Kisah Hikmah

Kisah Nenek Pemungut Daun

Kisah ini di kirim oleh Syrief Nur <syariefkuin@yahoo.co.id> ke milli : muhibbun_naqsybandi@yahoogroups.com, dia membacanya dari sebuah buku dan tidak dicantumkan nama bukunya. Saya tampilkan disini semoga bisa diambil hikmahnya:

Dahulu di sebuah kota di Madura, ada seorang nenek tua penjual bunga cempaka. Ia menjual bunganya di pasar, setelah berjalan kaki cukup jauh. Usai jualan, ia pergi ke masjid Agung di kota itu. Ia berwudhu, masuk masjid, dan melakukan salat Zhuhur. Setelah membaca wirid sekedarnya, ia keluar masjid dan membungkuk-bungkuk di halaman masjid. Ia mengumpulkan dedaunan yang berceceran di halaman masjid. Selembar demi selembar dikaisnya. Tidak satu lembar pun ia lewatkan. Tentu saja agak lama ia membersihkan halaman masjid dengan cara itu. Padahal matahari Madura di siang hari sungguh menyengat. Keringatnya membasahi seluruh tubuhnya.

Banyak pengunjung masjid jatuh iba kepadanya. Pada suatu hari Takmir masjid memutuskan untuk membersihkan dedaunan itu sebelum perempuan tua itu datang.

Pada hari itu, ia datang dan langsung masuk masjid. Usai salat, ketika ia ingin melakukan pekerjaan rutinnya, ia terkejut. Tidak ada satu pun daun terserak di situ. Ia kembali lagi ke masjid dan menangis dengan keras. Ia mempertanyakan mengapa daun-daun itu sudah disapu sebelum kedatangannya. Orang-orang menjelaskan bahwa mereka kasihan kepadanya. “Jika kalian kasihan kepadaku,” kata nenek itu, “Berikan kesempatan kepadaku untuk membersihkannya.” Singkat cerita, nenek itu dibiarkan mengumpulkan dedaunan itu seperti biasa. Seorang kiai terhormat diminta untuk menanyakan kepada perempuan itu mengapa ia begitu bersemangat membersihkan dedaunan itu. Perempuan tua itu mau menjelaskan sebabnya dengan dua syarat: pertama, hanya Kiai yang mendengarkan rahasianya; kedua, rahasia itu tidak boleh disebarkan ketika ia masih hidup. Sekarang ia sudah meniggal dunia, dan Anda dapat mendengarkan rahasia itu.

Saya ini perempuan bodoh, pak Kiai,” tuturnya. “Saya tahu amal-amal saya yang kecil itu mungkin juga tidak benar saya jalankan. Saya tidak mungkin selamat pada hari akhirat tanpa syafaat Kanjeng Nabi Muhammad. Setiap kali saya mengambil selembar daun, saya ucapkan satu salawat kepada Rasulullah. Kelak jika saya mati, saya ingin Kanjeng Nabi menjemput saya. Biarlah semua daun itu bersaksi bahwa saya membacakan salawat kepadanya.

Kisah ini saya dengar dari Kiai Madura yang bernama Zawawi Imran, membuat bulu kuduk saya merinding. Perempuan tua dari kampung itu bukan saja mengungkapkan cinta Rasul dalam bentuknya yang tulus. Ia juga menunjukkan kerendahan hati, kehinaan diri, dan keterbatasan amal dihadapan Allah swt. Lebih dari itu, ia juga memiliki kesadaran spiritual yang luhur: Ia tidak dapat mengandalkan amalnya. Ia sangat bergantung pada rahmat Allah. Dan siapa lagi yang menjadi rahmat semua alam selain Rasulullah SAW?

Waminallah taufik wal hidayyah

84 Comments

  • Ahlussunnah Wal Jamaah

    Ilmu Nur hanya diberikan Allah kepada hamba-hamba- Nya terkasih………
    Sedangkan Ilmu Kalam diberikan kepada semua hamba-Nya tanpa pilih kasih……..
    Sholawat adalah Limpahan Rohmat Allah bagi semua yang benar-benar mendambakan Syafaat Kangjeng Rosul……..

    • SAPIHITAM

      Kelak Malaikat tak pernah menanyakan siapa yang berbuat atao beramal tapi akan hanya ditanyakan apa yang kau perbuat hai fulan.
      walaupun hanya sebijih zarahpun akan dibalas perbuatan itu. sholawat kepada para Kekasih Allah jelas penting. Beribadah tanpa bersholawat ibarat naik kendaraan tanpa Pengemudi.
      jangankan sampai tempat tujuan masuk jurang itu sudah biasa.
      Ntar masuk jurang dikira masuk surga hahaha……
      karena merasa banyak dan besar ibadahnya. Mari kita sama-sama koreksi apakah ibadah kita senantiasa bersholawat kepada kekasih Allah??. Sebesar apapun ibadah kita tanpa bersholawat akan kekasih Allah ibdah itu akan sia-sia. lantas untuk apa kita beribadah walaupun banyak tapi tak sampai yang kita maksud.
      Jangan sampai kelak dilempar oleh sholat kita sendiri. Sudah sholat masih salah lagi. Jangan hanya simpati saja. Okei…….

    • Cecep Supandi

      waduh…bisa repot dong. mereka niscaya pada berebut daun-daun yg jatuh berguguran dr dahannya, kyknya ga etis klo mrk mati berebut dedaunan, klo berebut sembako mati, mgkn msh ada yg memakluminya 🙂

  • faiza napas faiza

    seandainya rakyat indonesia seperti nenek tua itu…
    insyaalah indonesia ini akan makmur selamanya,,,
    kita doakan ya,,,
    amin,,

    • halim firdaus

      Alhamdulillah peristiwa itu,telah allah perkenankan terjadi gar menjadi ib’rah dan ghirah untuk para mutthaqin agar lebih bisa menyikapi perintah allah SWT dengan penuh kesadaran ruhiyah yang tinggi.beribadah bukan berarti menyombongkan diri dan takabur terhadap yang lain melainkan agar lebih bisa mentawaddukan diri di hadapan Allah
      dan segala peristiwa yang ada di dunia maupun di indonesia,itu semua sudah menjadi fitrah dan kehendak’NYA semua pasti mengandung hikmah bagi orang-orang yang dekat kepada allah.INNALLAHA YA’LAMU MALA TA’LAMUN.kita doa’kan saja gar kita para sahabat di seluruh dunia ini senantiasa mendapat hidayah dan magfirah dadi ALLAH SWT serta di beri safaat oleh rasullullah SAW………………………..AMien

  • SABDå

    Mas Sufi Muda Yth,
    Mohon ijin share comment disini, sebelumnya saya ucapkan beribu terimakasih.

    SELAMATKAN GENERASI BANGSA

    Salam karaharjan, salam tresno asih, teruntuk para pembaca, diskuser, para sanak kadhang ingkang dahat kinurmatan dan semua yang mampir di pondok ini.
    Dua hari ini saya benar2 berkabung dan sedih melihat nasib bangsa ini yg kian terpuruk oleh ulah sebagian orang berduit, aktor politik yg gelap nuraninya.
    Celakanya, org-org yg banyak belajar agama secara TEKSBOOK, ekonomi yang sangat menghimpit, namun kurang berbekal ilmu pengetahuan, SEHINGGA terlalu mudah dijebak oleh situasi yang menjebak diri, dan MUDAH dimanfaatkan oleh siapapun SI RAJA TEGA, atau aktor politik yang oportunis dan egois.

    Agama tanpa ilmu pengetahuan yg luas, akan mudah diombang-ambing, lalu terpuruk dan mudah dipermainkan oleh situasi politik kacau. Sebaliknya ilmu pengetahuan tanpa agama akan menjadi mesin penghancur peradaban dan alam semesta. Ilmu dan agama idealnya bersanding saling melengkapi dan mendukung. Dan selalu mencari sisi positifnya hubungan keduanya. Agama harus lebih terbuka, karena norma agama mengatur tata moral dalam diri (inner world) untuk masing2 individu, alias pengendalian dari dalam diri. Karena agama sebagai WADAH NORMA (norma agama) agar tidak kacau (A=tidak, Gama=kacau) dalam kehidupan dunia yg serba DINAMIS.
    Agama ada untuk menata moral dan batin (dalam jagad kecil) agar selaras dengan hukum alam semesta. Serta TIDAK untuk menyerang dan mencelakai orang lain. Sanksi norma agama berupa “dosa/neraka”. Berbeda dengan NORMA SOSIAL dan HUKUM. Walau norma sosial dan hukum banyak mendapat inspirasi dari norma religi, namun kedua norma tsb orientasinya diterapkan utk implementasi ke lingkup tata moral masyarakat dengan konsekuensi sanksi sosial dan sanksi hukum.

    MAKA DARI ITU SAYA PRIBADI MENGAJAK PARA PEMBACA YG BUDIMAN, PARA SANAK KADHANG, PARA RAWUH DAHAT KINURMATAN di pondok ini UNTUK TIDAK TERPANCING DAN TERPENGARUH OLEH TRAGEDI MARIOT II & RITZ. Biarlah di tingkat elit berkecamuk dan terjadi perpecahan, namun jangan sampai terjadi FRAGMENTASI di tingkat ARUS BAWAH.
    Kita semua harus tetap harus SOLID menjalin kerukunan, ketentraman, dan kedamaian GENERASI bangsa. Semua itu tergantung pada diri kita masing-masing. Kita pertahankan tradisi BERSAMA dalam PERBEDAAN.

    Oleh sebab itu perlu dan sangat perlu kita semua meningkatkan kesadaran setinggi-tingginya, agar supaya KESADARAN KITA LEBIH TINGGI dari segala macam SITUASI BURUK yang barusaja melanda negeri. Sehingga kita tidak mudah terpancing emosi. Sebaliknya MENJADI MUDAH menganalisa dan MEMAHAMI apa SESUNGGUHNYA yg terjadi. Kita tidak meraba-raba lagi, kita tidak berspekulasi, dan kita tidak berprasangka buruk yg salah kaprah. Jika kita SALAH BERSIKAP, hanya akan menambah keadaan semakin runyam.

    PALING UTAMA adalah, kita tingkatkan sikap eling dan waspadha, memasuki bulan AGUSTUS dan SEPTEMBER ’09. Bila alam pun akhirnya menjadi murka lagi, semoga kita semua, bangsa ini, selalu diberikan keselamatan jiwa raga, dan mampu melewati masa-masa sulit saat ini dan di saat yang akan datang. Semoga kesadaran kita semakin tinggi, seiring waktu berjalan detik demi detik.

    salam hormat,
    salam karaharjan,
    salam asah asih asuh,
    salam sih katresnan
    selamatkan generasi bangsa
    Jayalah NKRI

  • tigaw

    luar biasa mas kisahnya…. bener mas mencintai ALLAH harus tulus dan ihklas dan semata2 emang kita makluk yang lemah..Subhanallah suatu kisah yang bener2 membuat saya merinding malem ini.
    sekali lagi maksih mas dan salam kenal selalau

  • mimpi sufi

    Ada contoh yg kecil begini tapi besar manafaatnya .Saperti aku jumpa seorang anak muda yg kerja nya suka menyuci tandas dan tempat ambil wuduk dimasjid .lama lama ia jadi tauladan buat kau …cuba datangi masjid waktu orang tak ada lalau kerjakan bersihkan tandas dan tempat wuduk …

  • jalatang

    waduh,,dah lama gak mampir..langsung dapet pelajaran berharga dari nenek tua,,
    maju terus buat abang SUFI Muda,,

  • Tandipayuk

    Ass. Wr. Wb.

    Wahai saudara saudara kaum muslimin dan muslimat seandainya bangsa ini semua bersholawat dan berdzikir pasti negeri ini Aman,Damai,tentram, sejahtera, adil dan makmur. Coba kita koreksi diri kita masing2 apakah kita sudah berdzikir dan bersholawat???? Hanya pribadi kita sendiri yang tahu. Sungguh menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi kita sekarang ini apa yang telah di contohkan oleh Si Nenek di atas sholawat yang paling kecil yang sebagian orang memandang remeh seperti tukang sapu dijalan. Seandainya sholawat bisa kita tingkatkan seperti menjaga diri dari perbuatan kurang baik yaitu sifat Sirik, Iri dengki, Sombong, Angkuh, pemarah, Riak, Kikir, merasa paling pintar, tidak menghargai pendapat orang lain dll. dan sebaliknya kita bersholawat dalam mengamalkan sifat2 Sabar, Ikhlas, Istiqomah, kasih sayang kepada anak Yatim dan fakir miskin, gotong royong,saling menghargai, saling hormat menghormati, dll. Ini semua telah di contohkan di jaman Rasulllah dan para sahabat Rasul. dan di jaman Rasulullah dan sahabat tercapai kejayaan Islam karena masyarakat dan pemimpinnya sholawatnya benar. Tapi kalau jaman kita sekarang ini sholawat kita hanya di bibir,. Kalau mau negeri ini Maju Rakyatnya sejahtera, adil dan makmur, maka bersholawatlah kepada Baginda Rasulullah SAW. Yakni bersholawat yang hakiki. Apa itu sholawat hakiki???. Sholawat hakiki Akhlag Rausulullah. Bangsa manapun di dunia ini jika mengamalkan akhlad Rasulullah pasti akan jaya sentosa. Jangan yang kita pamerkan haya atributnya seperti : bersorban, berjenggot dll. sebagainya yang tidak terlalu bermampaat. Tolong kita renungkan masing-masing .

    Wassalam

  • kangtris

    kisah yang menyadarkan kepada kita…bahwa kita bukanlah apa2…pengetahuan kita, harta kita…kedudukan kita…. tiba2 terasa tidak berarti, ketika dihadapkan kepada ketawaduan seorang nenek ini…

    mohon ijin.. saya sharing di blog saya.

    salam kenal.

  • nea budiarti

    subhanallah.. mas sufi muda kisah nya menyentuh sekali..
    ini menjadi bahan renungan untuk saya..
    agar bisa lebih baik lg dlm beribadah kpd allah swt dan rasulullah saw.. izin kopas ya buat posting di blog saya..
    jazakillah…

  • Zahara AyU

    Pernah gak sih kita berandai andai untuk menjadi TKW?

    Kita yang biasanya hidup enak dan mempunyai pekerjaan yang mapan, prestige dan salary yang lumayan, membuat manuver extreme dengan menjadi salah satu bagian dari para penyumbang devisa terbesar untuk negara ini. Menjadi PEMBANTU RUMAH TANGGA… Walaupun itu di LN tetapi tetap saja label pembantu kita sandang..

    TApi….kalau kita berani mengambil langkah tersebut, bukankah itu sama saja dengan menurunkan ego diri? Meminimalisir rasa sombong?

    Can we?

  • Zahara AyU for http://teruterubozu-298.blog.friendster.com

    Pernah gak sih kita berandai andai untuk menjadi TKW?

    Kita yang biasanya hidup enak dan mempunyai pekerjaan yang mapan, prestige dan salary yang lumayan, membuat manuver extreme dengan menjadi salah satu bagian dari para penyumbang devisa terbesar untuk negara ini. Menjadi PEMBANTU RUMAH TANGGA… Walaupun itu di LN tetapi tetap saja label pembantu kita sandang..

    TApi….kalau kita berani mengambil langkah tersebut, bukankah itu sama saja dengan menurunkan ego diri? Meminimalisir rasa sombong?

    Can we?

  • dudung

    Masya Allah! Subhanallah!
    Ya Robbi hamba mohon karunia ketulusan seperti nenek penjual daun.
    Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada Nenek dan yang menyebarkan kisah ini, Amin.

  • ayubway

    Insya Allah semua akan ada hikmah dan faedahnya..semua yang di lakukan manusia ialah tentang terjadinya di bangsa ini..adalah balas dendam..yang jelas itu semua adalah masalah politik yang tidak waras….

  • Ini Nurul

    Assalamualakum wr wb.
    Maafkan bila saya terharu.. dan bersyukur bisa membaca artikel ini.
    Semoga Allah Swt mengabulkan keinginan nenek pengumpul daun serta melimpahkan rahmat kepadanya, yang menulis ceritanya dan yang menyebarkan cerita ini. amin

  • riza as

    Assalamualaikum…

    Sejak Nabi Adam agama adalah Islam yang artinya berserah diri kepada Sang pemilik segalanya.

    Apa bedanya kita dengan umat beragama yang lain apabila kita tidak bersyalawat ??

    Mengagungkan Rasullah dan berharap memperoleh Syafaat dengan Ijin Allah SWT . Bahkan Allah sendiri BerSyalawat kepada Rasullah. Apakah kita merasa lebih baik daripada Allah.. ? mengaku Islam tapi tidak cinta kepada Rasullah … ?

    Jika ini ada yang mengatakan bld’ah, bagaimana dengan manusia2 yang syiar dengan cara modern dan tidak mengendarai unta atau berjalan kaki ….?

    Bersyalawatlah agar kita menerima Syafaat Baginda Rasullah .

    Amin Ya Robballamin…

  • Amir

    Salam kenal dan hormat mas sufimuda,
    Bolehkah artikel nya saya simpan di blog saya ?sekedar untuk berbagi dengan yang lain, insyaallah bermanfaat.

    wassalam
    amir

  • Badrowi

    Alhamdulillah peristiwa itu,telah allah perkenankan terjadi gar menjadi ib’rah dan ghirah untuk para mutthaqin agar lebih bisa menyikapi perintah allah SWT dengan penuh kesadaran ruhiyah yang tinggi.beribadah bukan berarti menyombongkan diri dan takabur terhadap yang lain melainkan agar lebih bisa mentawaddukan diri di hadapan Allah
    dan segala peristiwa yang ada di dunia maupun di indonesia,itu semua sudah menjadi fitrah dan kehendak’NYA semua pasti mengandung hikmah bagi orang-orang yang dekat kepada allah.INNALLAHA YA’LAMU MALA TA’LAMUN.kita doa’kan saja agar kita dan para sahabat di seluruh dunia ini senantiasa mendapat hidayah dan magfirah dadi ALLAH SWT serta di beri safaat oleh rasullullah SAW………………………..AMien

  • karman

    Assalamualaikum…..
    Salam hormat u/ Mas Sufi Muda

    Sekecil apapun amal yg kita kerjakan asal dilakukan dg. istiqomah dan iklas tentu Allah akan meridoi.

  • iwan Ronnie

    Allah menciptakan alam semesta, buat umat dan hanya rossulullah (Muhammad SAW ) yg mencintai umat hinnga akhit hayat,…. coba kita sholawat dan cinta kepadanya sebagai perwujudan…..
    Amin….. ya… robbal alamin…..

Tinggalkan Balasan ke pendosaBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca