Tasauf

KONTAK ROHANI

Manusia terdiri dari dua unsur yaitu jasmani dan rohani. Diri rohani adalah inti daripada manusia. Diri rohani yang merupakan mitra dari diri jasadi (jasmani) dapat mengadakan kontak dengan diri rohani manusia lainnya, baik semasa masih sama-sama hidup atau sama-sama sudah mati atau salah seorang sudah mati dan yang lainnya masih hidup. Diri rohani tidak mengalami kematian, sedangkan yang mengalami kematian adalah diri jasadi.

 

Kontak Rohani Semasa Hidup

Kontak rohani semasa masih hidup yang sering juga dinamakan kontak batin seperti :

  1. Antara imam dan makmum dalam shalat; Seorang makmum wajib berniat menjadi makmum dan konsekwensinya dia harus mengikuti imam sepenuhnya. Manakala makmum menyalahi perbuatan imam atau tidak sesuai dengan apa yang dilakukan imam, umpamanya imam sujud dia rukuk, imam tahiyat dia berdiri dan seterusnya, maka shalat si makmum tadi menjadi batal.
  2. Antara anak dengan kedua orang tua; Hubungan betin kasih sayang, perasaan tanggung jawab antara kedua orang tua dan anak, dan sebaliknya, merupakan fitrah manusia. Banyak dalil dalam Al Qur’an maupun Al Hadist bahwa orang tua bertanggung jawab terhadap anaknya dalam masalah nafkah, pendidikan, agama, dan sebagainya. Sebaliknya anak disuruh berbakti dan tidak boleh durhaka kepada kedua orang tuanya. (Q.S. Al Isra 17:23).
  3. Antara suami dan isteri; Dengan akad nikah yang sah, maka terjadilah suatu hubungan atau ikatan batin yang kuat antara suami dan istri dan keluarga kedua belah pihak. Dengan akad nikah terjadilah mwaddah, rasa kasih sayang antara keduanya yang merupakan berkahnya nikah (Q.S. Ar Rum 30:21) dan menimbulkan suatu ikatan janji yang suci lagi kokoh kuat antara keduanya, yang menimbulkan hak dan kewajiban masing-masing (Q.S. An Nisa’ 4:21).
  4. Antara murid dengan guru; Tidak ada di atas dunia ini seseorang memperoleh ilmu tanpa melalui guru, langsung atau tidak langsung. Seorang murid dengan sungguh-sungguh menuntut ilmu dari gurunya, dan seorang guru dengan tulus ikhlas memberikan pendidikan dan pengajaran kepada muridnya, sehingga dengan demikian terjadilah hubungan, kontak batin yang harmonis antara keduanya. Murid yang mendapatkan ilmu pengetahuan dari gurunya dengan cara demikian akan memperoleh ilmu yang berkah dan bermanfaat.
  5. Antara murid/salik dan Syekh Mursyid; Sama halnya antara murid dengan guru sekolah, bagitu pulalah halnya antara murid/salik dengan Syekh Mursyidnya, ada hubungan bathin yang sangat kuat satu dengan lainnya. Kalau antara murid dengan guru di kelas adalah transfer of knowledge, mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), maka antara murid/salik dengan Syekh Mursyid adalah Transfer of Spiritual, mentransfer masalah-masalah kerohanian, membina iman dan taqwa (imtak). Masalah kerohanian adalah sangat halus dan tinggi yang dasar utamanya adalah wahyu dari Allah SWT. Karena itulah persyaratan Syekh Mursyid, jauh lebih sulit dan tinggi dibandingkan dengan guru di depan kelas. Syekh Mursyid adalah seorang yang berkualitas wali, karena dia membimbing rohani murid dalam berzikir dan beribadah. (Q.S. Al Kahfi 18:27).

 

Kontak Rohani Orang Hidup dengan Orang yang Meninggal dan Sebaliknya

Sesungguhnya arwah di alam barzah itu masih hidup, bsai mendengar, melihat, mengetahui dan berkomunikasi baik antara sesama arwah orang yang sudah meninggal, maupun dengan arwah orang yang masih hidup. Dalam kajian tasawuf, arwah para Nabi dan wali-wali Allah semasa hidupnya, arwahnya hidup di alam Syahadah dan juga hidup atau dapat berkomunikasi di alam gaib.

Seorang Syekh Mursyid dapat membimbing muridnya dari jarak tanpa batas baik semasa dia masih hidup maupun dia telah meninggal dunia karena sesungguhnya arwah para wali itu hidup disisi Allah. Sebagai contoh Syekh Abdul Wahab Rokan semasa Perang Aceh sekitar tahun 1890-an pernah di photo oleh tentara belanda ikut sebagai penjuang dipihak pasukan Aceh sehingga Belanda menganggap Beliau sebagai pemberontak. Padahal pada saat yang sama Beliau tidak pernah keluar dari rumahnya ber zikir/suluk selama berhari-hari. Saidi Syekh Dermoga Barita Raja Muhammad Syukur pernah menolong muridnya yang tenggelam di laut dan membawanya ke darat dengan selamat padahal pada saat yang sama Beliau sedang makan dengan santai di rumah Beliau. Lalu siapa yang mengangkat orang di laut? Atau siapa yang ikut dalam perang?

Hal-hal seperti ini bukan hal yang asing dalam Tarekat dan tentu saja kalau diuraikan penomena yang dialami oleh para pengamal tarekat sangat banyak dan sangat unik serta ajaib.

Di antara sesama kita pun bisa saling berkomunikasih secara rohani asal lengkap memenuhi rukun dan syaratnya. Pengkajian masalah roh atau diri rohani ini dan hubungan roh satu dengan roh lainnya, merupakan masalah pokok dan amat penting dalam kajian tasawuf dan tarekat. Tentang roh dapat kita ketahuai dengan jelas dari Firman Allah :

“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati diiwaktu tidurnya, maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir”. (Q.S. Az Zumar 39:42)    

Menalaah tafsir ayat ini, baik dari tafsir Depag maupun tafsir Ibnu Qayyim dalam bukunya “Ar Ruh” dapat disimpulkan bahwa :

  1. Roh orang yang meninggal keluar dari jasadnya dan roh itu ditahan oleh Allah SWT.
  2. Roh orang yang tidur dilepaskan oleh Allah untuk kembali kepada jasadnya sampai dengan dia meninggal, sesuai dengan ajal yang ditetapkan baginya.

Roh Nabi, roh Rasul dan roh orang saleh yang tidur mengembara ke alam atas, alam malakut, alam rabbani dan dapat melihat kejadian yang telah lalu, sekarang dan yang akan datang. Dari penglihatannya itu kadang-kadang menzahir dan menjelma sebagai mimpi, maka mimpinya itu dinamakan mimpi yang benar atau ar ru’yatush-shalihah.

 

Kontak Rohani dengan Allah

Roh yang telah disucikan kemudian diajarkan cara berzikir kepada Allah barulah bisa mengadakan kontak dengan Allah dalam Shalatnya (Q.S. Al A’laa, 87:14-15). Tanpa disucikan terlebih dahulu mustahil roh kita bisa berhubungan dengan Allah karena Allah adalah Zat Maha Suci dan Maha Tinggi. Disinilah pentingnya kedudukan  seorang Syekh Mursyid bukan hanya membimbing secara jasmani akan tetapi bisa mensucikan rohani sang murid dengan Nur Allah yang dititipkan dalam dadanya. Tentu saja seorang murid harus mengenal guru semasa Gurunya masih hidup, pernah bertemu dengan guru nya (berziarah) sehingga benar-benar mengenal Guru nya, dengan demikian akan terjadi kontak rohani baik semasa Guru nya masih hidup maupun sudah meninggal begitu juga sebaliknya. Banyak orang tersesat karena mencari Guru Rohani di hutan-hutan, di pinggir laut menunggu datang Nabi Khidir atau berzikir sendiri di rumah meninggu datangnya Syekh Abdul Qadir atau Syekh lainnya. Cara demikian justru akan semakin jauh kita dengan hakikat sebenarnya karena syetan dengan mudah datang menyerupai orang yang kita inginkan. Berguru secara rohani harus pernah perjumpa terlebih dahulu secara jasmani agar benar-benar terjaga.

Bukan hal mustahil seorang hamba yang telah disucikan dan dibimbing sampai ke tahap Makrifatullah bisa berkumunikasi dengan Allah dan bahkan melihat wajah-Nya karena roh itu tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Kalau kita belum bisa berkomunikasi dengan Allah dalam artinya yang sebenarnya, belum bisa mendengar suara-Nya dan belum bisa melihat wajah-Nya berarti kita belum sampai ke tahap Makrifatullah.  Kalaupun ada yang mengaku telah mencapai maqam Makrifatullah namun belum bisa memenuhi kriteria diatas maka makrifat nya hanya sampai kepada pemahaman saja atau makrifat kepada sifat dan nama-Nya belum kepada makrifat Zat-Nya. Carilah seorang Guru Mursyid yang benar-benar bisa mengantarkan rohani kita sampai ke tahap Makrifatullah karena hanya itu satu-satunya jalan yang paling aman untuk sampai ke hadirat-Nya.

Semoga Allah memberikan kita kesempatan untuk mengenal-Nya serta mengabdi dengan ikhlas kepada-Nya.

36 Comments

  • samudera_pasai

    wah… wah.. amatlah sedikit orang bisa makrifat di jagat raya ini, andaikan bisa mencapai puncak makrifat niscaya tragedi seperti di palestina tidak perlu terjadi, soalnya tidak mungkin kalah orang2 yang beserta dengan-NYA yang Maha Perkasa…

  • DiPK

    Dunia @ bumi adalah umpama jasad @ jasmani. Bumi hanya terima apa saja yang dicurahkan atau dipancarkan oleh Sang Langit @ Rohani. Cahaya, air dan angin yang dihamburkan kepada bumi anggap saja sebagai anugerahi dari Sang Langit. Bumi tak upaya mengubah dirinya dan harapan untuk subur mekar tanah nya terserah 100% kepada Sang Langit.

    Seorang pemain wayang kulit @ Tok Dalang telah menetapkan
    hero dengan wajah yang cantik di kulit Seri Rama manakala wajah yang hodoh bengis di kulit Bota Mahrajawana. Setiap gerak gaya, suara dan ceriteranya disusunatur 100% oleh Sang Tok Dalang.

    Terserah kepada Tuhan apakah perlu dianugerahkan untuk Jasmaninya memakrifatkan Rohaninya terhadap ZATNYA.

  • Mazadjie

    asslmwrwb
    1. kalo roh ada yang harus disucikan, apa ada kemungkinan roh itu kotor ya ? karena pernah ada penjelasan bahwa hakekat roh itu suci.
    2. agus mustofa, dalam bukunya mengarungi samudra ruh dan jiwa berpendapat bahwa manusia terdiri Roh Jiwa dan Jasmani, dan diibaratkan komputer maka, jasmani adalah chasingnya dan hardwarenya, jiwa adalah softwarenya, Roh adalah strumnya, so ketika orang tidur maka yg dipegang olah Allah adalah jiwanya bukan rohnya, malahan lebih extrim lagi beliau berpendapat bahwa yg beretangung jawab kelak di penghisaban adalah sang jiwa bukan roh
    gimana mas, mohon pencerahannya supaya ndak binun nich
    matur suwun
    salam

    Sufi Muda :
    Manusia terdiri dari Jasmai dan rohani yang saya tulis di atas adalah bahasa umum yang sederhana untuk memudahkan pemahaman kita.

    Rohani terdiri dari RUH dan NAFS (jiwa).
    Ruh berhubungan dengan kesucian:
    Ruhul Qudus sebutan untuk Jibril AS menggambarkan sebagai Ruh yang Suci
    Arwahul Muqaddasah untuk menggambarkan ruh suci dari Rasulullah.
    Allah Befirman, “Telah KU tiupkan sebagian ruh-KU” menandakan bahwa RUH itu sesuatu yang suci berasal dari Allah.

    Nafs (jiwa) bisa mengalami kotor karena itu nafs mempunyai 8 tingkatan. Yang masuk surga dimulai dari “Nafsun Mutmainah”, jiwa yang tenang.

    Karena pembahasannya disederhanakan maka mensucikan ROH (Rohani) yang saya tulis di atas adalah mensucikan Nafs (jiwa) bukan mensucikan RUH.

    Anak kecil tidak punya dosa karena jiwanya belum dikotori,
    “Yang membuat Yahudi dan Majusi adalah orang tuanya” begitulah Firman Allah dalam Al Qur’an.
    karena itu seseorang diharuskan Taubat dengan masuk Tarekat setelah akil Baliq saat dianggap sudah berdosa.

    Makasih Mas atas kritikannya, pada tulisan lain akan saya bahas lebih detail tentang RUH, karena pada umumnya masyarakat kita hanya mengenal Rohani dan Jasmani. Dan uniknya kalau orang meninggal disebut telah hilang NYAWA nya bukan HILANG RUH atau hilang JIWA nya, lalu apa itu NYAWA? 🙂

    Salam

  • sufi gila

    salam cinta dan damai saudaraku

    @Mazadjie
    sepakat mas memang unsurnya adalah jazad jiwa dan ruh
    ruh itu pasti suci sedangkan yang kotor itu adalah jiwa … bila jiwa dekat dengan jazad maka dia terkotori oleh nafsu dunia .. bila jiwa dekat dengan ruh maka dia akan tersucikan … masalahnya hanya petugas Allah yg diberi wewenang untuk menghubungkan jiwa dengan ruh .. makanya dibutuhkan Guru Ruhani

  • sufi gila

    pemahaman otak hanay akan membuat kita terlihat pandai di mata manusia … habiskan sejuta kitab tidak akan mampu merubah pemahaman hati … karena bagi yg paham secara hati atau qolbu maka saat ada masalah menerpa maka tiada sempat hatinya mengeluh … itu tanda qolbu telah mengenal Allah .. bukan sekedar kata2 saja … dan tiada mungkin bisa tercapai tanpa meditasi Dzikr yg panjang sehingga mengerti apa mau Allah sesungguhnya … dalam hening kutemukan pencerahan

  • Orang Macazzart

    @Mazajai.
    Tak perlu qita bermain di otak, karena otak hanya diisi oleh puluhan, ratusan bahkan ribuan kitab, para pelaku spiritual tdk akan pernah bs ditolong oleh kitab, ceramah ..dll. Yang bs membantu adalah guru spiritual. Sebagaimana Nabi Muhammad berguru kepada Malaikat Jibril AS. Maaf sbl saya jumpa guru beberap kitab sdh saya baca tp, semakin membaca maka semakin terasa haus…haus …haus …& HAUS…

  • rudi

    Jaman kuliah dulu, saya bermimpi membeli buku, ketika terbangun pun saya seperti “tahu” buku apa yang saya beli itu. Dan pagi itu ternyata di kampus ada bazar buku Islam. Dan entah gimana saya merasa saya tahu bahwa di sini saya akan membeli buku itu. Dan saya pun kemudian mencari-cari dan saat menemukan, entah gimana saya yakin itulah buku yang saya beli dalam mimpi saya. Terjemahan kumpulan puisi Rumi. Padahal saya bukan muslim. 😀 ini peristiwa rohani juga atau bukan?

  • SufiMuda

    Makasih Mas Rudi atas kunjungannya.
    Setiap mimpi adalah peristiwa rohani karena berlangsung bukan di alam nyata.
    Mudah2an Mas Rudi senang dengan Puisi2 Rumi yang sangat universal, menggambarkan antara cinta Hamba kepada Tuhannya.

    Bahasa Tasawuf adalah bahasa universal yang bisa diterima oleh siapa saja para pecinta Tuhan, walaupun agama berbeda..

    Salam

  • mako

    saya jadi teringat tadi pagi saat melihat berita perang palestina-israel…yang tdk berimbang…seandainya orang2 palestina khususnya dan timur tengah umumnya mayoritas penganut tarekhat…maka tidak akan sampai gempuran2 senjata israel ke palestina…karena bisa memecah raga…

    mau tanya mas sufimuda..apa yang dimaksud dengan shalat ruhani? bagimana caranya?

    terima kasih

  • oneman

    berguru itu wajib tapi……………………………………membaca buku atau kitab apapun itu juga perlu…………………………………. gimana kita menjadi pemimpin jika tidak keduanya?????????
    bagaimana kita bisa menjelaskan sesuatu tanpa keduanya?????????????????????????????
    bagaimana kita menjelaskan kepada orang lain yang berdasarkan buku sesuatu tanpa kita membaca buku juga???????????????????????????????
    afwannnnnnnnnnnnnnnnnn
    ini orang awam berfikir………………………………….
    salam for all and salam kenal
    tuk sufi muda aku……………………………..
    sangat……………………………..bahagia membaca tulisanmu makasih..ya………………………

  • kuykuy

    assalamualaikum…
    Salam kenal akhi…
    wah keren, bisa dijelasakan mengenai makrifatullah dan makrifatunafs, trus bagaimana agar tetap konsisten dijalannya…
    Trus apa hubungannya menikah dengan perjalanan menuju makrifat…
    Syukran akhi

    Wassalam

  • SufiMuda

    Wa’alaikum salam kuykuy
    Salam kenal kembali
    Makrifatullah dicapai lewat bimbingan seorang Guru Mursyid yang akan mengajarkan kita segala hal yang berhubungan dengan Allah.
    Makrifatullah bisa di capai setelah nafs (jiwa) kita bersih dari kotoran zahir dan bathin.

    Menikah itu kan sunnah Rasul.
    Seorang Guru Sufi mengatakan bahwa orang yang belum menikah itu adalah Separuh Iman.
    Pernikahan akan bisa meredam nafsu kita dengan demikian akan lebih sempurna ibadah kita.

    Demikian jawaban saya, kalau ada yang kurang silahkan yang lain menambahkan

    Wasalam

  • padimuda

    sepertinya bagus buat jadi artikel tuh? Pernikahan ala sufi. Pernikahan menuju makrifatullah. Dinikahkan Allah. atau apa ya judul yang pas?

  • Mazadjie

    @sufi gila,
    manusia itu jadinya super unik ya ?
    satu sisi mengandung unsur tertinggi (kesucian), disisi lain mengandung unsur terendah (makhluk terlaknat, yi bumi-red)
    jiwa menjadi obyek tarik menarik antara keduanya.
    diawali dg derajat kesucian sesuai fitrah (……. qolllu balasyahidna) kemudian mblorot kebumi menjadi hubbudunya. Sama Allah udah dipanggil panggil terus supaya naik kederajat tinggi lagi, “Irji’i 3x ila robbiki rodliatan mardliah…..” dan diperintah juga supaya mi’roj (naik lagi) melalui sholat
    Eh, lah koq kitanya duuublegh wal dungui banget.
    udah gitu berani sumpah tiap harinya minim 5x
    innasholati wanuzuki wamahyahya waa mammati lillahirrobi ‘alamin..
    saya sering malu kalo habis sholat ….
    jadinya sholat ini terasa seperti maksiat muluw…
    makane ga heran kalo di ancam neraka . hihii..
    ga sholat ….????? kena rambu lagi “tidak ada agama bagi yang tidak sholat… waaaduch…!!
    nyufi itu susah ya mas ?? jadi tau lembut lembutnya …dan sholat wajib khusyuk, ga asal ngerjakan sholat tepat waktu doank, lalu diterima dan tidaknya terserah Allah…(seperti kebanyakan orang sekarang bilang) hihiii… lha kalo kadung sholat tepat waktu tapi ga diterima gimana ? apa ngga dungiiick ?

    Dengan ini maka saya mohon doa dari temen temen atau mari kita saling mendoakan agar kita di jauhkan dari ilmu yang tidak manfaat dan dari hati yang tidak khusyuk

    salam damai dan cinta

    .

  • Mazadjie

    @kuykuy
    @sufimuda

    boleh ga kalo saya mengatakan bahwa pernikahan adalah semacam accelerator atau bahkan sarana untuk quantum leap ?
    hehehehe…salah ya ?

  • sufi gila

    salam cinta dan damai saudaraku

    @Mazadjie
    udah tahu pake nanya hehehehehe …. o ya saking uniknya manusia itu maka barangsiapa yg mengetahui hakikat penciptaan manusia maka tiada lagi ada benci sedih dan kesengsaraan menerpa diri pribadinya … karena dia telah memahami bahwa segala takdir adalah sebuah ekspresi keindahan dari sandiwara akbar yg digelar Allah dalam panggung namanya jagad alam semesta raya … sehingga segalanya menjadi indah menjadi nikmat dan dia rasakan segala anugerah takdir Tuhan dengan penuh rasa syukur apapun bentuk takdir Nya … dan sabar bukan lagi menjadi bahasa kehidupannya karena syukur telah melampaui hakikat dari kesabaran

  • Mazadjie

    YUp….
    subhaanallah ……ini sih bener bener ungkapan orang lagi Njadab ….hehehe, kenapa ga pakai nama SUFI NJADAB mas ? kayae lebih cocok
    So, ujung peribadatan manusia itu adalah penyaksian (syahadat).
    Karena kefanaan diri di dalam laahaula wallaquwwata ilabillah, (incl : bersyukurpun pun dah ga sanggup) yang tinggal hanyalah kesadaran diri menyaksikan diriNYA yang ingin di kenal.
    Subhaanallah….
    Boleh saya kutip ya ungkapan diatas, bagus sekali
    salam cinta dan damai untuk saudaraku

  • Mazadjie

    baru bisa bersyukur setelah kondisi kesadaran normal sebagai Habbluminannass…(salam ketika mengakiri sholat)
    kemudian mengejawantah didalam kehidupan sehari hari
    sebagaimana ungkapan bang Sufi,

    wheleh koq malah ikut njadab …
    [Maksud saya kondisi tadi ketika biasanya terjadi ketika sedang mujahadah]
    sepuntene sing kathah… tambah ngelantur nich

  • cak_rie

    Assalamu’alaikum,
    Permisih mas alias kulonuwun,
    Nunut ngiyup, Apa Emperanya masih jembar?
    Salam Cinta Damai for all.

  • AutoSufi

    Assalammualaikum,

    @ mas kuykuy & sufimuda

    Mungkin bisa sedikit menambahkan arti pernikahan..
    Setau saya perjalanan hidup orang bertarekat itulah yg disebut hakikat. Nah dalam perjalanan hidup itu kita ditemani oleh yang namanya istri, Secara tidak sadar proses kita berGuru/berTuhan diasah dengan hubungan kita dengan pasangan hidup kita. Bagaimana kita harus mendahulukan Tuhan dibanding istri, orang pasti akan bilang mana mungkin menandingkan istri dengan Tuhan (impossible) tapi..coba bayangkan kalau suatu ketika Mursyid/Guru (yg notabene merupakan waliullah/duta besar Allah SWT) kita memanggil kita ke rumahnya sementara istri dirumah sedang sakit keras, masihkah kita dengan mudah bilang “Siap Guru”…

    Jangan engkau masuk neraka karena anak / istrimu ..begitu firmanNya (klo ndak salah ya).

    Suami merupakan imam dari sang istri, tapi sudah masuk kriteriakah kita untuk menjadi imam ? Lha kalo kita sendiri ndak ngerti cara berTuhan yg benar, gmn bisa disebut imam..(kalo yg ini nanya deh ama bang sufimuda)..

    Ndak tau wis..kok malah nglantur kmana2…tp intinya menarik jg kalo artikel ttg Istri ini diangkat..bkn begitu bang Sufimuda ?

    Wassalammualaikum

  • shirath

    Bumi kering kerontang karena musim kemarau tak kunjung usai. Akibatnya tanam-tanaman sulit untuk tumbuh dan berkembang. Air hujan tak juga meresap ke lapisan bumi. Padahal, tanpa adanya air maka tanaman hampir mustahil bisa diharapkan untuk tumbuh kembali. Apalagi mengharapkan buahnya yang lebat, tentu hal itu lebih tidak mungkin lagi. Maka demikian pula hati seorang insan ketika ia jauh dari siraman wahyu ilahi dan tidak diisi dengan dzikir kepada-Nya laksana bumi yang tak pernah tersirami air hujan setiap hari. Ucapan-ucapan terpuji dan amal salih mustahil muncul dari hati yang mati.
    http://www.shirath.co.cc

  • sabdalangit

    Mas Sufi Muda yg arif dan ikhsan
    Semoga Gusti Allah selalu memberikan berkah dan anugrah, kesehatan dan keselamatan, ketentraman dan kebahagiaan anda dan keluargas semua.

    Perkenankan saya ada pertanyaan dalam batin saya, ke mana-mana selama ini belum pernah mendapatkan jawaban yg memuaskan.

    Maaf Pertanyaan sy sangat sensitif, tetapi saya beranikan diri utk bertanya;

    dalam lafadz sahadat dalam bahasa arab “La illaha ilallah” ;
    kemudian di artikan dalam bahasa indonesia;
    “Tiada Tuhan, selain Allah”

    pertanyaan saya;
    1. apakah arti harfiah dari ; (La) illaha
    2. apakah arti harfiah dari ; (il) allah
    Pertanyaan pertama dalam pemahaman saya bermakna bahwa tuhan yg jamak (Gods) sedangkan yg kedua bermakna tuhan yg tunggal (God).

    Jika makna harfiah ini tdk salah, mengapa tdk ditranslate ke dalam bhs Indonesia menjadi;
    “tiada Tuhan (jamak) kecuali Tuhan (tunggal)”
    atau “tiada Allah (jamak) kecuali Allah (tunggal).

    Mengapa Depag RI mentranslate menjadi:
    Tiada Tuhan, melainkan (kecuali) Allah.
    Apakah perubahan bahasa ini tdk mempengaruhi esensi atau taste sesuai bahasa aslinya.

    mohon maaf bila petanyaan polos sy ini ada yg menafsiran negatif, sungguh sy tak ada niat buruk apapun, semua ini benar2 kebodohan sy yang belum bisa memahaminya secara gamblang.

    salam taklim

    sabdalangit’s web

  • SufiMuda

    @Sabda Langit
    Terimakasih atas do’a tulusnya, semoga Allah akan selalu mempersatukan kita dalam kasih dan sayangNya, amien

    Yang bertanya lebih tahu dari yang ditanya 🙂

    Ilah dalam bahasa Arab bermakna tuhan. Saya setuju makna Ilah itu “Gods” karena tujuan dari syahadat itu tidak lain menafikan semua tuhan-tuhan.

    Translate Depag itu menurut saya untuk memudahkan saja dan bisa dimaklumi. Ketika orang menyebutkan Tuhan, masih dalam kategori umum. Kalau orang menyebut Allah itu sudah dalam makna khusus karena Allah itu nama TUhan.

    Akan tetapi kalau kita merujuk kepada bahasa Arab, Allah itu berasal dari kata AL-ILLAH, berati Tuhan dari tuhan-tuhan 🙂

    Cuma ini yang bisa saya jawab, kalau ada saudara2 punya jawaban yang berbeda silahkan saja. Mohon maaf kalau jawaban saya kurang berkenan,

    Salam

  • Dono

    Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh pak sufimuda,
    Jika saya berziarah pada ahli kubur muslimin dan muslimat, selalu saya menyapa salam dan membaca beberapa surat-surat dari kitab suci Alquran,mereka selalu salam kembali dan berterima kasih karena dapat doa dari sahabatnya seorang muslim, biarpun tidak dikenal semasa hidupnya apalagi yg dikenal.Doa dapat lebih menerangkan tempat tinggal mereka dan mereka merasa sangat senang karena dikunjungi.

    Cerita saya ini hanya untuk membenarkan cerita tersebut diatas bahwa arwah orang yg sudah meninggal insyaAllah bisa berkomunikasi dengan orang yg masih hidup.

    Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh,
    Dono.

  • Ruslianto

    Assalamu-a’laikum Bangda Sufi Muda;
    Menghadirkan Mursyid, berrabithah ke Mursyid dan Menyambung Rohani kepada Mursyid adalah suatu hal yang sangat krusial dan sering diperdebatkan dan tidak dapat diterima dari orang-orang yang anti Tarekat (itu), padahal “menyambung rohani” kepada Mursyid adalah perintah Allah SWT, Lihat Al Qur’an ;

    PERTAMA ;Suraah Ar Ra’du ayat 19
    Afamay ya’lamu annama unzila ilaika mir rabbikal haqqu Kaman huwa a’ma, innama yatazakkaru ulul albab,

    Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta ?. Hanyalah orang-orang ulul albab (berakal) saja yang dapat mengambil pelajaran,

    KEDUA :Suraah Ar Ra’du ayat 20
    Allazina yufuna bi’ahdillahi wa la yanqudunal misaq(a),

    (yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian,

    KETIGA :Suraah Ar Ra’du ayat 21
    Wal lazina yasiluna maa amarallahu bihi ay yusala wa yakhsyauna rabbahum wa yakhafuna su’al hisab(i).

    Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk.

    KEEMPAT :Suraah Ar Ra’du ayat 22
    Wal lazina sabarubtiga’a “wajhi rabbihim” wa aqamus sholata wa anfaqu mimma razaqnahum sirraw wa ‘alaniyataw wa yadra’una bil hasatis sayyi’ata ula’ika lahum ‘uqbad dar(i).

    Dan orang-orang yang sabar karena mencari ridhaan Tuhannya, mendirikan sholat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik).

    Berkaitan dengan Suraah Ar Ra’du ayat 19 sampai dengan ayat 22 diatas , jika diperhatikan maknanya sama dengan yang tercantum pada suraah Ali Imran ayat 200; Ya ayyuhal lazina amanusbiru wa sabiru wa rabhitu, wattaqullaha la’allakum tuflihun. (Hai orang-orang yang beriman , bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga, dan bertaqwa-lah kepada Allah agar kamu beruntung), yang selalu dan lazim dibaca “setelah menghadirkan Mursyid” ?? yaitu menyikapi rasa sabar.

    Jika diteliti secara seksama dan mendalam Suraah Ar Ra’du ayat 19 sampai dengan ayat 22 diatas, adalah pelajaran bagi pengamal Tarekat ;
    PERTAMA : (Ayat 19) Pengamal Tarekat tidak buta (sempit pandangan), memiliki wawasan yang luas, dan ilmu tarekat justru menjadikan pengikutnya selaku ulul albab (cerdas, cendikia) ;
    KEDUA : (Ayat 20) Pengamal Tarekat “memegang teguh janji Allah” Bai’at ? dan istiqomah ? ;
    KETIGA : (Ayat 21) Pengamal Tarekat wajib menghubungkan diri (rohani) dengan Mursyid, sesuai perintah Allah SWT. Dan pada saat menghadirkan mursyid (itu) ia takut akan dosa-dosa (jahir dan batin) dan takut akan hisab yg buruk;
    KEEMPAT : (ayat 22) Pengamal Tarekat , adalah orang yang selalu sabar mengharap ridho Allah (Illahi anta maqsudhi waridhoka matlubi) dan Yang memberikan sebagian rezekinya secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan dalam artian selalu bersedekah,. (dalam suluk??) dan Pengamal Tarekat insya Allah sesuai dengan janji Allah pada ayat (ini) adalah sekelompok orang beriman yg mendapat tempat “kesudahan” (diakherat) yang baik ; (amiinn).
    Allahu-a’lambissawaab
    Wass; Salam kangen buat Bangda Sufi Muda.

  • yustia

    Dulu sewaktu kuliah sy punya feeling yg kuat, bisa membaca karakter orang lain hanya dgn melihat wajahnya jg sering mengetahui apa yg akan terjadi pada sy lewat mimpi. Mengapa skrg sy kehilangan semua itu? Bisakah sy mendapatkannya kembali dan bgmn caranya?Terima kasih.

  • rakha prayoga

    Mas sy bingung tarikat mana yg harus di ikuti karena sekarang di kampung sy sudah banyak tarikat yg saling salah menyalahkan antara satu sama lain, jdi sy yg awam ini merasa takut akan tersesat…apabila mengikuti salah satu tarikat nantinya tarikat yg lain saling sindir…pernah sy dengar dari ustad katanya berkah ilumu yg baik itu ilmu yg menjaga hubungan dengan allah dan sesama….kalau sy dilihat dikampung sy orang2 cuma menjaga hubungan kepada Allah sahaj sedangkan kepada sesama saling menyalahkan…..mohon pencerahannya ……

    • SufiMuda

      Tidak perlu bingung, ambil salah satu tarekat niscaya selamat.

      Dalam kitab Mizan Al Qubra yang dikarang oleh Imam Asy Sya’rany ada sebuah hadits yang menyatakan :

      “Sesungguhnya syariatku datang dengan membawa 360 thariqah (metoda pendekatan pada Allah), siapapun yang menempuh salah satunya pasti selamat”. (Mizan Al Qubra: 1 / 30 )

      Dalam riwayat hadits yang lain dinyakan bahwa :

      “Sesungguhnya syariatku datang membawa 313 thariqah (metode pendekatan pada Allah), tiap hamba yang menemui (mendekatkan diri pada) Tuhan dengan salah satunya pasti masuk surga”. (HR. Thabrani)

      Jadi, Tarekat apa pun selama Guru Mursyid seorang Ulama yang mengambil ilmu tersambung sampai kepada Rasulullah SAW, maka tarekat itu boleh di ikuti.

      Tarekat Di indonesia dan direkomendasikan oleh Nahdlatul Ulama’ berjumlah 44 Thariqah, dikenal dengan Thariqah Al Mu’tabaroh An Nahdliyah dengan wadah organisasi yang bernama Jam’iyah Ahlu Al Thariqah Al Mu’tabarah Al Nahdliyah.

      Jadi tidak perlu bingung, tidak usah sibuk melihat orang lain, sibuklah memperbaiki diri sendiri.

      Demikian

    • pengamat

      komentar ustad itu benar! kekurangannya jika dia tidak berthariqat!

      yang berthariqat juga benar kekurangannya merasa diri paling benar!

      sampaikan hadits ini mereka;
      “Wahai Rasulullah, si Fulanah sering shalat malam dan puasa.
      Namun lisannya PERNAH menyakiti tetangganya.
      Rasulullah bersabda: ‘Tidak ada kebaikan padanya, ia di neraka”
      (HR. Al Hakim)

      kita kan dikaruniai akal ma Tuhan, jadi ambil saja yang benarnya, yang salahnya jangan diambil

  • bakrul ulum sayid muhammad

    bagaimana cara kita mengetahui mendengar,secara nyata tau penyaksian nyata akan ALLOH SWT

Tinggalkan Balasan ke MazadjieBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca