Tasauf

Syarat dan Kriteria Mursyid Menurut Prof. Dr. S.S. Kadirun Yahya MA. M.Sc

Seorang ahli fiqih yang sudah boleh disebut ulama disamping ilmu dan pengalaman dalam hukum hukum Islam juga memimpin sebuah lembaga keagamaan mendatangi saya ingin mempelajari tasawuf dan menekuni tarekat. Terjadi diskusi yang sangat menarik dan dari diskusi tersebut, ternyata beliau sudah banyak membaca tentang tasawuf/tarekat dari berbagai macam buku termasuk karya-karya klasik. Kebetulan beliau juga penggemar kitab kuning (kitab klasik) karangan ulama-ulama dulu. Ada sebuah pertanyaan yang menarik bagi saya dan bagi kalangan pengamal tarekat pertanyaan itu tidak pernah ditanyakan dan dianggap tabu. Beliau bertanya, “Kalau saya mengamalkan zikir tarekat, berapa lama saya bisa jadi Mursyid?

Bagi kita yang telah menekuni tarekat tentu saja pertanyaan seperti itu ganjil karena kita semua tahu bahwa tidak ada seorang murid yang bercita-cita jadi Mursyid. Seorang Mursyid bukanlah hasil dari beramal, bukan pula karena pengetahuannya tentang tarekat, bukan lamanya menekuni tarekat akan tetapi seseorang diangkat jadi Mursyid semata-mata karena Allah SWT. Saya yakin pertanyaan diatas ditanyakan juga oleh sebagian pembaca sufi muda.

Dalam beberapa Tarekat termasuk Naqsyabandi memang masih ada pengangkatan  banyak Mursyid seperti Tarekat Naqsyabandi Al Khalidi yang ada di Aceh dibawah pimpinan Syekh Muhibuddin Wali bin Syekh Muhammad Wali Al Khalidy. Seorang yang telah di izinkan untuk memimpin suluk diberi gelar mursyid sedangkan dibawahnya disebut wakil mursyid dan dibawahnya di sebut khalifah sedangkan pimpinan secara keseluruhan dan menjadi Mursyid dari seluruh jamaah disebut Saidul Mursyid. Biasanya pengangkatan Mursyid dilakukan setelah selesai suluk. Oleh Saidul Mursyid mengijazahkan Mursyid, wakil mursyid dan khalifah kepada orang-orang yang dianggap layak menerimanya. Setiap suluk terkadang diangkat 2 orang Mursyid, 3 orang wakil mursyid dan sejumlah khalifah sesuai dengan kebutuhan daerah.

Oleh karena tradisi adanya pengangkatan lebih dari seorang Mursyid seperti yang saya ungkapkan di atas maka wajar kalau orang bertanya kapan dirinya bisa menjadi mursyid dengan tujuan ingin membimbing manusia ke jalan Tuhan.

Di dalam Tarekat Naqsyabandi pimpinan Prof. Dr. H. S.S. Kadirun Yahya MA. M.Sc tidak ada pengangkatan Syekh atau Mursyid karena cuma ada satu Mursyid yaitu Beliau sendiri. Gelar khalifah pun tidak lagi dipopulerkan karena Baliau kawatir gelar itu akan membuat muridnya menjadi sombong dan jauh dari sifat-sifat ubudiyah. Beliau dengan rasa kerendahan hati merasa tidak berhak mengangkat khalifah. Beliau pernah mengatakan, “Biarlah gelar khalifah itu Allah sendiri yang memberikannya”.

Tentang kriteria dan syarat-syarat untuk menjadi seorang Mursyid, Prof. Dr. H.S.S. Kadirun Yahya MA. M.Sc dalam bukunya, Ibarat Sekuntum Bunga Dari Taman Firdaus berkata:

“Syarat-syarat bagi seorang mursyid amatlah berat, dan kalau saya ditanya, apakah saya telah memenuhi syarat untuk mursyid? Maka jawabnya amat berat untuk mengatakan “ya”, atau kalau ingin jawaban yang mudah saja, “tidak tahu” Karena sebenarnya bukan saya sendiri  yang harus menilai kualitas saya (begitulah beratnya kriteria seorang mursyid) namun saya melaksanakan tugas dengan sepenuh tenaga, sepenuh jiwa dengan hati yang sebulat-bulatnya. Siap melaksanakan suruh dari pada guru saya yang juga merupakan suruh dari Allah dan Rasul, yaitu menegakkan Dzikrullah dalam diri pribadi saya dan dalam pribadi umat. Jadi beliau-beliau yang diataslah yang menilai akan kualitas diri saya”.

Selanjutnya menurut Beliau, kriteria guru mursyid dapat dilukiskan atau digambarkan secara riil ke dalam tujuh butir antara lain sebagai berikut :

  1. Pilih guru kamu yang mursyid, (dicerdikkan oleh Allah), bukan oleh yang lain-lain dengan mendapat izin Allah dan ridha-Nya.
  2. Ia adalah kamil lagi mukamil (sempurna lagi menyempurnakan) karena karunia Allah.
  3. Yang memberi bekas pengajarannya, (kalau ia mengajar atau berdo’a, maka berbekas pada murid, si murid berubah ke arah kebaikan).
  4. Masyhur ke sana ke mari. Kawan dan lawan mengatakan “Ia seorang Guru besar”.
  5. Tidak dapat dicela oleh orang yang berakal akan pengajarannya, yakni tidak dicela oleh al Qur’an dan al Hadist serta ilmu pengetahuan.
  6. Yang tidak kuat mengerjakan yang harus, umpamanya membuat hal-hal yang tidak murni halalnya.
  7. Tidak setengah kasih akan dunia, karena bulat hatinya. Ia kasih akan Allah, ia bergelora dalam dunia, bekerja keras untuk mengabdi kepada Allah SWT bukan untuk mencintai dunia.

Seorang mursyid merupakan orang yang wara’ dan sangat hati-hati dalam hal-hal yang belum jelas kedudukan hukumnya. Hatinya tidak condong kepada dunia dan selalu berkekalan dalam zikirullah. Apapun gerak dan tindakannya selalu memohon izin dan petunjuk dari Allah SWT.

Beliau juga pernah menggambarkan kedudukan seorang mursyid ibarat seorang yang mengendari kuda dengan kecematan tinggi dengan memegang gelas yang airnya penuh. Kuda harus dipacu dengan kencang sedangkan air tidak boleh tumpah setetespun.

Demikian kriteria mursyid menurut Prof. Dr. H.S.S. Kadirun Yahya MA. M.Sc, mudah-mudahan akan bisa memberikan gambaran kepada kita semua tentang mursyid dan menurut saya apa yang Beliau kemukakan sudah mewakili dari sekian banyak kriteria mursyid yang pernah dikemukakan oleh para syekh tarekat dari dulu sampai sekarang. Akan tetapi dikesempatan lain akan saya tulis juga kriteria dan syarat mursyid menurut syekh lain termasuk Syekh Abdul Qadir Jailani, Syekh Muhammad Amin al Kurdi dan Syekh Ibnu Athailah as Sakandari sebagai bahan perbandingan untuk kita semua.

Semoga tulisan sederhana ini bermanfaat untuk kita semua, amien ya Rabbal ‘Alamin.

252 Comments

  • rangsangka

    Assalamualaikum pak sufimuda…
    ambo urang batu sangka .tanah datar.
    niek hati lai kareh nak kabaguru dan baraja samo mursyid namun ndak tahu sia mursyid dikampuang ambo ko do..
    kalau lai buliah kek batanyo, dima ambo bisa mancari mursyid nan lai namua manarimo ambo nan sabana matah ko utk ka jd murid pak sufimufa?? Kok lai ndak keberatan pak sufimuda bn lah nan mambimbiang ambo..yo baharok bn ambo pak..
    Dgn kemurahan hati tolonglah ambo diagiah patunjuam pak sufimuda..
    tarimokasi byk ambo ucapkan talabiah dahulu

    • dedi

      Minta ka Alloh SWT sungguh sungguh, tarutamo satio sholat jumát , Baeko Alloh SWT bari jalan untuak bajumpo jo guru nan sabana nyo coco untuk awak (pewaris Rasullullah SAW), sobo ambo pernah mengalami nyo, 2 tahu setelah berdoa ke Allah SWT, bajumpo ambo jo guru (Jodoh dunia akhirat InsyaAllah)

  • Themask

    Ibarat belajar silat, kita harus mencari guru yg benar lg sakti,namun tdk membinasakan. Maka tanpa guru ilmu masih terasa kurang sempurna. Illahi anta maqsudi waridhoka mathlubi

  • Andhika

    Asalamualaikum wr wb.

    Sy mau tnyakan, apakah guru mursyid mmg bnyak, mksdny lebih dri satu. krn yg sy perhatikan bnyk guru mursyid dri brbagai golongan.
    Kl tdk salah sy baca artikel SM yg lain bhwa mursyid itu turun temurun diwariskn dri jaman Rasulullah turun ke sahabat sbgai khalifah dn seterusny. Brti bukn kah hrusny hny ada 1 guru mursyid sj?

    Mhon maaf bila prtnyaan sy tdk braturan, ssughny kesempurnaan hny milik Allah SWT.

    Mhon bisa dibls ke mlalui email sy, krn tdk stiap saat sy mngunjungi blog SM.

    Wasalam

    • Back to Qur'an

      Dan sesungguhnya kami telah memberikan Al Kitab (Taurat) kepada Musa dan Kami telah menjadikan Harun saudaranya, menyertai dia sebagai wazir (pembantu). (Al Furqaan;35)

      Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa dan Harun Kitab Taurat dan penerangan serta pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa. (Al-anbiyaa;48)

      Dan saudaraku HARUN dia lebih fasih lidahnya daripadaku, maka UTUSLAH dia BERSAMAKU sebagai PEMBANTUKU untuk membenarkan (perkata- an)ku; sesungguhnya aku khawatir mereka akan mendustakanku.” (Al Qashash;34)

      Dan Kami telah menganugerahkan kepadanya sebagian rahmat Kami, yaitu saudaranya, Harun menjadi seorang nabi. (Maryam;53)

      Di era Nabi Musa sebagai pembantu (LINK Alternatif) bagi yang menuju Tuhan bisa melalui Harun

      Dan berkata Musa kepada saudaranya yaitu Harun: “GANTIKANLAH aku dalam (memimpin) kaumku, dan perbaikilah, dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerusakan.”

      Kemudian Kami utus Musa dan saudaranya Harun dengan membawa tanda-tanda (Kebesaran) Kami, dan bukti yang nyata (al-mu’minun;45)

      begitu juga Jauh sebelumnya Nabi LUTH yg hidup dimasa Nabi IBRAHIM

      Maka Luth membenarkan (kenabian)nya. Dan berkatalah Ibrahim: “Sesungguhnya aku akan berpindah ke (tempat yang diperintahkan) Tuhanku (kepadaku); sesungguhnya Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Al Ankabut;26)

      …Malaikat itu berkata: “Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah (malaikat-ma]aikat) yang diutus kepada kaum Luth.” (Huud;71)

      Dan Kami seIamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia (Al Anbiyah;71)

      silahkan kalian ikuti jalan (Thariqat “Naqsabandiyah Al-Khalidiyah” ) mana yg cocok bagi kalian karena kesemuanya bermuara pada yang SATU

      “(yaitu) Tuhan Musa dan Harun.” (Asy Syu’araa’;48)

  • juah

    Teringat awak Ayat al-qur’an surat An nahl 43 yang artinya kira 2 berbunyi : “maka bertanyalah kepada Ahli dzikir jika kamu belum mengetahui nya”. maksudnya kalo belum tau ilmu tentang tata cara berdzikir maka bertanyalah pada ahlinya.

  • Ardie

    Assalamu’alaikum Syekh,
    Ada yang mengganjal hati dan fikiran saya mengenai kriteria mursyid tarekat yang demikian “berat” beban dan tanggung jawabnya. Mengingat hal tersebut, apakah dapat dikategorikan seorang mursyid tarekat adalah bagian atau jajaran dari para wali-wali Allah???
    …karena didalam tradisi suluk tarekat sudah dimaklumi bahwa pengangkatan seorang saidul mursyid melalui “sertijab” alam ruhani yang sampai kepada Rasulullah SAW dan beliau sendiri yang memberikan tongkat komandonya (wasilah dari guru-guru sebelumnya), apakah dengan dasar ini seorang saidul mursyid dapat dikatakan adalah seorang Waliyullah.
    *mohon MAAF sebelumnya

Tinggalkan Balasan ke ihwanBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca