Sesajen Untuk TUHAN
Oleh : Abu Hafidh Al Faruq
Apa iya TUHAN perlu sesajen? Sesajen adalah kata yang lebih akrab di telinga kita orang Indonesia dari pada kata aslinya ‘sesaji’ yang berarti sajian yang disajikan kepada yang diperTUANkan atau yang diperTUHANkan. Kata ini sangat berhubungan erat dengan dunia klenik alias perdukunan. Dalam imaginasi kita ketika mendengar kata ini mungkin akan terbayang sepiring lengkap buah buahan segar atau ditambah disisipi beberapa lembaran uang nominal tertinggi, bahkan terkadang rokok juga diikut sertakan dalam sajian tersebut. Beberapa tempat di Nusantara ada yang mensajikan kue kue tradisional, makanan mewah seperti ayam panggang utuh, tumpeng dan lain lain. Kalau di kampung saya sesajian tersebut dilengkapi dengan ‘beurteh’ (seperti pop corn tapi berasal dari padi beras hitam) disajikan diatas daun pisang dalam piring besar berhias, dibuat bulat kerucut dengan satu butir ayam kampung di puncaknya dan beberapa pisang mas mengelilingi lingkaran bawahnya, disajikan satu paket dengan kue apam (serabi) lengkap dengan santannya. Sesajen tersebut disajikan dalam aroma dupa atau kemenyan yang sangat menyengat. Anehnya sajian ini disajikan kepada kuburan kuburan tua yang kelihatan angker, gua, pohon pohon besar, batu besar dan sebagainya. Hal ini sebagian penulis alami sendiri ketika kecil. Kebanyakan dari mereka yang melakukan ritual ini adalah orang yang berprofesi sebagai dukun atau orang orang yang “berilmu”. Sebenarnya bukan mereka saja yang melaksanakan “acara” tersebut melainkan juga orang orang yang memanfaatkan jasa dukun tersebut sehingga notabene semuanya terlibat dalam aktivitas ini. Kenapa harus menyediakan sesajen? Selain sebagai bentuk puja puji kepada si “penunggu” pohon besar atau “empunya” tempat, diduga lebih karena sebagai syarat agar dikabulkannnya keinginan si klien untuk memikat seorang gadis misalnya atau ingin kaya dan seterusnya. Syarat itu bisa berupa harus menyembelih sekor ayam putih pada waktu tertentu, melakukan menggigit lidah bayi yang baru dikubur dan banyak hal yang aneh aneh bin tak masuk diakal demi transaksi dengan “mbah anu” atau “eyang polan”. Saudara, itulah sekelumit pengertian yang kita punya tentang sesajen sampai hari ini, namun demikian apakah makna sebenarnya dari sesajen?
Saudara, sesajen atau sesaji adalah bentuk fisik dari pemujaan yang bersinonim dengan kata ‘persembahan’. Sesuatu yang disajikan adalah sesuatu yang dipersembahkan. Sesuatu yang dipersembahkan adalah sesuatu yang dikorbankan. Korban berasal dari kata ‘qurban’ dari bahasa arab yang berarti mendekatkan diri. Berkorban atau berqurban adalah bentuk fisik dari penyerahan dan kerelaan sebagai wujud penghambaan diri dalam memuja sesuatu yang di perTUHANkan. Saya kira inilah dasar mengapa para ulama mengharamkan umat pergi ke dukun dengan fatwa syirik
Dari sejarahnya Qurban pertama sekali dipraktekkan oleh dua putra Adam, Habil dan Qabil ketika memperebutkan saudara selahiran Qabil untuk diperistri. Adam lalu memerintahkan keduanya untuk berqurban kepada ALLAH dan barang siapa yang qurbannya diterima maka dialah yang berhak menikahi suadara selahiran Qabil. Tuhan menerima qurban Habil yang mempersembahkan domba domba yang gemuk dan menolak qurban Qabil yang mempersembahkan sayur mayur yang busuk. Cerita berqurban ini terus berlanjut kepada Ibrahim yang mengqurbankan Ismail anaknya demi puja pujinya kepada Tuhannya yang kemudian Tuhan menggantikannya dengan seekor Qibas, kewajiban tersebut terus berlanjut sampai hari ini kepada kita yang diwajibkan berqurban pada momen Idul Adha. Ketika kita berqurban kambing misalnya, tidaklah sampai dagingnya ke TUHAN, tidak pula darahnya atau bulunya, melainkan keikhlasan kita dalam mempersembahkan sajian kurban tersebut.
Kalau di lihat dari sisi kepentingan orang membuat sesajen, sepertinya mempersembahkan sesajen merupakan wujud dari kesepakatan atau transaksi oleh yang empunya hajat dengan yang “memenuhi hajat”, misalnya ada orang pergi ke dukun anu agar memelet si gadis ani dengan syarat harus menyembelih seekor ayam serba hitam (berbulu hitam, berkulit hitam, berkuku hitam) pada malam tertentu. Dalam kasus ini mengapa perlu dukun? Tidak lain adalah karena dukun tersebut mampu menghubungkan atau berfungsi sebagai perantara antara yang punya hajat dengan setan yang memenuhi hajat dan ayam hitam merupakan permintaan si setan tersebut. Jadi bukanlah si dukun yang mampu memenuhi hajat orang tadi melainkan setannya. Menurut pengalaman orang orang yang telah pergi ke dukun ada kalanya hajat mereka terpenuhi sehingga bisa jadi hal tersebut yang membuat mereka yakin dan percaya kalau bertransaksi dengan setan bakal terkabul keinginannya. Apakah orang yang punya hajat bisa berhubungan langsung dengan setannya? Tentu bisa jika ia juga belajar menjadi dukun.
Saudara sekalian, semua orang tahu kalau TUHAN adalah maha kaya, maha perkasa dan seterusnya. Dalam logika kita kenapa harus bertransaksi dengan setan kalau TUHAN maha mengabulkan permintaan? Masalahnya adalah kebanyakan orang tidak bisa berhubungan langsung dengan TUHANnya karena tidak kenal walaupun banyak orang yang pergi ke dukun adalah orang orang yang rajin shalat. Apakah kita bisa berhubungan langsung dengan TUHAN? Tentu bisa jika kita belajar kepada orang yang telah mengenal TUHAN, dalam Al Quran disebutkan sebagai WASILAH, yaitu ahli silsilah sebagai pewaris Nabi. ‘mereka adalah AHLIKU’ demikian firman ALLAH. Lalu bagaimana membuat transaksi sesajen dengan TUHAN? Kalau anda tak kenal TUHAN minimal carilah orang yang mengenal TUHAN dan belajar kepadanya. Bertransaksilah melaluinya. Anda akan merasakan keterkejutan keterkejutan spiritual langsung sehingga tingkat keyakinan anda meningkat dari ‘Ilmal Yaqin (yakin karena diberitahu orang yang di percaya) ke ‘Ainal Yaqin (yakin karena di lihat ) sampai ke Haqqul Yaqin (yakin karena merasakan sendiri). Maksud saya adalah dalam beragama anda jangan hanya sekedar ikut ikutan seperti kebanyakan orang. Misalnya orang shalat anda ikut shalat, orang ketemu TUHANnya anda tidak, sementara shalat itu mi’rajnya kaum mukminin (Asshalatu mi’rajul mu’minin) kata Nabi. Anda mungkin pernah mendengar cerita seorang sahabat meminta mencabut anak panah yang tertancap dipunggungnya ketika ia sedang shalat sewaktu ikut berjihad bersama Nabi. Kenapa harus ketika sedang shalat? Karena dia tidak merasakan sakit ketika anak panah tersebut di cabut. Kok bisa nggak terasa? Apakah karena khusuk? Saya lebih suka menggunakan istilah fana ketimbang khusuk walau sebenarnya yang saya maksud disini adalah khusuk. Saya tidak suka dengan istilah khusuk karena banyak orang bilang shalat harus khusuk tanpa bisa mendefinisikannya. Ada yang mendefinisikan khusuk itu adalah mata harus tertuju pada satu titik di sajadah, pikiran harus dikosongkan… (baca : SHALAT KHUSUK SALAH KAPRAH) dan seribu omong kosong lainnya dari ustad ustad dan kyai kyai yang tidak mengenal TUHAN. Kalau kita fana terhadap sesuatu maka kita tidak sadar akan hal lainnya. Itulah fana yang saya maksud. Seperti cerita Nabi Yusuf ketika Zulaikha mengumpulkan istri2 pembesar istana yang sedang mengupas mangga dan membawa Yusuf kehadapan mereka, tanpa sadar dan tanpa terasa mereka telah mengiris jari mereka sendiri karena terpana oleh ketampanan Yusuf. Kalau anda percaya ‘terpana’ dalam cerita Nabi Yusuf, anda akan mudah percaya Fananya sahabat yang meminta mencabut anak panah dipunggungnya ketika ia sedang shalat. Kira-kira berdasar cerita tersebut yang bisa saya gambarkan Fana itu adalah asyik masyuk bersama TUHAN, terpana dengan kehadiran TUHAN sehingga lupa dan tidak merasakan apapun selain kehadiran TUHAN.
Saudara, banyak orang musyrik mempersembahkan sesajen kepada setan untuk transaksi transaksi temporer, tanpa kita sadari kita yang mengaku muslim tak pernah memberi apapun untuk TUHAN yang memberi nafas dalam setiap detik hidup kita. Sesajen tak harus selalu merupakan perjanjian transaksi atau suatu kewajiban karena disuruh melainkan lebih dari itu sebagai persembahan sebagai wujud penghambaan diri dan rasa cinta hamba kepada KHALIKnya. Pacar saja kita kasi bunga, ngajak nonton dan lain lain untuk menyenang nyenangkan sang kekasih.. Masak ke TUHAN kita lupa?!!!
Kalau dukun saja membuat sesajen kepada setan, mengapa kita tidak mempersembahkan sesajen kepada TUHAN?
Habil mempersembahkan domba yang gemuk adalah sesajen
Ibrahim menyembelih putranya tersayang Ismail adalah sesajen
Ismail mempersembahkan nyawanya sendiri adalah sesajen
Umat islam hari ini berkurban pada Idul Adha sesungguhnyalah adalah sesajen
Apakah TUHAN perlu sesajen?
TUHAN tak butuh sesajen!!!
Manusialah yang perlu mempersembahkan sesajen…!!!
83 Comments
ncon
yang mesti BERTOBAT itu kamu bu abu…merasa paling suci dan benar, Sholatmu dibenerin dulu sebelum menyuruh orang lain tobat. ngaji aja g tau sanadnya kemana kamu, bener g?gurumu diurutin sampai engga’ ke Kanjeng Nabi Muhammad SAW secara silsilah?
kenapa ada thariqat?? karena biar jelas sanad dan silsilahnya..
ZZ
Ah biasa aja ath…….
hambanya
umat yg baik adalah islam yg patuh pada allah dan percaya kepadanya. gak perlu bezakan solat dan sembahyang atau korban atau pengeras yg penting hanya “niat nya sahaja. niat yg baik dibalas baik gmana cara skalipn. moga kita islam saudara ini smada dmana2 bersyukur slagi dpt kita bertukar pendapat untk mndapat kebaikan dan rahmat dr allah. ambil yg jernih buang yg keruh. niat yg baik bru bleh bwt allah swt tertarik. saya org malaysia dan tba2 terbaca kamu berkata2. tp hebat2 belaka cuma gak perlu ada permasalhan. gak perlu pkir mau jd lbih dr yg mampu. jd apa yg allah sudah beritahu sdah mncukupi. ttp lg bgus jika mmpu utk buat yg terbaik. jujur dgn perkara benar, insyaAllah kamu tidak akan lupa. semoga kita bisa jd baik bersama sesama saudara dan lg hebat jika dapat menolong saudara kita yg susah d tmpat lain atau masa. kerna setiap masa kita bernafas adalah setiap detik mereka terseksa.. aku gak mau nangis mikir kerna ilmu ku yg sgt kurang tp klau kamu semua btl percaya dan amal yg bagusnya. tlg lah doa utk saudara kita. mereka lebih memerlukannya. allah lebih mngahrapkannya dr hamba2nya.. salam..
UNDERGROUND HACKING MUSLIM
Hemmm….WAduh Mas Abu dan Mas Ncon ini senang bertikai Akal Toh…..Jadi Begini menurut Pandangan hemat saya disini Islam tidak mengsektekan diri secara keseluruhan atau secara Universal dalam Ruang Lingkup Tubuh Islam itu sendiri. Mau Thoriqoth mau Ga Jelas ke Nabi Muhammad SAW….sudah barang tentu yang di pakai adalah Terminologi Teologi Toh….., Jadi Untuk Mencapai Ke Dasar Haluan isi dari Tulisan di atas Mengenai Sesajen Tuhan adalah secara Harfiahnya sudah di ajarkan oleh Kanjeng Nabi Muhammad SAW..melalui Idul Qurban, dan secara Maknawinya yaitu Insya Alloh harus bisa terealisasikan secara Haq dalam bentuk Sikap dan Sifat kepribadian kita, yaitu Perlu adanya suatu pengorbanan atau bentuk Pengikhlasan diri kita termasuk harta kekayaan kita Di Jalan Alloh SWT. karena dasar Hukum Sesajen ini sudah ada dalam Al qur’an mengenai Zakat. Nah disini Zakat itu Luas sekali Definisinya dan bahakan luas Juga Pengartian secara Simbolnya….yang terpenting jangan samapi merasa di khianati dan di besar-besarkan menurut akal dan Ilmunya masing-masing.
Untuk Mas Abu Insya Alloh dalam Peran dan Kesan yang ingin disampaikan Shohibul Maktab ini adalah Bagaimana agar kita mengetahui peran Pengorbanan kita untuk Menuju Jalan Yang Alloh Ridhoi yaitu kepada Sunnah Nabi Muhammad SAW dan tentunya sesuai dengan tuntutan Alloh SWT. karena Jelas di dalam Al Qur’an itu Bahwa Pengrobanan bisa diartikan dengan Definisi Sempitnya yaitu Zakat, atau mengeluarkan Hak dari Harta yang Alloh Berikan.
untuk Mas Ncon..Masalah Sholat, itu adalah Wilayah Alloh dan Tahap penilaian Sholat itu benar atau Tidaknya kan di ukur dari Rasa…, Rasa ini tentunya Keyakinan dan Juga Kekhusyuan diri kita menghambakan Alloh SWT. Bukankah dalam Hadist Juga di sebutkan : Barang Siapa yang Diwilayah Alloh kalian Menyertakan Selain Alloh SWT maka jelas itu Hukumnya Syirik.
Insya Alloh dengan adanya Persaudaraan diantara kita jangan di Jadikan Perselisihan karena Term ukuran perbedaan pendapat kita mengenai sikap yang seharusnya di Lontarkan untuk Isi Tulisan ini.
Wallo Hua’allam…
UNDERGROUND HACKING MUSLIM
ada Hadist dari Bukhori dan Muslim mengenai Kedudukan Alloh :
” Barang siapa yang ingin melihat Kedudukannya di Hadapan Alloh maka…Harus Melihat ke Hati, Bagaimana kita Menempatkan Alloh SWT dalam Kehidupan Kita”
Jadi Letak ilmu itu sendiri tidak berfungsi secara Absolut menempatkan Alloh SWT dalam diri kita, Yang benar Insya Alloh Dengan Ilmu dan adanya Wahyu Yang Turun dari Alloh ke Nabi Muhammad SAW adalah sebagai Kewajiban kita mengetahui Alloh SWT. jadi selama pencarian Alloh SWT masih berkutat dalam ruang Akal itu sendiri yakin tidak akan pernah sampei-sampai makannya Alloh SWT mengutus Nabi Muhammad SAW untuk Memberikan Perintah Alloh SWT itu secara Universal. meskipun begitu Sifatnya adalah Kebiakan dan Baik sekali. jadi mari kita cari Kebaikan itu dalam diri kita dengan merealisasikan Hadist dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. tentunya Sesuai dengan Al Quran yaitu Firman Alloh SQT yang Haq.
UNDERGROUND HACKING MUSLIM
Sebagai Tambahan terakhir mengenai Tingkatan Shalat yaitu seperti ini :
Syari’at – Hakekat – Torekat – dan Makrifat ( Tauhid / Wahdat )
Penyaksian – Cinta – Wahdat
Tidak punya Hak kita menghukumi Orang sholat dengan bagaimana cara mereka mendapatkan Khusyu itu sendiri, karena itu berputar dari Rasa…Toh mereka juga akan merasakan Hal dan Tahapn yang seharusnya khusyu itu bagaimana iya toh….
Masalah Fana ( Hancurnya Hati kita dari Selain Alloh SWT) merupakan Ekstase dari kita berusaha dengan keras menghadirkan Alloh SWT untuk meliputi segala kita, dengan cara membuang dan mengeluarkan wujud penghambaan diri kita terhadap apapun yang kita miliki. namun sebagai pewaras atau pemecut dari semua itu justru adanya adab (Ilmu) dan praktek serta bimbingan dari Guru yang Mursyid.
gita kamila
ooooooo….. gitu ya… bagus nih… tengs…!!
solikhulhadi
maaf teman. istilah “sesajen Tuhan” jgn smakan sesajen dg ibadah qurban yg diprinthkan Allah. kata sesajen itu lbih banyk dipkai orang musyrik. sesajen itu bntuk hidangan tertentu yg diprntukkan pd tuhannya orng2 msyrik sbgai syrat trkbulnya doax. sdngkn qurban yg dicnthkan Nabi Ibrahim dn qurban stiap idul adha adlah bkan sesajen, wlu scra fsik kt mmtong hwan,tp yg dinlai adlah tnda tkwax sseorng tuk mau mngikuti printa Allah. dan hwan yg diptong tdk dihdngkan didpan orng ktik brdoa. islam tdk knal sesajen
karbit
walah..ini masalah teknis saja wak gus
substnsie sama…makan sama mbadog…heheheheh
Imdeathnow
CMIIW
Lagi2 sang Fakir Mencoba mnjawab
Berak = Buang Air Besar , manakah Yg lebih sopan dari 2 makna yg kurang lebih sama tersebut _
bKankah MusLim yg baik adalah Muslim yg menjaga perkataannya _ agar MusLim yg Lain tdak trsinggung _
seperti yg yg terbiasa diLakukan oLeh RasululLah SAW
ataukah Forum ini hanya menempatkan RasululLah sebagai Figur sejarah saja , serta mennggalkan semua perilakunya yg Agung _
wassalam
Prabu13
“Maka bertanyalah kamu kepada ahlinya jika kamu tidak mengetahuinya”
atau
“Ahsanussukut minal Mutakallim” = diam itu adakala lebih baik dari pada berbicara
anak gembala
knp mesti berdebat yaa mas mas ini, Allah ga perlu diperdebatkan salah benarnya, Allah cm ingin diingat, shahadah, shalat ,puasa, haji dan ibadah2 lainnya intinya cm satu, mengingat Allah, dan Allahpun pasti akan mengingat kita, mau jalan sndiri atau jalannya para sufi,kl hatinya ga fokus2 sama Allah, ya ga nyampe2 jg.
syariat itu isinya aturan2 bagaimana bersikap sebagai sorg hamba trhadap Tuhannya ktika hidup didunia, tariqoh itu perjalannan, menjalan syariat menuju hakikat hidup dan khidupan, kl cm jalanin syariat tanpa tau tujuannya ya kayak robot, mati rasa,kita blom saatnya bertemu Allah,makanya Allah kasih rasa bersama Dia. rasa itu cm ada dlm hati org2 yg sdh fanafillah, melebur rasa bersama Tuhannya,para nabi2,rasul dan wali2Allah adlh org2 itu,mereka hy bs diketahui dng rasa,dng hati,bkn dgn nafsu
solikhulhadi
Allah tdk butuh sesajen dn hamba jg tdk perlu menyembahkan sesajen.sebab islam itu tdk mengenal sesajen. sesajen itu media penyembahannya orang2 musyrik. umat islam dlm beribadah tdk butuh sesajen krn itu tdk ada contoh dr Rasul dn dlm al-qur,an pun Allah melarang berlebih2an dlm beragama.
Mas Benks
ass,
haha…. lucu gelik sy…oya aq org medan…
bwt pak solikhulhadi…
gmn klw d baca lg tulisan dr sufi muda ini… dr atas sampai habiz… nah baru de klw mw coment…
jd biar jelaz…
mmmm… menurut asumsi saya… kyknya hidup itu lebih asik bila qt tdk tergolong dalam orang yang fanatik/fanatisme.
krn,…akibatnya bs jd keras kepala ntar,,,. trus bs jg jd org yg merasa dirinya/golongannya itu adalah yang paling benar… ntr sedikit sedikit HARAM…. HALAL… HARAm HALAL… abiz tu pada teriakin ALLAH HU AKBAR ntk mebakar, ngerusak, dan mungkin jg ngebunuh orang yg blm tentu bersalah.
hehe… gmn klw qt nyelesainnya dgn piss (kata slank)
smua golongan tu kudu bersatu.. g peduli dia tu suku apa, agama apa,. nyembah apa,. yg penting d dlm hati qt ni ada Tuhan yg qt yakini.
toh semuanya ini kn miliknya Tuhan tanpa terkecuali.
apalagi hanya 1 contoh kecil barusan… yg hanya mempermasalahkan kata “SESAJEN”
1 contoh.. : kata “SEMBAHYANG”
pasti ada orang2 d antara qt yg bilang kata sembahyang tu bukan ntk org islam.
truz kata org lg… klw islam tu “SHOLAT”.
ya kan..?
lah padahal tu kan cm beda asal bahasa z…. tp artinya kn sama.. yg bahasa jepangnya (sarupa deik atu…” wkwkkw)
klw sembahyang tu bahasa sanksekerta, nah klw Sholat tu bahasa arab.
y uda… qt ini kn bermujakaroh…
so… ya memang beginilah adanya bila qt bermusyawarah/mujakaroh.. ada yg gini dan ada yg gitu.. tp sy yakin bahwa pasti ada mufakat di akhirnya… yg bahasa jawanya ” heppy ending” he he….
hmmm .. maafkan sy ya pabila ada kata2 sy d sini yg mgkin bs membuat saudara2 yg laen tersinggung atwpun sakit hati…
baik dan buruk datang dari pada allah.
“sampaikan wahai muhammad walaupun satu huruf..”
rp ingat… baik menurutmu blm tentu baik menurut q dan begitu jg sebaliknya.. dan pabila baik menurut kita blm tentu baik nenurut ALLAH aja wajallah.
salam dr anak medan HORAS..!!! ass,
MUXLIMO
Setuju sekali dengan solikhulhadi. !!!!
karbit
iya dech…. kamu masuk surga hahahaahahhaahhahhhh
SAPINITAM
Ass. wr. Wrb.
Buat “Mas Benks” ( anak Medan ) horas.
Bang sesajen itu betul iyakan ??? itu kan hanya bahasanya saja !!!! yang jelas sesaji itu bagus itu namanya tata susila iyanggak???
contoh :
Saya buka bersama di surau terdekat makanan dan menunya sudah di sisajikan dengan rapih …saat aku sudah datang ..
Dalam hatiku mengatakan”rapi sekali surau ini kapan dia siapkan hingga jam kini sudah rapi dan siap didoakan”.
Sesajen untuk buka bersama sudah siap … si kecil dengan riuh riangnya jam Buka Bulan Romadhlon sudah siap.
Pak Takmir mendoa dan menyilahkan kita semua untuk menikmati semuq sajian yang sudah di sajikan sebelumnya.
Mungkin pentingnya sesajen diantaranya begitu. Okey!!!
Wassalam.
Pecinta al-haq
Ada yang membagi agama menjadi 4 tgkt, syari’at, tarikat, hakikat, dan makrifat. Ini tdk lain akal2an kaum sufi. Mereka ini miskin dalil dan andalannya cerita khurofat dan hasil terawangan ke alam ghoib mencr Alloh. Lantas tahukah kalian dimana Alloh?
Herry
Assaalamualaikum saudara ku pecinta al Haq
Allah itu saaaaaaangat dekat …………Maha Meliputi…
Dimana engkau menghadap disitu ada “wajah Allah”
DIA perbendaharaan tersembunyi….diciptakan oleh Nya dunia ini…agar kita bisa kenal dgn Nya .
Dirikan lah Sholat unt “mengingatku”..kt Nya..bgmana kita mau inget jika kita tdk kenal…………………………..
jika ingin kenal crilah guru mursyid yg dapat membimbing unt bertemu dg Nya…..
kamaruddin
setuju bang herry!!
sholat z harus pake syariat,toriqot,hakikat& ma’rifat.
kalo sholat cuma pake ilmu syariat z,anak sd jg mahir.
syariat ; ibadah tubuh(gerak & bacaan sholat )
toriqot ; ibadah hati (khouf,roja,ridho,ikhlas,dll )
hakikat ; ibadah ruh ( minimal tauhid af’al,la hawla wala quwwata illa billah
ma’rifat ; ibadah sir(anta’budallah ka annaka tarohu,fa illam takun taroh,fa innahu yaroka.
BABILORENG
AS. WR.WB
APA MAKSUD NYA ?
Pecinta al-haq, di/pada Mei 26, 2010 pada 9:03 pm Dikatakan: r
wass..
Saiyo
Assalamualaikum wr.wb.
Ada nasehat dari Syekh Abu Nashar As-syaarad bahwa sebaiknya kita tidak usah menilai dan mengomentari sesuatu yg kita tidak ilmunya disitu.
Segala sesuatu yg di katakan mungkin saja benar, menurut tingkatan ilmunya. seorg yg mendalami syariat tidaklah bisa menilai pengetahuan seorah yg mendalami Hakekat karena itu adlh Mustahil karena ilmunya tidak akan sampai disitu sehngga pemahaman bisa bertolak belakang.
Seorng yg mendalami hakekat juga akan sangat bijaksana untuk tidak masuk dalam hal syariat yg mmg sdh ada ahlinya, karena Tuhan juga ingin meramaikan dunia.
Lepas dari semua itu….Janganlah kita mengambil HAK ALLAH. Maksud saya adlh, bahwa KEBENARAN itu adalah HAKNYA ALLAH. Titik.
Selagi kita masih bernama Manusia jangan pernah menganggap diri BENAR, dgn pemahaman kebenaran sampai keluruh Hati dan ketulang sumsum. Itu berarti kita mengambil Haknya Allah.
Siapa yg tahu tentang Allah..? “Hanya ALLAH”
(Jadi jngan berbuat seolah2 kita adalah Allah.)
Wassalam
BABILORENG
Ass. Wr. WB.
Nabi Nuh Berputus Asa Dari Kaumnya
Nabi Nuh berada di tengah-tengah kaumnya selama sembilan ratus lima puluh tahun berdakwah menyampaikan risalah Tuhan, mengajak mereka meninmggalkan penyembahan berhala dan kembali menyembah dan beribadah kepada Allah Yang maha Kuasa memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat dan gelap ke jalan yang benar dan terang, mengajar mereka hukum-hukum syariat dan agama yang diwahyukan oleh Allah kepadanya, mangangkat darjat manusia yang tertindas dan lemah ke tingak yang sesuai dengan fitrah dan qudratnya dan berusaha menghilangkan sifat-sifat sombong dan bongkak yang melekat pd para pembesar kaumnya dan medidik agar mereka berkasih sayang, tolong-menolong diantara sesama manusia. Akan tetapi dalam waktu yang cukup lama itu, Nabi Nuh tidak berhasil menyedarkan an menarik kaumnya untuk mengikuti dan menerima dakwahnya beriman, bertauhid dan beribadat kepada Allah kecuali sekelompok kecil kaumnya yang tidak mencapai seramai seratus orang, walaupun ia telah melakukan tugasnya dengan segala daya-usahanya dan sekuat tenaganya dengan penuh kesabaran dan kesulitan menghadapi penghinaan, ejekan dan cercaan makian kaumnya, karena ia mengharapkan akan dtg masanya di mana kaumnya akan sedar diri dan dtg mengakui kebenarannya dan kebenaran dakwahnya. Harapan Nabi Nuh akan kesedaran kaumnya ternyata makin hari makin berkurangan dan bahawa sinar iman dan takwa tidak akan menebus ke dalam hati mereka yang telah tertutup rapat oleh ajaran dan bisikan Iblis. Hal mana Nabi Nuh berupa berfirman Allah yang bermaksud:
“Sesungguhnya tidak akan seorang drp kaumnya mengikutimu dan beriman kecuali mereka yang telah mengikutimu dan beriman lebih dahulu, maka jgnlah engkau bersedih hati karena apa yang mereka perbuatkan.”
Dengan penegasan firman Allah itu, lenyaplah sisa harapan Nabi Nuh dari kaumnya dan habislah kesabarannya. Ia memohon kepada Allah agar menurunkan Azab-Nya di atas kaumnya yang berkepala batu seraya berseru:”Ya Allah! Jgnlah Engkau biarkan seorang pun drp orang-orang kafir itu hidup dan tinggal di atas bumi ini. Mareka akan berusaha menyesatkan hamba-hamba-Mu, jika Engkau biarkan mereka tinggal dan mereka tidak akan melahirkan dan menurunkan selain anak-anak yang berbuat maksiat dan anak-anak yang kafir spt.mereka.”
Doa Nabi Nuh dikalbulkan oleh Allah dan permohonannya diluluskan dan tidak perlu lagi menghiraukan dan mempersoalkan kaumnya, karena mereka itu akan menerima hukuman Allah dengan mati tenggelam.
Kisah Nabi Nuh Dalam Al-Quran
Al-Quran menceritakan kisah Nabi Nuh dalam 43 ayat dari 28 surah di antaranya surah Nuh dari ayat 1 sehinga 28, juga dalam surah “Hud” ayat 27 sehingga 48 yang mengisahkan dialog Nabi Nuh dengan kaumnya dan perintah pembuatan kapal serta keadaan banjir yang menimpa di atas mereka.
Pengajaran Dari Kisah Nabi Nuh A.S.
Bahawasanya hubungan antara manusia yang terjalin karena ikatan persamaan kepercayaan atau penamaan aqidah dan pendirian adalah lebih erat dan lebih berkesan drp hubungan yang terjalin karena ikatan darah atau kelahiran. Kan’aan yang walaupun ia adalah anak kandung Nabi Nuh, oleh Allah s.w.t. dikeluarkan dari bilangan keluarga ayahnya karena ia menganut kepercayaan dan agama berlainan dengan apa yang dianut dan didakwahkan oleh ayahnya sendiri, bahkan ia berada di pihak yang memusuhi dan menentangnya.
Maka dalam pengertian inilah dapat difahami firman Allah dalam Al-Quran yang bermaksud:”Sesungguhnya para mukmin itu adalah bersaudara.” Demikian pula hadis Rasulullah s.a.w.yang bermaksud:”Tidaklah sempurna iman seseorang kecuali jika ia menyintai saudaranya yang beriman sebagaimana ia menyintai dirinya sendiri.”Juga peribahasa yang berbunyi:”Adakalanya engkau memperolehi seorang saudara yang tidak dilahirkan oleh ibumu.”
Wassalam.
Setio
Mohon maaf ikut nimbrung dan bila belok mohon di luruskan, bila salah mohon dibetulkan dan bila kurang mohon ditambahin serta bila menyinggung mohon dimaafkan.
Kobul Amal Makbul Iman
Puncak Sukses Taqwa Beriman
Meyaqinkan Hadis Alqur’an
Kemana Langkah Jadi Padoman
Irhas Mu’zijat Anugrah Tuhan
Kepada Rosul Allah Berikan
Karomat Maunat Rahmat Tuhan
Kepada Umat Ihklas Beriman
Ilmu Sakti Pengisi Badan
Mandra guna di Kehidupan
Seciduh Metu di Kebaikan
Bermanfaat ke Sesama Iman
Kesombongan hak nya Tuhan
Keorang Mukmin jadi Larangan
Ego Congkak Jago-jagowan
Akan merusak Kesempurnaan
Bagi Seluruh para ilmuwan
Ilmu Batin ke Dikjayaan
Ilmu jangan Bersaingan
Silih kalahkan Ambisi Setan
Rohman Rohim Sipat Tuhan
Silih Kasih Ber tolong2an
Tukang menolong di tolong Tuhan
Apapun langkah Bersama Tuhan
Jin Iblis Iprit Setan
Juga Malaikat Tuhan
Arwah Leluhur Keturunan
Hati2 lah meyaqinkan
Berhati hati yaitu dengan
Memahami tiap omongan
Kias Ijma Hadis Alqur’an
Itu terbaik tiap omongan
Am hos howasil howas
Ada tiga drajat Ihlas
Tingkat Umum pertama kelas
Janganlah dulu terlalu Keras
Tingkat keduwa hosnyah ihlas
Masih terlalu banyak was-was
Bila kesinggung suka dilepas
Tida rumasa cilaka Jelas
Tingkat ketiga howasil howas
Mereka hobi Nasehat Keras
Ibarat Pasir di Campur Beras
Pasir di Buwang Jikalau Awas
Ainul Yaqin Belajar ihlas
Hakhul Yaqin bertemu Jelas
Allah Bukan ada di Atas
Selagi Yaqin tida was was
Taklid Soheh terbaik ihlas
Ahli Maripat Puncak Ihlas
Suka di tuduh tidak waras
Disisi Allah dia Terwaras
Paseh kalam Bicara Jelas
Paseh Kalimah Tazwidayah Awas
Mutakalim Beramal Ihlas
Horikul Adah Hidupnya Bebas
Banyak sekarang beriman Was was
Gengsi belajar memperjelas
Pendapat orang silih tumpas
Gengsi Belajar teruslah was was
Jangan Ambisi Ketingkat Atas
Tapi Ambisi ingin ihlas
Yaqin Allah Maha Awas
Orang was was atawa ihlas
Rukun dan Syarat Ihlas ada 4
1. Ilmu = Mengetahui hukum
2. Khosot = Mentaati Perintah Allah yang Wajib maupun yang Sunah
3. Sabar = Dalam Mengerjakannya tidak tergesa – gesa
4. Kaipiat = Mengetahui Praktek Sah dan Batalnya
Di dalam ini cerita
Ada songo satu jiwa
Rasa rumasa juga merasa
Cerita ini hanya cerita
Jin iblis bagai manusa
Setan iprit kelas penggoda
Pandai2 ngarang cerita
Tapi tak pandai di bekerja
Pandai bicara Alim Ulama
Napsir Hadis Quran juga
Tetapi coba Aji Seksama
Adakah yang tiada dusta
Waduh waduh manusia
Dusta dengan solat puasa
Surat Almaun coba baca
Timbang rame buat riya
Putus taklit rata-rata
Tibang menang simbol Agama
Duniya bagai Amerika
Sorga Dunia sudah nyata
Bila kompak sorga duniya
Hidup sudah bebisa bisa
Agama hanya alat dusta
Buwat nyiksa pendusta Agama
Jika jujur yakin Agama
Jadi saingan sorga Duniya
Cuma beda banyak harta
Dengan harta se ada-ada
Jujur sajah Alloh bercanda
Gaul iblis ejin juga
Malaikat setan juga
Iprit kelompok manusia
Banyak cerita selalu benar
Komo ngucap Allohuakbar
Tetapi aneh tiada benar
Kaipiat amal bila di tatar
Beda pendapat para pembesar
Tokoh duniya orang bergelar
Tapi praktek cobalah tatar
Dari Rosul semalah nyasar
Beginilah Tuntunan Islam
Belum ketemu tapi sepaham
Islam jadi Rohmatnyah Alam
Bila sampurna Hawa dan Adam
Agama Ihsan iman islam
Tanpa Simbol Amal Islam
Beda kaipiat berbeda paham
Hanyalah kembang penyubur Alam
Allah Taala pencipta Alam
Mengawasi seluruh Alam
Hasud dengki sirik dendam
Alloh mengutuk siang dan malam
Ilmu putih ilmu hitam
Bagai kopi dua Alam
Barang luwar barang dalam
Tukang mitnah terburuk Alam
Pitnah itu lebih kejam
Dari kejamnyah ebom meriam
Hasud dengki sesama islam
Islam jadi penghancur islam
Sabdolangit amanat Alam
Coba ulama belajar maham
Bukan timbang simbol islam
Tetapi bijak dewasa paham
Adapun Julang kejuluk ayam
Di gosipin berilmu hitam
Ulama islam hasud dendam
Sirik dengki mengundang awam
Pancasila jika di paham
Isi ihsan iman islam
Tukang mitnah ya ditikam
Amanat Alloh pencipta Alam
Bukti pakta tuntunan islam
Semenjak Zaman Nabi Adam
Kiamat hanya buwat Alam
Manusia penghasud dendam
Silih menuding bagai di maksar
Sambil tida usaha sadar
Napsu emosi sering terbakar
Ulama silih menuding nyasar
Orang awam salah belajar
Para doktrin salah mengajar
Menjadi kompak ngaco nyasar
Sambil pada hilang sadar
Satu duwa orang sadar
Tapi tasabbuh pada nyasar
Jadi tibang bingung benar
Tungtungannyah semuwah benar
Nuju sorga tepat benar
Nuju naroka tepat benar
Hanya ilmu paling benar
Kenal Alloh Allohuakbar
Hasud musrik bermulut besar
Gambar sipetruk tepat benar
Mulut besar perut besar
Dewasa bijak picik benar
Alloh di adu saling gampar
Sesama iman kaga sadar
Sesama islam ora sadar
Katah Alloh sikurang ajar
Julang ketuduh ngaco nyasar
Terblokir tiep mengajar
Murtad kapir kupur kupar
Julang tibang berkelakar
Saudaraku nyang masih sadar
Sabdolangit patut mengajar
Ulama umaro wajib belajar
Supaya umat ketemu sadar
Lembaran ini penting di sebar
Kepenjuru dunya seputar
Agar orang iklas belajar
Paling tida rumasa sadar
Tuntunan sudah begini baik
Mengapa orang suka menampik
Mungkin dari sangat picik
Tidak sadar pasik munapik
Amanat tablig patonah sidik
Sipat rosul makluk terbaik
Menuntun umat kejalan baik
Seperti ini pabila cerdik
Terburuk mu’min hasud musrik
Menjadi sombong rasa terbaik
Tuntunan iman malah ditampik
Merasa dirinyah orang terapik
Ahli sunah cobalah lirio
Berjamaah hasud dan musrik
Dongeng rosul hanya hanya menarik
Demi pendukung bertambah baik
Lepada Alloh buta mendelik
Wujud Alloh ora kelirik
Cuma bonapid yang dilirik
Ingá tak sadar zolim munapik
Putus taklid si kapir zindik
Empat mazhab di obrak abrik
Taklid batil ulama musrik
Ulama pajal tidak tertilik
Merasa keras rasa tercutik
Nyinggung nyindir nyuruh cerdik
Kepada Alloh cermat cerdik
Jikalau benci itulah musrik
Julang bersukur pada peracik
Tiep tuntunan amatlah baik
Ini lembaran penyebab taupik
Jika pembaca tidak munapik
Musuh Alloh sihasud musrik
Hidup serakah teramat sirik
Sesama umat silih mencutik
Akhirnyah kompak Alloh neng nyutik
Hidup julang sebatang kara
Pendidikan tidak punya
Amal ibadah sekaba kaba
Entek anu Alloh kejumpa
Qur’an hadis kias ijma
Hanya itu padoman taqwa
Sampai Alloh ketemu juga
Tapi julang ketuduh gila
Begitulah cerita dunya
Dalam soal iman taqwa
Alim ulama cemburu buta
Mitnah tidak pernah rumasa
Untungnyah Alloh maha bisa
Nulung julang walau gila
Dateng sohib satu duwa
Mereka iklas beri harta
Semoga Alloh selalu bela
Pada sohib yang setia
Dunia berkah dan bahagia
Di akherat masuk sorga
Semoga teman suku bangsa
Bila betul telah membaca
Sabdo langit punya bicara
Jadi kajian sekujur jiwa
Kalau julang mah sudah gila
Sampai juga anak keluarga
Kompak ama banyak warga
Kaya ulama ngatain gila
Namur tida tiep ulama
Maíz banyak alim ulama
Aji baca uji dan tanya
Rendah hati iklas bertanya
Agama bukan kadar cerita
Simbol itu tida berguna
Tapi ngaji mengkaji jiwa
Sampai Alloh bisa kejumpa
Wujud Alloh montong di tanya
Tapi iklas yakin percaya
Islam iman ihsan agama
Husu taqwa Alloh kejumpa
Aparatur pemerintah
Jika mereka sadar pangkatnyah
Pasti hormat menghargainyah
Pada manusia insan kamilnyah
Insan kamil horikul adah
Ia istirahat ibadah
Alloh izinkan apa maonyah
Tapi hidupnyah semalah susah
Memang Alloh ituh sipatnyah
Alloh raja julukannyah
Tapi melarat ama duwitnyah
Alloh raja paling bugegnyah
Manusia pakar duwitnyah
Terutama pemerintah
Alloh juga ampe kalah
Bisa jadi Alloh kebantah
Amanat Alloh lihat sajah
Sawah ladang jadi rumah
Pepohonan abis semuwah
Bumi gundul Allohnya marah
Manusia gundul gede anunyah
Bumi gundul semalah lemah
Azab bahla tentu sajah
Melanda dunya seluruhnyah
Jika manusia coba sadarlah
Pancasila coba kajilah
Lambat laun amalkanlah
Insha Alloh duniya berkah
Sabdo langit serta jamaah
Jangan segan di solusinyah
Julang ini sudah rebah
Semuwah orang pada ogah
Semuwah tida semuwahnyah
Epro contra itulah rohmah
Jika sama bertuhannyah
Apah alasan amanta ogah
Hasud musrik dengki serakah
Montong nuduh montong mitnah
Tapi rumasa sadar dirinyah
Begitulah Alloh amanah.
yuwanto
waduh julang julukan menjulang…….
Mar
Sesajen, menarik ya… assalamualaikum…. sajen atau korban atau persembahan sama dengan penyerahan diri seutuhnya keharibaan Allah SWT, begitu akhirnya, saudaraku hal ini terkaji dalam sekali dari ilmu Allah kita tidak bisa dengan mudah mengatakannya …. ku ibaratkan aku lulusan sekolah dasar kamu jelaskan ilmu perguruan tinggi maka aku tidak akan connect, sebagai contoh ; sebelum memberikan sajen kita perlu membersihkan,olah, siapkan segalanya, nah bagaimana kita mempertanggung jawabkan 1lembar saja bulu di tubuh kita tentang kebersihannya(kefitrahanya) sebelum kita sajenkan keharibaan Allah SWT. hal ini terlihat sepele tapi sesungguhnya amat sulit.
abdi
CARILAH kawan atau cintalah kawan
sebanyak-banyaknya
Untuk menjadi sahabatmu
ketika sakaratul maut
Di waktu itu selain kawan
tidak ada siapa yang menolongmu
Juga di dalam kubur, sahabatmulah
yang akan berada bersama-samamu
Orang lain janganlah diharapkan
Hinggalah sampai ke Padang Mahsyar,
kawan juga yang akan membantu kawan
Selain itu semuanya lari dan menjauhkan diri
Yang dimaksudkan kawan yang akan membela kita di sini
ialah amal soleh kita
Dia nanti di dalam kubur merupakan seorang pemuda
atau pemudi yang amat cantik dan menarik
Senang hati memandang, tenang jiwa dibuatnya
Kerana itulah di masa hidup di dunia,
pandai-pandailah cari kawan
Janganlah cari kawan yang jahat dan jelek
Kerana kawan yang jahat juga
akan bersama-sama kita nanti di alam kubur
Yang dimaksudkan kawan yang jahat
ialah amal kejahatan kita
Di dalam kubur nanti ia dirupakan seorang manusia
yang terlalu buruk dan busuk
Kalau baunya tercium oleh makhluk
yang bernyawa di dunia nescaya
atau mungkin mati seluruhnya
Kawan yang buruk dan busuk inilah
yang akan sentiasa berada di samping kita
Belum lagi persoalan pukulan Mungkar dan Nakir
Ia bersama-sama kita di dalam kubur,hinggalah hari Qiamat
Berhati-hatilah cari kawan di dunia ini
Biarlah kawan yang kita cari itu
yang boleh membela kita
Iaitu cetuskanlah berbagai-bagai macam amal kebajikan
Agar kita mempunyai kawan di dalam kubur
yang membela dan menyenangkan kita
Mar
assalamualaikum….. waduh maaf kawan klo yang begitu sebelum masuk sd aku sudah di ajarkan dan yang itu pelajaran sebelum sekolah, belum bisa di pegang dalam perjalanan hidup.
ananda
Beginikah Majelis Orang2 Berdzikir,Astaghfirullah….seakan2 forum diskusi Islam di Kampus2 saja
mamo cemani gombong
yang bener gimana mas ananda……..?
ananda
Perbanyak Beramal, abang2 akan dapat jawabannya,dg catatan KALO MURSYIDNYA BENAR
ananda
Pendekatan Science dalam Tatiqatullah.
science (sunnatullah) dan agama (dinul-islam) menganut pengakuan yg sama yaitu:\par
1. keyakinan akan kebenaran (validnya) suatu teori/info pd tingkat “ilmul yakin” dijadikan dasar membuat hipotesa, krn belum teruji.
2. tingkat keyakinan meningkat setelah pembuktian hipotesis sehingga sampai pada “ainul yakin” krn kenyataannya terbukti.
3. tingkat keyakinan yg sebenar2nya (haqqul yakin) hanya dpt terjadi setelah pembuktian (ainul yakin) yg berulang2, bukan pengakuan krn bersumpah, tp terasa krn membuktikan sendiri.
(pd alam semesta trdpt ayat2/tanda2 ketuhanan); keyakinan kita akan segala sesuatu diciptakan oleh Allah akan dikuatkan melalui pembuktian bahwa ; apa saja di jagat raya ini secara alamiah mensifati sifat yg disifatkan oleh Allah kepadanya (sunnatullah). oleh krn itu , tiap2 sesuatu itu adlh refleksi wujud kekuasaan (wajah) Allah SWT. “fa-aiy-nama tuwallu fasamma wajhul-lah”, kita dpt buktikan ini melalui kajian sunnatullah (science),
jagad raya beserta isinya adalah pendekatan (approach) yg universal, dan pembuktian (ayat/tanda2) yg tak terbantahkan akan kekuasaan Allah. hal ini dicontohkan:
(Q.S. Yaasiin, 80) “dialah (tuhan) yg menjadikan untukmu api dari kayu yg hijau, maka tiba2 kamu nyalakan (api) dari kayu itu”
science (sunnatullah) menyingkap rahasia alam bahwa matahari adlh ‘sumber’ energi (solar energy) dan tanaman hijau (autotrophic plants) yg mengkonversi energi panas tsb menjadi energi kimia dlm bentuk bahan-organik. bahan organik inilah sebagai “simpanan energi kimia dlm rantai makanan”, dpt diubah kembali menjadi energi panas melalui pembakaran.
konversi energi dari sumbernya (sinar matahari) menjadi bahan organik (memiliki energi) melalui “proses fotosintesis” dg suatu metode (thariqah) dlm sistem yg bekerja rapi oleh dukungan komponen2 (sub-sistem) :
1. matahari adlh sumber (pemilik) energi.
2. energi matahari (solar energy) adalah “potensi” yg dibutuhkan oleh tanaman hijau;
3. sinar matahari (solar radiation) yg bermanfaat untuk fotosintesis yaitu cahaya dg panjang gelombang sekitar 400-700 nm (sinar biru dan merah);
4. khlorofil (zat hijau daun) adlh komponen penangkap energi matahari agar dapat bermanfaat bagi tanaman hijau sebagai pihak yg memerlukan potensi (energi).
klorofil memegang peranan penting dan harus berhubungan dg “sinar matahari” dg panjang gelombang tertentu sebagai pengantar (pembawa) “energi matahari”.
mengapa konversi energi tersebut harus melalui sistem kompleks dg komponen2 tsb diatas? bukankah bisa saja Allah membuatnya secara instan “kun fa yakun”. sementara Allah maha pencipta lagi maha kuasa?. sunnatullah (science) yg bersistem juga dibahas dlm Surat At-Thariq (5-7) mengenai penciptaan manusia juga hal-ihwal yg lain yg apabila saya uraikan disini pasti akan panjang dan membosankan (air di lautan ga akan cukup menulis ilmu Allah).
apakah ini adlh bukti mengenai pengenalan akan tuhan? apakah dg melihat alam saja kita sudah haqqul yakin? tidak! tolong hati2 dan bijak memahami ini, ini baru ilmul yakin, science (sunnatullah) menguatkan pemahaman bahwa dalam sistem bertuhan kita membutuhkan metodologi (thariqah) sebagaimna dijelaskan oleh Allah melalui sunnatullah (science) di alam. lalu apa konsep al-qur’an tentang metodologi (thariqah) ini? (kita tinggalkan saja itu karena yg kita bahas adalah hubungan antara fisika (mewakili science secara keseluruhan) dan rahmat Allah (maksud dr diutusnya rasul dan diturunkannya kitab). belum masuk kenapa dan bagaimana metode itu. ini hanya pengantar saja bagaimana kita memahami pentingnya metodologi (thariqah) alquran dlm beragama.
setelah kita laksanakan metode berdasarkan ilmu yg ada di dlm alquran (ilmul yakin) barulah kita akan menemukan pembuktian (ainul yakin) dlm beragama, dan pembuktian yg terus-menerus membawa kita kepada keyakinan yg tak terbantahkan / mutlak / sebenar2nya (haqqul yakin). nah sudah jelas benang merahnya bahwa science membantu kita untuk semakin yakin (secara ilmu ato ilmul yakin) mengenai metode dlm sistem ketuhanan dan science itu bukanlah menunjukkan kemutlakan itu sendiri tapi membantu kita menuju kearah bermetode (ber-thariqah) untuk menemukan kemutlakan islam (alquran) itu.
akhirul kata : thariqah adlh metode beragama sesuai petunjuk-Nya (tarikatullah), bukan aliran atau paham (isme). tariqah / tarekat ato metode beragama tak terpisahkan dg agama itu sendiri. syariat adlh amalan zahir untuk disiplin dan kepatuhan lahiriyah, dipelajari oleh ilmu syar’i (fiqih). tapi agama bukan sekedar olahan jasmani dan akal. agama merupakan tuntunan untuk keterpimpinan lahir dan batin yg dikendalikan oleh hati, keterpimpinan hati manusia adlh wilayah hakikat yg diolah dg metode agama (tarikatullah). metode amalan dzahir (syari’at) dibahas dan dipelajari dalam ilmu fiqih, sedangkan amalan bathin (dzikrullah) dibahas dalam ilmu tarikat (tasawuf).
pelaksanaan metode beragama (syari’at dan tarikat) secara baik dan benar dg jihad yg konsisten menjolok ridho Allah membuahkan pengenalan alam hakikat (alam malakut, alam rabbani), dan akhirnya sampai pada maqom makrifatullah (pengenalan/kebersamaan dg Allah). pd maqom inilah seorang hamba mencapai kesempurnaan beragama (beragama secara kaffah). beriman dg sebenar2nya. barulah setelah itu seseorang bisa dikatakan menjadi muslim (awal beragama dg mengenal tuhannya), selayaknya seorang akuntan baru bisa menyandang gelar dan disyahkan sebagai akuntan apabila telah menyelesaikan studinya di bangku kuliah jurusan akuntansi.
ananda
Ilmu tasawuf dan sufi adalah suatu ilmu dalam agama islam yang sangat dalam dan sangat halus, yang mampu menembus ke dalam alam bilghoibi, alam bathin, yang jelas sulit sekali untuk diilmiahkan apalagi pada jaman dahulu kala. Justru disinilah letak problema yang sebenarnya. Mengapa ilmu tasawuf dan sufi itu diabaikan dan kurang diperhatikan.
Karena sulitnya ilmu ini diterangkan secara konkrit, persoalannya bahkan dapat menimbulkan khilafiah, yang mengancam persatuan dan kesatuan umat islam yang maha bernilai itu. Oleh karena itu dalam diskusi2 para pemeluk agama selalu dihindari penelaahan mengenai ilmu tasawuf dan sufi, karena persoalannya dianggap terlalu berat dan halus dan terlalu sulit untuk dicerna oleh orang awam. Ahli2 di bidang ini yang menguasai seluruh teori dan prakteknya atau guru besarnya yang mampu memberikan penerangan ilmiah yang memuaskan bagi para ahli fikir islam jarang sekali dapat dijumpai.
Pertikaiannya seringkali terletak pada tafsir masing2 dan pengalaman serta rasa dalam ibadat yang tak mungkin dapat dipindahrasakan kepada orang lain yang belum pernah merasakannya atau belum pernah mengalaminya sendiri. Tapi semua itu bukan alasan untuk melupakan atau membuangnya sama sekali, apalagi untuk ditentang atau ditolak. Karena justru kedahsyatan agama terletak pada energi yang tersimpan dalam lapisan sebelah dalam alquran. Hal ini hanya dapat dijolok dan dikeluarkan melalui suatu metode (tariqat) yang terletak dalam ilmu tasawuf dan sufi, bukan terletak dalam ilmu fiqih.
Energi adalah hasil olahan teknologi, dan setiap teknologi menghendaki suatu metodologi : ini wajib! Tak ada satu proses pun dalam teknologi yang tidak menggunakan metodologi. Metodologi dalam alquran namanya thariqat. Selama ini thariqatullah selalu diabaikan, dikhilafiahkan, bahkan disyirikkan oleh sebagian kaum muslimin yang kurang paham tentang tasawuf dan teknologi. Teknologi tak mesti diartikan hal2 yang bersifat mekanistis atau bersangkutan dengan mesin2, komputer dan peralatan laboratorium yang canggih. Sebenarnya teknologi merupakan rangkaian metode yang mencakup pengertian yang lebih luas. Seperti memasak, meskipun sepele, kenyataannya tetap menghendaki suatu metodologi, karena meskipun bahan2 dan sarananya tersedia lengkap, tanpa metodologi yang tepat tak akan jadi masakan.
Kekhilafiahan terhadap metodologi (thariqatullah) pendekatan diri kepada Allah melalui pembersihan ruhani yaitu dengan cara membaca kalimah Allah ini terjadi sebagai akibat pengaruh yang sangat negatif, serta tipu daya kaum orientalis jahat yang licik, musuh bebuyutan kaum muslimin yang mengissuekan bahwa thariqatullah yang ada pada tasawuf islam bersumber dari prinsip2 non-islami dan syirik. Mereka dengan sengaja melemparkan issue ini untuk menyesatkan dan memecah belah umat islam supaya lemah, karena mereka yahu benar bahwa tasawuf dan thariqatullah itulah yang merupakan benteng ketahanan mental spiritual umat islam maha dahsyat yang bersumber dari energi metafisis ketuhanan yang murni dari maha akbar yang disalurkan melalui metodologi dahsyat dalam teknologi metafisik alquran.
Penyakit di akhir zaman ini termasuk penyakit akhlak, moral, dan kejiwaan bisa kita lihat di sekitar kita. Untuk itu perlu metode menanamkan Kalimah Allah ke dalam hati sanubari insan, sehingga Kalimah Allah yang tertanam dalam hati sanubari itu langsung mengendalikan segala gerak-geriknya, tindak-tanduknya, pikirannya, keinginan-keinginannya, sesuai dengan ridha ilahi. Ia akan menjadi orang yang melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Dan ia otomatis mampu membawa kebesaran2 Kalimah Allah pada dirinya dan lingkungan sekelilingnya dimanapun ia berada. He is The Rahmat Carrier, penerus dari tugas Rasulullah SAW untuk dunia-nya.
Inilah dasar thariqatullah. Allah SWT yang maha segala dalam ukuran tidak terhingga sudah jelas mempunyai frekuensi tak terhingga. Tidaklah mungkin frekuensi yang tak terhingga itu dimiliki oleh manusia yang serba baharu dan serba kekurangan. Namun kalau menusia tak mempunyai frekuensi tak terhingga, sudah jelas tidak ada hubungan antara manusia dengan Allah SWT yang maha akbar, maha tinggi, maha agung, karena frekuensinya tidak sama. sudah jelas manusia yang serba kekurangan itu tidak mungkin memiliki frekuensi tak terhingga kecuali jika frekuensi tak terhingga itu diberikan oleh Allah SWT sendiri pada manusia itu sesuai dg firman Allah dalam surat an-Nur ayat 35: “Nuurun ‘alaa nuurin yahdillaahu linuurihi may-yasyaa-u.” inilah dia yang dikatakan WASILAH, channel dan frekuensi tak terhingga yang menyampaikan, menghubungkan manusia langsung dengan tuhan-Nya.
Wasilah ini jelas bukan manusia biasa atau perantara, bukan pula wali dan bukan pula rasul. Siapa saja yang selama ini menduga bahwa wasilah itu adalah manusia atau perantara, benar2 keliru besar! Wasilah adalah Nuurun ‘alaa Buurin dan rasul adalah Si Pembawa Wasilah (The Wasilah Carrier)!. Tanpa wasilah (nuurun ‘alaa nuurin) para rasul tidak mungkin akan dapat berhubungan dengan Allah SWT. Wasilah ini, wasilah yang sama yang telah dimiliki rasulullah, harus dan wajib pula kita miliki agar penyampaiannya sama, hubungannya sama, seperti hubungan rasulullah dengan Allah SWT. Karena wasilah itu, nuurun ‘alaa nuurin ini ditanam oleh Allah dalam Arwahul Muqaddasah Rasulullah SAW maka tidak ada jalan lain bagi kita untuk memiliki Wasilah yang sama, yaitu dengan menggabungkan arwah kita (dimana wasilah itu akan didudukkan Allah) dengan Arwahul Muqaddasah Rasulullah SAW, melalui Arwahul Muqaddasah dari beliau-beliau yang lebih dulu menggabungkan arwahnya dengan Arwahul Muqaddasah Rasulullah SAW, yaitu Arwahul Muqaddasah para ahli silsilah, mulai dari Arwahul Muqaddasah khulafaur-rasyidin sampai kepada guru2 kita, aulia2 Allah, ahli silsilah sebagai kekasih2 Allah yang meneruskannya!
Kami ulangi sekali lagi bahwa wasilah akbar, bukan ditanam dalam jasmani, atau dalam otak rasul, tetapi dalam Arwahul Muqaddasahnya yang telah sempurna disucikan dengan Kalimah Allah. Oleh sebab itu, wasilah yang mengandung frekuensi, mengandung channel Allah SWT, wajib kita miliki, agar kontak dengan Allah dapat terwujud sesuai dg firman Allah dalam surat al-Maidah ayat 35 : “wahai orang2 yang beriman, bertaqwalah kepada Allah temukan wasilah dan ber-sungguh2-lah di atasnya niscaya kamu mendapat kemenangan”.
Maka jika wasilah ini, channel ini telah ditemui, barulah disitu kita mulai berdzikir, dan ibadat kita dengan izin Allah akan langsung tersalur ke hadirat Allah SWT, maka dzikir yang dilaksanakan dengan metode pelaksanaan teknis, barulah diharapkan akan dibalas oleh Allah SWT dengan menanamkan / memberikan Kelimatullahi Hiyal Ulya ke dalam diri kita sendiri, sesuai dengan surat al-Baqarah ayat 152 : “dzikirlah kamu akan Aku niscaya Aku dzikir akan kamu dan janganlah menyangkal akan nikmat-Ku”.
Inilah yang sangat di-tunggu2 dan diharapkan oleh insan ahli2 tasawuf, yaitu dzikir (nama Allah) dari Allah sendiri, Kalimah Allah murni dan Maha Akbar sebagai balasan atas dzikir yang kita laksanakan pada-Nya yang dilaksanakan menurut teknis pelaksanaan (metode) yang tersebut di atas. Dzikir dari Allah berarti Ia menanamkan Kalimah-Nya ke dalam hati sanubari kita, Kalimah Allah murni yang dikawal oleh seluruh angkatan malaikat, bukan ke dalam otak, melainkan ke dalam Arwahul Muqaddasah, hati sanubari kita.
Hadits qudsi R.Ahmad dari Wahab bin Munabbih : “tidak dapat memuat akan Zat-Ku bumi dan langit-Ku, yang dapat memuatnya adalah HATI HAMBAKU YANG MUKMIN/SUCI, LUNAK DAN TENANG”.
Barulah tercipta dalam hati sanubari insan itu Kalimatullahi Hiyal Ulya yang sejati, asli dan murni dari Allah SWT sebagai dasar hidup yang gilang gemilang pada orde ke-Tuhan-an dalam diri insan. Inilah dia baru terciptanya “insan kamil” yaitu insan yang dalam hati sanubarinya terdapat Kalimatullahi Hiyal Ulya yang Mahakamil yang disalurkan dari Allah SWT sendiri melalui channel dan frekwensi tunggalnya, otaknya berisi dengan ilmu2 pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat yang ditimba dari guru2nya dan dari Alma Maternya, dari kitab2nya dan dari pengalaman2 hidupnya. Inilah dia Metodologi Akbar yang sesuai dengan surat Jin ayat 16 :
“Dan bahwasanya jika mereka berdiri tetap (konsisten dan konsekuen) di atas Thariqat (jalan / metodologi) yang benar, maka akan kami limpahkan pada mereka, kurnia sebanyak hujan lebat dari langit”
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahilhamd.
karbit
sami allahuniman hamidah
ananda
Saya rasa sudah cukup abang2 bs mempertimbangkannya sendiri2 mana yg baik n mana yg buruk,saya cuma numpang lewat aja bang,silahkan dilanjut diskusi dan perdebatannya. Assalamualaikum
mamo cemani gombong
waallaykum salam mas ananda…….. teori anda sangat ilmiah….hukum biologi , fisika , betul 2 tak bisa terbantahkan hanya orang2 berhati batu yang tak bisa menerima kebenaran ini ……..mas ananda salam buat sufi muda .
neng belajar
anehhhhhhhhhhhhh…..
Bakule segojagung jogja
Numpang lewat..Janganlah melakukan sesuatu yang blm tau ilmu,arah,kegunaannya. Dan jangan meniru sesuatu yang kita gak tau..Buahaya,.. Apalagi bukan bidangnya.. Bs mnimbulkan kekufuran..Bagi yang tau silakan..Kalau ingin tau ya harus belajar\bguru..Ibarat anak kecil diharamkan bmain pisau…Tp kl dah dwasa mungkin diwajibkan..Karna memang harus menbutuhkan untuk sesuatu.Sprt ziarah kubur.Jg diharamkan kl kta blm tau ilmu,adab dan maksudnya..Bagi dah tau ya silahkan aj.Sepert sesaji ya silakan ..Asal dah tau ilmu dan tujuannya.. Tp kl sesaji tuk persembahan syetan jelas kharamnya.. Krn syetan tdk boleh di pundi2 dan disaji2. Wakulu man bighoiril ilmi yak malu ..A’maluhu mardudatun la yak balu. Dan sebaliknya.Fa’alimun biilmihi lamya’malan mu’azabun minqnbli ubadil wasan.
Herry
Segala pekerjan tergantung niat awal apalah sebutanya, segala sesuatu yg dikeluarkan diniatkan amal lillahitaala itu sedekah baik material, tenaga, pikiran, jd yang megeluarkan diawal itu yg tahu maksud dan tujuan pekerjaan tsb. diluar pelaku adalah penonton belaka jd tdk bs menilai perbuatan seseorang atas pekerjaan tsb. Segala “pekerjaan” akan berpulang kpd yg melakukannya, Karena tidak ada slembar daunpun yg jatuh di muka bumi ini tanpa sepengetahuan Nya.Dia Maha Meliputi segala sesuatu………….
Pingback:
mapendos
ha.a.a.a.a.a…
ketawa setan membacany.
apa yg diributi.rebutan tulang ya.
berdalil mati
g berdalil y tetep mati.kyk anak kecil aja.he.e.e.e…feace..
iwan
kita didunia seperti polpen yg mnulis dbuku..
buku adalah dunia
lembaran buku adlh harinya
polpen adlh kitanya
tulisannya adlah perbuatan kitanya
penghapus adlah tobatnya kita
jdi klo kita mebulis A dbuku itu maka nanti dibacanya juga A
jdi mnulislah yg baik2..krna klo kita mnulis yg baik brarti kita sudah berbuat baik
kita didunia ini sebnarnya sedang mnulis dibuku bumi dilembaran kertas siang malam sampai ahirnya kta mnutup buku yg brarti mati
setelah kiamat nanti kita akn membuka buku itu dan dbcalah ap yg kita tulis..jika tulisan kita buka hal yg baik maka hapuslah dengan penghapus walaupun masih mnyisahkan bekas
menulislah yg baik2 saja….takutnya di baca orang yg jahil akn timbul fitnah…jngn trlalu bnyak khiasan
cukup intinya aja…ilmu itu bnyak sedangkn umur terbatas…carilah pohonnya ilmu…maka rantinngnya daunnya akarnya buahnya pasti akn kmu dpatkn….kurang baik mnurut sata sesajen dsambungkn dgn kata ALLAH…astaughfirullah…..maaf wassalam
eujene_ps
kurban itu bukan untuk Allah, tapi buat dirinya sendiri yang kurban..Allah tak butuh apa-apa darimu, tapi kamu yang butuh..
Pingback:
H.sahrudin
Saudaraku sesama muslim jangan saling menjatuhkan mari kita bersatu untuk kebaikan jika ada kekeliruan dan yg merasa benar datangilah merka dengan santun dengan perkataan yg lemah lembut seperti yg di ajarkan oleh rosulloh supaya org luar muslim tidak mengejek agama islam.padahal agama islam satu2nya agama yg mulia dgn akhlak .wasalam dari sy yg tidak punya ilmu