Tasauf

SYETAN PUN HAPAL AYAT KURSI (bag. 2)

Berbicara tentang syetan memang tidak akan habis-habisnya karena memang dari zaman Nabi Adam sampai sekarang syetan selalu menjadi simbol perlawanan bagi manusia terhadap kejahatan. Kalau malaikat merupakan simbol kebaikan maka sebaliknya syetan merupakan symbol kejahatan. Kalau menyimak pengalaman salah seorang sahabat Nabi bernama Abu Hurairah yang diperdaya oleh syetan yang berwujud manusia seperti yang diceritakan dalam tulisan Syetan pun Bisa Hapal Ayat Kursi, padahal Abu Hurairah itu sedang menjalankan perintah Nabi yaitu menjaga harta zakat sudah pasti merupakan bagian dari  ibadah lalu bagaimana dengan kita yang hidup di zaman 1400 tahun setelah Nabi, tentu akan lebih mudah lagi diperdaya. Pernahkah kita berfikir jangan-jangan kita telah berulang kali berhubungan dengan syetan tanpa kita sadari atau bisa jadi syetan telah lama bersemayam dalam diri kita juga tanpa kita sadari.

Pepatah lama mengatakan, “Jari telunjuk lurus jari kelingking berkait”, saya lupa persis pepatah tersebut kalau salah kata-katanya tolong dikoreksi, inti nya kita sering kali dengan mudah menuduh orang lain berbuat salah karena sifat dasar manusia itu tidak mau disalahkan, jarang sekali manusia mau mengoreksi diri sendiri, memperbaiki kesalahannya. Tidak ada manusia yang mengatakan, “Dalam diri saya masih banyak Syetannya” pasti dengan mudah kata-kata yang di ucapkan adalah, “kamu itu syetan” atau “kamu penyembah syetan” dan lain-lain kata yang tidak mengenakkan. Seperti hal nya seseorang yang telah mengirim email kepada saya, mula-mula berkenalan, namun setelah mengetahui bahwa antara saya dengan dia berbeda Mursyid dengan serta merta dia menasehati menuduh saya, “hati-hati anda disesatkan oleh Iblis”.

Saya mengucapkan terimakasih karena telah mengingatkan saya, mudah-mudahan atas do’a  dan kasih sayang Guru saya yang terus menerus membimbing dan menuntun saya semoga Allah akan selalu menjagakan hati yang lemah ini agar tetap lurus dan tidak tersesat. Kalau yang menulis email kepada saya membaca tulisan ini semoga juga akan terbuka hati nya bahwa di dunia ini Mursyid tidak harus satu dan kita tidak mungkin memaksakan seluruh manusia untuk ber Mursyid kepada satu orang karena begitu banyak nya manusia yang ada dimuka bumi ini. Diperlukan kearifan dan kebijaksanaan kepada kita semua untuk bisa menerima perbedaan, baik dikalangan sesama pengamal Tarekat maupun diluar Tarekat demi memperkuat tali persaudaraan sesama muslim sebagai mana yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW.

Sufi Muda hadir bukan untuk mengatakan bahwa Mursyid saya yang paling benar dan Mursyid  lain salah. Sufi Muda hadir sebagai jembatan penghubung diantara sesama pengamal tasawuf, sesama pengamal Tarekat, sebagai media untuk bisa saling tukar pikiran dan mudah-mudahan bisa saling berbagi kasih sayang  yang merupakan ajaran pokok tasawuf yaitu cinta kepada Allah dan cinta kepada sesama makhluk-Nya. Kalau pun saya mengatakan bahwa Guru saya adalah hebat itu merupakan hal yang wajar, sudah pasti setiap murid akan membanggakan Guru nya dan itu merupakan salah satu Adab dalam Tarekat. Yang selalu saya hindari adalah mengatakan Guru Mursyid lain itu salah dan sesat karena itu bukan hak saya. Guru saya selalu berpesan bahwa, “jangan sekali-kali kamu mencaci seorang wali karena itu sama dengan minum racun, niscaya kau akan mati pelan-pelan dan tidak akan beruntung dunia dan akhirat”. Nasehat itu selalu melekat dalam diri saya, karena itu saya berusaha untuk tidak menjelek-kelakkan Tarekat lain apalagi menjelek-jelakkan Guru Mursyid nya. Saya masih ingat cerita Guru saya saat Beliau masih ber Guru, suatu hari Beliau melaporkan kepada Guru nya bahwa ada orang yang ingin belajar Tarekat akan tetapi Guru Beliau tidak mau menerima orang tersebut sebagai murid. Kemudian Guru saya memberanikan diri untuk bertanya kepada Gurunya, “Guru, kenapa dia tidak diterima menjadi murid?” Kemudian Guru Beliau menjawab, “Anakku, dia tidak mungkin bisa menjadi murid wali karena dulu kakeknya adalah orang yang pernah mencaci seorang wali bahkan memusuhinya”.

Kembali ke masalah syetan, kalau syetan bisa masuk kedalam diri manusia dan menyerupai persis seperti manusia tentu syetan juga akan bisa masuk ke dalam air, tanah, pohon, api dan lain-lain, seluruh benda bisa dimasuki dan diserupai oleh syetan. Kalau begitu tidak menutup kemungkinan syetan bisa masuk ke dalam sajadah kita, peci yang kita pakai untuk shalat, kain sarung dan baju, lalu bagaimana kita bisa tahu ada unsur syetan di dalam nya, apa alat pengukur kita?

Disinilah perlunya ilmu Kerohanian yang dikenal dengan Tarekat, karena dengan ilmu syariat tidak akan bisa menyelesaikan problem tersebut. Untuk bisa mendeteksi syetan tentu syarat utama adalah dalam diri kita harus tidak ada unsur syetannya. Bagaimana cara membersihkan unsur syetan dalam diri kita? Bisakah kita sendiri membersihkanya?.

Sayang nya kita tidak bisa membersihkan unsur-unsur syetan yang mengendap-endap dalam dada kita yang sudah ada sejak lahir. Syetan dalam diri kita hanya bisa dihilangkan oleh dimensi yang lebih tinggi yaitu Nur Allah. Dengan Nur Allah tersebut maka segala unsur kejahatan dalam diri kita yang di istilahkan sebagai syetan akan lenyap dan hilang. Dari mana kita bisa mendapatkan Nur Allah sebagai unsur tak terhingga tersebut? Nur Allah dititipkan kedalam diri Rasulullah SAW yang kemudian dikenal dengan Nur Muhammad yang kemudian diteruskan kepada sekalian Para Sahabat dan diteruskan oleh para Aulia Allah para Guru Mursyid yang membawa wasilah berupa Nur Allah dan kemudian disalurkan juga ke dalam dada kita sehingga dengan itulah maka segala unsur kejahatan dalam diri kita akan hilang. Begitu pentingnya ber-wasilah sehingga Allah mewajibkan kepada orang-orang yang beriman untuk mencarinya sebagai mana firman Allah SWt dalam surat al-Maidah, 35 :

Hai Orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan carilah Wasilah (Jalan, metode, frekwensi yang bisa mendekatkan diri kepada-Nya), dan bersungguh-sungguh lah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat kemenangan/sukses.

Kalau dalam diri kita masih banyak unsur syetan nya bagaimana mungkin kita bisa menghilangkan syetan yang ada diluar kita, ibarat sebuah komputer yang ber virus tentu tidak akan bisa membersihkan virus, mesti ada program anti virus diluar komputer tersebut yang akan membersihkannya. Kalau dalam diri kita belum dihilangkan unsur-unsur jin sebagaimana yang disebutkan dalam Surat An Naas lalu kita merasa bisa menghilangkan jin diluar kita, mengusir jin di pohon, pemburu hantu dan lain-lain bukankah itu sama dengan iklan yang ada di TV, “Masa Jeruk Minum Jeruk?” “Masa Jin ngusir Jin?” he he he.

Ada baiknya kita menfokuskan diri untuk menghilangkan syetan yang ada dalam diri kita daripada kita sibuk mengurus syetan di luar diri kita. Karena yang bisa menghilangkan syetan itu hanya Nur Allah yang otomatis bagian dari Allah maka yang harus kita cari adalah wasilah yang bisa menghubungkan diri kita dengan Allah agar Nur Allah tersebut bisa tersalur kedalam diri kita. Seluruh wajah manusia bisa ditiru syetan kecuali wajah Rasulullah SAW dan wajah para Guru Mursyid yang dalam dirinya ada Nur Allah. Dengan demikian kalau ingin dada anda dibersihkan dari unsur syetan maka nya carilah Guru Mursyid yang akan menyinari dada anda dengan Nur Ilahi dengan demikian ketika Nur itu terus menerus ber tajalli dalam diri anda secara otomatis syetan tidak akan betah disana. Setelah dada anda terisi dengan Nur Allah, maka secara otomatis rohani anda akan terbawa ke alam yang disekelilingnya hanya ada satu unsur yaitu Nur Allah, itulah Alam Rabbani dimana seorang hamba akan begitu dekat dengan Tuhannya. Semoga Allah Yang Maha Rahman dan Maha Rahim berkenan membimbing kita untuk bisa sampai kepada-Nya, Amien Ya Rabbal ‘Alamin.

51 Comments

  • hidayat

    rahayu
    benar yang bisa duduk di kursi dalam tanda kutip itu itu umumnya manusia tetapi kadang juga hewan misalnya tandak bedes / topeng monyet. hewan ini macam macam ada yang bentuknya aseli hewan namanya hewan sejati karena luarnya hewan dan dalamnya hewan, tetapi yang bentuknya manusia polahnya hewan namanya manusia setengah hewan, soalnya nyolong kayu, nyolong uangnya pemerintah, doyan yang bukan hak haknya senang nyogok dan mau disogok.
    apalagi kalau ayat kursi yang dibaca, kalau yang baca enggak mantap ditertawai sama setannya. tapi kalau mantep ya lari juga setannya.
    kalau ayat kursi dibaca yang datang mungkin kursi yang ada setanya….atau mungkin ya komandanya setanya kemudian prajuritnya pada lari…hu allah hu alam
    wass w b

  • ABHusin

    Bukan aja Syaitan bisa baca ayat Kursi, bang….
    Malah Syaitan juga bisa dudok atas Kursi, bang……
    Itu Syaitan yg kepanasan pasal banyak makan cabe, bang…….

  • abi manyun

    numpang komen ah………

    Pepatah lama mengatakan, “Jari telunjuk lurus jari kelingking berkait”,
    Dipandang dari ilmu syariat dan hakekat, bila pepatah tadi kita hubungkan, maka syariatnya adalah jari telunjuk (1buah) menghadap ke orang lain yg ditunjuk. Hakekatnya adalah jari2 yg sisa (4buah) menunjuk kearah diri sendiri.
    Jadi maksudnya adalah sekali menunjuk orang lain berbuat salah adalah sama saja menunjuk diri sendiri berbuat salah sebanyak 4x.
    Untuk itu sebelum menunjuk orang 1x, introspeksi diri dulu sebanyak 4x.
    Bener apa ora sih ya……..? kalo masih salah tolong diperbaiki.
    Terima kasih

  • Jenggot

    ass. ijin gan sedikit berbagi ini berdasarkan kisah nyata yang saya menyaksikan sendiri,pada suatu saat ada tetangga saya kesurupan(kemasukan jin/and the geng),kemudian salah satu anggota keluarganya membacakan ayat kursi,annas, eee malahaan yg kesurupan itu membaca ayat ayat tersebut lebih faseh danlancar,dan ngomelin yang baca tadi bahwa bacaannya tsb banyak salah,he 3x
    dan utk saudaraku sufi gila sekadar info dalam suatu ayat Qs.16.98 Maka apabila engkau( Muhammad) hendak membaca Al qur’an mohonlah perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk(Ta’awudz).
    itu kepada nabi apa lagi kepada kita!!!!!Karena dipastikan setan laknatuLLah akan menyusup didalam ayat ayatt Alqur’an sehingga meberikan petunjuk yg salah.,
    kembali ke setan sebenarnya kita harus beterima kasih kepada setan karena dengan bimbingan setan kita menjadi berdosa dan salah.Dan didalam salahh dan dosa kita menemukan nikmat dan indahnya tobat,serta menambah kematangan kita untuk lebih mengenal rival utama kita ini agar kita tidak terjerumus kedalam tipu muslihatnya dan tentunya atas bimbingan Mursyd.Tapi jangan kelamaan beserta setannya mateng kagak gosong iyah.
    Trims atas ijinnya Wass.

  • pahmi hidayat

    Ass.Semoga sufi muda selalu diridhoi ALLAH dan tetap memberikan pencerahan kepada mahluk ALLAH yang belum cerah dan bagi yg sdh cerah bisa semakin cling.salam rindu untuk sufimuda tolong do’ain ya bang biar cepat ketemu mursyid.amin, wassalam

    • SufiMuda

      Wa’alaikum salam
      Saya berdoa semoga Allah mempertemukan anda dengan Auliya-Nya sehingga bisa membimbing dan menuntun kepada-Nya, amin.
      Orang yang benar2 mencari akan menemukan dan orang yang merendah akan ditinggikan Allah.
      salam

  • widodo

    saya masih bnyk bimbingan dalam menjinakkan hati saya yg buas pd nafsu duniawi

    saya minta,jika ada info guru,,,

    • Ruslianto

      Pelaksanaan dzikir (dalam) Tharekat, dapat mengkikis/mengendalikan nafsu duniawi yg tidak bener, maka itu “segera” mencari tharekat yang mu’tabaroh yang Gurunya Mursyid Kamilmukamil, percayalah.

      Logikanya, jiwa/sukma/rohani anda akan tetap bercokol (nongkrong-dgn cara halusnya) setan bin iblis laknatullah,.. (bagaimana) caranya ? Yaitu dengan membersihkan (itu) jiwa/sukma/rohani anda (itu) yaitu mengisinya dengan “Kalimah Allah” – karena dengan Kalimah Allah (itu) si setan (pasti) minggat, maka selanjutnya insya Allah, anda menjadi insan yg ikhlas.

      Anekdotnya : Jika anda tidak bisa berenang,.. maka dilautan manapun anda (diterjunkan) pasti tidak bisa berenang.

      Dan ingat pula bahwa , niat baik (itu) tetap si setan menghalang-halanginya, karena ia telah berjanji doeloe di zaman manusia pertama (N.Adam as), untuk menjerumuskan manusia kelembah nista.

      sMoga bermanfaat, dan Anda (pun) memahaminya.

      Wass.

Tinggalkan Balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca