Info/Berita

Menag: Indonesia Krisis Ulama, Banyak Terjun ke Dunia Politik

JAKARTA – Ini menjadi peringatan bagi umat Islam di Indonesia. Sebab, saat ini umat muslim di negeri ini sedang mengalami krisis ulama. Peringatan itu disampaikan langsung oleh Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni kemarin (5/4).

Dia menegaskan, masa depan perkembangan agama Islam di negeri ini terancam menurun. ”Ulama-ulama kita semakin habis. Padahal, ulama-ulama inilah penerus nabi. Kita harus bergerak cepat,” tandas Menag dalam sambutannya pada Haul Al Marhumin, Sesepuh dan Warga Pondok Pesantren Buntet, Cirebon.

Krisis ulama itu sangat ironi dengan kondisi negeri ini sekarang. Sebab, banyak persoalan keumatan yang sedang dihadapi bangsa ini. Di antaranya, peredaran narkoba, maraknya perselingkuhan, dan kasus korupsi. ”Sekarang semua itu sepertinya menjadi hal yang biasa sehingga harus dijawab dengan pendidikan oleh ulama,” tambah Menag.

Krisis ulama itu terjadi menyusul banyaknya ulama yang berpindah profesi. Ada kecenderungan para ulama terjun ke dunia politik, termasuk bergabung menjadi anggota DPR, DPD, dan politikus. Solusinya? Maftuh berharap, fungsi pondok pesantren dikembalikan seperti pada masa lampau. Para pesantren diproyeksikan untuk bisa memproduksi ulama-ulama baru yang berkualitas.

”Saya mohon dengan sangat, saya tahu persis bahwa di sejumlah pondok masih banyak kiai yang potensial. Saya melihat ada potensi yang luar biasa,” jelasnya. Menag menggambarkan bahwa pada masa lampau, santri dan kiai memiliki peran yang cukup luar biasa. Sayang, setelah itu peran mereka mulai dinafikan.

Pemberontakan 1948 oleh PKI juga menelan korban terbanyak dari kalangan santri. ”Pada 1965 kita juga demikian, 1966 juga demikian, kita mempunyai peran yang sangat besar. Namun setelah selesai, kita kembali menjadi penonton yang baik,” tegasnya.

Secara terpisah, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma’ruf Amin mengatakan bahwa kecenderungan ulama untuk berpolitik adalah baik. Dia lantas mencontohkan bahwa pada dasarnya generasi ulama pendahulu seperti KH Hasyim Asyari adalah seorang negarawan dan politisi yang hebat. ”Tapi tentunya ketika berpolitik, maka para ulama harus tetap membawa nama baik Islam dan tentunya berpolitik santun,” terang dia.

MUI selama ini telah memiliki program untuk mendorong regenerasi lahirnya ulama-ulama di Tanah Air. Bahkan, program itu telah dijalankan dengan berkoordinasi dengan para ulama di daerah dan pondok pesantren.

Namun, dia mengakui produk ulama masa depan yang menonjol dan memiliki bidang keahlian tertentu di negeri ini memang masih belum tampak. ”Tapi kami optimis bahwa generasi ulama masa depan pasti akan lahir karena bagaimanapun sebagai negara dengan penduduk Islam terbesar di dunia tentu itu adalah sebuah keniscayaan,” pungkasnya.(zul/iro)

Sumber : Jawa Pos, Quantum Ilahi

13 Comments

  • kopral cepot

    klo musim kampanye lain lagiiii… semua capres/cawapres pade minta restu ulama … nah kalo ulama semakin habis entar para elit politik bakal berebut ulama …
    mungkin ade pula “ulama gadungan” … patut diduga 🙂

    Salam

  • reallylife

    dan kalo bisa para ulama juga dibekali dengan kemampuan di bidang teknologi, sehingga akhirat dan dunia bisa dijelaskan dan diraih dengan seimbang

  • Gita Kamila

    Oe lama pewaris nabi, ya?

    Dari jaman sekolah dulu sampai nganggur sekarang uda denger tuh…….. masak seeh pewaris nabi masih tergadai dunia??

    Salah kali tuh , Pak. Barangkali yang Bapak Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni maksudkan adalah ulama yang bukan pewaris nabi. Kalo yang ini seeh sangat banyak jumlahnya n sangat boleh jadi masih tergoda boewat gadaikan dirinya toek dunia………..

    barangkali…….. aja……..

  • Purwahedi

    Kalau Ulama tahu politik-ekonomi-teknologi-dan masalah sosial lainnya itu sangat baik, karena masalah “politik” dan yang lain itu masalah umat juga. Tetapi kalau Ulama berpolitik praktis apalagi sebagai team sukses capres tertentu, itu yang kebablasan.

  • KangBoed

    ketika yang mengurus RASA berpindah jurusan mengurus akal pikiran.. maka gerbong RASA sepertinya berkurang yang mengurus.. sehingga celakalah yang terjadi seperti sekarang ini..
    Salam Sayang

  • celetukansegar

    Inilah yang menjadi kerepotan (kerugian) bagi umat Islam Indonesia. Banyak ulama’ yang terjun ke dunia politik, sehingga keadaan umat menjadi “terbengkalai”. Selain itu proses regenerasi berjalan lamban, dikarenakan salah satunya keengganan untuk melanjutkan estafet keulama’an, bukan karena alasan materi, namun sebagian alumni ponpes atau yang pernah mengenyam pendidikan keagamaan, merasakan kekhawatiran tingkah laku mereka tidak mencerminkan sikap seorang ulama’. Sehingga menjadi ulama’ adalah obsesi yang terlalu jauh untuk dikejar.

  • gusrif

    ulama itu ada 2, ulama akhirat dan ulama dunia. kalo ulama akhirat itu pewaris nabi sdgkan ulama dunia itu kesenangannya hanya duit, jabatan dll.

Tinggalkan Balasan ke gusrifBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca