Nasehat

Gempa Sumetera, Teguran atau Bala?!

Gempa besar berkekuatan 7,6 Skala Richter melantakkan kota Padang dan sekitarnya pukul 17.16 pada tanggal 30 September lalu. Gempa susulan terjadi pada pukul 17.58. Keesokan harinya, 1 Oktober kemarin, gempa berkekuatan 7 Skala Richter kembali menggoyang Jambi dan sekitarnya tepat pukul 08.52.

Dalam sebuah situs dapat anda baca disini menyebutkan bahwa gempa itu sebagai sebuah tanda dari Allah swt kepada manusia dan berhubungan dengan kejadian besar Indonesia dimasa lalu berikut kutipannya :

Segala sesuatu kejadian di muka bumi merupakan ketetapan Allah Swt. Demikian pula dengan musibah bernama gempa bumi. Hanya berseling sehari setelah kejadian, beredar kabar—di antaranya lewat pesan singkat—yang mengkaitkan waktu terjadinya musibah tiba gempa itu dengan surat dan ayat yang ada di dalam kitab suci Al-Qur’an.

Gempa di Padang jam 17.16, gempa susulan 17.58, esoknya gempa di Jambi jam 8.52. Coba lihat Al-Qur’an!” demikian bunyi pesan singkat yang beredar. Siapa pun yang membuka Al-Qur’an dengan tuntunan pesan singkat tersebut akan merasa kecil di hadapan Allah Swt. Demikian ayatayat Allah Swt tersebut:

17.16 (QS. Al Israa’ ayat 16): “Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.”

17.58 (QS. Al Israa’ ayat 58): “Tak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuz).”

8.52 (QS. Al Anfaal: 52): (Keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Amat Keras siksaan-Nya.”

Tiga ayat Allah Swt di atas, yang ditunjukkan tepat dalam waktu kejadian tiga gempa kemarin di Sumatera, berbicara mengenai azab Allah berupa kehancuran dan kematian, dan kaitannya dengan hidup bermewah-mewah dan kedurhakaan, dan juga dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya. Ini tentu sangat menarik.

Gaya hidup bermewah-mewah seolah disimbolisasikan dengan acara pelantikan anggota DPR yang memang WAH. Kedurhakaan bisa jadi disimbolkan oleh tidak ditunaikannya amanah umat selama ini oleh para penguasa, namun juga tidak tertutup kemungkinan kedurhakaan kita sendiri yang masih banyak yang lalai dengan ayat-ayat Allah atau malah menjadikan agama Allah sekadar sebagai komoditas untuk meraih kehidupan duniawi dengan segala kelezatannya (yang sebenarnya menipu).

 

Menurut Sufimuda

Tidak elok rasanya mengkaitkan sebuah bencana dengan kedurhakaan manusia kepada Allah, akan tetapi tidak ada salahnya kita coba renungi agar bisa menjadi pelajaran kepada orang-orang lain.

Masyarakat Sumatera Barat pada umumnya adalah masyarakat yang taat kepada Allah dan sebagian besar penduduk disana beragama Islam. Lalau kenapa penduduk yang taat beragama diberikan bala oleh Allah sebagaimana halnya tsunami di Aceh yang penduduknya juga sebagian besar orang Islam.

Bagi sebagian kecil masyarakat Sumatera Barat khususnya Bukit tinggi dan Payakumbuh tentu masih ingat kejadian setahun lalu yaitu Majelis Ulama Indonesia Payakumbuh beserta para tetua adat disana melarang Tarekat Naqsyabandiyah Al-Khalidiyah di bawah Yayasan Kiblatul Amin Dua yang berpusat di Batam dan menyatakan sesat menyesatkan. Seluruh kegiatan Tarekat ini dilarang karena dianggap tidak sesuai dengan syariat Islam. Mursyid Tarekat ini telah berulang kali memperingatkan bahwa jangan sekali-kali memusuhi Tarekat apalagi memusuhi wali Allah karena nanti Allah akan menurunkan Bala. Allah juga memperingatkan, “Menyatakan perang kepada Wali-Ku maka Aku menyatakan perang kepada mereka

Sama halnya dengan kejadian di Aceh. Tgl 26 Desember 2003, Camat Kecamatan Johan Pahlawan Aceh Barat bernama Ahmad Dadek beserta unsur Muspika dan direstui oleh Bupati dengan angkuhnya menutup tempat zikir Tarekat Naqsyabandiyah Al-Khalidiyah di bawah Yayasan Kiblatul Amin Dua yang berpusat di Batam. Tempat zikir itu berada di kota Meulaboh tepatnya di Kelurahan Kuta Padang yang sebagian besar penduduknya memang sangat anti dengan Tarekat. Pengikuti Tarekat yang sehari-hari membuka kebun yang terletak 12 km dari kota Meulaboh di fitnah dan ditangkap serta dimasukkan kedalam tahanan selama 3 hari 3 malam dengan makan seadanya. Ketua MUI di Aceh Barat tidak mau mengeluarkan fatwa sesat kerena Beliau juga sebagai pengamal Tarekat Naqsyabandi. Koran lokal Serambi Indonesia menulis berita tentang kesesatan Tarekat versi Camat Johan Pahlawan sehingga seluruh masyarakat Aceh terutama Banda Aceh meyakini bahwa Tarekat ini sebagai aliran sesat. Tuduhan kepada pengikut Tarekat sungguh diluar akal sehat dan mengada-ada. Mereka tidak bisa membela diri karena MUI dan pers dikuasai oleh pemerintah daerah. Pengikut tarekat ini hanya bisa menyerahkan sepenuhnya kepada Allah SWT.

Setahun setelah itu tepat tgl 26 Desember 2004 datanglah bala besar yang bernama Tsunami berpusat di Meulaboh ibukota Aceh Barat dan menyapu bersih Banda Aceh dan sekitarnya. Kantor Harian Serambi Indonesia yang suka dengan berita-berita sensasi rata dengan tanah dan sampai saat ini tidak bisa lagi dibangun kembali di tempat semula. Menurut saya ini peringatan atau teguran agar kita berhati-hati dalam menuduh orang lain dan jangan suka berbuat aniaya.

Semoga kedua bencana ini bisa menjadi peringatan kepada kita semua terutama kepada Ulama dan Umara agar lebih hati-hati dalam menjalankan tugasnya, jangan sampai karena tindakan kita yang kurang ilmu menyebabkan datangnya Bala dari Allah. Jangan terulang kembali kisah ulama yang menyesatkan ulama sebagai tradisi wahabi yang harus kita hindari.

Apakah pesan Allah Swt itu akan mengubah kita semua agar lebih taat pada perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya ?

Atau malah kita semua sama sekali tidak perduli, bahkan menertawakan semua pesan ini sebagaimana dahulu kaum kafir Quraiys menertawakan dakwah Rasulullah Saw ? Semua berpulang kepada diri kita masing-masing. Wallahu’alam bishawab.

 

37 Comments

  • kopral cepot

    Apakah pesan Allah Swt itu akan mengubah kita semua agar lebih taat pada perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya ?

    pertanyaan retoris bagi saya …

    Kawit ti Allah bakal uih deui ka Allah ..

    Salam baktos

  • addin

    Terima ksh bang sufimuda atas nasehatnya, mudah2an saya ini lebih lapang menerima semua kenyataan dalam hidup ini, terutama terus untuk mendekatkan diri kepadaNYA. Saya mengakui paling susah mengalahkan ego dalam diri dan yg paling senang mengoreksi syetan orang lain. Mhn petunjuknya untuk mengatasinya yaitu patuh dan tunduk atas perintahNYA terutama kepada KEKASIHNYA saat ini.

  • Jual Rumah

    segala sesuatu yang terjadi telah tertulis lengkap didalam kitab suci al-qur’an.

    segala sesuatu yang ada dimuka bumi ini pun telah ditetapkan olah sang pencipta kita,
    Subhanallah….
    musibah bencana alam ini bukanlah kebetulan, tetapi bencana ini adalah ketetapan dari kehendak Allah SWT.
    karena hanya dialah penguasa dan juga maha mengetahui…

    bencana ini merupakan teguran kepada kita, bencana ini juga sebagai pertanda bahwa Allah masih sangat menyayangi kita…
    Allah memberikan teguran seperti ini agar kita bisa lebih taat serta lebih mendekatkan diri kepada-Nya.

    sungguh Allah adalah maha Kuasa…
    Rumah Murah

  • Si Pandir

    Seperti yang dikatakan dalam fatwa Sang Maha Guru, Janganlah kau urusi setan orang lain, uruslah setan yang ada di dalam perut kita masing2, bila kita sudah bisa mengalahkan setan yang ada dalam perit kita masing2, insyaallah, tidak akan ada lagi setan2 orang lain yang harus kita urus

  • wawansyah17

    @Sufi Muda

    Sangat kebetulan apa yg terjadi gempa di Sumatera antara waktu terjadinya gempa dgn ayat2 yg sdr Sufi Muda tampilkan dlm postingan tsb diatas. Saya hanya menambahkan saja pada hari tanggal kejadiannya yaitu 30 September 2009, apabila dihubungkan dgn ayat Al Qur’an, sbb;

    – 30/9 : “Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang yang sebelum mereka? Orang-orang itu adalah lebih kuat dari mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri.” (QS. Ar-Ruum (30) :9)

    Semoga dapat diambil hikhmahnya oleh kita semua.

    Wassalam…

    • sejati

      Kalaupun Allah “menurunkan” bencana, tak lebih adalah kontek bahwa semua yang ada di alam ini adalah sebuah sistem yg dibuat oleh Allah. Kalau anda menggunduli hutan ya pasti akibatnya adalah longsor, kalau anda bermain api pastilah panas, jadi semua adalah sebab akibat. Allah sudah membuat sistem itu sedemikian sempurna. Tapi Allah juga memberikan akal pada kita untuk dpt mengontrol itu semua. tinggal manusianya saja mau berjalan di atas akal yg di ridhoi Allah apa nggak. Maka janganlah terlalu cepat ” menuduh” Allah yg menurunkan bencana. Allah itu Maha Baik, Pemurah dan Pengasih. Sudahkah akal anda dipergunakan dg maksimal? Semua sudah didesign Allah sedemilian rupa,navigator ada di kita. Tuhan Sang Penurun Takdir, mau kemana anda?.” Allah tidak akan merubah nasib seseorang kecuali dirinya sendiri ” .saya pribadi takjub dg anugerah akal ini.., saya merasa mampulah untuk menunjukkan bahwa saya adalah mahkluk, khafilahNya. Kalaupun Allah menurunkan cobaan , pastilah cobaan itu tak akan mungkin melebihi daya kesanggupan manusia. Jadi kalau sampai ada yg mati dalam suatu bencana, tidak fairlah itu disebut cobaan bagi yg hidup . Bagaimana dg yang mati?? Yakinlah selama integritas kita kuat terhadap Allah, bahkan bencanapun tak akan menakutkan bagi kita lagi. Tak ada yg bisa menduga kemana arah dunia. Allah tidak menginginkan kita memenangkan dunia, tapi menginginkan kita bisa melewati dunia tanpa tergoda. Jangan lupa ..,setan masih ikut berperan dalam kuasa dunia. Lihatlah bencana,kejahatan, penyakit disana sini, bukti dunia bukanlah tepat bagi mereka yang beriman, tunggulah sampai saat yg dijanjikan Allah tiba..Tetaplah selalu ingat, jangan takabur dan waspada..Pelajari selalu isyarat2 yg muncul…Allah Maha Besar!!!

    • rakes

      kembali bahwa : tidak ada mudharat orang yang beserta dengan ALLAH.

      ini membuktikan dominansi derah yang dikenai bencana tidak relevan dengan pernyataan ALLAH diatas

  • happy hell

    Maha Suci Allah Yang Selalu Menepati JanjiNya. Mudah2an kita tidak termasuk kedalam orang2 yang memusuhi KekasihNya…

  • didi

    memang gempa di sumbar merupakan teguran dari Allah, tidak ada satupun kejadian di atas dunia ini bisa terjadi tanpa izin Allah… maka perbanyaklah beribadah… jangan hanya sibuk berdebat dan akhirnya kurang beribadah… tetaplah pada tuntunan Alqur’an dan sunnah Rasul….

  • Jablai

    Memang sebaiknya negeri ini harus ada 2 majlis.MUI dan MUT (majlis ulama tarekat) jd masing2 persoalan tdk dipukul rata ama 1majlis yg notabene dianggak bersih,layak,pantas.sdnkan mreka tdk tau isi tarekat.layaknya jurusan IPA n IPS.capek ya kayaknya org tarekat disudutkan trus dr jaman dl.POKOKNYA BAGI SAYA SIAPA YG DULUAN MINUM KOPI DISURGANYA ALLAH…LAKUM DINUKUM WALIADIN

  • gusrif

    gempa yang terjadi di wilayah Indonesia itu tergantung yang menyikapinya, menurut saya kalau yang menyikapi itu orang awam itu merupakan suatu bencana, orang syariah itu mrpkn ujian dr Alloh, orang mukhibbin (mahabbah) itu mrpkan nikmat dr Alloh dan kalau yg menyikapi orang arifin (makrifat) gempa trsbt mrpkan rahmat dari Alloh.

  • ucy

    segala sesuatu yang terjadi dimuka bumi ini telah diatur oleh Allah dan mengandung hikmah bagi siapapun yang mampu menyelaminya. Tak ada sesuatupun ketentuan Allah yang diturunkan untuk menyakiti hambanya. Apa yang menurut manusia baik, belum tentu baik menurut Allah dan apa yang menurut manusia buruk, belum tentu buruk menurut Allah. hanya dengan tawakal, sabar, menjalani hidup sebaik – baiknya sesuai ketentuan yang sudah diberikan dalam Al Quran dan Hadis, sudah cukup memberikan ketenangan batin buat manusia. Toh, dunia ini cuma persimpangan saja, dengan segala kekacauan, kesedihan, kecarut marutan,,semua memang harus dilewati sebagai ujian untuk kita selalu ingat dengan Allah. mungkin dengan bencana ini, Allah ingin kita semua lebih mengingatNya, membuat saudara2 muslim menjadi lebih peduli satu sama lain, saling tolong menolong dan saling menguatkan. tidak perlu diperpanjang apakah bencana ini ujian atau teguran, apapun namanya, selama hal tsb.membuat kita semakin merasa tergantung pada Allah, semakin sering mengingatnya, tidak ada yang salah.

    penutupan majelis tarekat pun tidak selayaknya menjadi penyebab ini semua. siapa yang tau kalau itupun ujian dari Allah untuk mereka.

    manusia berusaha, Allah menentukan, tak akan berubah sampai akhir zaman.

  • OTAKU

    SEPAKAT…islam memang berkembang pesat disana, tapi masih dalam tahap kulitan luarnya saja. nilai tasawuf keislaman yg diturunkan turun temurun telah bergeser dan nyaris musnah. itu dapat terlihat dari rusak, kotor, dan tidak terpeliharanya makam2 para aulia di sumatra yang adalah kakek moyang penyebaran islam di sana. Habib luthfi as segaf pekalongan pernah mengingatkan salah satu umat muslim sumatera yang pernah sowan ke rumahnya. Kebetulan saya menyimpan rekamannya. Beliau mengingatkan agar makam2 para aulia di sumatera di pelihara jangan di biarkan kotor apalagi sampai rusak berat, yang saya ambil dari kerisauan beliau tampak sangat dari kesan wajahnya yang berat. begitu besar cintanya kepada para pendahulu. dan hal itu bukan sesat, bagi kaum sufi mungkin itu wujud kecintaan

  • har

    sungguh menarik tulisan atau pencerahan yang diuraikan, sesungguhnya Allah slalu memberikan ujian pada hambanya yang beriman.
    Kejadian Gempa di Padang, Sumbar Umumnya memang tak perlu kita kaitkan dengan hal lain yakinlah semua itu adalah peringatan dan ujian dari Allah SWT

  • KURTDICK

    Assalaikum…Saudaraku semua.
    Azab dan Ajal adalah kekuasaan ALLAH SWT, yang pasti akan datang dimana saja dan kapan saja. Kita hendaknya harus siap kemungkinan2 yang akan terjadi bilamana hal itu tiba dihadapan kita. Apa yang ALLAH SWT berikan kepada kita semuanya adalah Anugerah, bukan berarti selalu musibah bilamana ada kejadian yang datang dan menhancurkan serta merenggut ratusan atau ribuan nyawa yang melayang.
    ALLAH SWT yang punya takdir, dan Dia pula yang menentukan takdir tersebut kpd para hambanya. Hal yang demikian sdh terukir didalam AL-QUR’AN dan seharusnya menjadi pendalaman untuk kita semua supaya dapat berfikir. Kejadian2 tersebut akan selalu terjadi sampai berakhirnya alam dunia ini.
    Wassalam…

  • Pipop

    Dijalanai…
    Dan diterima dengan ikhlas…
    Ketetapan Allah Azza wa Jalla adalah yang terbaik untuk seluruh mahluk menurut Nya. Mampu apa manusia mengukur ketetapan Nya ?! Semoga Cinta & Ridho Allah Azza wa Jalla selalu mengalir untuk kita semua… Amiin

  • tengkek widjayanto

    aku ini orang kecil yang hanya bisa menduga bahwa wali yang di Aceh itu diuji atau ditinggikan derajatnya, hanya Allah yang tahu.
    aku hanya berharap rapatkan barisan karena kita ini tinggal ujung ekor-ekor-Nya. Karena begitu banyak kejadian luar biasa yang dapat kita lihat sekarang. Apakah anda tahu kejadian gunung Krakatau meletus apakah ada komentar?

  • mas telo

    kalau tuhan sudah berkehendak apapun terjadi kita ibarat wayang tinggal ikut si dalang mau di bawa kedalam ceritanya

    memang kejadian di serambi mekah tak ada hubungan dengan tareqat bagi orang awam yang tak tau ke jadian di sana yang memang benar banyak orang yang bertariqat

    di serambi mekah telah terbukti dan sangat yata mayoritas orang yang bertariqat dapat lindungan dari kekasihnya. pegang erat amalan kekasihnya pasang kaca mata kuda kuda . kekuatan power islam ada di dalamnya

    kita juga tak bisa menyalahkan orang yang belum bisa menerima tariqat, hanya yang menjalankan bisa merasakan indahnya berhubungan dengan penciptanya
    mari kita selamatkan rohani kita yang selembar ini dengan masuk islam secara kafah amin………..

  • Unik_izur@ymail.com

    Aslmlaikum. . .wr. . .wb, harap dijawab karena salam adalah doa bagi yang menjawabnya. . .skilas info:-C !
    Melihat uraian/penjelasan yang begitu menggugah hati, subhannallh. Saya tidak dapat berkata_kata, dan hanya yang dapat saya sampaikan”TETAP LAKUKAN YANG TERBAIK”. Allahu akbar_Allahu akbar_Allahu akbar. . .

  • Prabu13

    assalamu’alaikum war…wb

    sejarah terulang lagi….memang sejarah seperti itu ……bertulang dan terulang walau masa dan tempatnya berbeda!!!?

    mari kita sejenak tundukkan kepada mohon magfiroh-Nya serambi bertanya kepada diri kita, “siapa mengikuti apa, apa diikuti siapa”

    salam kenal semuanya

  • Prabu13

    assalamu’alaikum war…wb

    sejarah terulang lagi….memang sejarah seperti itu ……berulang dan terulang walau masa dan tempatnya berbeda!!!?

    mari kita sejenak tundukkan kepada mohon magfiroh-Nya serambi bertanya kepada diri kita, “siapa mengikuti apa, apa diikuti siapa”

    salam kenal semuanya

  • SAPINITAM

    abu salman, di/pada April 12, 2010 pada 10:34 pm Dikatakan: r

    Ass. WR. WB.

    Salam kenal buat mas Abu Salman.
    Mas abu salman kalau bisa saya pesan Jagung Goreng, Popcron dan sawi masing masing sekilo dan ditambah Lombok secukupnya ntar kalau bisa segera kirim yah ……
    ntar kalau saya ndak ada dirumah bisa kok dititipkan sama orang rumah. Atas bantuannya terima kasih
    Wasalam.

  • aaboed

    @ abu salman :

    benar, di padang banyak aliran “sesat” yaitu mereka yang pelit dalam berdzikir, pelit dalam bersholawat, dan menentang perayaan maulid Nabi SAW dgn alasan “bid’ah”.

    karena itu, tak heran kurang lebih 1500 masjid “modern” di padang mengalami kerusakan berat dan ada juga yang hancur.

    anehnya, surau2 kuno usia ratusan tahun yg didirikan oleh para ulama “tareqat” tetap tegak berdiri atau hanya mengalami kerusakan kecil belaka.

    saya tinggal di padang kurang lebih 3 tahun (dan mengalami gempa padang yang kemarin), dan amat sedih rasanya melihat orang mengaji di masjid tapi ndak baca sholawat….

    kalau mas abu salman masih ragu tentang kekuatan ulama tareqat, silahkan googling tentang masjid “syeh kuala” di Aceh yang berusia ratusan tahun, terbuat dari kayu, berada di pinggir pantai, namun anehnya tetap utuh dihantam tsunami – sedangkan bukit di belakang surau tersebut hancur terkikis. kisah ini pernah ditayangkan di televisi, bukit yang terpapas pun ditayangkan disana.

    Allohu Alam Bisshowab.

  • Saiyo

    Tidaklah Allah akan menurunkan BALA kecuali RAHMAT.

    Kalau kita mencoba meresapi semua petunjuk-Nya, InsyaAllah Hati kita akan terbuka, bahwa dalam versi Tuhan sebetulnya tidak ada yang disebut azab, bala dll. yang ada hanyalah “Rahmat”. hanya keterbatasan ilmu yg kita miliki yg kemudian mencoba memilah2, ini bala, itu rahmat dll.

    Pengertian BALA, atau TUHAN MARAH itu adalah istilah2 kiasan yg perlu disampaikan kepada umat pada kedudukan tertentu. Tetapi jika kita coba memahami hakekat dari pengertian “Azab”, “Bala” atau “Tuhan marah”
    itu sebetulnya Sangat MERENDAHKAN TUHAN. Pernyataan Tuhan marah seolah2 menegaskan bahwa ada suatu kondisi diluar kendali Tuhan. Auzubillahi min zaliq. (Aku berlindung kpd Allah SWT dari mempersamakan-NYa dgn Makhluk-Nya)…hal itu adalah Mustahil.
    Kesimpulannya : Semua ada dalam kendali Tuhan, Tuhan tidak pernah Marah, karena SANGAT TIDAK ADA YANG SULIT bagi ALLAH.

    (Marilah kita membuka HATI dan PIKIRAN kita untuk menerima Ilmu dari manapun dan dari siapapun, karena apa yg kita miliki belum tentu benar…karena KEBENARAN hanya milik ALLAH SWT)

    Wassalam

  • BABILORENG

    Ass. Wr. WB.

    Nabi Nuh Berputus Asa Dari Kaumnya

    Nabi Nuh berada di tengah-tengah kaumnya selama sembilan ratus lima puluh tahun berdakwah menyampaikan risalah Tuhan, mengajak mereka meninmggalkan penyembahan berhala dan kembali menyembah dan beribadah kepada Allah Yang maha Kuasa memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat dan gelap ke jalan yang benar dan terang, mengajar mereka hukum-hukum syariat dan agama yang diwahyukan oleh Allah kepadanya, mangangkat darjat manusia yang tertindas dan lemah ke tingak yang sesuai dengan fitrah dan qudratnya dan berusaha menghilangkan sifat-sifat sombong dan bongkak yang melekat pd para pembesar kaumnya dan medidik agar mereka berkasih sayang, tolong-menolong diantara sesama manusia. Akan tetapi dalam waktu yang cukup lama itu, Nabi Nuh tidak berhasil menyedarkan an menarik kaumnya untuk mengikuti dan menerima dakwahnya beriman, bertauhid dan beribadat kepada Allah kecuali sekelompok kecil kaumnya yang tidak mencapai seramai seratus orang, walaupun ia telah melakukan tugasnya dengan segala daya-usahanya dan sekuat tenaganya dengan penuh kesabaran dan kesulitan menghadapi penghinaan, ejekan dan cercaan makian kaumnya, karena ia mengharapkan akan dtg masanya di mana kaumnya akan sedar diri dan dtg mengakui kebenarannya dan kebenaran dakwahnya. Harapan Nabi Nuh akan kesedaran kaumnya ternyata makin hari makin berkurangan dan bahawa sinar iman dan takwa tidak akan menebus ke dalam hati mereka yang telah tertutup rapat oleh ajaran dan bisikan Iblis. Hal mana Nabi Nuh berupa berfirman Allah yang bermaksud:

    “Sesungguhnya tidak akan seorang drp kaumnya mengikutimu dan beriman kecuali mereka yang telah mengikutimu dan beriman lebih dahulu, maka jgnlah engkau bersedih hati karena apa yang mereka perbuatkan.”
    Dengan penegasan firman Allah itu, lenyaplah sisa harapan Nabi Nuh dari kaumnya dan habislah kesabarannya. Ia memohon kepada Allah agar menurunkan Azab-Nya di atas kaumnya yang berkepala batu seraya berseru:”Ya Allah! Jgnlah Engkau biarkan seorang pun drp orang-orang kafir itu hidup dan tinggal di atas bumi ini. Mareka akan berusaha menyesatkan hamba-hamba-Mu, jika Engkau biarkan mereka tinggal dan mereka tidak akan melahirkan dan menurunkan selain anak-anak yang berbuat maksiat dan anak-anak yang kafir spt.mereka.”

    Doa Nabi Nuh dikalbulkan oleh Allah dan permohonannya diluluskan dan tidak perlu lagi menghiraukan dan mempersoalkan kaumnya, karena mereka itu akan menerima hukuman Allah dengan mati tenggelam.

    Kisah Nabi Nuh Dalam Al-Quran

    Al-Quran menceritakan kisah Nabi Nuh dalam 43 ayat dari 28 surah di antaranya surah Nuh dari ayat 1 sehinga 28, juga dalam surah “Hud” ayat 27 sehingga 48 yang mengisahkan dialog Nabi Nuh dengan kaumnya dan perintah pembuatan kapal serta keadaan banjir yang menimpa di atas mereka.

    Pengajaran Dari Kisah Nabi Nuh A.S.

    Bahawasanya hubungan antara manusia yang terjalin karena ikatan persamaan kepercayaan atau penamaan aqidah dan pendirian adalah lebih erat dan lebih berkesan drp hubungan yang terjalin karena ikatan darah atau kelahiran. Kan’aan yang walaupun ia adalah anak kandung Nabi Nuh, oleh Allah s.w.t. dikeluarkan dari bilangan keluarga ayahnya karena ia menganut kepercayaan dan agama berlainan dengan apa yang dianut dan didakwahkan oleh ayahnya sendiri, bahkan ia berada di pihak yang memusuhi dan menentangnya.

    Maka dalam pengertian inilah dapat difahami firman Allah dalam Al-Quran yang bermaksud:”Sesungguhnya para mukmin itu adalah bersaudara.” Demikian pula hadis Rasulullah s.a.w.yang bermaksud:”Tidaklah sempurna iman seseorang kecuali jika ia menyintai saudaranya yang beriman sebagaimana ia menyintai dirinya sendiri.”Juga peribahasa yang berbunyi:”Adakalanya engkau memperolehi seorang saudara yang tidak dilahirkan oleh ibumu.”

    Wassalam.
    Balas

  • Adan Iskandar

    Hasbunallahu wani`mal wakil, bukti sejarah telah banyak mengajarkan kita tentang kepintaran kita (keterbatasan akal/kelemahan hawa nafsu) dalam menerjemahkan apa dan siapa Al-Islam ? Sehingga kita melupakan ilmu langsung yang datangnya dari Allah (Laduni), bukan dengan kelemahan hawa nafsu. Sebagai contoh Wali Allah Husein Al-Mansur yang dikenal dengan Al-Halaj, Wali Allah Hamzah Al-Fansuri adalah bukti fenomena tersebut, mereka tertindas oleh keterbatasan ilmu zhahiriah. Mengutip catatan Prof. A. Hasymi dalam buku Hamzah Al_Fansuri Penyair Sufi Aceh : “Ternyata karya-karya Hamzam Al-Fansuri menjadi Hakim bahwa Hamzah Al-Fansuri adalah seorang Wali Allah” kalau boleh saya menambahkan, zaman dewasa ini tahukah kita atau kepada siapakah lagi kita bertanya tentang pangkat dan gelar-gelar lainnya yang dimiliki oleh kedua `Ulama yang benar-benar mewarisi pusaka dari Rasulullah Nabi Muhammad SAW tersebut ? Mudah2an Allah memberikan ketajaman mata hati kepada kita untuk mengenali `Ulama bertaraf Wali Allah tentang apa Keutamaannya dan bagaimana rahasia ibadatnya kepada Allah.

  • Selamat Riadi

    Hidup di Bumi sama hal seperti Pepatah Leluhur Negeri ini menyampaikan Bagaikan Telur Di Ujung Tanduk, Atau Pandai pandailah meniti buaih agar selamat sampai tujuan, Bumi ini hanya halusinasi yang disampaikan melalui secerca cahaya yang disambungkan lewat mata dan terproses oleh fungsi syaraf yang beroperasi secara hidup disalurkan/ditransfer kepada seluruh anggota tubuh agar mampu bertahan melaksana ibadah yg telah menjadi tujuan perjanjian mula adam dan hawa kepada Allah Sang Tuhan Pencipta seluruh semesta alam, sebagai tempat persinggahan semata untuk taat dan tunduk pada prrintah Nya dan menjauhi segala yang dilarang Nya, tempat mengumpulkan bekal menuju Akhirat yang telah berulang-ulang dituliskan didalam kalimah Allah Al-Qur’an. Jadi jangan akal akalan atau berbasa basi bicara sebab bibir manis hati juga bisa berduri. Yang pasti Ahlill Sunnah Waljama’aah ikuti Sunnah Rosullah bersama Haluan sebagai panduannya Al-Qur’an dan Hadist Syaheh yang telah disampaikan Baginda Rosulullah SAW.

Tinggalkan Balasan ke PipopBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca