Tasauf

SYETAN PUN HAPAL AYAT KURSI (bag. 2)

Berbicara tentang syetan memang tidak akan habis-habisnya karena memang dari zaman Nabi Adam sampai sekarang syetan selalu menjadi simbol perlawanan bagi manusia terhadap kejahatan. Kalau malaikat merupakan simbol kebaikan maka sebaliknya syetan merupakan symbol kejahatan. Kalau menyimak pengalaman salah seorang sahabat Nabi bernama Abu Hurairah yang diperdaya oleh syetan yang berwujud manusia seperti yang diceritakan dalam tulisan Syetan pun Bisa Hapal Ayat Kursi, padahal Abu Hurairah itu sedang menjalankan perintah Nabi yaitu menjaga harta zakat sudah pasti merupakan bagian dari  ibadah lalu bagaimana dengan kita yang hidup di zaman 1400 tahun setelah Nabi, tentu akan lebih mudah lagi diperdaya. Pernahkah kita berfikir jangan-jangan kita telah berulang kali berhubungan dengan syetan tanpa kita sadari atau bisa jadi syetan telah lama bersemayam dalam diri kita juga tanpa kita sadari.

Pepatah lama mengatakan, “Jari telunjuk lurus jari kelingking berkait”, saya lupa persis pepatah tersebut kalau salah kata-katanya tolong dikoreksi, inti nya kita sering kali dengan mudah menuduh orang lain berbuat salah karena sifat dasar manusia itu tidak mau disalahkan, jarang sekali manusia mau mengoreksi diri sendiri, memperbaiki kesalahannya. Tidak ada manusia yang mengatakan, “Dalam diri saya masih banyak Syetannya” pasti dengan mudah kata-kata yang di ucapkan adalah, “kamu itu syetan” atau “kamu penyembah syetan” dan lain-lain kata yang tidak mengenakkan. Seperti hal nya seseorang yang telah mengirim email kepada saya, mula-mula berkenalan, namun setelah mengetahui bahwa antara saya dengan dia berbeda Mursyid dengan serta merta dia menasehati menuduh saya, “hati-hati anda disesatkan oleh Iblis”.

Saya mengucapkan terimakasih karena telah mengingatkan saya, mudah-mudahan atas do’a  dan kasih sayang Guru saya yang terus menerus membimbing dan menuntun saya semoga Allah akan selalu menjagakan hati yang lemah ini agar tetap lurus dan tidak tersesat. Kalau yang menulis email kepada saya membaca tulisan ini semoga juga akan terbuka hati nya bahwa di dunia ini Mursyid tidak harus satu dan kita tidak mungkin memaksakan seluruh manusia untuk ber Mursyid kepada satu orang karena begitu banyak nya manusia yang ada dimuka bumi ini. Diperlukan kearifan dan kebijaksanaan kepada kita semua untuk bisa menerima perbedaan, baik dikalangan sesama pengamal Tarekat maupun diluar Tarekat demi memperkuat tali persaudaraan sesama muslim sebagai mana yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW.

Sufi Muda hadir bukan untuk mengatakan bahwa Mursyid saya yang paling benar dan Mursyid  lain salah. Sufi Muda hadir sebagai jembatan penghubung diantara sesama pengamal tasawuf, sesama pengamal Tarekat, sebagai media untuk bisa saling tukar pikiran dan mudah-mudahan bisa saling berbagi kasih sayang  yang merupakan ajaran pokok tasawuf yaitu cinta kepada Allah dan cinta kepada sesama makhluk-Nya. Kalau pun saya mengatakan bahwa Guru saya adalah hebat itu merupakan hal yang wajar, sudah pasti setiap murid akan membanggakan Guru nya dan itu merupakan salah satu Adab dalam Tarekat. Yang selalu saya hindari adalah mengatakan Guru Mursyid lain itu salah dan sesat karena itu bukan hak saya. Guru saya selalu berpesan bahwa, “jangan sekali-kali kamu mencaci seorang wali karena itu sama dengan minum racun, niscaya kau akan mati pelan-pelan dan tidak akan beruntung dunia dan akhirat”. Nasehat itu selalu melekat dalam diri saya, karena itu saya berusaha untuk tidak menjelek-kelakkan Tarekat lain apalagi menjelek-jelakkan Guru Mursyid nya. Saya masih ingat cerita Guru saya saat Beliau masih ber Guru, suatu hari Beliau melaporkan kepada Guru nya bahwa ada orang yang ingin belajar Tarekat akan tetapi Guru Beliau tidak mau menerima orang tersebut sebagai murid. Kemudian Guru saya memberanikan diri untuk bertanya kepada Gurunya, “Guru, kenapa dia tidak diterima menjadi murid?” Kemudian Guru Beliau menjawab, “Anakku, dia tidak mungkin bisa menjadi murid wali karena dulu kakeknya adalah orang yang pernah mencaci seorang wali bahkan memusuhinya”.

Kembali ke masalah syetan, kalau syetan bisa masuk kedalam diri manusia dan menyerupai persis seperti manusia tentu syetan juga akan bisa masuk ke dalam air, tanah, pohon, api dan lain-lain, seluruh benda bisa dimasuki dan diserupai oleh syetan. Kalau begitu tidak menutup kemungkinan syetan bisa masuk ke dalam sajadah kita, peci yang kita pakai untuk shalat, kain sarung dan baju, lalu bagaimana kita bisa tahu ada unsur syetan di dalam nya, apa alat pengukur kita?

Disinilah perlunya ilmu Kerohanian yang dikenal dengan Tarekat, karena dengan ilmu syariat tidak akan bisa menyelesaikan problem tersebut. Untuk bisa mendeteksi syetan tentu syarat utama adalah dalam diri kita harus tidak ada unsur syetannya. Bagaimana cara membersihkan unsur syetan dalam diri kita? Bisakah kita sendiri membersihkanya?.

Sayang nya kita tidak bisa membersihkan unsur-unsur syetan yang mengendap-endap dalam dada kita yang sudah ada sejak lahir. Syetan dalam diri kita hanya bisa dihilangkan oleh dimensi yang lebih tinggi yaitu Nur Allah. Dengan Nur Allah tersebut maka segala unsur kejahatan dalam diri kita yang di istilahkan sebagai syetan akan lenyap dan hilang. Dari mana kita bisa mendapatkan Nur Allah sebagai unsur tak terhingga tersebut? Nur Allah dititipkan kedalam diri Rasulullah SAW yang kemudian dikenal dengan Nur Muhammad yang kemudian diteruskan kepada sekalian Para Sahabat dan diteruskan oleh para Aulia Allah para Guru Mursyid yang membawa wasilah berupa Nur Allah dan kemudian disalurkan juga ke dalam dada kita sehingga dengan itulah maka segala unsur kejahatan dalam diri kita akan hilang. Begitu pentingnya ber-wasilah sehingga Allah mewajibkan kepada orang-orang yang beriman untuk mencarinya sebagai mana firman Allah SWt dalam surat al-Maidah, 35 :

Hai Orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan carilah Wasilah (Jalan, metode, frekwensi yang bisa mendekatkan diri kepada-Nya), dan bersungguh-sungguh lah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat kemenangan/sukses.

Kalau dalam diri kita masih banyak unsur syetan nya bagaimana mungkin kita bisa menghilangkan syetan yang ada diluar kita, ibarat sebuah komputer yang ber virus tentu tidak akan bisa membersihkan virus, mesti ada program anti virus diluar komputer tersebut yang akan membersihkannya. Kalau dalam diri kita belum dihilangkan unsur-unsur jin sebagaimana yang disebutkan dalam Surat An Naas lalu kita merasa bisa menghilangkan jin diluar kita, mengusir jin di pohon, pemburu hantu dan lain-lain bukankah itu sama dengan iklan yang ada di TV, “Masa Jeruk Minum Jeruk?” “Masa Jin ngusir Jin?” he he he.

Ada baiknya kita menfokuskan diri untuk menghilangkan syetan yang ada dalam diri kita daripada kita sibuk mengurus syetan di luar diri kita. Karena yang bisa menghilangkan syetan itu hanya Nur Allah yang otomatis bagian dari Allah maka yang harus kita cari adalah wasilah yang bisa menghubungkan diri kita dengan Allah agar Nur Allah tersebut bisa tersalur kedalam diri kita. Seluruh wajah manusia bisa ditiru syetan kecuali wajah Rasulullah SAW dan wajah para Guru Mursyid yang dalam dirinya ada Nur Allah. Dengan demikian kalau ingin dada anda dibersihkan dari unsur syetan maka nya carilah Guru Mursyid yang akan menyinari dada anda dengan Nur Ilahi dengan demikian ketika Nur itu terus menerus ber tajalli dalam diri anda secara otomatis syetan tidak akan betah disana. Setelah dada anda terisi dengan Nur Allah, maka secara otomatis rohani anda akan terbawa ke alam yang disekelilingnya hanya ada satu unsur yaitu Nur Allah, itulah Alam Rabbani dimana seorang hamba akan begitu dekat dengan Tuhannya. Semoga Allah Yang Maha Rahman dan Maha Rahim berkenan membimbing kita untuk bisa sampai kepada-Nya, Amien Ya Rabbal ‘Alamin.

51 Comments

  • Rindu Damai

    Sufi Muda mengatakan bahwa di dalam dada semua manusia ada syetan, apakah dalam dada Nabi Muhammad SAW dan para Nabi juga ada syetannya?

  • Aria

    Kagum,.. kagum,.. ini tulisan tentu di tulis pada dimensi yang tinggi, tentu juga harus masuk ke dimensi yang sama untuk memahaminya.

    “Maha Benar ALLAH dengan segala firman NYA”

  • padimuda

    Wah,, Penjabarannya jelas sekali sufimuda.
    Thanks. Mudah-mudahan setanku bisa kukalahkan. Kalau tidak, selamanya aku jadi manusia bersyetan lah. Kapan Tuhan mau hadir?

  • Aam

    Mas sufimuda, mhn keterangannya ttg ke-qutub-an Syekh Khadirun Yahya,jg Syekh Dermoga.berdasarkan apakah shg bung sufimuda meyakini ke-qutub-an beliau?maaf,sy hny ingin penjelasan yg bs mencerahkan diri ini.tiada niatan konfrontasi.nuwun

    Sufi Muda :
    Insya Allah akan saya jelaskan lewat email, salam

  • dell

    mengenai cerita Guru saat ber Guru, dikatakan bahwa dia tidak diterima sbg murid karena kesalahan kakeknya. saya mengambil kesimpulan bahwa dosa itu bisa diturunkan juga. apa benar begitu? karena seingat saya, dlm al-quran (saya ga ingat surat apa n ayat brp) dikatakan bahwa manusia menanggung dosanya sendiri. mohon penjelasannya.

    oya judul 2 postingan terakhir kok sama ya? cuma beda di spasinya aja. pas buka situsnya kirain belum ada postingan baru. 🙂

    salam

  • Jack

    Mnrt pehaman sy yg msh rendah, setan ini(merujuk kpd jin jahat) luar biasa kemampuannya dlm menggoda manusia.baik scr kasar smp yg terhalus.mrk tdk kenal putus asa.inilah yg patut kt waspadai.smakin tinggi maqom seseorang,smakin tinggi pula “maqom” setan yg mengganggunya.bhk smakin bnyk pula setan yg menggoda.jangan dikira kalo kita ingin maju mendekati Allah,setan2 akan lari.justru smakin bnyk setan yg menggoda.krn mereka TDK AKAN RELA bila kita dekat dgn Allah.krn itulah peran Mursyid kamil mukamil diperlukan…

  • Rindu

    semoga saya tidak menjadi setan untuk mahluk ALLAH lainnya … semoga apa yang ALLAH beri kepada saya dapat saya kembalikan ke jalanNYA bukan ke yang lain.

    kecantikan semoga tidak menjadi setan yang menggoda mahluk ALLAH lainnya … amin ya Rabb

  • Sufi Gila

    setiap dada manusia pastilah berisi sesuatu …… ada yang baru ma’ rifat setan sehingga alamnya baru jabarrut … ada yang telah ma’rifat malaikat sehingga alamnya jabarrut dan malakut …. ada yang telah ma’rifat pada ALLAH sehingga alamnya jabarrut malakut dan RABBANI … maka bila hanya sampai alam jabarrut maka isi hatinya hanya setan yang tidak terkontrol sehingga terjadi namanya jaddab atau tenggeng …. bila masuk malakut maka terjadi peperangan batin antara haq dan bathil dan semakin banyak bisikan2 halus dalam dada tapi sudah mulai bisa stabil ….. bila sudah masuk alam RABBANI bukan berarti setannya mati total tapi setannya sudah terkendali dan malaikatnya juga terkendali ….. bahwa ALLAH meliputi segala sesuatu termasuk alam setan dan alam malaikat … maka benar kalau dikatakan manusia bisa menjadi apa saja setan biasa malaikat bisa dstnya ….. lha kalau SETAN nya mati total kan nggak bisa bikin anak hehehehe …. setan yang dalam lingkup alam RABBANI seperti anjing yang dirantai … sewaktu2 bisa digunakan tapi dalam batas2 atau nafsunya sudah muthmainah atau dilemahkan

  • Sufi Gila

    o ya …. orang kalau keSETANan maka pasti lupa AKHIRAT …. kalau orang keMALAIKATan pasti lupa DUNIA …. tapi kalau orang keTUHANan pasti jadinya balance / imbang / harmonis …. jadi benarlah prinsip keseimbangan haruslah di jaga …. jangan salahin SETAN terus toh kita juga butuh SETAN kok hehehehe ….. kata orang budha YIN dan YANG harus seimbang menuju equilibrium …. jadi harus tahu kapan harus ke langit kapan harus ke bumi ….. kayak potensio meter gitu loh …. di QOLBU bisa melangit dan membumi … begitu juga di setiap titik yang lain ….. kalau ada sifat nafsu makan jangan dipukul abis jadi nggak mau makan hehehehe …. mati ntar

  • Taufiq

    Syaiton hafal ayat kursi! jangan jangan syaiton sekarang sudah menjelma menjadi ustadz ustadz yang dalam ceramah-ceramahnya menyalahkan orang lain, menuduh kafir dengan yang tidak sependapat, menyebarkan kekerasan dengan pekik Allahuakbar,menganggap dirinya paling benar,suka kawin dengan dalih syariah padahal mengikuti hawa nafsunya,menjual petuah petuah agama via sms dll. Bung Sufimuda mohon dijelaskan ciri ciri oarang yang di dadanya penuh dengan syaiton meski tampak luarnya islami terima kasih banyak.

  • padimuda

    Wah, kalau ciri2 orang yang dadanya penuh syaitan tapi luarnya tampak GAK Islami, saya bisa jadi contohnya. hehehehe,,,
    Abis susah banget neh ngalahin setan dalam diriku. Persis gambaran bani israel dalam qur’an, kalo ada Guru, baru deh saya (lahir-batin) bisa tunduk jadi padi tua. Begitu gak dideket Guru, balik lagi jadi manusia keSETANan seperti katanya Sufi Gila diatas.

    Ampuuun Tuhaan, jangan Kau marah atas kebodohan dan kemalasanku.

  • aditz86

    mas sufimuda.. saya mo tanya sama kaya komennya dell. tentang guru yang nolak murid.
    Saya kok kaya’nya kasian aja ama murid itu.. yang menghina kakeknya terus dia jadi ga bisa belajar. terus ada lanjutan cerita itu ga?

    thx.
    salam.

  • sufimuda

    Mas Aditz86 dan dell…
    Belajar ilmu hakikat itu tidak sama dengan ilmu syariat. Seorang Guru tentu tahu apakah muridnya berbakat atau tidak. Kejadian seperti yang saya ceritakan memang benar terjadi dan pada zaman Syekh Abdul Qadir Jailani juga pernah ada orang yang ingin belajar tidak diterima Beliau.

    Dalam kasus kakeknya pernah mencaci seorang wali, bisa jadi kakek nya itu punya sumpah seluruh keturunannya tidak boleh belajar pada Wali karena dianggap sesat.
    Berjumpa dengan wali Mursyid itu merupakan hidayah dan kerunia dari Allah SWT dan pengalaman saya ketika pertama kali dapat informasi tentang seorang Ulama yang bisa membimbing menuju Allah saya tidak langsung percaya begitu saja baru 2 tahun kemudian saya terbuka hijab sehingga mau belajar Tarekat.

    Hanya Allah yang bisa membukakan hijab kita. Nabi Muhammad SAW berulangkali berdakwah kepada Abu Jahal namun tetap tidak mau memeluk Islam bahkan menjadi musuh Nabi sampai akhir hayatnya.

    Ada juga Syekh ketika ada 12 orang bahkan puluhan orang ingin belajar namun yang diterima cuma 1 orang sedangkan yang lain disuruh pulang.

    Seorang Mursyid dalam Thareqat punya hak menerima atau menolak seseorang menjadi murid dan tentunya semua itu atas petunjuk dari Allah SWT. Dan yang harus kita ketahui bahwa seorang Mursyid yang Kamil Mukamil itu tidak membutuhkan murid, kalau ada orang yang sungguh2 ingin belajar maka dengan senang hati Beliau akan membimbing…

  • sufimuda

    Melanjutkan komentar di atas, secara sederhana saja, lewat sufi muda ingin saya selalu mengatakan bahwa Thareqat itu adalah kunci untuk menemukan hakikat Tuhan. Dan mempunyai Guru Mursyid merupakan syarat mutlak agar kita bisa selamat dalam menempuh perjalanan spiritual. Namun kan tidak semua orang yang membaca tulisan2 di sufimuda ini langsung mencari Guru Mursyid dan mendalami thareqat?

  • taufiq

    Betul bung sufimuda jangan jangan ketika saya menuduh ustadz-ustadz yang berperilaku seperti komen saya sebelumnya dalam dada saya bercokol syaiton syaiton juga, Ya Allah ampunilah hamba telah berburuk sangka terhadap makhlukMu,terima kasih bung sufi

  • yudistira

    fungsi kita diciptakan kedunia ini sudah jelas yaitu mengabdi kepada NYA……
    menurutku tidak persoalan kita sebagai apa sepanjang kita menunaikan kewajiban kita yaitu mengadi kepadaNYA.

    sudah barang pasti keinginan kita megabdi kepadaNYA layaknya pengabdian malaikat kepada TUHAN, tetapi kita juga tidak bisa memaksakan kehendak TUHAN.
    seperti kata mas sufigila bahwa dialam ini mesti ada keseimbangan

    kalo emang TUHAN lebih senang kita mengabdi kepadanya sebagai SYEtan itu jauh lebih baik ketimbang kita memaksakan diri megabdi kepadaNYA menurut kemauan kita.
    toh Syetan juga mengabdi kepada TUHAN.
    yang salah itu justru yang tidak mengabdi kepadaNYA….

    ampun TUHAN……. kalo komentarnya ini salah:-)

  • mujahidahwanita

    Dari Anas bin Malik r.a. berkata, “Rasulullah S.A.W bersabda : Apabila seseorang dari umatku membaca ayat Kursi 12 kali, kemudian dia berwuduk dan mengerjakan solat subuh, nescaya Allah akan menjaganya dari kejahatan syaitan dan darjatnya sama dengan orang yang membaca seluruh al-Qur’an sebanyak tiga kali, dan pada hari kiamat ia akan diberi mahkota dari cahaya yang menyinari semua penghuni dunia.”
    Berkata Anas bin Malik, “Ya Rasulullah, apakah hendak dibaca setiap hari?”

    Sabda Rasulullah S.A.W, ” Tidak, cukuplah membacanya pada setiap hari Jumaat.”

  • Don Ruri

    Adik Mujahidahwanita yang baik,

    Baik sekali memang dan dianjurkan membaca ayat2 Al-Quran oleh junjungan Nabi kita, tapi… membaca dan hanya membaca itu dasar dari Ajaran Rasulullah.

    Kalo boleh istilahkan seperti ini, Pada saat kita mulai kuliah untuk memperarktikan ilmu kita dalam suatu pekerjaan (PKL) kita harus tau dulu teori2 ilmu yang akan diperaktekan, tanpa membaca tak mungkin juga kita memperaktikan ilmu itu, karena apa yg mo diperaktekkan kita enggak mempelajari sesuatu. Tapi kalo kita dalam belajar ilmu itu tanpa Orang yang telah sukses mempelajari dan memperaktekan ilmu itu (GURU) kita pastinya akan sulit sekali atau lama ataupun gagal sama sekali . Dan dalam memperaktikan ilmu itu kita tetap ada mentor yang membimbing kita agar kita tetap berada dalam praktek keilmuan yang benar.

    Apalagi Jalan Ke TUHANAN dengan metode Rasulullah yang HAQ. Dimana sudah banyak Degradasi metode di kurun waktu yg begitu jauh, maka Pertama pastinya harus ada GURU yang HAQ yang telah sukses menjadi KEKASIH-NYA. Kedua Patuh kita belajar dan rajin berkomunikasi dengan GURU, Ketiga Kita peraktikan AL-Quran dan Sunnah dalam bimbingan GURU itu.

    Kembali ke Membaca Ayat Qursy tadi, membacanya baik tapi alangkah baiknya kita bisa punya GURU yang membimbing kita dan membersikan diri kita dahulu dari SYETAN yang bersemayam di diri ini dan dan diri ini di ilhami/di haidayahkan/disemayamkan NUR ALLAH baru kita membaca Ayat Qursy tadi. Lebih POWER FULL mana??? Dengan Ayat Qursy baca sendiri bersama dengan syetan diri dibandingkan Ayat Qursy dibacakan besama dengan NUR ALLAH dalam diri??? Syetan dengan dimensi yang lebih tinggi dari manusia pasti akan CUEK BEBEK atau PURA2 TAKUT dengan ayat qursy bacaan kita… Tapi kalo kita baca bersama dengan NUR ALLAH??? Itulah fungsi GURU dlm pembersihan diri.

    Ada pun Hadist2 dimana NABI menyuruh Sahabatnya membaca tiap kali itu sudah pas, karena dalam diri sahabat yg berguru pada NABI telah dibersihan syetannya dan bersama dengan NUR ALLAH. Itupun masih juga diperdaya oleh Syetan apalagi KITA adik mujahidah???

    So..Dasar kita sudah ada, mari kita tingkatkan menuju yang lebih baik dan lebih dekat lagi dengan jalan RASULLULAH dan NUR ALLAH…

    Demikian mohon maaf kalo ada kata yang salah.

    Thanks & Peace

  • Sufi Gila

    sekedar menambahi …..
    kita harus sadar bahwa ayat Al Qur’an adalah firman Allah sehingga haruslah membaca bismillah sebelum membacanya …. arti bismillah sendiri dengan nama Allah atau atas nama Allah ….. pertanyaannya kapan Allah mengijinkan kita memakai nama Nya ? sedangkan kita memakai nama seorang Bupati kita harus meminta ijin melalui prosedur yang benar …. tapi apabila kita bikin surat palsu atas nama Bupati maka kalau orang biasa pasti takut … tapi kalau aparat pemerintah maka mereka pasti akan cross check kebenaran surat tersebut dan wal hasil kalau ternyata palsu kita pasti ditangkap polisi gara2 pemalsuan data …. begitu juga kalau kita pakai ayat kursi tanpa surat perintah yang jelas dari ALLAH maka walhasil kalau setan kecil pasti takut …. tapi kalau sudah tingkatan setan perwira apalagi Iblis ya pasti ketawa kalau ternyata ayat kursi nya pakai atas nama Allah yang palsu …. NGGAK LAKUUUUU KATA IBLIS ….. hehehehehe ……
    sekedar perenungan

  • 10

    KENAPA HARUS BACA 12X ….? ADA APA DENGAN ANGKA 12 ???
    @ SUFI GILA
    BUKANKAH ANDA TERCIPTA DARI BISMILLAHIROCHMANNIRROCHIM NYA DZAT ALLOH?
    BUKAN DARI SURAT YASIN AYAT 82 LHO YA?

  • Sufi Gila

    betul mas 10 memang semua penciptaan mahluk karena Rahman dan Rahim nya Allah … makanya kalau mau baca firman Allah atau ayat Al Qur’an (semua ayat lho) harus seijin Allah karena semua ayat adalah kata2 Allah makanya baca bismillah dulu … itu pemaknaan bismillah menurut saya yg gila ini hehehe …. tapi semua itu masalah rasa kok …. bagi yg baca ayat Allah nggak pake ijin tapi nggak merasa bersalah ya nggak tau aku hehehehe …. kalau kau harus ijin dulu …. lha wong bikin sk bupati aja bupati harus tahu dulu hehehehe

  • Rasahati

    Barang siapa selalu ingat alloh maka dia sesungguhnya dalam lingkup bismillah. Insyaalloh. Tapi kayaknya kalau jadi kekasih bupati, pakai nama bupatipun dia santai aja kali. Wong kenal banget.. Nuwunsewu

  • sufi baru

    he he saya setuju dengan mas sufi gila….karna dulu saya beranggapan dengan membaca ayat 2 alquran aja setan2bisa lari…tapi sebaliknya bukan setannya yang lari tapi malah kita yang kabur.. karna apa yang kita baca itu tidak membuat setan takut karna ayat yang kita baca itu tidak ada powernya..

  • yudistira

    membaca ayat kursi tampa disertai dengan gelombang ALLAH,
    sama dengan menghidupkan lampu tembak 10000 watt dengan genset berkekuatan 500 watt.
    bukannya lampunya yang hidup tapi gensetnya yang meledak
    heeee:-)

  • young sufi

    Mohon izin sufi muda, saya mo bantu jawab…….
    setan/iblis dulunya adalah mahluk ciptaan Allah yang paling taat tapi karena kesombongannya dia, oleh Allah dilempar dari surga Allah dan menempati neraka Allah sehingga wajar kalau setan/iblis hapal dengan ayat kursi atau bahkan ayat al qur’an lainnya.
    Untuk itu, hati haruslah diisi dengan nur allah dengan metode yang benar yaitu dengan berthariqah yang benar dan berguru kepada wali yang mursyd sehingga kita berada dalam gelombang Allah yang membuat ayat kursi kita mempunyai power yang maha dahsyat dan dapat mengalahkan setan/iblis laknatullah karena setan/iblis tidak akan pernah mampu mengalahkan hati orang yang didalamnya berisi nur Allah seperti janji Allah dalam beberapa firmannya

  • Sufi Gila

    Salam cinta dan damai

    lewati aja lah 7 langit dan 7 bumi dalam diri dan setelah kita kenali alam jabarrut barulah kita me nafi kan diri dan meng isbat kan Allah …. yang selanjutnya adalah sebuah perjalanan alam ruhani yang di luar kesadaran fisik tapi memasuki kesadaran spiritual …. jadi sebenarnya pekerjaan kita cuman gimana caranya mati atau masuk menuju kesadaran spiritual … ya harus dilatih kan ? baru ntar mengerti dan paham tentang semuanya

  • young sufi

    saya setuju dgn sdr sufi gila bahwasannya kita harus masuk dulu ke alam jabarrut br bisa sampai ke kesadaran spiritual yang dalam.

Tinggalkan Balasan ke MantepBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca