Sufi Muda

Menemukan Tuhan Dalam Keseharian

Memanggil Iblis

Abu Sa’id al-Kharraz (w. 277 H/890 M) adalah Sufi terkenal dengan sejumlah karya monumentalnya.  Ia berasal dari Baghdad dan berguru pada Dzun Nun al-Mishri dan an-Nabaji, juga berguru kepada Abu Ubaid al-Bishri dan Bishri Ibnu al-Harits.
Suatu hari, al-Kharraz bermimpi bertemu iblis. Iblis kelihatan menjauh darinya. Melihat iblis semakin menjauh lalu al-Kharraz pun memanggilnya.

“Hai Iblis! Kemarilah, apa sebenarnya maumu?,” katanya.
“Apa yang akan kulakukan padamu, sedangkan dirimu telah membuang dari dirimu sendiri, padahal yang kau buang itu bisa kugunakan untuk menipu manusia,” jawab sang Iblis.

“Apa itu?

“Dunia!”
“Iblis kelihatan sangat segan dengan al-Kharraz, tapi pelan-pelan ia menoleh kepadanya.
“Tapi aku masih punya sesuatu berupa bisikan halus untukmu,” kata Iblis.
“Apa itu?”

“Bergaul dengan orang yang banyak bicaranya.” jawab Iblis.

 

Sumber : sufinews.com

Single Post Navigation

30 thoughts on “Memanggil Iblis

  1. ya allah betapa banyak iblis dalam diri hamba, lebih memeikirkan duniawi, banyak bicara daripada mengehening mengingat MU, ampunkan Hamba Tuhan.
    makasi SM atas nasehatnya ya………

  2. curious on said:

    kalau kita bergaul dengan orang yang banyak bicara sementara kitanya banyak diamnya / mendengarkan, tidak apa2 kan?
    Di lagunya tombo ati bukannya dilagukan : rajin berkumpul dengan orang orang sholeh. Kalau cuma berkumpul tapi tidak ada yang bicara bagaimana transfer ilmu dan hidayahnya?
    Kalau semua orang sholeh tidak banyak bicara, siapa yang menjadi corong ummat?

    • Abdullah on said:

      Maksudnya begini, berbicara boleh saja tp bicara yg mengandung faedah atau berguna utk orang lain, bukan asal bicara…bukankah hadist nabi ada mengatakan DIAM ITU EMAS.. nah dari situ aja sudah bisa di ambil hikmahnya bahwa bicaralah seperlunya, kl emang gk perlu bicara lebih baik diem, Dzikir itu lebih baik dari pada ngomongin hal yg gk perlu apa lagi menyangkut kesenangan dunia, Wassalam

  3. berarti emang kita harus hati hati dengan lisan yah, karena itu bisa jadi medianya

  4. aslm alaikum….

    penting tolong di ADD agar semua lihat….

    http://kakakikikokokeke.wordpress.com/2009/02/05/silabus/

    trimakasih,wassalam,OM-JES

  5. bukannya udah jelas, kenapa Allah hanya menciptakan satu mulut aja dan telinga dua?

  6. wa… iki judulna cuman untuk narik pembaca… kekekeke…
    kirain isinya cara memanggil iblis kakakaka……

    wassalam

  7. kalau kita bertemu/kumpul dg orang yg bener2 sholeh bukan sholeh2an lho, dengan senyumNya aja ilmu dan hidayah akan kita terima.. salam kenal SM..

  8. Ibnu Turob. on said:

    @curious
    orang yang soleh itu kalo bicara walaupun banyak yang di ucapkannya akan terasa sedikit, karena sipendengar akan selalu merasa kurang dengan fatwa2nya..
    tau deh kalo yang bicara itu bukan orang soleh, mungkin sedikit bicara saja sudah terdengar bising ditelinga.

    nitip pesan:
    berusahalah untuk menjadi orang yang soleh, tapi jangan cepat merasa soleh.

  9. curious on said:

    Hmm,, I see.
    Berarti lebih ke kontak batin ya?

  10. Jganlah kita mhakimi sbuah pernyataan berdasarkan nafsu kita.. Pdahal nasi itu kita masukkan kemulut baru dkunyah-kunyah, peryataan sseorang sharusnya kita pkir kan dlu (kunyah-kunyah) jgan langsung ditelan bisa keder ntar^^ baru lihat orang berbohong 1x aj langsung bilang pembohong..lihat orang marah langsung dibilang pmarah..

  11. tyangjowo on said:

    Jangan terlalu sering menyalahkan iblis. Wong kelakuan minus katanya diganggu iblis. Kasihan iblis selalu jadi kambing hitam ditempat-tempat hiburan hitam kelam yang teramat terang benderang. Nasibmu ibliis…..

  12. mukhtar alfaqir on said:

    aku kagum pd orang yg banyak bicara diblog ini sehinggah iblis terpanggil dan kita bakar bersama-sama,biar asap-asapnya menyatu dg cahaya-cahayanya.

  13. ajak-ajak on said:

    curious,
    Pernah denger silent is golden?
    Bahasa kerennya : diem itu emas.
    ngebatin bukan berarti mengumpat dalam batin loh ya,,, hehehe (kidding kok)

  14. Mukhtar Alfaqir. on said:

    Benar ! kita banyak kegoda dgn dunia ini,sehinggah kita lupa mengingatnya,bila kita banyak bicara, kita lupa pada dua2nya diri sendiri dan pada Allah,jadi kita harus gimana ! Mending kita menari sambil mengingat Allah.Salam kenal buat bang sm,

  15. kangBoed on said:

    hehehe…. gimana ya caranya mo bakar iblis….. mesti belajar nih…. bagi bagi dong rahasianya… gleeek mau mau mauuu,.. setahu saya iblis itu terbuat dari api…. Kaf Kufriyah dan Nun Nariyah itu lah ilmunya iblis sehingga karena Nariyah terbuatnya dari api maka kembalinya pun harus keneraka,… eeee hihihi api di bakar dalam api ??? hukuman yaaa… atau sebaik baiknya tempat kembali,,… weleh weleeh.. asal air kembali ke air, asal tanah kembali ke tanah, asal angin kembali ke angin asal api kembali ke api asal kesucian kembali kepada kesucian terurai semua sebagai innalillahi rojiun…. waaaaaaah gitu kali yaaaa… kalau api dikembalikan ke air baru padam yaaa…. oooo…
    Setuju… dengan mas tyang jowo… kenapa yaaa setan iblis selalu menjadi korban alias kambing hitam dari setiap perbuatan jelek kita…. padahal mereka aja bingung lho lihat manusia yang begitu fasihnya berlaku keburukan melebihi sang iblis sendiri…. hahaha…….
    iblis ooo nariyah… ya keapian ya nafsu negatif yang ada didiri kita masing masing…. dia lebih dekat dari urat nadi kita…. terlalu yaaa terlaluuuu… yaya kita sendiri yang senang selalu dan selalu berenang dan tenggelam dalam nikmat yang samar… nikmat yang selalu disampaikan oleh panca indera kita… selalu indah untuk dinikmati walau mencelakakan nantinya… terus salah siapakah itu… oooo iblis yaaa hihihi… dadaaaaaaah

  16. Mukhtar Alfaqir. on said:

    Hebat tuk Kangboed,memang air kembali air tapi jgn bilang pd org2 kalau berkontemplasi dgn matahari bisa melambung keatas jadi awan utk menaungi org2 yg kepanasan,dan bisa turun lagi kebumi karena banyak org2 yg kehausan,dan org2 pipis masuk kecomberan,dan mencari jalan menuju lautan supaya org2 yg berwudu’ tdk kehabisan,sebab lautan rahasia2 kita bagi org2 daratan,kalau you tunjukan sirr2 lautan,darah kita dihalalkan,jgn kita menguji Allah dgn sifat2nya,Yang Maha….! Maha….!sebab Allah tdk bisa difahami,.kita hanya bermutla’a lho kangboed…salam kenal buatmu aku lagi kagum dgn artikel2 bang sufimuda.dan komentar sohib2 lainya,

  17. Ya Tuhan…..

    Mulut hambaMu ini tidak banyak bicara, tetapi sering banyak berbicara dalam hati…

    Mulut hambaMu ini diam, tetapi jari-jari ini banyak berbicara…

    Ampunilah hamba Ya Tuhan….

    Lindungilah hambaMu…

  18. kangBoed on said:

    @ Mukhtar Alfaqir
    wah koo darah halal yaa… hiiii ngeri dunk… lautan rahasia… yayaya…. tapi saya juga orang daratan lho… hehehe… buktinya masih nginjak tanah…. sampeyan orang mana yaa boleh dunk ajarin saya rahasia lautan biar saya gak minum darah…… ma kasih yaaa

  19. Pingback: Memanggil Iblis - mEiN kAMpf

  20. jangnlh bnyh bicara,krnh sesugguhnya sbgian dr smpurnnya imn adld bnyk diam dan tdk bnyk bicara
    tahuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu

  21. sesungguhnya pd lisan kamu terdpt kekyan buah kesungguhn hnya untuk taat pd ALLAH SWT..mk dr itu jglh lisan dri yg tdk bergunaaaaaaaaaaaaaa

  22. Bakar pake amaterasu-nya uchiha itachi aja gan.. Khan bisa tuh api ngalahin api. Wokwokwokwokwok

  23. Naufal on said:

    Banyak caranya gan bwt bakar iblis, salah satunya dengan bnyak menyebut nama 4JJI dan menghidupkan sunahnya…bener gk gan kalo salah tlng dikoreksi maklum ana masih miskin ilmu.

  24. bagus..

  25. Novel kharraz on said:

    Mav mau tanya aja bisikan iblis di akhir pertemuannya,,,,,” Bergaul dengan orang yang banyak bicara” atau ” Duduk bersama dengan pemuda dan akan menyesatkannya ” ya,,,,? Syukran ( Novel bin Aluya binti Salim bin Abud Bin Ahmad Al Kharraz )

  26. Ruslianto on said:

    “Tapi aku masih punya sesuatu berupa bisikan halus untukmu,” kata Iblis.
    “Apa itu?”
    “Bergaul dengan orang yang banyak bicaranya.” jawab Iblis.

    Guru-ku berbisik (pula) :
    “Bergaul-lah dengan orang yang banyak ber-dzikir pada Allah”
    Dengan penuh hormat ku berkata pada Guru Ku : “Wahai Guru-ku
    Apakah berdzikir itu membaca Al Qur’an, Shalat, atau membaca Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar ?”
    Lalu Guru-ku (tersenyum) menoleh melihat Sufi Muda, seakan Aku bertanya (itu) seharusnya ditujukan kepada Sufi Muda, aku pun menoleh kepada pada Beliau, Wahai Saudara Ku, “Bertanya-lah kepada Ahli dzikir jika kamu tidak tau”, Jawab Sufi Muda sambil memandang diriku.

  27. abunawas on said:

    wau wau kenapa tidak penjelasan cara membakar iblis, apa tidak diberikan penjelasan, pelit amat…..canda nih

  28. Jangan menanggapi orang yang banyak bicaranya. Karena itu teman….(isio dewe)

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: