Nasehat

Surat Imam Al-Ghazali Kepada Muridnya

Anakku…

Rasulullah SAW menasehatkan pada ummatnya:

Tanda kemurkaan Allah terhadap hamba-Nya adalah, bila ia tidak mendapat faedah dari hidupnya. Manusia yang umurnya dihabiskan dengan perbuatan-perbuatan yang tidak pantas, tentu akan menyesali perbuatannya. Siapa umurnya yang melebihi 40 tahun, sedang kebaikannya tidak mengungguli keburukannya, maka bersiaplah untuk pergi ke neraka”.

Nasehat ini sudah cukup bagi orang yang berilmu.

Anakku…

Nasehat itu adalah mudah, yang sulit adalah mengamalkannya. Sebab, ia akan terasa pahit bagi mereka yang mengikuti hawa nafsunya. Hal-hal yang terlarang itu disukai oleh manusia, khususnya bagi siapa yang menuntut ilmu dan menyibukkan diri untuk memiliki keutamaan budi dan kebaikan-kebaikan di dunia. Ia menduga, bahwa ilmu Mujarrod (Ilmu yang dipelajari agar disebut alim semata, tapi tidak mengamalkan isinya) akan dapat menyelamatkannya tanpa perlu beramal.

Rasulullah SAW bersabda :

Manusia yang paling keras siksanya di hari kiamat nanti adalah mereka yang berilmu, tapi Allah tidak memberinya manfaat dari ilmunya itu

Ada sastrawan Persia berujar :

Seandainya kau timbang khamer 2000 kati niscaya engkau takkan mabuk bila tidak meminumnya.

Seandainya engkau menimba ilmu selama seratus tahun dan menghimpun seribu kitab, tanpa amal, engkau takkan mendapatkan rahmat Allah.

Telah Berfirman Allah :

Dan seorang manusia tidaklah memperoleh selain apa yang telah diusahakannya” (Q.S. 53:39).

Barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaknya mengerjakan amal shaleh”. (Q.S. 18:112).

Sebagai balasan atas apa yang selalu mereka kerjakan” (Q.S. 9:82)

Anakku…

Malam-malam telah engkau lalui dengan belajar dan membaca buku-buku. Engkau tidak tidur selama itu. Saya tidak tahu, apa tujuanmu. Jika tujuanmu hanya untuk kesenangan duniawi, maka celakalah kau. Jika tujuanmu untuk menghidupkan syariat Nabi SAW, mendidik akhlak dan mematahkan nafsu yang condong kepada kejahatan, maka sungguh bahagialah kau. Benar kata seorang sastrawan:

Berpayah-payah tanpa mengharap ridho-Mu adalah sia-sia

Tangis yang bukan karena Engkau adalah bathil.

Anakku…

Engkau memang perlu menuntut ilmu. Lalu, bagaimana caranya agar orang bisa menempuh jalan kebenaran? Ketahuilah, bahwa untuk menempuh jalan kebenaran itu memang patut memiliki seorang Guru. Guru inilah yang membimbing dan mendidik untuk mendapatkan akhlak baik. Peran guru tidak ubahnya bagai petani, yang mencabuti duri dan tanaman asing dari sela-sela tanaman. Tentu, agar mendapatkan hasil yang optimal. Para Guru berkewajiban mendidik dan membimbing ke jalan Allah. Allah mengirim seorang Rasul, fungsinya adalah untuk membimbing ke jalan-Nya. Dan ketika Rasulullah telah berpulang, ia pun meninggalkan khulafa’ yang menggantikannya.

Adapun persyaratan seorang Guru, ia hendaknya alim. Tetapi, tidak setiap alim pantas menjadi seorang Khalifah Rasul. Inilah tanda-tanda orang alim itu.

Ia adalah orang yang berpaling dari cinta duniawi dan cinta kedudukan; ia telah mengikuti seseorang yang bijaksana, dan keteladanannya berurutan hingga dengan Rasulullah SAW. Ia pandai melatih nafsunya dengan sedikit makan, bicara, dan tidur. Ia banyak Shalat, shadaqoh, dan puasa. Perilakunyapun baik. Ia sabar, shalat, syukur, tawakal, yakin, qana’ah, tenang jiwanya, rasa malu, kesetiaan, kewibaan, ketentraman, tidak terburu-buru dan sebagainya. Memang orang seperti itu sulit di dapat. Tapi bila kita menemukannya, maka, wajiblah kita menghormatinya, lahir dan batin.

Menghormati lahir adalah dengan cara tidak membatahnya, meski ia tahu akan kesalahannya. Jangan menggelar sajadah di depan guru, kecuali untuk shalat.

Janganlah memperbanyak shalat sunnah di depan guru. Dan kerjakan sesuai dengan apa yang diperintahkan Guru untuk beramal. Tentu, sesuai dengan kemampuan yang ada.

Adapun penghormatan batin itu adalah tidak mengingkari segala yang didengarnya, baik ucapan maupun perbuatan, agar tidak bersifat munafiq. Jika tidak mampu, ia meninggalkan gurunya, hingga batinnya sesuai dengan lahirnya.

Hindarilah bergaul dengan teman yang buruk perilakunya. Ketahuilah, bahwa tasawuf itu mempunyai dua sifat, yakni istiqomah dan bersifat tenang terhadap manusia. Maka, siapa yang bersikap istiqomah dan berbaik budi terhadap orang-orang dan memperlakukan mereka dengan bijaksana, maka ia seorang sufi.

Istiqomah adalah usaha untuk menyelamatkankan diri. Budipekerti yang baik terhadap manusia adalah, tidak memaksa orang lain mengikuti pendapatmu, tapi usahakan mengikutinya selama tidak menyalahi syara’

Adapun ubudiah (penghambaan diri) itu ada tiga macam. Pertama, memelihara perintah syara’; Kedua, ridho dengan qadha’, taqdir, dan ketentuan Allah; dan ketiga, meninggaklan keridhoan dirimu untuk mencari keridhaan Allah.

Tentang Tawakal, ialah menguatkan keyakinan terhadap janji Allah. Yakni, keyakinan bahwa apa yang ditakdirkan bagimu akan sampai secara pasti. Apapun yang tidak ditulis tidak akan sampai kepadamu, meskipun semua orang membantumu.

 

Sumber : AYYUHAL WALDUL MUHIB Karya Imam Al-Ghazali.

 

29 Comments

  • curious

    kenapa ya dilarang menggelar sajadah didepan guru?
    kenapajuga dilarang memperbanyak sholat sunat di depan guru?

    any answer?

    • danang

      Maksudnya agar kita selalu mendengarkan dan selalu memperhatikan apa yang sedang di ajarkan oleh guru kita. Menggelar sajadah atau sholat sunat di depan guru, artinya jangan congkak atau sok lebih pintar dari guru, barangkali seperti itu…

  • curious

    Kalau sholat sudah bisa khusyuk, mau di depan siapapun gak akan riya kan?

    bukankah dinyatakan:
    Guru inilah yang membimbing dan mendidik untuk mendapatkan akhlak baik. Peran guru tidak ubahnya bagai petani, yang mencabuti duri dan tanaman asing dari sela-sela tanaman. Tentu, agar mendapatkan hasil yang optimal. Para Guru berkewajiban mendidik dan membimbing ke jalan Allah.
    ——————-

    Kalau begitu Guru akan mengetahui riya tidaknya kita saat sholat dan memberitahu kita bagaimana kekhusukan kita saat sholat. Bukankah begitu? Seperti latihan beladiri, berlatih di depan suhu akan lebih bagus, sebab suhu akan membimbing dan mengarahkan kita agar setiap gerakan dan pengaturan nafas kita sempurna.

    Bagaimana?

  • ikhwan

    Nasehat Hujatul Islam ini..
    Begitu singkat..
    Begitu indah…
    Begitu dalam..
    Sedalam ilmunya…

    Berharap Alloh SWT mentaqdirkan kepada kita semuanya..
    Dapat mengamalkan isi nasihat ini..
    Amiiin..

  • Ibnu Turob.

    hehehe… jawaban anak gaul memang bener2 Gaul abizzz….

    mas curious….
    menurut saya pertanyaan anda cuma sepenggal…
    disana dikatakan : jangan menggelar sajadah didepan guru KECUALI untuk sholat, jadi kita boleh saja meggelar sajadah didepan guru jika untuk keperluan sholat….
    kalau kita menggelar sajadah bukan untuk sholat trus buat apa dong..?? ga ada gunanya kan?
    itu artinya kita dilarang melakukan hal2 yang tidak ada gunanya dan tidak bermanfa’at, okee……
    lalu…. kenapajuga dilarang memperbanyak sholat sunat di depan guru?
    karena sholat sunnat itu bagaikan sebuah “vitamin”.
    sedangkan Guru kita adalah “dokter”
    dan kita sendiri adalah “pasien”
    pasien yang sedang sakit tidak akan bisa sembuh dengan hanya memperbanyak vitamin tanpa mengkonsumsi obat.
    jadi… seorang pasien harus mengikuti apa kata dokter, karena dokter itu lebih tau apa yang harus di konsumsi pasiennya, baik itu obatnya, vitaminnya, maupun dosisnya…
    semoga jawaban saya benar dan membuat mas curious puassss…
    hehehe…

    • Tsubomoto

      Brian Tracy has been a MASSIVE influence on my life in terms of aopprach to personal goal setting. He is one of the most respected gurus in the personal development industry and I remember when I first came across his teachings, I could NOT stay away from YouTube watching his stuff. Seriously cool guy who will get you results!!

  • curious

    yang paling masuk akal sepertinya dari jawabannya anak gaul.

    Kalau menggelar sajadah di depan guru, guru sholatnya gimana dong? hahaha… oke ibnu torub, ana fahim maksud ente.

    Untuk jawaban sholat sunat, kok saya masih belum sreg ya. Adakah maksud-maksud lain dengan pesan Al-Ghozali tsb?

  • Ibnu Turob.

    @curious.
    aku salut dengan anda yang tidak gampang merasa puas….
    oke curious, utk jawaban sholat sunnat kurang sregnya dimana? apa yang membuat anda tidak sreg? tolong beri alasan, siapa tau nanti aku bisa bikin anda jadi sreg.
    adapun maksud2 lain dari pesan Al-Ghozali adalah……
    hehe…. sory yo kang, aku sendiri blm pernah ketemu dengan Sang Imam, jadi ya.. aku blm sempat nanya apa maksud lain dari pesan tersebut, nanti deh kalau aku sdh bisa ketemu dengan beliau, aku tanyakan apa maksudnya, hehe…..

  • curious

    Ibnu Turob,
    Ma’af kalau merepotkan. Saya pun salut dengan sikap anda yang melayani.
    Maksud saya, bukankah sholat sunnah itu bisa dikatakan juga sebagai penyempurna sholat 5 waktu kita. Atau bisa juga dikatakan sebagai latihan agar kita lama2 bisa sholat dengan khusyuk (sepertti latihan beladiri yang saya ceritakan sebelumnya loh). Dan dengan bimbingan Guru, bukankah semakin banyak sholat sunat semakin banyak pula cacat2 sholat yang bisa ditemukan guru pada sholat kita untuk kemudian disempurnakannya?

  • Ibnu Turob.

    @curious,
    oke, saya setuju dengan pendapat anda tentang sholat sunnat.
    tapi mungkin maksudnya bukan itu, karena disana juga dikatakan “Dan kerjakan sesuai dengan apa yang diperintahkan Guru untuk beramal” itu artinya bukan hanya memperbanyak sholat sunnat saja yang dilarang, bisa juga memperbanyak ibadah2 sunnat lainya yang tidak diperintahkan oleh sang Guru,
    dan tidak menutup kemungkinan suwatu sa’at sang Guru justru menyuruh kita untuk memperbanyak sholat sunnat, karena guru akan selalu menuntun kita untuk beramal dengan amal2 yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kita, dan karena guru juga yang akan menunjukkan kepada kita amal2 yang membuat kita bisa lebih cepat “wushul”

  • Ibnu Turob

    lam kenal juga buat cak haryantos,
    boleh juga tuh usulan cak haryantos utk ngobrol2 sambil ngopi,
    eh, tapi ajak juga tuh mas curious, keliatannya orange asyik juga tuh utk diajak ngopi bareng…..

  • sufi gila

    salam cinta dan damai saudaraku

    @curious @ibnu turob
    daripada ngeributin omongan orang (pak Imam Al Ghazali) yg nggak kita kenal mungkin lebih baik kita lihat saja apa2 yg bisa kita baca dari sekitar kita ….. karena mungkin bahasa itu keluar dari hasil pengalaman hidup beliau …. mungkin pernah kuwalat sama Gurunya hehehehehe dan beliau nggak pengen kita kuwalat juga ….. tapi terkadang pekerjaan yg sama dengan corak hati yg berbeda maka hasilnya berbeda kok … pernah suatu ketika salah seorang murid nenek Hasyim merebut rokok yg lagi dipegang nenek sambil ngeloyor tapi nenek malah senyum2 aja hehehehe ….

    jadi lebih baik kita cari sendiri kata2 mutiara melalui pengalaman pribadi kita sendiri2 …. kalau ada yg menceritakan pengalamannya maka bisa kita jadikan wacana dan bila belum kita pahami janganlah ditolak karena mungkin kita yg belum melewatinya

    saya terkesan dengan pesan Ayatollah Ruhullah Khomeini pada anaknya … “janganlah kau tolak peristiwa peristiwa keruhanian yg telah dilewati para ahli dzikir karena bila engkau tidak memahaminya itu dikarenakan ketidak tahuanmu saja …. dan bila memang Allah tidak memperjalankan kamu sampai akhir hayatmu di jalan keruhanian maka puaskanlah dirimu dengan takdir itu dengan tetap meyakini segala ucapan para ahli dzikr”

    maka bila ada kata2 yg kita tidak paham maka lebih baik kita anggap kita yg belum pernah belajar tentang itu daripada kita menghujat dan mencaci maki

  • kafka

    subhanallah….
    sungguh benar apa yg dktkn oleh imam al-ghazali…
    tnpa gru kt bgaikn org yg bjln d tgh kgelapan malam…
    krn kt ma’rifatullah melalui guru,,,,success,,,thx,,,

  • Mukhtar Alfaqir.

    pertama kita belajar malu didepan guru,ini buat latihan aja nanti kalau udah lulus kita belajar malu didepan tuhan.salam buat semuanya.

  • Asyeh

    Semangat sufimuda. Senangsekali ada web spt ini.
    Ohya, bulan depan sy pindah ke NTT,adakah yg tau Ulama,Kyai, Habaib atau Ustad yg ada disana? Maturnuwun..

  • habib wahid ibnu bayanillah

    Itulah sang hujatul islam banyak sekali kata beliau,yang memacu kita untuk terus berfikir,apa ma”na yang terkandung didalamnya,dan merupakaqn suport bagi sy untuk terus mendalami ilmu.namun tetap dalam bimbingan guru yang Zuhud.karya2 beliau dirasakan sangat penting sekali dizaman sekarang ini.Dan semoga karya2 beliau dibaca oleh pemimpin2,dan para pejabat pemeritahan kususnya pemerintah indonesia kita hingga menjadikan bangsa ini adalah bangsa yang rohmatan lil alamin khususnya lil umat indonesia.jangan lupa sufi yg diajarkan al Ghojali ra adala sufi yg toleran,dan tetap dlm kerangka Alquran dn hadist,semoga Allah swt melimpahkan rahmat kepada kt dan memahamkan ilmuNya.Amiin

Tinggalkan Balasan ke haryantosBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca