Motivasi,  Nasehat

Tanpa Derita Engkau Tidak Mendapatkan Ilmu!

Seorang Guru Sufi mengatakan, “Jika kau tidak mengalami kesulitan dan penderitaan, maka engkau tidak akan dapat memperoleh ilmu”. Nasehat ini sangat cocok bagi orang-orang yang menempuh jalan kepada Allah dan mencari Keridhaan-Nya.

Didunia ini, segala sesuatu yang hebat dan besar pasti di dapat dengan susah payah. Seorang wanita bisa mendapat gelar ibu dan dipanggil “Ibu” sepanjang hidupnya setelah dia melewati cobaan berat mempertaruhkan nyawa untuk melahirkan anaknya. Pengorbanan yang begitu besar inilah yang membuat wanita mendapat panggilan mulia bahkan Nabi sendiri menasehati kita untuk mendahulukan panggilan Ibu dari pada yang lain.

Seorang pejuang mendapat gelar pahlawan juga harus melewati begitu banyak cobaan dan penderitaan, pertempuran yang melelahkan, pengorbanan yang diberikan bukan hanya harta benda, bahkan nyawa.

Dalam kehidupan sehari-hari, perjuangan yang berat untuk mendapatkan sesuatu yang besar atau yang lebih baik itu sudah bersifat alamiah, bukan hanya dialami oleh manusia tapi juga makhluk lain. Seekor ulat yang gemuk dan jelek ketika ingin menjadi kupu-kupu yang langsing dan cantik harus melewati proses berat, harus menjadi kepompong terlebih dulu, berpuasa dalam waktu tertentu dan kemudian ingin jadi kupu-kupu harus melewati ujian akhir yang berat yaitu melewati cangkang kepompongnya dengan susah payah. Andai kita bantu membuka cangkang kepompong tersebut, maka dia akan gagal menjadi kupu-kupu karena syarat menjadi seekor kupu-kupu yang cantik harus melewati celah sempit sehingga seluruh cairan dibadannya keluar dan jadilah dia seekor kupu-kupu yang indah dan disenangi orang.

Seorang yang menyatakan diri menjadi murid Guru, tentu harus melewati cobaan-cobaan sehingga dia bisa sampai kepada maqam tertentu. Cobaan tersebut baik diberikan langsung oleh Gurunya maupun berasal dari alam. Kadang kala orang dicoba dengan harta, Tuhan mengambil hartanya sehingga dia menjadi miskin. Bagi seorang yang benar-benar mencintai Tuhan, kemiskinan tidak menyurutkan kakinya untuk terus melangkah menggapai cinta-Nya.

Suatu hari, Guru Sufi yang mulia bertanya kepada murid-murid Beliau, “Sebenarnya apa yang dicari manusia sehingga dia mau melewati berbagai macam derita?” Semuanya diam dan tidak ada yang bisa menjawab. Kemudian Beliau melanjutkan, “Yang kita cari adalah Tilik Kasih Allah, itu yang paling berharga!”. “Karenanya kalau kalian disini berniat ingin kaya dan keramat atau tujuan lain, maka kalian tidak akan bisa bertahan, niatnya harus karena Allah”.

Apabila kita membaca sejarah orang-orang berguru, pasti yang didapat adalah ujian dan cobaan yang didapat oleh murid untuk meninggikan derajatnya. Guru tidak pernah menginginkan murid-muridnya susah, setiap Guru pasti menginginkan muridnya bahagia, namun kebahagiaan itu diperoleh melalui proses atau tahapan yang dalam pandangan awam kita menyebutnya sebagai ‘Derita”. Padahal segala proses yang kita sebut derita tersebut tidak lain adalah wujud dari kasih sayang Tuhan kepada kita semua.

Kisah Sunan Kalijaga menjaga tongkat Guru Beliau selama berhari-hari dalam keadaan panas, dingin, lapar dan dahaga, juga kisah Syekh Abdul Qadir Jailani yang tidur dalam keadaan dingin di luar karena takut membangunkan Gurunya atau kisah-kisah Sufi lain yang kesemuanya menjadi contoh dan teladan bagi kita.

Nabi dan Para Sahabat Beliau mengalami tekanan secara fisik dan mental di awal perjuangan menegakkan Agama ini, mengalami berbagai macam derita dan kesemuanya menjadikan Nabi dan Para Sahabat menjadi kuat dan menjadi manusia-manusia yang mulia disisi Allah SWT.

Satu hal yang arus di ingat bahwa Tuhan memberikan cobaan dan derita dan Dia juga memberikan jalan keluar dari berbagai macam cobaan tersebut, diperlukan ketabahan dan kesabaran serta semangat yang tinggi agar bisa melewati semuanya sehingga sampai ke tempat yang lebih baik. Guru telah memberikan senjata ampuh kepada murid-muridnya yang merupakan warisan dari Nabi dan Para Wali berupa Kalimah Allah yang Maha Dahsyat yang bisa mengatasi segala persoalan hidup. Tinggal bagaimana kita murid-murid mau dengan tekun menggunakan senjata itu untuk menyelesaikan segala masalah hidup kita.

Salah satu bentuk godaan atau serangan setan kepada manusia adalah diciptakan rasa putus asa kepada kita, dengan putus asa tersebut kita akan berhenti melangkah bahkan mengambil jalan pintas yang membuat kita terlempar dari jalan Tuhan. Karenanya, apabila mengalami persoalan hidup, yakinlah dalam hati bahwa tidak ada persoalan yang tidak bisa diselesaikan. Teruslah bermunajat kepada Allah yang Maha Rahman dan Maha Rahim sampai Dia memberikan jalan keluar terbaik menurut Dia.

Semoga tulisan ini memberikan semangat kepada kita semua!

22 Comments

  • Savitri

    Tulisan ini sangat membantu, seringkali kita perlu diingatkan lagi dan lagi tentang keikhlasan serta menjaga kelurusan niat dalam hidup kita. Nuhun…. ^_^

  • TMJS

    Tulisan yang sangat luar biasa. Semakin menambah keteguhan, kesabaran dan keyakinan bagi para pecinta TUHAN. Sukses terus untuk sufimuda 🙂

  • andre

    Tulisan ini benar sekali, saya mengalami, merasakan sendiri. Ramadhan tahun lalu saya sakit dan tak bisa mejalankan puasa. Rasanya sedih sekali melihat orang lain bisa berpuasa. Sudah berobat tak sembuh juga dan anehnya rasa sakit itu datangnya menjelang malam dan menjelang pagi. Saya hanya bisa pasrah dan memohon kepada Allah SWT untuk segera bisa sembuh. Dalam berdoa saya seperti mendapat petunjuk untuk memegang bagian yang bagian yang sakit (kepala & bagian tengkuk) dengan istighfar. Alhamdulillah setelah beberapa kali sakitnya sembuh. Dan sampai sekarang jika saya sakit (apapun sakitnya) saya selalu melakukan hal itu….Alhamdulillah sakit itu berangsur angsur hilang.

  • Ruslianto

    To:Sdr.Fuad rosidi :
    Menurut hemat saya,..insya Allah jika Guru yg anda maksud adalah Guru Mursyid Yang Kamil Mukamil,.. jika pemahaman sampai kpd yg dimaksudkan akan merupakan hidayah dan secara bathiniah wajib dipertanggung jawab kepada Allah, (atas “pemahaman” itu) dan ada pula pengalaman saya, dan memperhatikan kondisi zhahirnya sama, namun dalam penglihatan/pemahaman (bathin), jadi berbeda dari masing-masing orang.
    Maka bagi saya pemahaman seperti itu merupakan hidayah juga bagi pribadi. Dan HIKMAH (ini) semata-mata (hanya) didapat “pengajaran” dari Allah SWT.
    Al Qur’an Suurah Al Baqaraah 151-152 :
    Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan “mensucikan kamu” dan “mengajarkan Al Kitab” dan Hikmah”, serta mengajarkan kepada kamu apa “yang belum kamu ketahui”, Karena itu dzikirlah kamu kepadaKu niscaya Aku dzikir (pula) kepadamu dan bersyukurlah kepadaKu dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)Ku.

    Kalau pemahaman diartikan secara baku, Maka ; “Kapan” dan kita tentu tidak/belum pernah “bertemu” Allah dan Rasul ;
    Lalu kapan pula disucikan ? Lalu diajarkan Kitab dan Hikmah ? bahkan diajarkan ilmu yang belum pernah kita ketahui (Laduni)? kapaann,…… Maka dzikir merupakan manifestasi dari rasa tanggungjawab dan rasa syukur itu sendiri, Dan apa-apa yang kita dapat (ilmunya) dari Guru tersebut, maka (itu) merupakan hidayah dari Allah dan wajib dipertanggungjawabkan karena Anda tergolong Insan yg mendapat hikmah. (seMOGA Allah SWT memberi petunjuk,Amiinn )
    Wass.

  • modin

    maaf, apakah ini berarti bahwa ilmu harus dibeli dengan penderitaan? bagaimana kalau dihubungkan dengan petikan ayat yang berbunyi yahdillaahu linuurihi man yasyaa'(alloh memberi petunjuk atas nurnya kepada orang orang yang dikehndaki). mohon pencerahannya bang. terima kasih.

  • siti alladunni

    Subhanallah,astaghfirullah,,
    Sy dulu hampir minta kepada Bapak angkat supaya mencabut ilmu yg diijazahkan kepada sy karena sy ndak kuat menjalani ujiannya yg sangat berat,,tapi sy tidak berani mengatakan,,tapi setelah saya dituntun ALLAH untuk mengetahui tentang ilmu yg diajarkan lewat ruhani,maka sy jadi menyukai,,guru sy bukan seperti kyai, tapi orang biasa yg cuma tukang las dan cuma mengontrak rumah..
    Beliau sudah lama sering sakit ,tapi sy belum mejenguk beliau, karena sy belum punya uang untuk tombo isin,,beliau tudak mengharap pemberian ,tapi sy malu dengan diri sendiri jika tidak ada yg sy bawa, mengingat sy banyak merepotkan..
    Ya Allah ampuni aku,,,

  • Al Kirom Mushafir Cinta

    Subhanallah, Maha Suci Allah Yg tdk Pernah Mendzolimi Makhluknya. Semua Penderitaan Yg berlaku Terhadap diri kita , hanyalah Supa Kita Sadar Siapa Diri kita Yg sebenarnya. Krn Terkadang Tinggi Ilmu Lupa Akan Tapak Kaki. Terima Kasih atas Ilmu yg sangat Bermanfaat Ini semoga Antum Sll Mendapatkan Kemulyaan Terus Berjuang dan Berikan tulisan2 Yg berguna Untuk Membangkitkan Ghiroh kita Yg tidur , Agar Sll Bangkit Untuk Perbaikan Yg lebih Baik lagi jazakumullah Khairan Shiran.

Tinggalkan Balasan ke siti alladunniBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca