Nasehat

APA TANDA KITA DEKAT DENGAN TUHAN?

Ketika suluk berakhir, seorang Khalifah Senior (umur Beliau lebih kurang 65 tahun) duduk diantara para peserta suluk dengan gaya santai setelah selesai bergotong-royong membersihkan surau baik di bagian dalam maupun bagian luar. Selaku orang yang baru dalam Tarekat, pengalaman-pengalaman murid-murid senior dari Guru sangat menyenangkan untuk didengar dan banyak sekali pelajaran yang bisa diambil karena yang mereka ceritakan bukan hasil dari bacaan tapi merupakan pengalaman nyata. Dalam suasana penuh keakraban, khalifah senior bertanya kepada khalifah yang lain, “Abang-abang sekalian, apa tanda kita dekat dengan Tuhan?”.

Demikian khalifah senior bertanya kepada kami yang masih muda dan memang di surau sangat dijaga hadap (sopan santun) walaupun usia kita lebih tua tetap memanggil Abang kepada saudara seperguruan. Pertanyaan sederhana itu tidak ada yang bisa menjawab, semua diam dan memperhatikan dengan seksama wajah dari khalifah senior tersebut. Saya hadir disitu dan peristiwa itu lebih kurang 10 tahun yang lalu. Khalifah Senior dengan senyum berkata, “Semakin dekat kita dengan Tuhan maka semakin kita tidak bisa meminta kepada-Nya, seorang yang dekat dengan Tuhan ibarat seorang bayi dipangkuan ibunya, dia tidak pernah berprasangka buruk kepada ibunya, apakah ibunya memberikan makan atau tidak, membiarkan dia haus atau bahkan ibu membuangnya begitu saja, dia tetap pasrah dalam pangkuan ibunya

Kata-kata Khalifah Senior itu sangat berbekas dalam hati saya dan kata-kata ini memberikan sebuah kesadaran kepada saya bahwa sampai saat ini saya belum dekat dengan Tuhan karena begitu banyak permintaan dalam doa, begitu banyak pula hasrat untuk menggengam dunia ini. Keluhan kalau mengalami sakit dan derita menandakan kita belum dekat dengan Tuhan. Mungkin kita telah mengenal-Nya, telah bersimpuh dikaki-Nya, telah merasakan betapa nikmat memandang wajah-Nya namun kita masih tergolong orang-orang yang dekat dihati-Nya.

Lalu bagaimana dengan ucapan Nabi bahwa kita harus selalu meminta kepada Tuhan dan orang yang tidak mau meminta digolongkan kepada orang-orang yang sombong? Bagi orang yang jauh dari Tuhan maka dia akan selalu meminta untuk kepentingan dirinya, tidak pernah dia mau berdoa untuk orang lain.

Khalifah Senior tersenyum diantara kebingungan para jamaah suluk, kemudian saya memberanikan diri bertanya, “Abangda, kalau ukuran dekat dengan Tuhan tidak bisa meminta kepada-Nya, bagaimana dengan Guru kita yang selalu mendo’akan kita, bukankah Beliau juga meminta kepada Tuhan? Dan yang saya tahu Guru kita sangat dekat dengan Tuhan

Masih dengan senyum yang khas Beliau berkata, “Anak Muda, Seorang yang dekat dengan Tuhan itu tidak bisa meminta untuk dirinya tapi doanya sangat makbul untuk orang lain dan dia selalu berdoa untuk orang lain, seperti Guru kita. Guru kita hanya memikirkan murid-muridnya, mana pernah Beliau berdoa agar diri nya kaya? Sudah puluhan tahun saya mengikuti Beliau dan saya tahu persis bahwa yang Beliau doakan hanya muridnya, ya… kita-kita ini yang selalu menjadi beban Beliau dan terkadang tidak tahu diri….” Ucapan terakhir tidak lagi disertai senyum namun dengan wajah sedih dan linangan air mata.

Beliau melanjutkan, “Kita ini lah yang harus mendoakan Guru kita, agar semua cita-citanya dikabulkan Tuhan, itulah bukti rasa cinta dan kasih kita kepada Beliau….

Berulang kali saya berbuat kesalahan kepada Beliau, tapi selalu Beliau memaafkannya ….

Kemudian Khalifah Senior melanjutkan nasehatnya, “Jangan pernah abang-abang sekalian durhaka kepada Guru kita karena kalau durhaka kepada Guru tidak akan beruntung selama-lamanya…

Setelah saya memahami hakikat Ketuhanan dan kebenaran dari Tariqatullah dan saya meyakini bahwa betapa hebatnya Ilmu zikir yang dapat mengantarkan orang kepada Allah, saya memberanikan diri untuk bertanya kepada Guru, “Guru, begitu hebatnya ilmu zikir dalam tarekat ini, kenapa tidak semua manusia mau mengikuti jalan ini?

Guru tersenyum dan berkata, “Hanya sedikit orang yang bisa bersyukur….

Saat itu saya tidak begitu paham dengan apa yang beliau sampaikan baru sekarang saya memahaminya, bahwa begitu banyak karunia diberikan oleh Allah kepada manusia namun sedikit sekali yang mau menyembah-Nya dengan cara yang benar, sedikit sekali orang yang sungguh-sungguh mencari jalan untuk kembali kepada-Nya, sedikit sekali orang yang bersyukur. Saya jadi ingat kisah Nabi yang shalat semalaman dan ketika ditanya oleh Aisyah kenapa Beliau shalat begitu banyak sampai kaki bengkak padahal Beliau sudah dijamin masuk surga dan nabi menjawab, “Aku ingin menjadi ABDAN SYAKURA (hamba yang pandai bersyukur)

103 Comments

  • Musafir Gendeng

    Laa hawla wa laa Quwwata illa billah
    Seorang hamba yang mengabdi pada majikanNya tak akan menanyakan upah.bagaimana bisa mengabdi kalau tak tau siapa yang di abdi i (tuanNya).itu semua hak preogratif ManjikanNya.
    Sholu’ala nabi muhammad………

  • DiPK

    Dekatkah kita dengan Tuhan?. Kenal diri rata-rata maka kenal Tuhan yang nyata. Kalau tak kenal Tuhan mana munkin nyata dekat padaNya. Antara kita dan Tuhan hanya terhijab oleh sehelai tirai sutera. Terluruh hijabtu maka baru ku tahu memang benar dari apa yang aku dengar pesanan kakek. ” kalau tak upaya mendekati Tuhan, ingatlah Tuhan dekat dengan kita malah lebih hampir dari dua urat hamreh”

    Minta petunjuk bang sufimuda!!!

  • Jay

    Subhanallah. Bagus sekali tulisan ini. Tidah sehurufpun saya tinggalkan. Terima kasih atas tulisannya yg sangat berarti bagi saya. Semoga Allah memberikan rahmat dan hidayahnya keada akhi. AMIN

  • agus setyonugroho

    Asalamualaikum………
    Terima kasih abangnda atas artikel2 yang abangda sampaikan, dari artikel abangnda di atas saya bisa ambil kesimpulan bahwa murid guru yang bisa membersihkan diri sperti yang baru abangnda sampaikan tentu tidak mudah untuk di dapat sebab orang tersebut harus bersuci tiap hari , dengan cara tidak meningggalkan tugas2 dr guru, sedekah setiap hari bila mengingat urusan duniawi agar terhindar dari balak, berubudiyah tiap hari agar seluruh jiwa dan raga tertanam keiklasan pada akhirnya ketemu titik kulminasi kedekatannya pada ALLAH S.W.T yang di sebut oleh ayah ilmu yang tak terhingga yang mana bila kita mencapai kedekatan diri kita pada ALLAH maka tidurpun kita ada dalam gengaman ALLAH, dan bila berdoa maka akan di kabulkan oleh ALLAH sudah barang tentu tidak ada yang bisa melawan tentunya hal2 yang menyangkut dengan nafsu mudmainah.
    wa’alaikum……

  • sufimuda

    Wa’alaikum salam
    Semoga Rahmat dan Karunia Allah selalu tercurahkan kepada Bang Agus…
    Saya pernah diberi nasehat oleh Guru bahwa lebih baik kita tidak merasa dekat dengan Tuhan dari pada merasa dekat karena ketika merasa dekat justru membuat kita tidak waspada terhadap berbagai macam godaan yang sangat halus. Merasa jauh dengan-Nya justru akan lebih memudahkan diri kita untuk menghambakan diri kepada-Nya.

    Hal tersulit yang dilakukan oleh seorang murid adalah menghambakan diri kepada-Nya.

    Kita harus punya rasa takut kehilangan Guru, harus punya rasa takut tercampakkan dari rahman dan Rahim Tuhan kerena sikap itu akan bisa mengekalkan kita bersama-Nya

    Terimakasih Bang Agus sudah berkunjung dan berkomentar di Surau Sufi Muda….

    Salam

  • sufi gila

    salam cinta dan damai saudaraku

    BOSAAAAAAAAN …. BERTENGKAAAAAAAAARRRRR TERUUUUUSSSS ….. BERSELISIHHHHH TERUUUUUSSSS … BERDEBAAAAAATTTTT TERRRUUUUUUSSS … MANAKAAAAAHHHH KEDAMAIAAAAAAN ….. BAHKAN DI FORUM PARA YG KATANYA SUDAH IKUTAN DZIKR PUN NGGAK JAUH BEDA …. RUPANYA PEPERANGAN SUDAH MENYENTUH WILAYAH PARA AHLI DZIKR ? MEMANG DUNIA INI SUDAH SEMAKIN TUA …. HEHEHEHEHEHE

    LANJUTIN DAH KALAU EMANG MASIH SUKA BIAR MAKIN HANCUR DUNIA INI

  • jablai_wex

    sebenarnya jablai sih asik2 aj,cuma kadangkala ada manusia yg phobia membaca n mengetahui tentang tasawuf seakan akan apa yg menjadi komentarnya suatu yg mutlak benarnya menurut dia x ya. SEPERTI APA KATA SAUDARA KITA YG KOMENTAR “.Saya pusing deh melihat komentnya, sudah diridhoi mintanya dimurkai kok goblok banget sih .”..peace la demi para sufi. mudah mudahan tidak terjadi tragedi gaza lg diindonesia seperti ini.lebih arif lg klo kita intropeksi diri dl sebelum mengutarakan hal yg mengundang para dedemit mapir ke otak.mudah mudahan apa yg menjadi tong kosong benar2 diisi dengan pengetahuan yg luas mengenai tasawuf dan slalu diisi dengan kearifan dan kebijaksanaan.
    salam persaudaraan untuk bang warkop

  • salik

    Pemahaman seseorang terhadap suatu persoalan akan bertingkat-tingkat, sebagaimana bertingkat-tingkatnya maqam kita di mata Allah SWT. Biarlah yang tahunya ilmu anak TK atau SD komentar sesuai ilmunya, asal mau belajar sampai sarjana. Yang sudah sarjana sia-sia mau memaksakan anak TK untuk bisa mengikuti pemahamannya karena memang belum nutut ilmunya.
    Sekian. Illahi anta maksudi wa ridloka mathlubi

  • Sejuk

    Sepertinya banyak saudara2ku yang kurang senang dengan adanya perbedaaan kemudian mengarah kepada perdebatan. Kalau pendapat saya justru berbeda. Perbedaan akan membuat kita lebih mawas diri, perbedaan justru mendidik kita untuk sedikit demi sedikit dan per-lahan2 menghilangkan egoisme kita bahwa ternyata pendapat kita, ilmu kita tdk seberapa. Karena pada sebuat titik tertentu kita akan tersungkur dan mengakui bahwa ternyata saya tdk memiliki apa2 disinilah persaksian yg suci tanpa rekayasa, dari lubuk hati kita yang paling dalam akan berkata …Ya Allah Engkaulah satu-satunya pemilik semua ini… Aku mengakui kebesaran-Mu … Aku megakui keMaha perkasaan-Mu sedang aku lemah tak berdaya. “Tiada daya dan upaya melainkan daya dan upaya dari-Mu”. Maka saudara2ku jangan pernah khawatir untuk memberi komentar2nya walaupun itu berbeda, jangan pernah takut salah dalam berkomentar karena boleh jadi menurut anda naif tapi justru di seberang sana bisa menjadi ilmu yg sgt berharga & merupakan pembuka hijab, mungkin karena keikhlasan anda dalam memberikannya. Pesan Guru kami ilmu itu tdk mesti terucap dari dari seorang yg berpendidikan tinggi tapi bisa jadi dari orang2 yg tdk dianggap termasuk anak2 di bawah umur.

  • ikhwan

    tanda2 yg asli bahwa seseorang itu dekat dgn Allah swt adalah. apabila kita sdh tdk lagi melihat aib pd diri org lain, walau pun dgn jelas org yg di lihat’y itu mempunyai aib. akan tetapi krena org yg mmandang itu dekat dgn Allah swt maka dia tdk mlihat aib pd org lain tsb. yg dilihat’y hanyalah segi positif yg ada pd diri org lain tsb. org lain adalah cermin dirikita. klu kita msh mlht aib pd diri org itu berarti hati kita msh kotor / mpnyai aib. akan tetapi klu kita tdk lg mlht aib pd org lain itu berarti hati kita yg bersih, org yg dekat dgn Allah swt adlah org yg berhati bersih. coba saja kita bercermin, apabila dicermin itu ada tahi lalat di pipi, yg punya tahi lalat itu kita yg bercermin atau kaca cermin ? sdh tentu kita yg bercermin itu kan. inilah kira’ya contah untuk mendekatkan paham. wassalam

  • Bang_al

    assalammualikum…

    saya mau pesan sm bang sufi

    tolong buat artikel tentang _JUNUB_

    buat yang belum ikut tasawuf, godaan pasti ada setiap hari.
    di dlm dunia tasawuflah meleburkan diri dgn zat yang maha mulia. sampai kpd maqam yg ditentukan.
    tuk ikhwan tasawuf jangan sampai kita termasuk kpd penyakit junub ini.

    trims,

  • Lambang

    Ass Wr Wb,

    Menurut saya, tanda seseorang dekat dengan Allah adalah:

    Kita merasakan bahwa Allah menggunakan tangan kita untuk menolong orang lain

    Kita lebih banyak mendoakan orang lain yang mengalami kesulitan, dibandingkan dengan mendoakan diri sendiri atau keluarga

    Orang semakin senang berada dekat dengan kita dan semakin sedikit orang yang merasa terdzolimi oleh kita

    Semakin banyak orang yang menganggap kita tidak beribadah dengan baik, karena dengan demikian kita dapat beribadah dengan bebas tanpa terkena penyakit riya’ dalam beribadah

    Yah, itu sekedar pendapat saya yang masih abangan ini. Kalau salah ya mohon di-delete saja, gampang koq.

    Salam.

  • ikhwan

    org yg sdh tdk lg memandang aib pada diri org lain itu sdh otomatis g akan nyakitin org lain,dia suka menolong. untuk mencapai martabat hati sprti ini harus belajar, belajar dgn guru yg bnr2 haq.

  • ohmygod

    bang SUMU smoga damai di bumi sebagaimana damai di surga, khidmad di bumi sebagaimana khidmad di surga

  • joko

    keyakinan itu ta bisa diwariskan, jalan untuk menempuh kesana perlu waktu dan proses. tanapa ada bimbingan seorang guru ( Mursyid) maka syetan lah yang akan membimbingnya. puncak dari kebahagiaan di dunia dan akherat adalah mempunyai hati yang tenang penuh dengan nur Ilahi..

  • sand

    Tanda kita dekat dengan Allah SWT yaitu kita harus sadar bahwa semua makhluk diciptakan atas kehendak-Nya. Maka jangan sia-siakan hidup ini, karena hidup buat selama-lamanya diakhirat kelak. Kita hrs selalu bersyukur didalam suka maupun duka.

    Salam

  • sufi gila

    salam cinta dan damai saudaraku

    menurut saya setiap sesuatu adalah bukan lagi dekat dengan Tuhan karena Allah meliputi langit dan bumi ….. mungkin persepsi yg harus diubah bahwa setiap pribadi akan mendapatkan proses pengajaran langsung dari Allah dengan tahapan2 seperti yg telah dialami oleh para Mursyid karena merekalah yg telah finish …. dan sesungguhnya para mursyid pun dalam kehendak Tuhan dan mereka2 yg mendekat pada pengajaran para mursyid pun adalah kehendak Tuhan ….. jadi semuanya adalah sangat dekat dengan Tuhan …. yg berbeda adalah taraf pendidikan yg telah dianugerahkan Tuhan pada setiap pribadi …. sehingga terjadilah proses pergesekan yg sebenarnya sangat indah dalam sebuah proses pendidikan pribadi per pribadi yg merupakan sunnatullah

  • sufi gila

    sedikit tambahan

    bahwa setiap MAQOM atau STATION atau KEADAAN atau TINGKATAN adalah bukan hal yg bisa diperjuangkan karena bila kita mengatakan diperjuangkan berarti kita telah mengambil hak ALLAH yg berkuasa atas kita …. tapi tidak lebih merupakan suatu anugerah yg telah digariskan …. jadi petunjuk yg kita terima dari para GURU adalah sebuah petunjuk agar kita instropeksi di manakah letak MAQOM hati kita …. contoh bila dibicarakan oleh GURU tentang SABAR adalah suatu keadaan yg apabila kita berbenturan dengan masalah maka masih terasa SEDIH dan apabila mendapat karunia kita GEMBIRA dan mengembalikan bahwa ini adalah kehendak ALLAH … SYUKUR adalah bila masalah ataupun karunia membentur maka kita GEMBIRA … dan IKHLASH adalah hilangnya rasa tersebut baik SEDIH ataupun GEMBIRA karena baginya tiada lagi beda antara musibah ataupun karunia

  • ABHusin

    APA TANDA KAMU DEKAT DENGAN TUHAN..??

    Tuhan, Tuhan Yang Maha Esa,
    Dimana aku bermohon dengan segala doa…..
    Tuhan, Tuhan tempat aku bertedoh,
    Dimana aku memuja dengan segala keloh…..
    Aku jauh Dia jauh, aku dekat Dia dekat,
    Hati adalah cermin, tempat dosa pahala berlaboh…..

    Dekat itu masih ada lagi lawannya yaitu jauh,
    Namun dekatnya Dia lebeh hampir dari urat semereh…..

    …..Wallahualam…..

  • kangBoed

    “ Aku hidup di dalam DIA dan DIA hidup di dalam aku, biarlah DIA semakin ditinggikan dan aku semakin direndahkan “
    Salam Sayang Saudara saudaraku..

  • TUAQ SAM LOMBOK

    PATUT UNTUK DIRENUNGI, HUBUNGAN KITA DENGAN ALLAH BUKAN SEPERTI HUBUNGAN ANTARA BURUH DAN MAJIKAN, KARENA SANG BURUH KERJA HANYA UNTUK UPAH……
    YANG PENTING SEKARANG KITA SEBAGAI MURID-MURID AYAH HARUS LEBIH SERIUS LAGI DALAM MENGABDI

Tinggalkan Balasan ke jauhBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca