Tasauf

Sudahkah saya Ber “ISLAM KAFFAH” (Bag. 3)

Sudah lama saya tidak melanjutkan tulisan tentang Islam Kaffah yang telah saya tulis dua bagian. Pada bagian terakhir masih membahas masalah syariat dan sebenarnya kelanjutan dari tulisan tersebut (tentang thareqat, hakikat dan makrifat) telah dibahas dengan lengkap tapi dalam judul yang berbeda makanya saya tidak lagi menulis Judul seperti di atas.

Menarik sekali komentar yang diberikan oleh pengunjung sufimuda beberapa hari yang lalu yang menulis bahwa Guru Mursyid harus bertaqliq kepada Guru Fiqih karena guru mursyid hanya mengerti tentang tarekat saja sedangkan guru fiqih luas pengetahuannya. Tentu saja kebanyakan orang yang belum mendalami thareqat akan berpandangan seperti itu. Ketika kita memisahkan antara ke empat pilar penyokong Islam yaitu syariat, tarikat, hakikat dan makrifat disinilah nanti letak kekeliruan kita dan tentu saja kita tidak akan bisa mengamalkan Islam secara keseluruhan atau di istilahkan islam secara kaffah.

Ilmu fiqih yang kita kenal sekarang bersumber kepada al-qur’an dan hadist berdasarkan ijtihad para ulama. Pelopor ilmu fiqih adalah Imam Jakfar Shaddiq, beliau adalah pendiri mazhab Jakfari sekaligus Mursyid yang kelak melahirkan  dua tarekat besar yaitu Qadiriah dan Naqsyabandiyah sekaligus beliau adalah salah seorang imam syiah selengkapnya coba baca disini.

Dari Imam Jakfar Shaddiq inilah kelak lahir 4 mazhab besar yaitu Hanafi, Maliki, Syafi’I dan Hanbali. Pendiri Mazhab Hanafi adalah Imam Abu Hanifah, nama asli Beliau adalah Nu’man bin Tsabit bin Zauthi dari penduduk Kabil yang lahir tahun 80 H dan wafat tahun 150 H. Beliau pernah belajar dan berguru pada salah Imam Ja’far ash-Shadiq Abu Hanifah pernah berkata, “Kalau bukan karena dua tahun (berguru pada Imam Ja’far ash-Shadiq as) maka niscaya binasalah Nu’man.” Nu’man adalah nama asli dari Abu Hanifah . Beliau juga pernah berkata: “Aku tidak dapati orang yang lebih faqih dari Ja’far bin Muhammad”. (Lihat kitabnya (Ahlussunnah): al-Musuan, al-Makharij dan Fiqh Akbar).

Mazhab Maliki didirikan oleh Imam Malik bin Anas dilahirkan di Madinah tahun 93 H berasal dari kabilah Yamaniah. Sejak kecil beliau rajin menghadiri majlis-majlis ilmu, beliau sejak kecil telah menghapal Al-Qur’an. Beliau belajar dari para sahabat dan tabi’in, hingga ia tumbuh menjadi ulama terkemuka terutama di bidang fiqih. Malik adalah orang yang paling mengerti di bidang hadis di Madinah saat itu. Paling mengetahui tentang keputusan-keputusan Umar bin Khattab, Abdullah bin Umar, Aisyah. Atas dasar itulah ia memberikan fatwa. Dia sangat berhati-hati dalam berfatwa. Terlebih dahulu, dia pasti mengadakan cross check pada ulama-ulama sezamannya yang berjumlah 70 ulama dalam memutuskan fatwa. Dia wafat pada usia 86 tahun. (Lihat Kitab Fiqih Lima Mazhab, bab Malik bin Anas). Imam Malik pernah berkata: “Tidak ada mata yang dapat melihat dan tidak ada telinga yang dapat mendengar serta pikiran yang melintas akan adanya orang yang lebih pandai dan lebih berilmu selain dari Ja’far ash-Shadiq.” (Lihat kitabnya Maliki (Ahlussunnah): al-Muwaththa)

Mazhab Syafi’i merupakan mazhab paling banyak di anut oleh ummat Islam di Indonesia termasuk para pengikut Thareqat Naqsyabandi didirikan Imam Syafii. Nama lengkap Beliau Muhammad bin Idris asy-Syafi’i. Beliau dilahirkan di Gazzah (Palestina sekarang) tahun 150 H. Belajar pada ulama-ulama hadis di Mekkah. Usia 20 tahun dia meninggalkan Mekkah untuk belajar ilmu Fiqih dari Imam Malik, kemudian dia berangkat ke Iraq dan belajar pada murid-murid Abu Hanifah. Setelah wafat Imam Malik tahun 179 H beliau pergi ke Yaman untuk mengajar di sana, diangkat oleh Harun ar-Rasid sebagai guru di Baghdad, setelah itu beliau dikenal secara lebih luas. Tahun 198 H, beliau berangkat ke Mesir dan mengajar di masjid Amr bin Ash dan dia wafat di sana. (Silahkan lihat kitab Fiqih Lima Mazhab, bab Imam Syafi’i).

Mazhab Hanbali di dirikan oleh Imam Ahmad bin Hanbal, dia adalah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilal asy-Syaibani. Dilahirkan di Baghdad tahun 164 H. sejak kecil dia menuntut ilmu di mana Baghdad saat itu sebagai pusat ilmu. Beliau mulai belajar bahasa Arab, Al-Qur’an, hadis, sejarah, dan seterusnya. Belajar pada Imam Syafi’i di kota Basrah. Beliau mempunyai kitab hadis yang dinamakan Musnad. Wafat di Baghdad tahun 241 pada usia 77 tahun. (Silahkan lihat kitab Fiqih Lima Mazhab, bab Imam Ahmad).

Seluruh ilmu fiqih yang kita kenal sekarang ini tentu saja bersumber kepada 4 mazhab yang mengambil ilmunya kepada Imam Jakfar Shaddiq baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Tentu saja Imam Jakfar Shaddiq tidak hanya mengajarkan Syariat (fiqih) semata-mata namun juga mengajarkan Tareqat dan hakikat sehingga salah seorang murid Beliau Imam Malik pernah berkata : Barangsiapa berfiqih/bersyariat saja tanpa bertasawuf niscaya dia berkelakuan fasik (tidak bermoral) dan barangsiapa bertasawuf tanpa berfiqih/bersyariat niscaya dia zindiq dan barangsiapa yang melakukan kedua-duanya maka sesungguhnya dia adalah golongan Islam yang hakiki.

Kenapa seorang Ahli Fiqih harus mempunyai Guru Mursyid?

Ilmu Fiqih atau syariat hanya mengajarkan kepada kita hal-hal yang bersifat lahiriah semata tidak akan pernah menyentuh sampai kepada persoalan rohani sementara seluruh ibadah dalam agama terdiri dari  zahir dan bathin. Sebagai contoh dalam syariat hanya menjelaskan tata cara pelaksanaan shalat, dan hal-hal yang berhubungan dengan rukun syarat sah shalat. Di sana tidak dibahas tentang bagaimana pelaksanaan shalat khusyuk. Sehingga kalau anda bertanya kepada ulama yang Cuma memahami syariat tentu saja anda tidak pernah akan menemukan jawabannya kerena orang yang anda tanyai juga tidak pernah merasakan shalat khusyuk.

Suatu saat didepan anda dihidangkan daging yang sudah dimasak dan anda tidak tahu apakah daging itu haram atau halal, apakah ilmu fiqih bisa membantu anda? Apakah anda mesti membawa segudang kitab untuk menyelidiki apakah itu daging lembu atau babi? Dipotong dengan memakai nama Allah atau tidak?. Kawan, ilmu fiqih saja tidak cukup, kalau anda sudah sampai ke tahap Muraqabah maka secara otomatis Allah akan memberikan petunjuk langsung kepada anda apakah daging itu haram atau tidak.

Syariat hanya membahas tentang Nama-nama Allah dan segala sifat-Nya namun tidak pernah ada pelajaran tentang bagaimana kita menuju kehadirat-Nya. Kalau anda bertanya kepada ulama fiqih, “Kapan saya bisa jumpa dengan Allah?” pasti jawabannya sangat spekualatif, “di akhirat nanti kita semua pasti berjumpa dengan Allah”. Dan kalau anda memberanikan diri bertanya, “Dimana Allah? kalau kita shalat kan mesti jelas siapa yang disembah” sudah tentu pertanyaan ini tidak ada jawabannya dan kalau pertanyaan ini anda tanyakan kepada Ulama Wahabi sudah pasti anda dikatakan sebagai orang gila dan penghina agama dan anda akan di usir dari majelis nya. Bagaimana kalau anda bertanya kepada ulama Tasawuf, kepada Guru Mursyid tentang “Dimana Allah dan kapan saya bisa jumpa Allah?” maka pasti anda diberikan sebuah senyum indah dan Beliau berkata, “Nak, mari aku tuntun engkau kehadirat-Nya sebagaimana aku dituntun oleh guruku dan sebagaimana Junjungan Nabi Muhammad dituntun oleh Jibril AS”.

 

81 Comments

  • asep

    @Padimuda

    Hadist lain yg dikatakan oleh Imam Hasan Askari as kepada Imam Mahdi as yg masih kecil, ketika mau shalat di akhir hayatnya. Beliau berkata :

    “Berilah kabar gembira wahai anaku, engkau adalah Shahib az-Zaman, engkau adalah al-Mahdi, engkau adalah hujjah Allah di atas muka bumi ini, engkau adalah anaku dan washiku, engkau terlahir dariku dan engkau adalah Muhammad bin Hasan bin Ali bin Muhammad bin Ali bin Musa bin Ja’far bin Muhammad bin Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib. Rasulullah saw menjadikanmu sebagai puteranya dan kau adalah imam terakhir dari para imam yang suci dan Rasulullah saw telah membawa berita gembira mengenaimu, beliau yang memberi namamu dan menjulukimu seperti itu. Ayahku telah berjanji kepadaku dari ayah-ayahnya yang suci-salawat dan salam Allah tertuju pada Ahlulbait-sesungguhnya Tuhanku Maha Terpuji dan Mahamulia. Kemudian Hasan bin Ali pun meninggal-salam sejahtera bagi mereka seluruhnya” (Al Gaybah Syech Thusi hal 165)

    Wasalam

  • padimuda

    @asep
    Kalau begitu saya mengerti. Yang anda ceritakan diatas adalah Imam Mahdi versi syi’ah Imamiyah. It’s ok.
    Tadinya saya kira memang ada ayat tentang fasa keghaiban Al Mahdi.

    Thanks sharing ilmunya.

    Wassalam

  • asep

    @Padimuda

    Rasulullah saw bersabda:

    “Agama ini akan terus tegak berdiri hingga datangnya hari kiamat, sehingga datang kepadamu dua belas khalifah (imam), yang semuanya berasal dari suku Quraisy” (Muslim III hal 1453, Bukhari III hal 101, Turmudzi IV hal 501)

    Hadist ini muttawatir dan shoheh dari sanad dan matannya dan diterima oleh berbagai mazhab dan golongan. Adapun yang dimaksud dua belas khalifah (imam) tsb, adalah:

    Imam ke-1 : Ali bin Abi Thalib as.
    Imam ke-2 : Hasan bin Ali al-Mujtaba as.
    Imam ke-3 : Husain bin Ali Sayyidusy-syuhada as.
    Imam ke-4 : Ali Zainal Abidin as-Sajjad as.
    Imam ke-5 : Muhammad al-Baqir as.
    Imam ke-6 : Ja’far ash-Shadiq as.
    Imam ke-7 : Musa al-Kazhim as.
    Imam ke-8 : Ali ar-Ridha as.
    Imam ke-9 : Muhammad al-Jawad as.
    Imam ke-10 : Ali al-Hadi as
    Imam ke-11 : Hasan al-Askary as
    Imam ke-12 : Muhammad al-Mahdi as (Ghaib Kubra)

    Wasalam

  • asep

    @Padimuda

    Alhamdulillah…terimakasih kembali atas sharingnya selama ini. Semoga anda selalu ada dalam lindungan dan bimbingan Allah swt. Amin ya Allah ya Rabbal’alamin.

    Wasalam

  • padimuda

    @asep
    Yarhamukallah. Terima kasih juga atas ilmunya dan doanya. Semoga asep juga selalu dilindungi dan dibimbing Allah SWT dunia-akherat. Amiin Allahuma Amiin ya Robbal’alamiin.

    wasSalam

  • sufi baru

    Salut buat anak gaul…memang dalam hal menafsirkan segala sesuatu itu akan banyak menimbulkan perbedaan..akan tetapi kita tidak bisa memaksakan kehendak kita bahwa itulah yang benar..karna yang benar itu adalah milik allah semata..

    dan saya heran kok untuk menguatkan argumen nya malah pake dalil segala macam..he he jangan menjual ayat dan hadist untuk membuat orang agar mau meyakini kita..padahal kita sendiri nggak paham dengan maksudnya…disitu orang akan bisa menilai sejauh apa maqom rohani kita…

    sudah dmanakah kita..?apakah masih SD,SMP,SMA, Ataukah udah Universitas…wajar aja orang yang masih SD nggak akan bisa nyambung kalau membicarakan masalah ilmu dgn orang yang udah sarjana…

    buat kang asep…naikkanlah tingkat pendidikan yang lebih tinggi lagi…
    karena pendidikan itu tidak hanya SD saja tapi masih ada SMP dan lain sebagainya…dalam islam itu tidak hanya syariat saja tapi ada thariqat dan lain sebagainya…
    semoga berkenan…

  • JK

    alhamdulillah …
    dmkianlah ksabaran trlihat tlah mmbuahkn kecintaan. pmbuktian nyata dr watawa soubil haq, watawa soubri sobr. ini yg hrs dmiliki para blogger/wordpresser. insya allah alhasilny adl ilmu. inti dr ajran islam brngkali adl “hijrah”. hijrah dr akhlaq jahiliah ke akhlaq rosul. jk ad bnyk mazhab anggaplah itu sbg istilah bkn prbedaan, ini slh satu jln mnggapai ukuah islam. cinta kpd Sang Kekasih hrs mlekat d hati. n pmbuktian cinta itu trtera dr amaliah. amaliahny qt mnjadi ‘pmakai’ sifat2Nya.

  • asep

    @Sufibaru @Anak Gaul

    Ya terserah bagaimana menurut pendapat anda sekalian dalam menyikapinya. Saya hanya sebatas menyampaikan saja. Saya kira ini bukan masalah SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi, Dr, Profesor dll ataupun apa yg disebut dalam Tasawuf : Syari’at, Thariqat, Hakikat dan Ma’rifat.

    Akan tetapi hal ini sudah merupakan ketentuan Allah swt dalam Al-Qur’an dan hadist Nabi saw yang sangat jelas dan menunjukkan bahwa mereka Ahlulbait Nabi saw akan selalu bersama dalam kebenaran oleh karenanya Allah swt dan RasulNya memerintahkan umatnya (termasuk sahabat-sahabatnya) untuk berpegang teguh kepada Al Qur’an dan Ithrah Ahlulbait Nabi saw ( QS Al-Maidah:67, hadist Tsaqalain dan hadist Ghadir Khum)

    Sesungguhnya Allah swt dan Rasul-Nya tidak akan merasa rugi sedikitpun dengan apa yg diperbuat oleh makhluk ciptaannya dengan tidak meyakini kebenaran dalam Al Qur’an dan hadist Nabi saw tsb. Malahan sungguh kitalah yang sangat rugi di dunia maupun akhirat, seperti firman Allah swt:

    “Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya. Allah akan melaknatinya di dunia dan di akhirat dan menyediakan baginya siksa yang menghinakan” (QS Al Ahzab: 57)

    Imam Mahdi as sebelum masa kegaiban panjangnya (Ghaib Kubra), berkata:

    “Hendaknya setiap orang diantara kalian berbuat sesuatu yang mendekatkan kecintaan kepada kami, menjauhkan diri dari hal-hal yang kami tidak sukai dan kami benci. Sesungguhnya perkara kami adalah perkara yang mendadak saat tobat tidak lagi berguna dan penyesalan tidak dapat menyelamatkannya dari azab kami. Sesungguhnya Allah telah mengilhamkan pada kalian perkembangan dan lemah lembut terhadap kalian dengan memberikan taufik dan rahmat-Nya pada kalian”
    (Al-Imamul Mahdi, Ahmad Ghazali hal 333)

    Wasalam

  • sufi baru

    ya udah lakum dinukum wali yadin aja ya kang asep…
    nggak baik berdebat terus malu ama nyak nyak ya he he he …memang kang asep deh yang paling dalam ilmunya….salut salut…..!!!!

  • asep

    @Sufibaru

    Alhamdulillah…Insya Allah. Tidak ada paksaan dalam agama, kita sama-sama belajar. Sesungguhnya ilmu Allah swt Mahaluas meliputi segala sesuatu.

    Wasalam

  • marsano

    @asep
    yang saya tahu ini lho, pada hari kiamat nanti akan putus semua sanad/ikatan kecuali
    1. Ahlulbait
    2. karena ada sebabnya, misalnya baiat thariqah pada mursyid ahlulbait
    Itu penuturan mursyid thariqah yang kebetulan habib dan kebetulan ahlulbait, tetapi ahlusunah wal jamaah, bukan syiah.

    Sehingga ada lagu jawa
    sluku-sluku bathok itu
    …..
    si romo menyang solo
    oleh-olehnya payung mutha
    ….
    ciptaan sunan kalijaga

    payung mutha alias lafal laailahaillallah itulah yang merupakan payung yang akan memberi ikatan/gandengan dengan Nabi Muhammad saw di padang mahsyar, sehingga bisa berkumpul dengan majelis beliau sehingga sama sama selamat / terlindung beliau di padang mahsyar kelak setelah kiamat, jadi bukan sekedar imam mahdi di dunia ini saja. Ikatannya itu ya kalimat tayyibah yang sudah ‘disyahkan/disanadkan’ lewat ahliulbait itu., biasanya lewat lembaga thariqah….(yang mu’tabar), dan belum temtu syiah.

  • jablai_wex

    @anak gaul

    Thanks anak gaul……benar2 gaul tuh ucapannya ga jadul……salam deh ama KANG ACEP YG PINTAR…….SELAMAT MENCARI IMAM MAHDI…….KLO DAH KETEMU KASITAU YA SAYA MAU KENALAN………..(klo ada no hpnya tolong sms…) insya allah apa yg KANG ACEP BACA bener menurut KATANYA……PEACE AH…….

  • isengkomen

    @asep
    kalau pingin ketemu imam mahdi kan anda bisa bertanya pada warga ahmadiyah, disitukan sudah turun imam mahdinya bahkan mirza ghulam ahmad selain diangggap imam mahdi, almasih al almawd, juga dianggap sebagai nabi setelah Muhammad, diskusi dan share aja am mereka kali-kali asep sama ahmadiyyah cocok/sama Imam mahdinya.

  • asep

    @Isengkomen

    Saya kan sudah menjelaskan siapa Imam Mahdi as yg dimaksud oleh ajaran Ahlulbait Nabi Muhammad saw.

    Kalau dihubungkan dengan Ahmadiyah, mungkin ada kesamaan dengan pemahaman anda. Apa menurut versi anda tentang Imam Mahdi?

    Wasalam

  • sindy

    @Asep

    Salam kenal juga

    Makasih banyak ya atas ilmunya, walaupun pemahaman kita berbeda, tapi tulisan kang Asep sangatlah mencerahkan. Saya juga akan belajar lebih banyak lagi, klo bisa minta emailnya.

    Salam

  • Solihin

    Assalam wrwa…
    Keilmuan tingkat tinggi yg di sebar secara bebas,salah dlm pemahaman sesuatu yg wajar.tpi jelas kita kudu merujuk pada al-Quran & al-hadist. Jagalah ukhuwah islamiyah. Kta semua sama satu tujuan yalah bertemu dgn ALLAH SWT.
    Wass wrwb

  • 10

    BISMILLAHIROCMANNIRROCHIM
    @ asep

    heran dari duluuu kang asep masih aja belum nyadar atu kang? maunya benar tapi benar sendiri….
    maunya pinter tapi pinter nurut akang sendiri…..
    maunya jaya tapi jaya sendiri……..
    sikap ini adalah sikap individu
    dan sifat individu adalah sifat hayyawan
    apakah mau akang di samakan dengan hayyawan
    SUDAHKAH AKANG MASUK ISLAM SECARA KAFFA????

  • sufi baru

    wah…asep lagi..asep lagi yang dibahas..bosan ahh

    emang itu orang..nggak nyadar2 juga..kalau hari udah terang…nggak bakalan ngerti juga dia kalau “tuhan itu berlindung di tempat yang terang”

    contoh nyata seperti yg di firman kan allah dalam alquran..
    “BARANG SIAPA YANG SUDAH DI SESATKAN ALLAH MAKA TIDAK AKAN ADA SATU ORANG PUN YANG BISA MENUNJUKINYA..”
    (AL KAHFI 17)

    JANGAN2 KANG ASEP UDAH DITUTUP ALLAH MATA HATI NYA….SEPERTI …ABU JAHAL DAN ABU LAHAB..HE HE HE

    MAJU TERUS ABANGDA SUFI MUDA ….

    INILAH SAATNYA KEBANGKITAN ISLAM …..
    TUNGGULAH SAATNYA …
    KARENA IBARAT PEPATAH MINANG…
    “SIRIH AKAN BALIK KE TAMPUKNYA”

  • sufi baru

    SALAM BUAT ABANG CUT MAMAD..APA UDAH NYAMPE DI MEDAN BANG..?

    TERIMA KASIH ATAS WEJANGANNYA DI SURAU KEMAREN….

    MEMANG ALLAH MAHA KUASA ATAS SEGALA SESUATU….

  • asep

    @10 @Sufibaru

    Seperti yg dinyatakan dalam Tafsir Imam Hasan al-Askari as jil LI hal 91, Tafsir al Qummi jil II hal 212, Syarh Nahjl al-Balaghah jil XIII hal 251, Manaqib Ali bin Abi Thalib jil II hal 334, Bihar al-Anwar jil XXXII hal 238 hadist ke 232, tafsirnya yg didalam kurung sbb:

    “Sesungguhnya orang-orang kafir (terhadap kepemimpinan Ali), baik engkau peringatkan mereka atau tidak, mereka tetap tidak akan beriman (kepada kepemimpinannya)” (QS Al-Baqarah: 6)

    “Allah menutup hati mereka (dari kecintaan terhadap Ali atau cahaya berwilayah kepadanya) dan pendengaran mereka (untuk mendengarkan orang yang membicarakan keutamaan Ali) dan penglihatan mereka (untuk memandang orang yang berbicara tentang Ali atau kitab yang memuat keagungannya) dan mereka mendapatkan azab yang pedih (karena meninggalkan ketaatan kepada Ali)” (QS Al Baqarah: 27)

    “Bila dikatakan kepada mereka, jangan berbuat kerusakan dimuka bumi (dengan menyebarkan bid’ah dan penyimpangan agama)” (QS Al Baqarah; 11)

    Maha benar Allah dengan segala firmannya.

    Wassalam

  • Sufi Gila

    salam cinta dan damai saudaraku

    @sufibaru
    salam kenal juga buat dirimu andai kutahu dzahirmu
    bisa email ke rodhar76@gmail.com

    perdamaian perdamaian …. perdamaian perdamaian …. dalam cinta dan kasih ….. Allah Allah Allah …. La ila haila Allah …. Muhammadur Rasulullah …..

    ya Allah Sang Penguasa Jiwa-Jiwa kami, dalam kasih dan sayang Mu kepada kekasih2 Mu kami bermohon, dalam nama kekasih Mu yang tiada bercerai berai dengan nama Mu kami berharap, ikatlah dan satukanlah kami semua dalam ikatan persaudaraan dalam kalimahMu kalimah “la ila haila Allah”, dan jangan lah Engkau biarkan kami tercerai berai dalam fitnah huru hara DAJJAL di kurun akhir zaman yang sangat dahsyat ini, ampuni kami yaaa Allah atas segala dosa dosa kami yang dzalim ini yaaa Allah

  • 10

    BISMILLAHIROCMANNIRROCHIM
    @ asep

    iya khan gampang sekali akang mengkafirkan orang?
    anda melihat saya kafir di nilai darimana aja seandainya saya kafir anda yang beriman sendiri paling khusyuk sendiri
    oh iya iman itu apa sich kang?
    dibagi berapa sich kang?
    sesuai dengan ucapan saudara sifi gila “la ila haila Allah”,anda akang taruh dimana agar menjadi keyakinan yang hakiki

  • Puntodewo

    Assalamualaikum wr wb
    tidak ada manfaatnya kalau kita semua hanya berdebat yang ada ntar malah kafir mengkafirkan, bidah membidahkan sesama muslim.
    Selama kita masih bersyahadad maka kita masih satu keluarga walaupun berbeda2 jenisnya ibarat keluarga pohon mangga. Ada mangga gadung,manalagi,golek,podang,talijiwo,kuweni,dll tapi tetep aja disebut buah mangga.
    Perjalanan kita sama yaitu menuju ke maut(kembali ke allah swt)

  • asep

    @10

    Saya hanya menyampaikan saja, sesungguhnya tidak ada paksaan dalam agama. Jadi terserah anda bagaimana dalam menyikapinya. Saya setuju dengan mas Sufibaru dan Puntodewo.

    Wassalam

  • padimuda

    @asep
    Mungkin sebaiknya asep bisa lebih memahami bahwa dalam thareqat tidak ada yang mengingkari salah satu sahabat nabi ataupun keluarga beliau. Sufimuda sering menjelaskan bahwa tarekat terbesar saat ini mengambil silsilah dari Sayyidina Abu Bakar r.a dan Sayyidina Ali k.w.h
    Selama bersilsilah yang jelas sampai ke rasulullah SAW silahkan saja selama mursyid masing2 tarekat tsb bisa menghantarkan murid2nya sampai kehadirat Allah SWT.
    Jadi alangkah lebih baik kalau dalam meng koment tidak perlu mengunggulkan satu sahabat saja dan merendahkan yang lain. Apalagi mengkafirkan mereka yang tidak mengikuti salah satu sahabat seperti Tafsiran (QS Al Baqarah: 6 dan 27) diatas. Sebab hanya Allah dan Rasul SAW sendiri yang faham akan hati2 para sahabat. Yang kita tahu dari sejarah, bahwa banyak para sahabat yang memiliki keistimewaan dalam sejarah perkembangan Islam, dan itu kita hargai bersama.
    Tinggal kita yang bagaimana selanjutnya? Mau istiqomah mengamalkan apa yang kita yakini selama ini, atau mau mencari yang lebih baik / lebih jelas sampainya (kehadirat Allah SWT). Seperti yang asep sepakati diatas, tidak ada paksaan dalam agama, apalagi dalam bertarekat.
    Sebab bertarekat pada dasarnya mencari ridha Allah. Sebab bukan Allah yang butuh kita sampai ke sisiNya. Tapi kitalah yang butuh tuk meraih tempat di Arsy Nya.

  • asep

    @Padimuda

    Maksud penafsiran QS Al Baqarah 6 dan 27 tsb diatas yaitu kepada siapa saja yg tidak meyakini akan kebenaran QS Al Maidah 67, hadist Ghadir Khum dan Tsaqalain yg merupakan inti risalah Islam, karena didalamnya terdapat perintah Allah swt kepada Rasulullah saw untuk menyeru seluruh kaum muslimin dan para sahabatnya supaya berpegang teguh kepada Al Qur’an dan Ithrah Ahlulbaitnya dan pengangkatan Imam Ali as, agar tidak akan tersesat selama-lamanya.

    Hal tersebut sudah merupakan ketentuan Allah swt dalam Al Qur’an dan Al Hadist yang disabdakan oleh Rasulullah saw dan Ithrah Ahlulbaitnya yang disucikan oleh Allah swt dalam QS Al Ahzab 33.

    Akan tetapi kita sebagai umat Islam yg disatukan oleh kalimat Syahadat, janganlah perbedaan pemahaman tsb menjadikan kerenggangan diantara kita. Sesungguhnya tidak ada paksaan dalam agama.

    Wassalam

  • young sufi

    Salam damai bagi semua
    Salam hormat bagi semua saudaraku….

    Wah…. wah…
    dari sekian banyak topik ternyata topik ini yang kelihatan cukup seru dan cukup layak di nikmati dan banyak terjadi argumentasi.

    Menurut pendapat saya……
    Pesan buat kang asep sebaiknya tidak membuat membuat suatu kesimpulan yang bisa memicu konflik dengan menggunakan ayat suci al qur’an, hadist dan dalil2 karena itu bisa menjadi bumerang bagi anda sendiri karena sesungguhnya ayat-ayat tersebut bukan dibuat utk diperjual-belikan ataupun diperdebatkan karena ia adalah satu ketetapan yang patut kita jalani dan kita patuhi serta memahaminya sampai kita tahu apa inti sebenarnya maksud dari ayat2 tersebut tidak sepotong – potong atau sebahagian sehingga tidak ngambang.
    Saya mengibaratkan kalau kita berada diatas kapal dan melihat ke laut kita tau didalamnya pasti ada ikan, itu baru penggambaran awal tp kalau hanya sebatas itu kita tidak akan bisa mengetahui jenis ikan apa yang terdapat didalamnya.
    Untuk itu kita perlu menyelam agar kita dapat mengetahui jenis ikan apa saja yang terdapat didalam laut yang berjumlah ribuan jenis serta mahluk2 hidup lain yang terdapat di dlmnya itupun tidak cukup sampai disana, karena kita br mengetahui hanya sebatas itu.
    Untuk itu kita perlu menyelam lebih dalam untuk mengetahui tumbuhan apa yang ada didalam laut tersebut tapi itupun belum cukup karena kita tidak mengetahui dasar dan apa keistimewaan dan apa yang paling berharga yang ada didalam laut tersebut.
    Untuk itu kita harus menyelam lebih dalam hingga kita menemui dasar dari laut tersebut hingga menemukan keindahan laut serta mutiara yang sangat berharga bagi kita sehingga kita bisa menyimpulkan tentang semua isi laut tersebut.
    Begitulah kita dalam memahami dan mempelajari Al qur’an, hadist dan sunnah rasul serta dalil2 yang ada, tidak gampang untuk menyelami lautan ilmu yang bersumber dari hal sumber tersebut hingga kita menemukan dan mendapatkan mutiara ilmu tersebut tanpa berguru kepada seorang kekasih Allah dan juga yang mewarisi ilmu Rasullah SAW, yang juga seorang Ahlul bait.
    Dimana dengan tuntunan dan bimbingannya kita bisa berjalan di jalan lurus dan mendapatkan nikmat dari yang seperti diperoleh oleh para nabi, para auliya akbar, para wali, para sholihin dan para mukminin hingga kita dapat masuk kedalam syurga yang indah nantinya.

  • Anak Gaul

    @asep
    “Sesungguhnya orang-orang kafir (terhadap kepemimpinan Ali), baik engkau peringatkan mereka atau tidak, mereka tetap tidak akan beriman (kepada kepemimpinannya)” (QS Al-Baqarah: 6)

    “Allah menutup hati mereka (dari kecintaan terhadap Ali atau cahaya berwilayah kepadanya) dan pendengaran mereka (untuk mendengarkan orang yang membicarakan keutamaan Ali) dan penglihatan mereka (untuk memandang orang yang berbicara tentang Ali atau kitab yang memuat keagungannya) dan mereka mendapatkan azab yang pedih (karena meninggalkan ketaatan kepada Ali)” (QS Al Baqarah: 27)

    wow mantap x kang asep, seluruh ayat di otak atik disesuaikan dengan keimanan syiah nya.
    Anda sepertinya lebih sayang kepada Ali dari pada Rasulullah atau Allah.

    Menurut saya, kang asep nggak usah sibuk2 ngurus hadist sahih atau palsu, wong al-qur’an aja anda buat jadi tidak asli dengan menambah-nambah artinya…

    dungu nya anda kang asep, ayat al-qur’an itu turun semasa Rasulullah masih hidup, lalu kenapa ayat2 tersebut anda khususkan kepada Ali

    hebat Tuhan bisa menciptakan makhluk2 aneh, ya seperti ….. 😉

  • asep

    @Young sufi

    Alhamdulillah…, terimakasih anda telah mengingatkan. Saya akan lebih banyak belajar lagi dalam memahami ilmu Al Qur’an dan Al Hadist dari Nabi saw dan Ahlulbaitnya. Seperti yg disabdakan Rasulullah saw: ” Nabi adalah kota ilmu, Ali adalah pintu gerbangnya”

    @Anak Gaul

    Justru karena Allah swt dan Rasulullah saw mencintai dan sayang kepada Imam Ali as, sehingga turun QS Al-Maidah 67, hadist Tsaqalain dan Ghadir Khum.

    Seperti makna “Bismillaahirrohmanirrohim” . Makna lahiriah ayat ini adalah keamanan, sementara makna bathinnya adalah keimanan. Kata-kata dalam ayat ini adalah berkah yaitu dzikir kepada Allah yg Maha Esa. Huruf-hurufnya berjumlah 19 sama dengan jumlah Asybah al-Kamsah (Ashab al-Kisa yg mengacu kepada 5 manusia suci; Rasulullah saw, Imam Ali as, Sayyidah Fathimah as, Imam Hasan as, Imam Husein as dalam QS Al Ahzab 33) yang telah diciptakan Allah swt di alam cahaya (Nur) sebelum diciptakan zaman dan masa alam semesta beserta makhluknya. Karena itu dalam sebuah riwayat disebutkan “Barangsiapa membaca Basmalah disertai ketundukan terhadap wilayah Ahlulbait Nabi saw dan beriman pada lahir dan bathin mereka, maka Allah akan memberikan sebuah kebaikan yang lebih besar ketimbang dunia dan seisinya, sebagai ganjaran atas tiap huruf di dalamnya.”

    Wassalam

  • young sufi

    @ asep

    Dari argumen2 anda saya melihat anda termasuk gol syiah yang sangat taat terhadap Imam ali dan saya pernah membaca tentang sejarah ali bin abi thalib serta org2 yang taat kepada ali sehingga org2 tersebut menamakan golongannya dengan sebutan kaum syiah dan mereka sangat setia kpd imam ali dan keluarganya. bahkan karena setianya pada saat adzan mereka menambahkan wa ali karamahtullah.
    Kalau memang saudara @ asep termasuk ke dlm gol tersebut itu, menurut saya jalankan sesuai keyakinan anda seperti seperti anda sekarang karena keyakinan serta kecintaan seseorang itu tingkatnya berbeda – beda tp jangan sampai kecintaan dan keyakinan anda tersebut kepada Imam ali mengalahkan kecintaan anda pada Allah dan Rasulnya.
    Dan perlu diingat bagi saudara @ asep bahwa kita hidup tidak dijaman khalifah Imam Ali karena seorang imam hanya bertanggung jawab terhadap kaum yang hidup pada masa kepemimpinan beliau bukan untuk slamanya,
    Saya mencoba memberikan satu illustrasi pd anda ketika anda meninggal dan ditanya oleh malaikat siapa imammu atau pemimpinmu kemudian anda menjawab imam ali kemudian malaikat membawa imam ali kehadapanmu dan malaikat bertanya pada imam ali kemudian imam ali melihat dan memperhatikanmu serta melihat daftar kaum yg hrs dipertangjawabkan olehnya kemudian imam ali berkata kpd malaikat dia bukan umatku yang harus kupertanggungjawabkan kpd Allah mgk dia hidup bukan pd masa kepemimpinanku, saya bisa membayangkan gimana ekspresi anda pd waktu itu saya yakin anda terkejut dan heran knp org yang kuagungkan berkata spt itu pdhal smasa aku hidup slalu menyanjung beliau sampai saat menghembuskan nafas terakhir.
    Pada saat itulah anda baru mengerti serta menyadari tugas kita didunia adalah mencari pemimpin yang bisa mempertanggungjawabkan atas apa yang kita lakukan pd saat kita hidup kehadapan Allah dan Rasulnya kelak.
    Dan untuk itu kita haruslah mencari siapa penerus ilmu rasullah saat ini yang memegang tongkat estapet kepemimpinan beliau dan itu hanya didapat kalau anda benar2 mempelajari tasawuf kpd guru yang paham dan terus menjaga keutuhan akan ilmu tasawuf.

    Wassalam

  • asep

    @Young Sufi

    Yang dimaksud wilayah imam dari Ahlulbait Nabi saw adalah sbb:

    Rasulullah saw bersabda:
    “Agama ini akan terus tegak berdiri sampai datangnya hari kiamat, sehingga datang kepadamu dua belas khalifah (imam), yang semuanya berasal dari suku Quraisy” (Muslim III hal 1453, Bukhari III hal 101, Turmudzi IV hal 501)

    Hadist ini muttawatir dan shahih dari sanad dan matannya dan diterima oleh berbagai mazhab dan golongan. Adapun yang dimaksud dua belas khalifah (wilayah imam dari Ahlulbait Nabi saw) adalah:

    Imam ke-1 : Ali bin Abi Thalib as.
    Imam ke-2 : Hasan bin Ali al-Mujtaba as.
    Imam ke-3 : Husain bin Ali Sayyidusy-syuhada as.
    Imam ke-4 : Ali Zainal Abidin as-Sajjad as.
    Imam ke-5 : Muhammad al-Baqir as.
    Imam ke-6 : Ja’far ash-Shadiq as.
    Imam ke-7 : Musa al-Kazhim as.
    Imam ke-8 : Ali ar-Ridha as.
    Imam ke-9 : Muhammad al-Jawad as.
    Imam ke-10 : Ali al-Hadi as
    Imam ke-11 : Hasan al-Askary as
    Imam ke-12 : Muhammad al-Mahdi as (Ghaib Kubra)

    Kalau saya mati tentu akan menjawab bahwa Imam zaman adalah Imam Muhammad al-Mahdi as, karena Rasulullah saw bersabda:
    “Barangsiapa mati akan tetapi tidak mengenal kepada imam zamannya, maka dia mati dalam keadaan jahiliyah”

    Di setiap masa ada seorang Imam yang menjadi saksi bagi umat Rasulullah saw. Allah swt berfirman:

    “Dan ingatlah mengenai hari Kami utus bagi setiap umat seorang saksi bagi mereka dan dari jenis mereka sendiri dan Kami hadirkan dirimu sebagai saksi bagi mereka semua” (QS an-Nahl:89)

    Maha benar Allah dengan segala firman-Nya.

    Wasalam

Tinggalkan Balasan ke asepBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca