberikan bantuan yang besar berupa kendaraan dan perbekalan tentara.

Diriwayatkan pula, Usman telah membeli sebuah telaga milik seorang Yahudi untuk kaum muslimin. Hal ini dilakukan karena air telaga tersebut tidak boleh diambil oleh kaum muslimin.

Dimasa pemerintahan Abu Bakar terjadi kemarau panjang. Banyak rakyat yang mengadu kepada khalifah dengan menerangkan kesulitan hidup mereka. Seandainya rakyat tidak segera dibantu, kelaparan akan banyak merenggut nyawa. Pada saat paceklik ini Usman menyumbangkan bahan makanan sebanyak seribu ekor unta.

Tentang ibadahnya, diriwayatkan bahwa usman terbunuh ketika sedang membaca Al-Qur’an. Tebasan pedang para pemberontak mengenainya ketika sedang membaca surah Al-Baqarah ayat 137 yang artinya:…”Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dia lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” ketika itu ia tidak sedikitpun beranjak dari tempatnya, bahkan tidak mengijinkan orang mendekatinya. Ketika ia rebah berlumur darah, mushaf (kumpulan lembaran) Al-Qur’an itu masih tetap berada ditangannya.

Ali bin Abi Talib

Ali bin Abi Talib yang tidak kurang pula keteladanannya dalam dunia kerohanian. Ia mendapat tempat khusus di kalangan para sufi. Bagi mereka Ali merupakan guru kerohanian yang utama. Ali mendapat warisan khusus tentang ini dari Nabi SAW. Abu Ali ar-Ruzbari , seorang tokoh sufi, mengatakan bahwa Ali dianugerahi Ilmu Laduni. Ilmu itu, sebelumnya, secara khusus diberikan Allah SWT kepada Nabi Khaidir AS, seperti firmannya yang artinya:…”dan telah Kami ajarkan padanya ilmu dari sisi Kami.” (QS.Al Kahfi:65).

Kezuhudan dan kerendahan hati Ali terlihat pada kehidupannya yang sederhana. Ia tidak malu memakai pakaian yang bertambal, bahkan ia sendiri yang menambal pakiannya yang robek.

Suatu waktu ia tengah menjinjing daging di Pasar, lalu orang menyapanya:”Apakah tuan tidak malu memapa daging itu ya Amirulmukminin (Khalifah)?” Kemudian dijawabnya:”Yang saya bawa ini adalah barang halal, kenapa saya harus malu?”.

Abu Nasr As-Sarraj at-Tusi berkomentar tentang Ali. Katanya:”Di antara para sahabat Rasulullah SAW Amirulmukminin Ali bin Abi Talib memiliki keistimewahan tersendiri dengan pengertian-pengertiannya yang agung, isyarat-isyaratnya yang halus, kata-katanya yang unik, uraian dan ungkapannya tentang tauhid, makrifat, iman, ilmu, hal-hal yang luhur, dan sebagainya yang menjadi pegangan serta teladan para sufi.

Kehidupan Para Ahl as-Suffah. Selain keempat khalifah di atas, sebagai rujukan para sufi dikenal pula para Ahl as-Suffah. Mereka ini tinggal di Mesjid Nabawi di Madinah dalam keadaan serba miskin, teguh dalam memegang akidah, dan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT. Diantara Ahl as-Suffah itu ialah Abu Hurairah, Abu Zar al-Giffari, Salman al-Farisi, Mu’az bin Jabal, Imran bin Husin, Abu Ubaidah bin Jarrah, Abdullah bin Mas’ud, Abdullah bin Abbas dan Huzaifah bin Yaman. Abu Nu’aim al-Isfahani, penulis tasawuf (w. 430/1038) menggambarkan sifat Ahl as-Suffah di dalam bukunya Hilyat al-Aulia`(Permata para wali) yang artinya: Mereka adalah kelompok yang terjaga dari kecendrungan duniawi, terpelihara dari kelalaian terhadap kewajiban dan menjadi panutan kaum miskin yang menjauhi keduniaan. Mereka tidak memiliki keluarga dan harta benda. Bahkan pekerjaan dagang ataupun peristiwa yang berlangsung disekitar mereka tidak lah melalaikan mereka dari mengingat Allah SWT. Mereka tidak disedihkan oleh kemiskinan material dan mereka tidak digembirakan kecuali oleh suatu yang mereka tuju.

Diantara Ahl as-Suffah itu ada yang mempunyai keistimewahan sendiri. Hal ini memang diwariskan oleh Rasulullah SAW kepada mereka seperti Huzaifah bin Yaman yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW tentang ciri-ciri orang Munafik. Jika ia berbicara tentang orang munafik, para sahabat yang lain senantiasa ingin mendengarkannya dan ingin mendapatkan ilmu yang belum diperolehnya dari Nabi SAW. Umar bin Khattab pernah tercengang mendengar uraian Huzaifah tentang ciri-ciri orang munafik.

Adapun Abu Zar al-Giffarri adalah seorang Ahl as-Suffah termasyur yang bersifat sosial. Ia tampil sebagai prototipe (tokoh pertama) fakir sejati. Abu Zar tidak pernah memiliki apa-apa, tetapi ia sepenuhnya milik Allah SWT dan akan menikmati hartanya yang abadi. Apabila ia diberikan sesuatu berupa materi, maka materi tersebut dibagi-bagi kepada para fakir miskin.

Begitu juga Salman Al Farisi salah seorang Ahli Suffah yang hidup sangat sederhana sampai akhir hanyatnya. Beliau merupakan salah satu Ahli Silsilah dari Tarekat Naqsyabandi yang jalur keguruan bersambung kepada Saidina Abu Bakar Siddiq sampai kepada Rasulullah SAW.

Mudah-mudahan tulisan di atas menjadi informasi yang bermanfaat bagi kita semua sehingga tidak ragu dalam berguru mengamalkan ajaran Tasawuf yang merupakan inti sari Islam yang bersumber dari ajaran Rasulullah SAW dan kemudian ajaran mulia ini diteruskan oleh Para Sahabat, Tabi’in, Tabi Tabi’in serta para Guru Mursyid sambung menyambung dengan tetap menjaga kemurniannya sehingga ajara tasawuf zaman Rasulullah SAW sampai kepada kita tetap dalam keadaan murni. Para Guru Mursyid adalah khalifah Rasulullah SAW ulama Warisatul Anbiya yang menjaga amanah Rasulullah SAW, tidak berani menambah dan mengurangi sehingga ilmu Tasawuf itu tetap terjaga sepanjang zaman.

129 Comments

  • iyan

    wahai Sufi muda saya lumayan terkejut bahwa kaum nasrani membahas roh kudus lebih terbuka dari pada kita Muslim,mereka tdk menganggap itu rahasia besar soal roh kudus(Nur Alloh) dan umat mereka kelihatan nya tdk menjadi Aneh,saya menjadi Iri oh andai kata kita seperti mereka kita akan kuat karena itulah sumber kekuatan kita Ummat Islam

      • iyan

        Wahai sahabatku andai kita bisa bertemu muka saya jelasin sampai habis ke akarnya sayang saya gak bisa jelasin di sini BERBAHAYA entar banyak orang salah presepsi lagi but Kalau Alloh izinkan anda bisa dapat pencerahan berdoa saja wahai saudaraku

    • farhan

      Ruhullah, saya rasa nggak bisa dibicarakan secara fulgar…ingat Al Hallaj & Siti Jenar mdh2an Gusti Allah selalu merahmati beliau. Kalau ada yang bosan sama kepalanya sendiri silahkan main buka-bukaan pasti akan berhadapan dg amar ma’ruf nahi munkar, dianggap sesat dan layak dipancung…hayo.. siapa yg sudah siap menuju akhirat..bertemu dg Rabbul Alamin….he..he..Farhan….

      • HADI

        yang pertama harus kita tanyakan dan cari tahu apa tujuan hidup ini,, jangan sampai kita salah mengerti akan apa yang kita baca dan apa yang kita dengar, karna ilmu Allah itu sangat luas yang harus di teliti dan di telaah apa maksudnya…baik yang tersirat maupun yang tersurat

  • candra kirana

    Sangat disayangkan emang persoalan Nur Ilahi di kalangan umat islam menjadi persoalan yg sangat tabu untuk diperbincangkan, padahal disanalah sumber power Islam.

    Hanya tasawuf yg masih bertahan mengupas tuntas mengenai hal tersebut, namun begiitu para penganut tasawuf menghadapi persoalan laina, banyak umat islam yg menganggap penganut tasawuf aneh bahkan tidak jarang yg di cap sesat.

    Apakah ini pertanda bahwa power islam akan segera lenyap dari muka bumi? Atau para orientalis sudah memetik hasli dari kerja kerasnya selama ini.

  • Ruslianto

    Sufi-Sufi sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW, (Sufi-Sufi di Zaman Nabi Isa,AS dan Nabi Yahya As) (A)

    Dua temuan besar (Desember 1945, dan 1947) yang menggegerkan ummat Kristiani, Pertama temuan Desember 1945 tentang ditemukannya didalam gentong yg sangat tua oleh warga Mesir bernama Muhammad Ali,…berisikan 13 lembar kulit dan 50 risalah , pada bagian akhir dari risalah kedua di codex II koleksi risalah terdapat sebuah judul teks yg telah hilang selama ribuan tahun : Peuaggelion Pakta Thomas, Injil menurut Thomas (Manuskrip Koptik berisikan Injil Thomas yg berasal dari tahun 350 masehi),….Injil Thomas (ini) diperkirakan dari tahun 100 M, edisi paling awal diperkirakan dari tahun 50-60 M. (Perlu diketahui bahwa Injil Thomas tdk berbentuk cerita naratif seperti 4 injil lainnya, namun berisi perkataan-perkataan Yesus), kalau dibaca oleh seorang Muslim seperti penulisan Hadist namun tanpa sanad.
    Para Sarjana Bible mulai mengkaji dan membandingkan-NYA dgn 4 injil sinoptik yg diakui oleh Gereja (Matius, Markus, Lukas dan Yohanes),….Semangat “mereka” ialah menjawab pertanyaan umum “apa sih yang sebenarnya yang di sabdakan oleh Yesus,…….pertanyaan akhirnya terjawab dalam sebuah kesimpulan dalam laporan mereka (The Five Gospel Thn.1993), bahwa dari injil-injil yang ada, hanya terdapat 18% saja yang “asli” perkataan Yesus. Sisanya …? Hasil kajian ini tentu saja membuat geger dunia Kristiani, Lain dari pada itu, yang patut dicatat bahwa, dari 114 sabda Yesus dalam Injil Thomas (hasil temuan tsb), tidak satupun ada pernyataan ataupun isyarat tentang doktrin “penyaliban” atau penebusan dosa melalui kematian Yesus di tiang kayu salib.

    Maaf SM,..tulisan diatas saya buat menjadi beberapa bagian (sesuai judul), sedangkan bagian lainnya akan saya lanjutkan jika Saudaraku SM memberi “isyarat”boleh dilanjutkan. Wass.

  • Ruslianto

    Sufi-Sufi sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW, (Sufi-Sufi di Zaman Nabi Isa,AS dan Nabi Yahya As) (B)
    Penemuan kedua tahun,1947 di Qumran (dekat Laut Mati) kedua penemuan tsb yg kemudian dikenal dengan Gulungan Naskah Laut Mati (the Dead Sea Scrolls) yg ditemukan oleh seorang anak pengembala kambing bernama Ad-Dib, Gulungan manuskrip yang ditemukan berisi tulisan kitab Perjanjian Lama, oleh sebuah komunitas yg diidentifikasi sebagai salah satu sekte Yahudi, yaitu sekte Eneses dan memberikan gambaran ttg masa-masa awal sejarah kristen dan terkaitan gerakan Nazaren (pengikut Yesus dari Nazaret) dgn sekte tsb, Dalam komunitas ini trdapat seorang Nabi yg sezaman dengan Yesus yaitu Yahya As, atau Yohanes Pembabtis-menurut tradisi Kristen.
    Dalam penemuan tsb,tergambar bahwa Sekte Eneses terbagi menjadi dua kelompok; pertama, hidup layaknya seperti rahib dan tidak menikah, sedangkan kelompk kedua; hidup bersahaja dan menikah. Meskipun di antara keduanya ada perbedaan, namun semua penganut Esenes mempunyai semangat menjauhkan diri dari dunia materi dan kesenangan hidup, Tidak ada diantara mereka kelompok kaya dan kelompok miskin, karena semuanya menjadi satu dalam hal kepemilikan. Esenes meyakini bahwa wujud materi yakni jasad manusia adalah wujud temporal yang fana. Sedangkan wujud yang hakiki ada di alam kehidupan arwah, dan oleh karena itu mereka tidak takut mati, dan mempercayai adanya Hari Kiamat.
    Orang- kelompok Esenes hidup dalam kelompok-kelompok secara bersahaja, mengenakan selendang putih sebagai ciri khas. Rutinitas keseharian mereka dimulai dgn bagun pagi untuk melaksanakan shalat fajar kemudian pergi ke ladang karena sebagian besar mata pencarian mereka adalah bercocok tanam, Mereka mengerjakan shalat yang kedua saat Matahari tenggelam dan sesudah itu berkumpul bersama anggota keluarga untuk makan malam, yang umum terdiri dari roti dan satu macam jenis sayuran. Bersuci dengan menggunakan air sebelum melakukan shalat, merupakan tradisi ibadah yang sangat penting dan dipegang teguh oleh Para pengikut Esenes. Bukan hal yg sederhana bagi siapapun untuk menjadi anggota sekte (ini) khususnya wanita ,karena kelompok ini tidak menerima keanggotaan dari kaum hawa. Orang-orang Esenes (Jemaat ini diperkirakan sudah ada sejak puluhan tahun sebelum kelahiran Nabi Isa AS) mempunyai kebiasaan yang sangat unik, yaitu memanfaatkan sebagian besar waktu malam untuk membaca Taurat juga kitab nabi-nabi, khusus kitab Yeyasa.Mereka menafsirkan kitab suci mereka secara “metaforis”, bukan harfiah . Esenes mengharamkan para pengikutnya untuk melakukan sumpah, kecuali hanya satu jenis sumpah yaitu sumpah menjaga kerahasian sekte pada saat diterima sebagai anggota kelompok, kerahasiaan ini berkenaan dengan nama-nama Malaikat, yang menjadi kewajiban anggota untuk menghafal-nya , sedangkan penganut Yahudi pada umumnya tidak percaya adanya malaikat.
    Penemuan Arkeologi ini akhirnya mendorong sekian banyak pemerhati Kristologi untuk mengkaji naskah-naskah tsb. Kajian-kajian ttg “the Dead Sea Scrolls” amatlah banyak, “diantaranya”yg membuat geger dunia Kristen yaitu Laporan Barbara Theiring, dlm bukunya “Jesus the Man” dlm penelitian selama 20 thn terhadap naskah tsb; bahwa Yesus adalah seorang manusia biasa (Yg digelar “Guru Bijak”) yg pemikirannya berseberangan dgn “Pendeta Jahat” (Kelompok Pendeta Jahudi Ortodok di Zaman Yesus) dan menyatakan dgn gamblang bahwa Yesus melakukan pernikahan (bahkan berpoligami), ……………………….
    Bersambung ?? Wass.

  • Ruslianto

    Penjelasan ttg shalat fajar : bahwa munajat kelompok Sekte Esenes dilakukan dgn gerakan membungkuk pada saat menjelang terbit dan tenggelam matahari (itu tentu bukan shalat seperti kaum muslimin shalat) tetapi “gerakan munajat” seperti itu sudah dikenal sejak/ sebelum 2000 tahun yang lalu.

  • Ruslianto

    Sufi-Sufi sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW, (Sufi-Sufi di Zaman Nabi Isa,AS dan Nabi Yahya As) (C)

    Manuskrip Laut Mati yang ditulis abad ke-2 SM, dimaksud merupakan kumpulan tulisan tangan kuno (berbahasa Aramik atau Ibrani) yang berhasil ditemukan (tak sengaja) antara tahun 1947-1956 di dalam gua-gua tersembunyi di pegunungan yang terletak di sebelah barat Laut Mati, antara lain ; kawasan Qumran, Muraba’at, Khirbat, Mrd, Ein Jeda dan Masada. Penemuan tersebut, khususnya yg berasal dari wilayah Qumran atau Umran (wilayah Tepi barat Jordania yg berjarak hanya beberapa kilo meter selatan Yerikho/Areeha, yg merupakan daerah komplik berkepanjangan antara Palestina dan Israel) yang semenjak setengah abad yg lalu, membawa dampak serius bagi pola pikir peneliti-peneliti Yahudi dan Kristen di seluruh Dunia dan aneh nya bagi sebagian besar umat Muslim, menganggap temuan ini biasa- biasa saja (mungkin menganggap urusan keyakinan/agama “orang lain”) padahal Allah SWT sedang “menguak tabir” sejarah masa lampau dan membenarkan apa-apa yang tersirat maupun tersurat dalam Al Qur’an, terutama ttg sosok Isa.As, dan Injil yg sekarang beredar adalah campur tangan (diubah) oleh manusia, dan tidak ada doktrin penyaliban. Penemuan-penemuan spektakuler itu, secara pasti membawa perubahan, dan berdampak pada banyak struktur kepercayaan yang selama ini diyakini, terutama di Palestina.

    Ramai-nya opini yg berkembang sehubungan dengan penemuan naskah-naskah Laut Mati, nyaris melalaikan adanya “penemuan lain” yang tidak kalah penting-nya di wilayah pegunungan (pada 150 gua-gua) di Nag Hamadi pinggiran Mesir sebelah selatan, yang dua tahun lebih awal sebelum ditemukannya naskah-naskah Qumran, yang tertulis dalam bahasa Koptik.
    Naskah-naskah Koptik yg berhasil ditemukan di Nag Hamadi (Mesir) itu sesungguhnya berisi tulisan-tulisan yg dibuat oleh Jemaat-jemaat yg muncul pada awal abad pertama Masehi, yang dikenal dengan sebutan “al-arifin”, yang memiliki kemiripan besar dengan Thariqat Sufi pada zaman sekarang, Jemaat ini menganut paham “dualisme wujud” jasad dan ruh yg senantiasa dalam pergulatan sepanjang masa. Jemaat Arifin (ini) bercita-cita untuk sampai kepada makrifat hakiki ,Yang dalam pandangan mereka-bukan makrifat yang dicapai melalui eskperimen dan indera, karena itu bersifat jasadi. Namun makrifat yang sesungguhnya adalah mencapai pengetahuan tentang ruh illahi yang tinggi. Dan tidak akan mampu mencapai derajat ini kecuali melalui makrifat manusia pada diri sendiri. Jemaat Arifin-lah yang mula-mula merumuskan dasar-dasar Ilmu Jiwa.
    Dalam naskah tsb, diungkapkan ; Untuk bisa mencapai makrifat hakikat diri,orang-orang Jemaat Arifin tidak segan-segan meninggal- kan harta kekayaan dan profesi mereka untuk “hidup menyendiri” dan hidup sebagai ahli ibadah. Mereka hanya makan sepotong roti dan seteguk air, menurut kepercayaan mereka, makrifat ruhiyah menuntut adanya penundukan jasad dan hawa nafsu hingga mampu mencapai derajat kebeningan jiwa . Sebagian besar waktu dipergunakan untuk beribadah, serta membaca tulisan-tulisan Jemaat, atau menulis hal- hal baru dan membacakannya pada setiap pertemuan reguler.

    Begitulah sebagian “kecil” terjemahan naskah kuno huruf/bahasa koptik kuno yang ditemukan di Nag Hamadi (Mesir selatan), yang Para Peneliti menyebutnya sebagai “perpustakaan besar” karena (didaerah itu) menyimpan 52 buah naskah dalam 1152 halaman yang terbagi menjadi 13 jilid yang tertulis dari ribuan lembaran kertas papirus yang diawetkan.

    Wass; Insya Allah,.. Sdr-Ku SM jika masih berkenan.

      • Ruslianto

        Ass. Maaf,..karena Sdr.M.Yusuf tidak mencermati secara seksama ,.. maka sedikit keterangan untuk anda,.. (sMOGA anda memahaminya) bahwa tulisan diatas, adalah fakta sejarah dizaman Nabi Isa a.s dan Nabi Yahya a.s yaitu sekitar abad-abad diawal Masehi, dan sebelum kelahiran Nabi Muhammad s.a.w tentunya, Maka Al Qur’an – pun belum disampaikan oleh Jibril a.s. maka hadist yang anda tuntut belum ada.
        Semoga fakta sejarah tsb, dapat menambah wawasan anda tentang Tasauf kehidupan Para Sufi dizaman sebelum kelahiran Nabi Muhammad s.a.w sesuai dengan judulnya.
        Terimakasih.
        Wass.

        • Abdul Wahab

          Mas rusli trm ksh info,x..

          Allah aja wajala msh tetp peliharakn catatn kbnran yg msh murni tntang jln menju kpdNya dsni sdh tmpk btp mh besr dn kuasanYa Allah S.W.T

          Bgi yg menjalni jln ilmu taswuf jgn ragu tetplh brpgang krn jka pemhamn dasrnx. Sesuai dgn yg Haq mk inlh yg pling tept cepat dn benar,,krn hanya ilmu lh yg bsa mnuntun kpdnYa,,krn hanya ridhonYa lh yg kta cari bkn pembenaran dri faham yg skrg tdk sma dgn jln faham kta,,

          Ingt jgn mnyalahkn ato menghujat setiap yg baik psti ada yg buruk,,bgtu jg dgn kebenran tntu ada yg sbalikx..

          Ttp bermujakarah,,tpi ingat ini adlh Haq yg suci dn lgi suci adanx,,jdi ada Adab,x

          Mas rusli ttp trs berbgi infox krna apa yg ada ats Hajatmu ada Hajat org lain,,sngknlh hajat org lain psti hajtmu jg akn dsnangkn,,skli lg jgn ragu jln kta inilah yg urutan nasbx bnyk mnjdi Awlia,nYa…Amin ya Robb

      • Abdul Wahab

        Mas M Yusuf jgn tanyakn dali semntara mas sndiri tdk memahami Adab dlm bermujakaroh..

        Islam tdk menuntut stiap umat untk menjdi guru klo tdk mampu mnjdi guru jdlh murid,,klo tdk mampu mnjdi murid mka lbh bnar diam,,fahami dlu apa yg disampaikn. Bru sdra memaknai,,krna yg kta cari bkn berahir pda dalil. Sja mlainkn pd ksudahn,ambil makna,,ambil faham srt ,ambil ksudahanx,,spy mas thu arah tujuan kta dsni bermujakaroh tdk lbh kpd ats ridhonYa supaya mnjdi Ilmu yg bermanfaat

        Wass

    • tintin

      Mas ruslianto penemuan2 gulungan kitab di nag hamadi dan gua2 di qumran bukan berarti kitab kristen yg sekarang adalah salah. Sejak kematian nabi isa byk sekali injil2 yg ditulis bahkan ada ratusan injil. Dan injil2 ini berbeda pendapat krn memandang yesus sbg sisi2 yg berbeda. Ktk konsili nicea byk injil yg tdk sejalan yg dimusnahkan, perlu diketahui bahwa penulisan injil adalah 20 thn smp 150 thn setelah yesus meninggal . Yesus tdk pernah menulis injil ttp pengikutnya yg berbeda pandang itulah yg menulisnya, jd penemuan itu bukan patokan utk kebenaran mengingat mmg di timur tengah saat itu berkembang sekte kristen nasronarian yg memandang yesus adalah manusia biasa. Jd tolong deh utk membahas agama islam jgn jelek2an agama orang lain krn semua agama gak ada yg sempurna. Nabi muhammad sendiri belajar agama kristen nasronarian dari waroqah dan khadijah tentu saja isi alquran sama pandangan dg injil nasronarian. Kenyataan penganut sekte selalu menyembunyikan gulungan kitab di gua2 jg diduga menjadi kemungkinan nabi muhammad menemukan gulungan kitab itu di gua hira dan mengajarkan kpd siapapun sbg wahyu, sesungguhnya sejak bumi ini ada tdk ada kitab yg diturunkan secara lgsg ajaib turun dr langit. Semua kitab ditulis oleh tangan manusia, berbeda dg keyakinan muslim yg memandang kitab taurat diturunkan pd nabi musa pdhal kitab taurat adalah ditulis berdasarkan kisah penciptaan smp bangsa israel keluar dr mesir beserta hukum2 yg diajarkan musa. Kitab itu ditulis oleh iman2 yahudi. Kitab daud bukanlah kitab suci turun dr langit krn berisi lagu2 pujian daud yg sengaja ditulis olehnya, begitu jg zabur sulaiman ditulis oleh sulaiman sbg kitab kebijakan krn berisi kata2 bijak spt mario teguh, kitab injil tdk diturunkan pd nabi isa krn nabi isa sama sekali tdk menulis kitab, injil ditulis oleh murid2 minimal 20 thn setelah nabi isa disalib. Begitu deh . Jd baik islam maupun kristen sama2 tdk sempurna krn byk sekte, ttp anggaplah agama sebagai pendidik moral krn tanpa agama tdk ada kabajikan. Dan lagi nabi isa adalah pembawa kepercayaan yahudi kpd bangsa non yahudi jd jika tdk ada nabi isa maka tentunya tdk ada nabi muhammad krn nabi muhammad merupakan terusannya nabi isa

      • Ruslianto

        Waouw,… saya baru baca ini ? Sdr. Tintin anda wajib belajar lagi tentang sejarah, banyak keterangan anda cukup kblinger,…. oleh hanya Siti Khadijah bertanya kepada waroqah,.. apa berarti Nabi Muhammad belajar tentang nasrani dari waroqah,. ? Eh, Maaf Bung yaa? Nabi Muhammad “diberi ilmunya” melalui Qur’an,. itu jelas sekali.
        Anda berkeyakinan apasih…. belajar lagi yaa. Saya tidak bermaksud menjelekkan agama (orang) lain,.. agama saya melarang itu, tulisan diatas berdasarkan fakta.
        the Dead Sea Scrolls (Penemuan gulungan dilaut mati) itu fakta sejarah yg tidak dapat dipungkiri (ditutup-tutupi) dan menggempar dunia kristen ? bahkan kurun sekarang banyak pendeta bertoubat ? Agama Nasrani sekarang ini ‘kan mengikuti paham Paulus ? Jika benar penganut kristen adalah umat Isa Almasih, tentu akan mengikuti semua ajaran dari Isa Almasih (itu) Nah, lihat perbedaannya dibawah ini :

        KESATU : Umat Kristen jika meninggal dunia dipakaikan pakaian jas, Nabi Isa a.s meninggal dunia memakai kain kafan ;
        KEDUA : Nabi Isa a.s “berkhitan” umat Kristen tidak di khitan.
        KETIGA : Nabi Isa a,s “melarang” memakan binatang berkuku genap termasuk “babi” Umat Kristen ? anda (Tintin) tau sendirilah;
        KEEMPAT : Nabi Isa a.s Ber TUHAN SATU (Esa) Umat Kristen ber TUHAN TIGA (Trinitas) Lihat Injil Markus (St,Mark)
        St.Mark.
        12.29 : And Jesus answered him, The first of all the commandments is, Hear O Israel : “The Lord our God is one Lord”
        Markus :
        12.29 Dan Jesus menjawab padanya, Yang pertama dari semua perintah itu ialah, Dengarlah; Wahai Israel Lord yaitu Tuhan kita adalah Lord yang satu.

        Wass.sMOGA bermanfaat.

  • maaf.saya mau naxak nama x mempunyai ayat qursi serta sahabatnya dan juga karomahnya ayat kursi

    maaf.saya mau naxak nama x mempunyai ayat qursi serta sahabatnya dan juga karomahnya ayat kursi

  • nik mahadi nik hassan nama pena marah mahadi hassan

    assalamuaiaikum sdr Islam, salam puitis, salam sayang dari tanah seberang, Malaysia, saya kini sudah menjadi penikmat, dan pencandu sufi muda, tulisan anda disedari atau tidak sudah dapat membuka minda, sudah dapat menghidupan “hati-hati” manusia muslim, manusia Islam, yang sudah 14 abad ditinggalkan junjungan besar kita Nabi Muhamad s.a.w, saya sama sekali, amat bersetuju dengan “apa yang saudara” garapkan, tulis sebentar tadi, bagi saya secara pribadi, “ia merupakan “nur keilmuaan, nur kebenaran”, yang wajib dibaca oleh setiap manusia, “haiwan berkaki dua dan mempunyai satu alat kelamin”, pinjam istilah dosen belanda, M.A. Brower, yang pernah mengaja rdi Universitas Padjajaran Bandung, 25 tahun lalu dan kerap menulis di Koran KOMPAS,
    sebagai mahasiswa asing yang pernah belajar ilmu journalistik di kota tidak ramah medan, dan merupakan mahasiswa pertama dr malaysia membuat job training di harian WASPADA, kini di Jln Brigrjen Katamso, Medan, melihat pengamalan Islam di Malaysia dan Indonesia,dari”dual perspektif berbeda”
    di Indonesia masih banyak pasentren meneruskan kesinambungan warisan tradisi Nabi muhamad saw, mengajar, mengamalkan “ilmu tarikat”, salah satu cabang ilmu tradisi Islam, membersihkan hati,mengenai diri dan selanjutnya “mengenai allah”
    berbicara “mengenai allah” didunia dan mengenal allah, selepas mati, merupakan suatu “perbincangan , diskusi panjang” dan bakal mencetuskan kontroversi besar, khususnya dikalangan ulama-ulama fiqah, mufti, dosen-dosen agama yang “menolak tarikat” dan tidak mahu mendalami “inti pati”, kemanisan the greatful of the suffisme
    dalam soal ini, dalam kehidupan moderen hari ini, umat Islam, majoritas sudah dilalaikan dengan kehidupan duniawi, cara hidup, the way of life umat Islam, sudah menyamai cara hidup orang kristian
    seorang pensyarah barat dari Mcgill universiti di kanada, pernah berkata,”we dont change their muslime name, but we change their behaviour<" itulah bala besar yang menimpa jenerasi muda,remaja islam, baik di Malaysia maupun di diIndonesia
    sebagai wartawan yang pernah berkhidat dengan Berita Harian dan TV3, berpengkalan di kota Bharu dan berada didalam bidang kewartawan selama hampir 22 tahun, saya melihat berdasarkan pengalaman ini, umat Islam secara majoritas baik di Malaysia dan diIndonesia, "tidak memahami dan mengerti" the essence of life menurut perspektif Islam murni, ajaran junjungan besar kita Nabi Muhammad s.a.w
    dengan simple word,boleh dibuat rumusan, tarikat, asal kata arab thorib, jalan, wasilah,pengantara, dan pengamal mana-mana ajaran tarikat, mereka diwajibkan, mengamalkan amalan,wirid rutin harian, dengan tujuan untuk membersihkan "hati,jiwa dan naluri" selanjutkan meneruskan amalan sunnah, kerap ke Masjid, kerumah allah. tapi realitas hari ini, di mana-mana masjid dirumah allah,"tidak banyak penggujungnya, khususnya pada waktu solat subuh
    kenapa ini semua terjadi, kerana "iman" mereka sebagai manusia Islam "lemah", rohani mereka sudah tenat, rohani mereka sakit, lalu dimanakan rawatan paling tepat jika rohani sakit, kerumah allah,
    "Tidakku jadikan jin dan manusia melainkan untuk beribadah", kata Yang Maha Khalik, dalam kitab suci al-quran, soalnya dalam 24 jam satu hari, berapa lamakah kita "beribadah khusus", itu persoalan yang wajar dijawab segera
    manusia yang cerdik, inteligence sabda Nabi Muhammad s.a.w, adalah manusia yang sentiasa mengingati mati,tapi dalam masyarakat kita, yang sudah semakin rosak dan merosakkan ini, manusia yang cerdik adalah manusia yang ada gelar sarjana, doktor falsafah, berkereta besar,rumah bunggalow dan "wang berjuta-juta dalam bank",inilah dikatakan manusia cerdik,
    lalu, berbicaraan mengenai kehidupan alam barzakh tidak menjadi minat golongan ini, kerana padamumumnya , golongan ini yang mengaku beragama Islam, secara mayoritas,tidak bersedia dan takut untuk "mati"
    Untuk itu, kita perlu melihat apa yang digunakan oleh Nabi Muhammad s..a.w terhadap mulut beliau, pertama untuk senyum, diam dan terakhir berzikir, bagaimana dengan "mulut-mulut" kita semua, berapa jam kita gunakan untuk berzikir dalam tempoh dua puluh empat jam, suatu pertanyaan yang kita hanya bisa menjawab,
    untuk sdr,teruskanah menulis, kerana tulisan sdr akan dapat memberi kesedaran kepada umat Islam yang buta hati untuk lebih mengetahui dan mengenali "Ilmu tarikat" selanjutnya dapat mengenali "diri mereka", kemanakah akhir perjalanan hidup yang serba sementara ini, semoga.

    • SufiMuda

      Wa’alaikum salam saudaraku
      Terimakasih banyak atas komentar dan dukungannya.
      sMoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada anda, amin

      salam

  • senopati

    jawab tanya saya:kalau makrifat itu halal dan benar..kenapa rosulullah tdk mengajarkannya sbagaimana mengajarkan sholat?lalu..knapa byk orang makrifat menyalahkan orang fiqih..padahal ilmu org fiqih ajaran rosulullah..apa rosulullah mengajarkan yg salah?tahukah anda tentang adanya tipu daya iblis?bukankah segala sesuatu ajaran yg takut di ketahui orang orang berarti ada apa dgn ajaran itu?bukankah rosulullah mengatakan SAMPAIKAN WALAU CUMA 1 AYAT.jadi kenapa makrifat harus sembunyi?kalau dari nabi saw..Harusnya di ajarkan sbelum beliau wafat

    • anonym

      Sangat sulit menjelaskan hakikat dan makrifat kepada orang-orang yang mempelajari agama hanya pada tataran Syariat saja, menghafal ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadist akan tetapi tidak memiliki ruh dari pada Al-Qur’an itu sendiri. Padahal hakikat dari Al-Qur’an itu adalah Nur Allah yang tidak berhuruf dan tidak bersuara, dengan Nur itulah Rasulullah SAW memperoleh pengetahuan yang luar biasa dari Allah SWT. Hapalan tetap lah hapalan dan itu tersimpan di otak yang dimensinya rendah tidak adakan mampu menjangkau hakikat Allah, otak itu baharu sedangkan Allah itu adalah Qadim sudah pasti Baharu tidak akan sampai kepada Qadim. Kalau anda cuma belajar dari dalil dan mengharapkan bisa sampai kehadirat Allah dengan dalil yang anda miliki maka PASTI anda tidak akan sampai kehadirat-Nya.

      Ketika anda tidak sampai kehadirat-Nya sudah pasti anda sangat heran dengan ucapan orang-orang yang sudah bermakrifat, bisa berjumpa dengan Malaikat, berjumpa dengan Rasulullah SAW dan melihat Allah SWT, dan anda menganggap itu sebuah kebohongan dan sudah pasti anda mengumpulkan lagi puluhan bahkan ratusan dalil untuk membantah ucapan para ahli makrifat tersebut dengan dalil yang menurut anda sudah benar, padahal kadangkala dalil yang anda berikan justru sangat mendukung ucapan para Ahli Makrifat cuma sayangnya matahati anda dibutakan oleh hawa nafsu, dalam Al-Qur’an disebuat Khatamallahu ‘ala Qulubihim (Tertutup mata hati mereka) itulah hijab yang menghalangi anda menuju Tuhan.

      Rasulullah SAW menggambarkan Ilmu hakikat dan makrifat itu sebagai “Haiatul Maknun” artinya “Perhiasan yang sangat indah”. Sebagaimana hadist yang dibawakan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya sebagian ilmu itu ada yang diumpamakan seperti perhiasan yang indah dan selalu tersimpan yang tidak ada seoranpun mengetahui kecuali para Ulama Allah. Ketika mereka menerangkannya maka tidak ada yang mengingkari kecuali orang-orang yang biasa lupa (tidak berzikir kepada Allah)” (H.R. Abu Abdir Rahman As-Salamy).

      Di dalam hadist ini jelas ditegaskan menurut kata Nabi bahwa ada sebagian ilmu yang tidak diketahui oleh siapapun kecuali para Ulama Allah yakni Ulama yang selalu Zikir kepada Allah dengan segala konsekwensinya. Ilmu tersebut sangat indah laksana perhiasan dan tersimpan rapi yakni ilmu Thariqat yang didalamnya terdapat amalan-amalan seperti Ilmu Latahif dan lain-lain.

      Masih ingat kita cerita nabi Musa dengan nabi Khidir yang pada akhir perjumpaan mereka membangun sebuah rumah untuk anak yatim piatu untuk menjaga harta berupa emas yang tersimpan dalam rumah, kalau rumah tersebut dibiarkan ambruk maka emasnya akan dicuri oleh perampok, harta tersebut tidak lain adalah ilmu hakikat dan makrifat yang sangat tinggi nilainya dan rumah yang dimaksud adalah ilmu syariat yang harus tetap dijaga untuk membentengi agar tidak jatuh ketangan yang tidak berhak.

      Semakin tegas lagi pengertian di atas dengan adanya hadist nabi yang diriwayatkan dari Abu Hurairah sebagai berikut : “Aku telah hafal dari Rasulillah dua macam ilmu, pertama ialah ilmu yang aku dianjurkan untuk menyebarluaskan kepada sekalian manusia yaitu Ilmu Syariat. Dan yang kedua ialah ilmu yang aku tidak diperintahkan untuk menyebarluaskan kepada manusia yaitu Ilmu yang seperti “Hai’atil Maknun”. Maka apabila ilmu ini aku sebarluaskan niscaya engkau sekalian memotong leherku (engkau menghalalkan darahku). (HR. Thabrani).

      Hadist di atas sangat jelas jadi tidak perlu diuraikan lagi, dengan demikian barulah kita sadar kenapa banyak orang yang tidak senang dengan Ilmu Thariqat? Karena ilmu itu memang amat rahasia, sahabat nabi saja tidak diizinkan untuk disampaikan secara umum, karena ilmu itu harus diturunkan dan mendapat izin dari Nabi, dari nabi izin itu diteruskan kepada Khalifah nya terus kepada para Aulia Allah sampai saat sekarang ini.

      Jika ilmu Hai’atil Maknun itu disebarkan kepada orang yang belum berbait zikir atau “disucikan” sebagaimana telah firmankan dalam Al-Qur’an surat Al-‘Ala, orang-orang yang cuma Ahli Syariat semata-mata, maka sudah barang tentu akan timbul anggapan bahwa ilmu jenis kedua ini yakni Ilmu Thariqat, Hakikat dan Ma’rifat adalah Bid’ah dlolalah.

      Dan mereka ini mempunyai I’tikqat bahwa ilmu yang kedua tersebut jelas diingkari oleh syara’. Padahal tidak demikian, bahwa hakekat ilmu yang kedua itu tadi justru merupakan intisari daripada ilmu yang pertama artinya ilmu Thariqat itu intisari dari Ilmu Syari’at.

      Oleh karena itu jika anda ingin mengerti Thariqat, Hakekat dan Ma’rifat secara mendalam maka sebaiknya anda berbai’at saja terlebih dahulu dengan Guru Mursyid (Khalifah) yang ahli dan diberi izin dengan taslim dan tafwidh dan ridho. Jadi tidak cukup hanya melihat tulisan buku-buku lalu mengingkari bahkan mungkin mudah timbul prasangka jelek terhadap ahli thariqat.

      Dalam setiap peristiwa yang mewarnai kehidupan ini, seringkali kita tidak mampu atau tidak mau menangkap kehadiran Allah dengan segala sifat-sifatNya. Padahal sifat-sifat Allah sangat terkait erat dengan ayat-ayat kauniyahNya yang terhampar di atas muka bumiNya. Betapa Allah –melalui ayat-ayat kauniyahNya- memang ingin menunjukkan keMaha KuasaanNya dan keMaha BesaranNya agar hamba-hambaNya senantiasa mawas diri, waspada dan berhati-hati dalam bertindak dan berprilaku agar tidak mengundang turunnya sifat JalilahNya yang tidak akan mampu dibendung, apalagi dilawan oleh siapapun, dengan upaya dan sarana kekuatan apapun tanpa terkecuali, karena memang Allahlah satu-satunya pemilik kekuatan dan kekuasaan terhadap seluruh makhlukNya.

      Dikutip dari : Tulisan Syekh Samman

  • senopati

    mengapa setelah nabi muhammad saw beserta sahabatnya wafat barulah ajaran makrifat muncul?.nabi dan sahabat nya adalah tempat umat bertanya tentang kebenaran yg dapat di percaya.bila mereka sudah tiada..itulah kesempatan benih2 kebatilan tumbuh.coba kita renungkan.

  • senopati

    kalaupun sbelum adanya rosulullah sudah ada sufi makrifat..kenapa tidak di munculkan saat nabi membawa ajaran islam?kalau makrifat itu lebih benar lebih baik dan sudah ada sebelum adanya nabi saw..kenapa nabi malah mengajarkan syariat islam?apa nabi tidak tahu makrifat?atau ti dak di beritahu?atau nabi tahu tapi melarangnya karena ….mari berfikir dgn jernih

    • Ruslianto

      Jika menjenguk atas maha karya Penulis Sufisme (pada zaman) awal, seperti al-Sarraj (wafat 378/988), al-Kalabadzi (Wafat 390/1000), Abu Nu’aim (wafat 430/1038),dan al-Qushayri (wafat 465/1072) ~ Mendalilkan bahwa sufisme merupakan eksperesi murni tentang eksperesi rohani ajaran islam, dan merupakan perwujudan teramat sempurna dari nilai-nilai rohaniah***~ Mereka kemukakan, bahwa kaum sufi mempunyai keyakinan sebagaimana yang dirumuskan para ahli ilmu kalam (teologi), bahwa mereka juga mengikuti aturan sebagaimana yang dirumuskan oleh para fukaha (ahli hukum islam), dengan metode dan pengalaman yang sepenuhnya sesuai dengan al-Qur’an dan Sunnah. Mereka (juga) tafsirkan dan rujukkan ucapan kaum Sufi yang terlihat kurang taat- asas(in-konsisten), dan meninggalkan hal-hal yang tidak sesuai.

      ***Kutipan dua bag dari al-Luma’~dari Abu Nasr ‘I-Sarraj ; Sufi adalah wakil Allah di bumi, wali-wali dari rahasia-rahasiaNya dan pengetahuanNya, dan ciptaanNya yang terbaik. Mereka pilihan Tuhan, teman-teman yang mulia, dan orang-orang paling ; muttaqun-sabiqun-abrar-muqarrabun-abdal-dan saddiqun semuanya berasal dari mereka (halaman 19).

      Demikian, Wass.

  • senopati

    bila ajaran makrifat di gandrungi pada masa rosulullah masih hidup..pasti banyak yang bertanya pada beliau.dan beliau pasti dapat menjawab berkat firman ALLAH.tapi sayang..ajaran makrifat menyebar luas setelah beliau tiada…

  • senopati

    kenapa saya byk tanya..krna semula saya tertarik ttg makrifat.tapi saat saya mulai mengetahui ketidaksukaan org makrifat pada org fiqih dan menyalahkan mereka.lalu orang makrifat merasa paling benar.lalu makrifat booming setelah rosulullah wafat.lalu bukankah ajaran org fiqih itu ajaran rosul..knapa di salahkan.lalu bukankah rosulullah tdk mengajarkannya.dan bukankah hanya AL QURAN yg terjamin keaslianya sedangkan hadis dan riwayat dapat di selewengkan.akhrnya saya ragu mempelajari makrifat.dan sampai skrg tetap ikut ajaran rosulullah yg sudah 35 tahun saya imani.wasalam..

    • razz

      saudara tlah salah menilai ttg ma’rifat dan ahli2nya..kalau saudara bisa ketemu dgn saya inshaALLAH SAUDARA faham..daripada mendengar fitnahan yg tidak ada dasarnya..

  • Ruslianto

    MIMPI SYAIKH ABU HASAN

    Syaikh Abu Hasan bin Hizrim al-Mughrabi ~ menelaah dan mempelajari kitab Ihya Ulumuddin karya hujjatul Islam,~Imam Ghazali dihadapan murid-muridnya.
    Tak lama kemudian, …dengan lantangnya ia mengatakan kepada murid-muridnya “Ini adalah kitab bid’ah dan bertentangan dengan sunnah Rasulullah, ini kitab yang tidak benar”.
    Pendapat Abu Hasan disebabkan apa yang tertulis dalam kitab itu tidak diajarkan Rasulullah S.A.W ~ Kemudian , ia bergegas untuk menghadap penguasa setempat kala itu dan meminta izin dan dukungan untuk membakar kitab itu.
    Penguasa menerima usulan Syaikh Abu Hasan, setelah semua ulama hadir memenuhi undangan penguasa~ dan Abu Hasan menunjukkan kitab itu sekaligus menjelaskan kelemahan beberapa isinya.
    Berdasarkan kesepakatan, akhirnya diputuskan untuk membakar kitab Ihya Ulumuddin yang ada itu pada hari Jum’at ~ Namun sebelum peristiwa itu terjadi, pada malam jum’at Abu Hasan bermimpi.

    Dalam mimpinya, ia memasuki sebuah masjid tempat ia belajar. Ia melihat sosok wajah seseorang bersinar, Ternyata seseorang itu adalah Rasulullah SAW, yang sedang duduk didampingi Abu Bakar r.a dan Umar Ibn Khatab r.a, sedangkan yang dihadapan beliau adalah Imam Ghazali.
    “Inilah orang mencela kitab saya,dan bermaksud membakarnya”, ungkap Imam al-Ghazali. Kemudian ia menyerahkan kitab itu kepada Rasulullah sambil berkata, “ Ya Rasulullah , sudilah kiranya menelaah kitab ini. Apabila didalamnya terdapat kekeliruan, saya minta maaf dan aku akan bertobat, jika dalam kitab ini sesuai dengan sunnah, tolong adili kami berdua.”
    Kemudian Rasulullah menerima kitab yang diserahkan. Beliau membuka juz pertama. Tatkala sampai pada aqaid (pembahasan tentang akidah), tertulis “Nabi yang ummi”, Rasulullah SAW tersenyum, Lalu Nabi SAW, bersabda, “Demi Allah, ini adalah kitab yang baik isinya”.
    Rasulullah menyerahkan kitab itu kepada Abu Bakar dan menyetujuinya, Lalu Abu Bakar menyerahkan kepada Umar dan menyetujuinya. Keduanya berkata seperti apa yang dikatakan Rasulullah SAW.
    Rasulullah memerintahkan agar Abu Hasan dicambuk sebanyak 25 kali, Namun Abu Bakar meminta keringanan “Ya,. Rasulullah ~ orang ini berbuat begini karena hati-hati dan hormat kepada sunnahmu”.
    Akhirnya Syaikh Abu Hasan~hanya dicambuk 5 kali dan Imam Ghazali memaafkannya.

    Anehnya, ketika Abu Hasan bangun tidur, merasakan sakit disekujur tubuhnya. Ia bertobat dan memerintahkan kepada murid-muridnya untuk menjaga dengan baik kitab Ihya Ulumuddin dan tidak membakarnya, dan pagi hari itu juga melaporkannya kepada Penguasa dikala itu, tentang pengalaman dalam mimpinya.
    Apa yang dilakukan Imam Ghazali adalah bentuk ijtihad. Setiap ijtihad belum tentu diajarkan Rasulullah dan apa yang TIDAK diajarkan Rasulullah belum tentu bid’ah.
    Dari kisah nyata ini mudah-mudahan dapat diambil sebuah pelajaran, bahwa setiap perbedaan pendapat harus disikapi dengan meng-klarifikasinya.
    Islam kaya dengan perbedaan-perbedaan~Bukan berarti perbedaan itu menjadi permusuhan, saling menjatuhkan dan mengajak seseorang untuk membencinya.
    Wallahu ‘alam bishawwab.
    Al Qur’an :
    Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta) ditambahkan kepadanya tujuh laut lagi sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat-kalimat (Rahmat-rahmat) Allah. Sesungguhnya Allah Maha Gagah Perkasa Lagi Maha Bijaksana . (QS.Luqman, ayat 27).
    Wass.

  • iwan

    assalamualaikum…tolong jelaskan dengn sebenarnya arti makrifat…apakah bnar dalam mngenal diri untuk mngetahui nama sejati diri kita?mohon penjelasannya…makasih

    • SufiMuda

      Wa’alaikum salam
      Coba ketik kata “Makrifat” di bagian “CARI” disudut kanan blog, nanti akan keluar tulisan2 yang pernah saya tulis tentang makrifat atau bukan daftar Isi.
      Demikian

  • nurhasni

    Perbedaan pendapat it biasa,tergantung pemahaman u menelaahnya.namun semakin banyak kita tahu,semakin luaslah islam it. Wass………

  • HADI

    Ketika kita berbicara tentang Nur Allah,,kita harus sadar tentang nur diri,,artinya apabila kita sudah menemukan nur diri maka Nur Allah itu otomatis akan terlihat nnyata,,

  • roni

    Correc sufi muda….semua ciptaan allah itu dari “NUR MUHAMMAD” klo ngga ada nur muhammad ga ada yg tercipta, klo nurNYA itu hanya untuk nur muhammad bukan untuk ciptaanNYA…..

  • roni

    Lengkap nya: HAKIKAT NUR MUHAMMAD.

    Alimul Fadhil H. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani al-Banjari (Guru Sekumpul) pernah menyinggung dan menguraikan pembahasan tentang salah satu tema yang selalu aktual diperbincangkan dalam dunia tasawuf, yakni wacana tentang ‘Nur Muhammad’ dalam salah satu pengajian beliau di Komplek al-Raudah Sekumpul Martapura. Untuk membutiri kembali pandangan tentang Nur Muhammad dimaksud seiring dengan peringatan haul beliau yang ke-5 tahun ini (5 Rajab 1431 H ─ 17 Juni 2010 M) berikut tulisan ini dihadirkan guna pencerahan. Apakah yang dimaksud dengan Nur Muhammad tersebut?

    Dalam kitab Hikayat Nur Muhammad diceritakan bahwa tubuh manusia (anak Adam) mengandungi tiga unsur, yakni jasad, hati dan roh. Di dalam roh terdapat hakikat, di dalam hakikat tersimpan rahasia, rahasia itulah yang dinamakan makrifah Allah. Di dalam makrifah pula ada zat yang tidak menyerupai sesuatu pun.

    Rahasia atau makrifah Allah ini dinamakan Insan Kamil. Insan Kamil dijadikan dari Nur yang melimpah dari zat Haqq Ta’ala.

    Menurut riwayat, sumber cerita tentang kejadian Nur Muhammad ini bermula dari biografi Nabi Muhammad yang ditulis oleh Ibnu Ishaq (sejarawan Islam). Dalam biografi tersebut, Ibnu Ishaq ada mencatat riwayat yang menyatakan bahwa Allah telah menciptakan Nur Muhammad dan Nur itu telah diwarisi melalui generasi nabi-nabi hingga ia sampai kepada Abdullah bin Abdul Muthalib dan turun kepada Nabi Muhammad Saw.

    Kemudian terdapat sejumlah hadis yang menerangkan tentang Nur tersebut, antaranya, “sesungguhnya yang mula-mula dijadikan oleh Allah adalah cahaya-ku (Nur Muhammad)………”.

    Beragam pandangan terhadap hadis ini, ada yang menyatakan maudhu’ (tertolak), dhaif (lemah), bersumber dari falsafah Yunani, tetapi ada pula yang menyatakan bahwa riwayat tersebut boleh diterima karenanya sanadnya bersambung. Hadis tersebut cukup panjang matannya dan diringkas sebagai berikut: “Dan telah meriwayatkan oleh Abdul Razak dengan sanadnya dari Jabir bin Abdullah ra, beliau berkata: “Ya Rasulullah, demi bapaku, engkau dan ibuku, khabarkanlah daku berkenaan awal-awal sesuatu yang Allah telah ciptakan sebelum sesuatu! Bersabda Nabi Saw: “Ya Jabir, sesungguhnya Allah menciptakan sebelum sesuatu, Nur Nabi-mu daripada Nur-Nya’.

    Maka jadilah Nur tersebut berkeliling dengan Qudrat-Nya sekira-kira yang dihendaki Allah. Padahal tiada pada waktu itu lagi sesuatu pun; tidak ada lauh mahfuzh, qalam, sorga, neraka, Malaikat, langit, bumi, matahari, bulan, jin dan manusia; tiada apa-apa yang diciptakan, kecuali Nur ini.

    Dari nur inilah kemudian diciptakan-Nya qalam, lauh mahfuzh dan Arsy. Allah kemudian memerintahkan qalam untuk menulis, dan qalam bertanya, “Ya Allah, apa yang harus saya tulis?” Allah berfirman: “Tulislah La ilaha illallah Muhammad Rasulullah.” Atas perintah itu qalam berseru: “Oh, betapa sebuah nama yang indah dan agung Muhammad itu, bahwa dia disebut bersama Asma-Mu yang Suci, ya Allah.” Allah kemudian berkata, “Wahai qalam, jagalah kelakuanmu ! Nama ini adalah nama kekasih-Ku, dari Nur-nya Aku menciptakan arsy, qalam dan lauh mahfuzh; kamu, juga diciptakan dari Nur-nya. Jika bukan karena dia, Aku tidak akan menciptakan apa pun.”

    Ketika Allah telah mengatakan kalimat tersebut, qalam itu terbelah dua karena takutnya akan Allah dan tempat dari mana kata-katanya tadi keluar menjadi tertutup, sehingga sampai dengan hari ini ujung nya tetap terbelah dua dan tersumbat, sehingga dia tidak menulis, sebagai tanda dari rahasia ilahiah yang agung.

    Maka, jangan seorangpun gagal dalam memuliakan dan menghormati Nabi Suci, atau menjadi lalai dalam mengikuti contohnya (Nabi) yang cemerlang, atau membangkang dan meninggalkan kebiasaan mulia yang diajarkannya kepada kita.………dan seterusnya. Bagaimana penjelasan Guru Sekumpul tentang Nur Muhammad tersebut? Secara ringkas penjelasan beliau sebagaimana konten materi pengajian yang bertemakan tentang ‘Kesempurnaan’ (penjelasan ini bahkan beliau ulang-ulang tidak kurang dari tiga kali) boleh diringkaskan sebagai berikut:

    Beliau memulai penjelasannya dengan ungkapan yang sangat dikenal dalam dunia tasawuf, di mana untuk mengenal Tuhan seseorang harus terlebih dahulu mengenal akan dirinya.

    Maksudnya, untuk sampai kepada pengenalan terhadap Tuhan, menurut Guru Sekumpul haruslah terlebih dahulu dipahami dua hal. Pertama, ia harus terlebih dahulu mengenal asal mula akan kejadian dirinya sendiri, dari mana, di mana dan bagaimana ia dijadikan? Kedua, ia harus terlebih dahulu mengetahui apa sesuatu yang mula-mula dijadikan oleh Allah Swt. Kedua perkara di atas menjadi prasyarat kesempurnaan bagi para penuntut (salik) dalam mengenal (makrifah) kepada Allah.

    Adapun yang mula-mula dijadikan oleh Allah adalah Nur Muhammad Saw yang kemudiannya dari Nur Muhammad inilah Allah jadikan roh dan jasad alam semesta.

    Bermula dari Nur Muhammad inilah maka sekalian roh (dan roh manusia) diciptakan Allah sedangkan jasad manusia diciptakan mengikut kepada dan dari jasad Nabi Adam as. Karena itu, Nabi Muhammad Saw adalah ‘nenek moyang roh’ sedangkan Nabi Adam as adalah ‘nenek moyang jasad’.

  • kebenaran hakiki

    bagi yg ingin belajar tasawuf hati2 jangan sampai “salah” jalan, karena tasawuf yang asli itu sesuai ajaran syariat islam, tapi bila ada orang ngaku2 belajar tasawuf namun dia melanggar syariat islam maka itu adalah tasawuf palsu.

    ingatlah inti dari tasawwuf adalah ilmu MEMBERSIHKAN hati, sehingga mampu melihat rahasia, (ilmu khasyaf)

  • kebenaran hakiki

    TATA CARA MENGUASAI TASAWUF

    Maka wajiblah beramal dengan Islam, Maka tidak ada tasawuf kecuali dengan fiqih, karena kau tidak mengetahui hukum-hukum ALLAH Ta’ala yang lahir kecuali dengan fiqih. Dan tidak ada fiqih kecuali dengan tasawuf, karena tidak ada amal dengan kebenaran pengarahan (kecuali dengan tasawuf). Dan juga tidak ada tasawuf dan fiqih kecuali dengan Iman, karena tidaklah sah salah satu dari keduanya (fiqih dan tasawuf) tanpa iman. Maka wajiblah mengumpulkan ketiganya (iman, fiqih, tasawuf) . (Lihat kitab Iyqo-zhul Himam halaman 5).

    Imam Malik berkata : Barangsiapa bertasawwuf tapi tidak berfiqih maka dia telah kafir zindiq (pura-pura beriman), dan barangsiapa yang berfiqih tapi tidak bertasawuf maka dia telah (berdosa) dan barangsiapa yang mengumpulkan keduanya (fiqh dan tasawwuf) maka dia telah benar. (Lihat kitab Iyqo-zhul Himam halaman 6).

    Jadi Tasawwuf itu harus melalui Iman (akidah), Islam (syari’ah) dan Ihsan (Hakikat). Atau amal Syari’ah, Thoriqoh dan Hakikah. Maka Syari’ah adalah menyembah ALLAH, Thoriqoh adalah menuju ALLAH, dan Hakikah adalah menyaksikan ALLAH. Atau Syari’ah itu untuk memperbaiki lahiriah, Thoriqoh untuk memperbaiki bathiniah (hati), dan Hakikah untuk memperbaiki Sir (Rahasia diri).

  • Thofan

    Yg manakah tasawuf itu sendiri ‘dan yg mana yg di katakan zat wajibul wujud hakiki mutlak yang bernama Allah itu,sebab ini sangat penting bagi orang2 yg mengimani nya, apa lagi yg sudah masuk wilayah hakikat

Tinggalkan Balasan ke tintinBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca