Sahabat Nabi

Perlombaan antara Umar dan Abu Bakar

Bismillahir rahmanir rahiem

"Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka ber-lomba2-lah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allahlah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan." (QS 5:48)

Umar bin Khaththab (ra) meriwayatkan, "Suatu ketika [1] Rasulullah (saw) memerintahkan kami untuk bersedekah."

"Waktu itu aku memiliki sedikit harta kekayaan. Akupun merenung, betapa hingga saat itu Abu Bakar (ra) selalu membelanjakan hartanya lebih daripada yang aku belanjakan di jalan Allah. Lalu aku berharap dengan karunia Allah, semoga kali ini aku dapat membelanjakan hartaku lebih daripadanya, karena saat itu aku mempunyai harta yang cukup untuk aku belanjakan. Aku pulang ke rumah dengan perasaan gembira sambil membayangkan buah pikiran tadi. Selanjutnya, segala yang ada di rumah aku ambil setengahnya."

Melihat betapa banyaknya harta yang diberikan Umar ((ra) maka, Rasulullah (saw) bertanya, "Apa ada yang kamu tinggalkan untuk keluargamu, ya Umar?"

Jawab Umar (ra), "Ya, ada yang aku tinggalkan buat mereka, ya Rasululllah."

Rasulullah (saw) bertanya lagi, "Berapa banyak yang telah kamu tinggalkan?"

Jawab Umar (ra), "Aku telah tinggalkan setengahnya."

Tidak berapa lama kemudian, Abu Bakar (ra) datang dengan membawa harta bendanya.
Umar (ra) berkata, "Aku mengetahui kemudian bahwa dia telah membawa seluruh miliknya sebagaimana yang aku dengar dari pembicaraannya dengan Rasulullah."
Rasulullah (saw) bertanya, "Apakah yang kamu tinggalkan untuk keluargamu, ya Abu Bakar?"

Jawab Abu Bakar (ra), "Aku tinggalkan bagi mereka Allah dan rasul-Nya."
Lalu Umar (ra) berkata, "
Sejak saat itu aku mengetahui bahwa se-kali2 aku tidak dapat melebihi Abu Bakar." Subhanallah.

 

Sumber : imanyakin.modblog.com

94 Comments

  • asep

    @Padimuda

    Benar apa yang dikatakan oleh saudaraku Padimuda, dalam tingkatan makrifat kepada Allah swt diantara syari’ah, thariqah dan haqiqah adalah satu kesatuan.

    Perlu diketahui bahwa syari’ah adalah tingkat awal, thariqah adalah tingkat pertengahan, sedangkan haqiqah adalah tingkat akhir dan tertinggi. Kesempurnaan tingkat awal tercapai ketika tingkat pertengahan diraih dan kesempurnaan tingkat pertengahan tercapai ketika sudah mencapai tingkat akhir.

    Oleh karena itu, syari’ah mungkin dapat dicapai tanpa haqiqah, sekalipun thariqah tak mungkin bisa dicapai tanpa melewati syari’ah, begitu pula thariqah mungkin dapat dicapai tanpa haqiqah, tetapi haqiqah tak mungkin dapat diraih tanpa thariqah.

    Hal ini terjadi karena tingkatan yang lebih rendah merupakan kesempurnaan bagi tingkatan yang lebih tinggi. Maka dari itu, puncak kesempurnaan adalah bergabungnya ketiga tingkatan tersebut dalam satu kesatuan.

    Wassalam

  • Enang.tangerang

    Untuk semua,
    andaikan diri ini seorang yang suci saya tak akan berani untuk memaksakan kehendak terlebih lagi sampai melukai dan bila diri ini seorang kotor dengan dosa bukan larangan juga jika saya ingin menyampaikan sesuatu yang benar, berharap allah akan mengampuni dosa saya. Maafkan saya.
    @padi muda
    jikalau anda ingin mengetahui definisi tasawuf menurut saya anda bisa melihat tanggapan saya di posting saudaraku sufi muda mengenai zuhud sebenarnya. Islam adalah tasawuf,sedangkan tasawuf belum tentu islam. Imam Khomaeni pernah menyampaikan seorang suluk tidak akan pernah berjalan tanpa memahami dan menganalisis ilmu syariat dengan rasional. Bila ia berjalan tanpa itu sesungguhnya dia tidak mengetahui jalan yang sedang di laluinya. Maaf kan saya saudaraku padi muda.

  • padimuda

    @ asep
    alhamdulillah. Terima kasih atas sharing ilmunya.

    @ sufigila
    Setuju sekale. Jangan berdebat, malah jadinya setan ngomong sama setan. Diskusi is ok, insya Allah kalau bisa sama2 ikhlas akan ada Tuhan disitu. Itulah gunanya memperhatikan kanan/kiri saat berjalan, supaya tidak ditabrak dan selamat ditujuan. Bukan begitu abangqyu?

    @enang
    Saya sangat sepakat dengan peryataan diatas barusan. Seperti halnya koment saya dengan asep diatas: tauhid fiqih tasawuf haruslah beriringan. Itu sebabnya saya sedikit tergelitik membaca pertanyaan nomer 3 anda pertamakali. Sepemahaman saya seorang tasawuf tidak akan berdiam diri dan senang bersunyi-sunyi dalam kajian diri sedangkan umat menunggu action yang nyata? mohon maaf atas kesilafan dan kesalahpahaman. Mari kita tetap memperindah rumah NYA ini dengan berbagi pengetahuan yang dititipkanNYA pada kita.

  • Sandi

    Assalaamualaikum…

    @All

    Sungguh menyejukan penjelasan dari saudara-saudaraku semuanya. Tak terasa kita juga sedang berlomba dalam mencari kebenaran. Dan bisa dinilai siapakah pendapat yg paling mendekati kebenaran yakni dengan menyajikannya disertai dengan dalil Al Qur’an dan Al Hadist. Karena itulah yg menjadi pegangan kaum muslimin di alam semesta ini. Apabila keduanya dipegang teguh, maka akan ada satu kesatuan kepemimpinan umat pd zaman dahulu, pd zaman sekarang, maupun pd zaman yg akan datang, di dunia maupun akhirat. Seperti ketika Islam mencapai kejayaannya dibawah satu kepemimpinan umat yakni Rasulullah SAW.

    Salam

  • sufi gila

    salam cinta dan damai seluruh alam semesta raya

    cinta dan bahasa cinta akan menyejukkan hati … mulai dari diri sendiri maka akan mengimbas pada sekitar kita dan akhirnya pada dunia ….

  • sufi gila

    salam cinta dan damai saudaraku

    BOSAAAAAAAAN …. BERTENGKAAAAAAAAARRRRR TERUUUUUSSSS ….. BERSELISIHHHHH TERUUUUUSSSS … BERDEBAAAAAATTTTT TERRRUUUUUUSSS … MANAKAAAAAHHHH KEDAMAIAAAAAAN ….. BAHKAN DI FORUM PARA YG KATANYA SUDAH IKUTAN DZIKR PUN NGGAK JAUH BEDA …. RUPANYA PEPERANGAN SUDAH MENYENTUH WILAYAH PARA AHLI DZIKR ? MEMANG DUNIA INI SUDAH SEMAKIN TUA …. HEHEHEHEHEHE

    LANJUTIN DAH KALAU EMANG MASIH SUKA BIAR MAKIN HANCUR DUNIA INI

  • asep

    @Sandi

    Ok setuju, bahwa Islam di zaman dulu, zaman kini dan zaman yang akan datang kalau mengikuti ajaran Ahlulbait Nabi saw, semestinya sudah ada dalam satu kesatuan kepemimpinan umat ketika Islam dipimpin oleh Rasulullah saw. Sayang hanya sedikit saja umat Islam yang meyakini kebenarannya. Apa sebabnya? mungkin anda atau saudaraku sekalian yang hadir disini dapat memberi pencerahannya.

    @Sufigila

    Sabar dan jangan bosan saudaraku, berselisih dan berdebat diantara sesama manusia adalah wajar, karena setiap individu mempunyai pemahaman dan kemampuan yang berbeda. Atau menurut saya lebih tepatnya yaitu diskusi/sharing. Saling mengingatkan dalam kebenaran dan tetap dalam kesabaran.

    Wassalam

  • Enang.tangerang

    @tuan rumah dan semuanya
    kita semua seorang musyafir dimana yang maha mulia sedang menanti. Andai dalam perjalanan ini saya bertemu dengan anda sekalian bukanlah kesalahan saya atas takdir tersebut. Dan apabila dalam perhentian ini saya menawarkan kepada anda ,perbekalan yang saya miliki sebagai tambahan perbekalan dalam perjalanan yang akan anda tempuh, itu semua karena cinta saya kepada anda. Jangan sampai kita semua kembali kerumah karena lupa membawa perbekalan yang sangat di butuhkan. Rasakan pedasnya cabai karena kita memakannya,jangan merasakan pedasnya cabai karena melihat orang lain yang memakannya. Sesuatu akan stagnan(berhenti) apabila pujian merebak dan menjadi kebutuhan dan sesuatu akan dinamis(bergerak)apabila kritik merebak dan kebenaran menjadi sebuah tujuan. Saya hendak melakukan perjalanan kembali,maafkan saya atas semuanya. Senang bertemu dengan anda semua. Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

  • asep

    @Enang

    Selamat jalan saudaraku, semoga dalam perjalananmu mendapatkan ilmu dan hikmah yang lebih dalam lagi dan tali silaturakhmi ini akan kekal sampai akhir zaman. Semoga anda selalu ada dalam lindungan Allah swt, amin ya robbal’alamin.

    Wassalam

  • Aria

    Aaah,.. Lama tidak berkunjung, ternyata seru ya.
    Sayang kang enang sudah cabut. padahal ada komentar nih. “akhirnya ku temukan kebenaran karya Attijani” saya baca pada tahun 2001, hingga mengantarkan kepada pencarian kebenaran dan sejarah islam, berbagai buku dan literatur di baca, dan juga berbagai macam pemikiran dan perdebatan sampai akhirnya saya “rela” menundukkan kepala serendah2 nya kepada kehebatan pemikiran abangda sufimuda.

    @ sandi
    <>

    hadist berikut :

    Hadist riwayat ibnu umar ra :
    Bahwa Rasulullah was. bersabda : seorang muslim itu adalah saudara muslim lainnya, dia tidak boleh menzaliminya dan menghinakannya. Barang siapa yang membantu keperluan saudaranya, maka Allah akan memenuhi keperluannya. Barang siapa yang melapangkan satu kesusahan seorang muslim, maka Allah akan melapangkan satu kesusahan diantara kesusahan-kesusahan hari kiamat nanti. Dan barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat.

    @asep

    Hadis riwayat Jabir bin samrah ra, ia berkata :
    Aku bersama ayahku menemui Rasulullah saw. , lalu aku mendengar beliau bersabda : sesungguhnya urusan ini tidak akan berakhir sebelum dua belas orang khalifah memerintah mereka. Kemudian beliau berbicara dengan suara perlahan sehingga aku tidak dapat mendengarnya. Lalu aku bertanya kepada ayahku: Apakah yang beliau katakan? Ayahku menjawab: Semua khalifah itu berasal dari kaum Quraisy
    (Al-Bukhari in Legal Judgments Hadist No. 6682, Muslim in Emirate Hadist No. 3393, Al-Tirmizi in The Trial Hadist No. 2149, Abu Dawud, and Ahmed b. Hanbal)

    Hadis riwayat Abu Hurairah ra :
    Dari Rasulullah saw beliau bersabda : dahulu Bani Israil itu dipimpin oleh para nabi. Setiap kali seorang nabi mangkat, maka akan digantikan dengan nabi lain. Dan sesungguhnya tidak ada seorang nabi pun setelahku dan akan muncul para khalifah yang banyak. Mereka bertanya : Lalu apakah yang engkau perintahkan kepada kami? Nabi saw menjawab : Setialah dengan baiat KHALIFAH PERTAMA DAN SETERUSNYA serta berikanlah kepada mereka hak mereka, sesungguhnya Allah akan menuntut tanggung jawab mereka terhadap kepemimpinan mereka (Al-Bukhari in Book on Traditions of Prophets Hadith No. 3196, Muslim in Book on Emirate Hadith No. 3429, Ibn Majah in Book on Al-Jihad Hadith No. 2862, Ahmed b Hanbal compiled it in Part 2 Page 297)

    Silahkan dicerna, lagi malas kasih penjelasan nih 🙂

  • asep

    @Aria

    Salam kenal, kemana aja nih!

    Biar saya jawab semuanya. Utk kang Enang mengenai ‘Akhirnya kutemukan kebenaran’ karya Attijani. Hanya orang yang mempunyai akal dan fikiran yang bersihlah yang dapat memahami kebenarannya.

    Hadist dari Ibnu Umar, hadist riwayat Jabir bin samrah ra. Ok, saya setuju dengan kebenarannya.

    Hadist dari Abu Hurairah ra. Berarti anda membenarkan tindakan khalifah Muawiyah dan Abbasiyah. Mohon penjelasannya.

    Wassalam

  • Sandi

    @asep

    Sayang hanya sedikit saja umat Islam yang meyakini kebenarannya. Apa sebabnya?

    Kan udah dijawab oleh anda di/pada Januari 11th, 2009 pada 2:17 pm, ko’ nanya lagi ke saya! hehehe…saya setuju deh sama komentar anda.

    @Aria

    Mengenai hadist riwayat ibnu umar ra, sepertinya saya kurang setuju atas kebenarannya, karena hadist ini dhaif dari segi matannya yakni tidak sesuai dengan fungsi Al Qur’an sebagai pembeda dari yg haq dengan yg bathil. Kalo lah memang sahabat atau seorang muslim melakukan kesalahan, spt : ingkar, murtad, fasikh, kafir dsb. Tentu saja ia akan terkena ayat yg menyebutkan kesalahan tsb. Semoga anda berkenan.

    @Enang

    By, semoga anda senantiasa dalam bimbingan Allah SWT, amin.

    Salam

  • asep

    @Sandi

    Mengenai hadist riwayat ibnu umar ra, saya mengakui kebenarannya karena apabila seorang muslim melakukan kesalahan yg tidak sengaja atau ada kekurangan lahiriahnya, maka kita wajib untuk menutup aibnya dan menolongnya. Akan tetapi kalau kesalahan seperti Muawiyah dan Abbasiyah yang meracun dan membunuh para Imam dari Ahlulbait Nabi saw, sepertinya saya setuju dengan pernyataan anda yaitu hadist tersebut dhaif dari segi matannya.

    Wassalam

  • Sum_Ego

    As.Wr.Wb
    Pembelajaran yang sangat berharga.
    Mohon izin copy filenya bolehkah? (hehe lho wong udahcopy kok br izin) dosakah saya pk sufi muda? Mohon maaf telat izinny
    Ws.Wr Wb

  • syaipullah

    kok sufi muda gak bela abu bakar dan umar dketika dihujat???
    dimana kesufian anda???
    maaf, kalau saya kuranmg berkenan tentang hal ini.
    bnyak sekali orang yang mengkambinghitamkan ahlil bait 9keluarga suci) nabi dengan memfitnah dan mencela para sahabat mulia.
    salam damai………

  • syaipullah

    buat enang tangerang….
    Disaat Rasulullah dikejar kejar, apakah anda bersama Beliau??
    tidak, RAsulullah bersama sahabatnya tercinta, Sayyidina Abu BAkar.
    Apakah anda baca Qur-an??? di situ dihikayatkan 1 diantara 2 di dlama gua??/

  • SufiMuda

    @sum ego
    silahkan di copy, sebelum di mintak copy udah di izinkan koq 🙂

    @Syaipullah
    Makasih ya udah singgah di sufimuda, selama ini sy sibuk x, baru x ini mampir kemari 🙂

    Agar damai lebih baik kita tidak ikut ikutan mencela sahabat Nabi 🙂

    Sekian banyak sy baca literatur tentang Islam, baik referensi suni, syiah maupun non muslim, saya mengambil kesimpulan bahwa kita tidak akan mendapatkan apa-apa dari semua itu, hanya sekedar jadi bahan bacaan doank….

    Saya menemukan hikmah di Tasawuf di bawah bimbingan Guru Mursyid.

    Kalau sy ikut2an marah dan mencela orang yang mencela sahabat Nabi berarti saya sama dengan dia 🙂

  • siti alladunni

    Masih terasa aura perdebatan disini,,sy malas baca komen,,tak lewati saja.
    seingat sy yg diceritakan kyai bahwa syekh abdul qodir al jaelani selalu rendah hati menganggap bahwa orang lain lebih baik /lebih pandai dari dirinya.
    Mohon maaf komen sy jika tak berkenan.

  • deden kurniawan

    assalamu’alaikum wr.wb
    bissmillahirrahmanirrahim,
    Mohon ijin untuk menimba ilmu di tulisan bang sufimuda, rasanya banyak sekali yang harus saya benahi untuk mendalami ilmu agama islam, khususnya untuk mengenal ajaran yg di sampaikan nabi Muhammad , sahabat sahabat nabi sampai ke ahlul baith agar saya dapat belajar dari keseharian Beliau dalam mengenal Allah,amiin
    mohon doanya
    wassalamu’alaikum

  • Ruslianto

    Ibn Abbas berkata, “Orang pertama yang diberikan kitab dari sebelah kanannya dari umat ini adalah Umar Ibn al-Khatab. Baginya ada cahaya seperti cahaya matahari. Dikatakan, “Dimana Abu Bakar ?” Dia sudah jauh , Malaikat membawanya ke Syorga.
    Penjelasan ini didapati dalam Tafsir al-Qurthubi.
    Wass.

Tinggalkan Balasan ke asepBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca