Pemikiran

APAKAH MENUJU KEHADIRAT ALLAH HARUS MEMAKAI BUROQ?

Pada kesempatan ini saya ingin mengajak kita semua untuk merenungi sebuah peristiwa yang sangat penting yaitu Isra’ Mikraj Nabi Muhammad SAW, walaupun sekarang bukan bulan Ra’jab akan tetapi hal yang pokok dari Isra’ Mikraj itu sering kali terlupakan oleh kita semua. Hal yang paling pokok dalam Isra’ Mikraj adalah proses perjumpaan Nabi dengan Allah SWT dan  Beliau memakai kenderaan yang mempunyai kecepatan tak terhingga yang kita sebut dengan Buroq dan dibawah bimbingan Jibril AS

Kalaulah nabi Muhammad menuju Tuhan harus memakai Buroq apakah Saidina Abu Bakar dan para sahabat Nabi juga  harus memakai Buroq?

TIDAK

Lho berarti para sahabat lebih hebat dari Nabi donk, Nabi menuju kehadirat Tuhan harus mamakai kendaraan sementara sahabat langsung bisa jumpa Tuhan, bukankah itu suatu hal yang mustahil?

Pertanyaan lebih lanjut, apakah kita juga harus memakai Buroq juga?

TIDAK!!!

Berarti kita lebih hebat dari Nabi Muhammad SAW?

Menurut saya untuk bisa mencapai sesuatu dengan hasil yang sama maka kita harus memakai rumus yang sama juga, kalau kita memakai rumus yang berbeda maka hasilnya juga akan berbeda. Sebagai contoh apabila kita ingin ke Bulan yang sifatnya zahir dan bisa dilihat maka kita harus memiliki kenderaan yang bisa melawan gravitasi bumi, dan kita sepakat untuk bisa ke bulan harus memakai roket, kenderaan yang sudah terbukti bisa mengantarkan manusia ke bulan. Andai generasi berikut ingin ke bulan tentu minimal harus memakai kenderaan yang sama agar bisa mendarat di bulan. Kalau kita memakai kendaraan yang berbeda maka sudah pasti tidak akan bisa mendarat di bulan.

Lalu bagaimana mungkin kita bisa sampai kehadirat  Tuhan kalau tidak memakai kenderaan yang sama seperti kenderaan yang dipakai oleh Nabi Muhammad SAW menuju kehadirat Allah SWT?

Apa itu Buroq?

Pertanyaan ini harus kita jawab terlebih dahulu, kita semua harus tahu apa itu Buroq sehingga akan memudahkan kita untuk bisa mengerti tentang proses perjalanan Nabi menuju Allah SWT. Dari hadist kita tahu dan saya baca disini bahwa Buroq itu adalah binatang ini berwarna putih, lebih besar dari himar lebih rendah dari baghal, dia letakkan telapak kakinya sejauh pandangan matanya, panjang kedua telinganya, jika turun dia mengangkat kedua kaki depannya, diciptakan dengan dua sayap pada sisi pahanya untuk membantu kecepatannya.

Demikianlah gambaran buroq yang saya dapatkan berdasarkan hadist Nabi

Apa memang Buroq itu memang sejenis binatang yang punya sayap? Atau hanya sebuah permisalan yang digambarkan nabi karena zaman itu kenderaan yang lain cepat adalah Kuda.

Saya yakin orang yang telah sampai kehadirat Allah SWT akan tersenyum membaca tulisan ini, senyum penuh makna, lalu bagaimana dengan orang yang berkerut keningnya?

Saya tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas karena semua jawaban akan saya serahkan sepenuhnya kepada saudara-saudara sekalian. Semoga kita semua akan menemukan jawaban yang sebenarnya, amien

75 Comments

  • Paijo

    @ Kang Boed

    Asslm

    Benarkah kang boed berada di Semarang…..
    Pasti kenal dengan Akhyarul Amin sadeng ya…
    Bang Goteng ajak-ajak ke Yogya bikin saya semangat nih, tapi sayangnya sya dapatnya berangkat bulan Januari 2010 (ambil cuti) karena bulan Januari 2009 kemarin sdh cuti untuk berangkat ke Yogya ( suluk Mukharom )….
    demikian maaf ya….
    wasalam

  • LINTANG

    salam sejahtera……
    ???????????????????????????
    seperti maen game.tinggal mengendalikan stagenya aj.
    yg lintang taw,binatang yg terbang ke angkasa itu pegasus,kuda putih bersayap dg cula kristal di keningnya..
    atauw burung singa yg di pake’ harry potter menyelamatkan ayahandanya yg berwajah mirip yesus..
    bisa jadi anjing bersayap raksasa kesayangan alvatar..

    he..he..he…tentu ini hanya perumpama’an saja.kalo lintang sich pengenya naik kereta kuda milik ratu kidul..
    he..he…lagi2 bercanda,tentu semua ini hanya lelucon,humor, belaka…

    kan…..sembara bisa menghilang so di antar sama panglima kumbang sang makhluq ghaib golongan putih.
    da..dech….salam damai aj buat yg dah pernah nyampe’ kesana..
    yg jelas g’ seperti nonton bioskop 3dm..

  • Firman Asyhari Bin Masyhudi

    banyak yang mengira Mi’raj adalah perjalanan melintasi ruang angkasa menembus galaksi menuju Tuhan, ini pikiran yang bodoh. Didukung Hadis2 israeliat yang menjerumuskan, menggambarkan malaikat,buroq seperti seperti burung bersayap. Itu semua hanya cocok sebelum manusia mengenal alam semesta. Sekarang manusia tahu bahwa luas alam semesta ini minimal 15 milyard tahun dengan kecepatan cahaya untuk menembusnya, sedang irsa mi,raj hanya semalam. Maka logika yang bisa di terima akal sehat adalah : Mi,raj itu bukan perjalanan vertikal menembus ruang angkasa tetapi perjalanan ruhani menembus alam paralel yang tidak terlihat oleh manusia, yaitu alam jin,alam kubur,alam ruh,alam surga dan neraka ,arsy,kursy, dan sidrotul muntaha. Inilah yang di sebut lapisan langit itu. Langit pertama adalah alam semesta ini yang berupa materi, kemudian alam jin,iblis dll …. dst dst, sedang di sidrotul muntaha yang ada hanyalah Alloh alam ahadiyah. Tempat tertinggi tidak dalam arti tempat tetapi dalam arti kemuliaan/kesucian. Hanya yang suci dan mulia saja yang bisa bertemu Alloh dalam alam ahadiyah. Wallohu ‘alam

    • Wujud_Khayal

      sayangnya logika dan akal anda itu belum sampai pada pengetahuan yang sebenarnya tentang alam jin,alam kubur,alam ruh,alam surga dan neraka ,arsy, kursy, dan sidrotul muntaha, (ini baru dari kesimpulan sederhana dari susunan alam yang anda sebutkan)

    • bayi shufi

      alqurannya “mahasuci tuhan yg menjalankan”kalo udah Allah yg menjalankan jarak milyarann tahun cahaya ga ada apa-apanya

    • Irham Iqbal Luthfi

      saya setuju dengan pendapat kang Firman Asyhari Bin Masyhudi, mungkin anda jago dalam ilmu fisika untuk membandingkan dengan sejarah isra mi’raj, tapi anda tidak memakai akal sehat, iman & taqwa anda kepada Allah SWT, akal dunia mungkin dapat membuat pertanyaan yang banyak, tetapi bila kita pakai akal akhirat kita akan mentafaqurinya,apabila kita dapat mengunjungi Allah STW, apakah kita tidak malu dengan dosa yang kita miliki ? Apakah kita tidak malu dengan tingkah laku di dunia ini ? Kita lebih banyak berbuat dosa dobandingkan kebaikan yang menimbulkan pahala, sedangkan nabi Muhammad SAW adalah makhluk Allah SWT yang terhormat yang diciptakan Allah SWT untuk menyebarkan agama islam, sedangkan kita ? Shalat, sedekah aja masih bolong – bolong ? , mau bertemu dengan Allah SWT bagaimana coba ?

  • Ruslianto

    Mohon agar tidak terlalu cepat mengatakan bodoh, pada umat Muslim yang menyakini “perjalanan isra’ mi’rad Rasulullah Saw dilakukan secara jasmani dan rohani”, Pertama-tama mari kita bersyukur diberikan kesempatan hidup di zaman terbukanya hijab ilmu angkasa luar, masalahnya agar sekedar diketahui bahwasa nya Allah Yang Maha Suci yang (telah) memperjalanankan hamba- Nya (itu) untuk membela agamanya dari “keraguan dan salah duga” ttg isra’ mi’rad (itu) sendiri sehingga untuk “meluruskan/ menjelaskan” bisa-bisa saja kadangkala berasal dari orang kafir itu sendiri, Mengapa demikian ? jawabnya ; Ya,… bisa saja.
    Karena orang kafir Quraisy telah membantah “perjalanan suci itu” pada Rasulullah Saw dgn mengatakan ; “Apakah anda mendakwakan diri anda telah menempuhnya dalam waktu (kurang dari) semalam, padahal kami biasa menempuhnya dalam waktu sebulan..?”
    Perkataan orang kafir Quraisy (ini) menunjukkan bahwa ‘Isra itu bukan berupa mimpi dan bukan pula dilakukan dengan ruh saja, melainkan peristiwa ini terjadi ketika Beliau dalam keadaan sadar, dengan ruh dan jasadnya sekaligus. Sebab, jika tidak bersama ruh dgn jasadnya niscaya orang-orang kafir (Quraisy) itu tidak akan membantah seperti itu.
    Wallohu a’lam
    Namun itu ada yg berpendapat diantara ulama bahwa peristiwa itu terjadi “dalam mimpi”, dgn mencari-cari alasan ayat Al Qur’an Suraah :Al Israa ayat 60 : Kira-kira artinya ; “Dan tidaklah kami jadikan “penglihatan” yang Kami perlihatkan kepadamu itu melainkan sebagai ujian bagi manusia”.
    Kemudian,…dijadikan apakah “penglihatan(pemandangan)” yg diperlihatkan kpd Nabi Muhammad Saw itu ? Jawabnya : dijadikan ujian bagi manusia (dimasa yg akan datang) yg menimbulkan reaksi dan polemik yg membenarkan dan mendustakan, bahkan alhamdulillah bagi kita yg hidup di zaman (modern) “ruang angkasa” ini, dengan nalar logis “membenarkan” bahwa perjalanan itu memang pernah terjadi; bahkan ungkapan (lain) diantara ulama yaitu diambil suatu pengertian Peristiwa Isra Mi’rad itu “mula-mula” dialami BERUPA MIMPI Rasulullah Saw.,

    Pada peristiwa yg lain seperti yg difirmankan oleh Allah, Suraah Al-Fath ayat 27 : “Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram,…”

    Peristiwa memasuki Masjidil Haram (ini) mula-mula berupa impian, kemudian menjadi kenyataan dan dapat dibuktikan dalam sejarah.
    Dengan demikian (maaf) Sdr.Firman Asyhari B.Masyhudi ,..maka dapat juga dikatakan bahwa Rasulullah Saw mengalami peristiwa Isra’ Mi’rad dalam mimpi, dan oleh ruhnya, kemudian dialaminya secara nyata dalam alam sadar.
    Sayyidah Aisyah pernah mengatakan :
    Innahu maro’y ruuyyaan illa ja’at khafalaqiis shubbhi.
    “Sesungguhnya Rasulullah Saw. Tidak bermimpi sesuatu pun melainkan mimpinya itu akan menjadi kenyataan seperti terbitnya fajar”.

    Yakni apa yang diimpikan Rasulullah Saw, pasti menjadi kenyataan.
    Maaf saya pada kesempatan komentar kali (ini) tidak mengomentari “artikel” Bg.Sufi Muda diatas, hanya mengomentari komentar Sdr…Firman Asyhari B.Masyhudi, Yg mengatakan bodoh pd yg percaya bahwa perjalanan isra mi’rad Rasulullah Saw dilakukan jasmani dan rohani. Wallohu a’lam.

    Namun (khusus) Yth.Sdr.Sufi Muda,.. “terbetik” pencerahan rasa nya atas perkataan Sayyidah Aisyah dan Al Qur’an Srh Al-Fath ayat 27, tsb diatas,…Insya Allah Apa-apa yg terbesit (dimimpi) Sang Salik dalam munajatnya memasuki alam illahiyat atau alam mikro kosmos,… bukan (tidak) mungkin dan pasti “terbukti nantinya secara nyata” ?,…. Maaf,..(dalam renungan).
    Wass.

  • Purwadi Ibadi

    Tidak ada yang mustahil bagi Allah, peristiwa Isra mikraj hanya bisa terjawab dengan Iman, segala puji bagi Allah sang Maha pencipta dengan segala apa yang dikehendakiNYA.

  • iswahyudi

    assalamualaikum .
    semoga rahmat Allah tercurah pada hari hari anda

    saya ingin menangapi pertanyaan anda .

    tentu saja umat tidak perlu menghadap Allah dengan buroq .karena ummat menghadap Allah dengan assholat . hal itu jauh berbeda dengan kemuliaan isra wa mi’raj . karena nabi berhadapan langsung jiwa ruh dan jasadnya .. sementara sholat berhadapan dan berdialog kepada Allah secara ruh ..

    saya ingin berlogika dengan anda apabila pemahaman anda untuk mendapat kemuliaan yang sama harus dengan rumus yang sama

    anda adalah murid terbaik dikelas lalu anda dijadikan asiten dosen tentu akan ada keperluaan yang harus disampaikan kalau dosen brhalangan hadir sebagai amanah .tentu seorang yang dipilih dosen itu bukan lah orang yang sering bolos masuk kelas . bukan murid penentang atau pendusta .. dan tentu menjadi teladan bagi murid lainnya .. jadi hal itu membuat murid yang teristimewakan mendapat tanggung jawab besar .. lain hal adapula murid yang pandai namun ia enggan mendapat kepercayaan dari dosennya .atau adapula murid yang rajin tapi ia kurang pandai walau akhirnya rata rata murid mendapat nilai bagus dan sebagian besar lulus . tentu murid yang di istimewakan pun lulus pula namun ia menjalaninnya dengan tanggung jawab lebih dan mendapat perhatiian khusus dari dosennya

    mengenai kecepatan buroq hal ini yang dikatakan dengan kecepatan cahaya . bagi manusia kecepatan yang tercepat adalah kecepatan cahaya maka kecepatan yang tak terhingga di sebut kecepatan cahaya .. apabila anda bicara soal fisika . saya sedikit jelaskan .. di dunia ini tidak ada gelap ..karena tidak ada rumus menghitung seberapa gelap kah suatu tempat .. apakah gelap itu
    ada ?” Gelap
    jg tdk ada. Gelap adalah
    keadaan dimana tdk ada
    cahaya. Cahaya bisa kita
    pelajari, gelap tidak.
    Kita bsa menggunakan
    prisma Newton utk
    memecahkan cahaya jadi
    beberapa warna &
    mempelajari brbagai panjang
    gelombang setiap warna.
    Tapi Anda tak bisa mngukur
    gelap. Seberapa gelap suatu
    ruangan diukur dgn berapa
    intensitas cahaya di ruangan
    tsb. Kata gelap dipakai
    manusia utk
    mendeskripsikan ketiadaan
    cahaya.

    jadi manusia mendeskripsikan kecepatan yang tak terhingga dengan nama kecepatan cahaya ..

    tentu saja kehendak Allah berlepas dari pemahaman manusia dengan logika manusia yang terbatas .maka itu mnusia pun membatasi kecepatan dengan namaa kecepatan cahaya kareana tidak tau kata lain untuk mendeskripsikan kecepatan yang tak berbatas

  • Muhammad Fadliansyah Adijaya

    caranya dengan menyelami dada rasulullah melalui repeaternya ………saya sih mulai mengerti konsepnya dari baca-baca saja. tapi prakteknya saya 0 besar karena belum punya mursyid…..hehehe. Ya Allah hamba ingin menikmati rasa yg telah dirasakan mereka ……..

  • iwan

    untuk membuktinnya…matikan diri sebelum mat..hayyun bila ruhin mautun bila ajalin……..terbelah diri kita keluar tubuh halus..ternyata ad yg lebih halus….itu yg kita ikuti…..bicara itu mudah riyadhohnya itu susah..hrus bermujahadah….

  • muhammad zain

    saya lebih mudah memahami peristiwa isro’ dan mi’roj nabi melalui deskripsi agus musthofa yg logis dan ilmiah…

    • arkana

      iya, pak…saya udah membaca nya. mungkin untuk level pemahaman tertentu deskripsi agus musthofa itu menarik.

      tapi deskripsi Guru nya Sufi muda itu jauuuuh lebih logis dan ilmiah, pak…;-)

  • Daeng Pasore Fatukaloba

    Buroq adalah kendaraan “hewan” yang aneh, tidak berbapak dan tidak beribu alias lam yalid wa lam yuulad.

    Menurut takwil, buroq adalah syariat Islam. tidak berbapak dan beribu artinya, syariat Islam bukan hasil kopy paste dari pemahaman Yahudi, Nasrani dll. Namun syariat Islam adalah murni ajaran dari Allah SWT.

    Saya mengajak kepada saudara-saudara muslim agar berpegang teguhlah pada tunggangan buroq “syariat Islam” yang sedang mengantarkan kita pada Allah SWT.

  • suhrawardi503@gmail.com

    Apa itu buroq? apakah seekor kuda bersayab? BUKAN itu cuma gambaran kita mengetahui yang tercepat adalah cahaya tpi ada uang lebih cepat dari cahaya yaitu (MENGINGAT) ….. (Al-baqarah :152) ketika kita mengingat nya seketika itu pula dia mengingat kita…… itu lah yang tercepat utk sampai ke khadirat Allah SWT

  • surahwardi

    Apa itu buroq? Apakah seekor kuda yang bersayap? BUKAN, itu cuma gambaran …… buroq itu adalah sesuatu yg tercepat…. kita semua tahu yang tercepat adalah cahaya, tpi masih ada yang lebih cepat yaitu MENGINGAT (Al-baqarah:152)” ketika engkau mengingat nya maka seketika itu pula dia mengingat mu”… itulah cara tercepat menuju khadirat Allah SWT

  • naruto

    orang yang masih ingat itu masih jauh ma Tuhan

    posisi terdekat adalah BESERTA dengan Tuhan

    bagi yang masih “Ingat”, ingatlah bawha perjalanan menuju Tuhan masih jauh, apalagi yang jarang ingat (cuma ingat 5 x 5 menit sa’at shalat fardu).

    ya Allah engkau memang MAHA BESAR

    Ataqfirullah, ampuni aku ya Allah

    • naruto

      kalau mau banyak mengingat tuhan fersion Syariat sudah diajarkan ma Nabi kita, salah satunya laksanakan semua shalat sunat yang diajarkan, dan semua aktifitas kita dari bangun ampe tidur harus diawali membaca basmallah supaya ingat yang punya nama itu!

      dari bangun tidur masuk WC ada doanya, mau makan baca doa, mau ini mau itu baca do’a ….. CAPEK DEH…..

      kalau ga mau capek berthariqatlah biar tau kaifiatnya, kalau masih berkutat disana (syariat) kalian akan Capek, Letih malah yang ditakutkan bisa bosan.

      sekarang tingal take action janga baca doang, cari thariqat yang benar, mita referansi dari MUI daftar thariqat yang tidak menyimpang, dan semoga dipertemukan dengan guide (pembimbing/mursyid) yang haq

      “Siapa yang beramal utuk memperoleh pahala, niscaya ia akan letih dengan masuknya harapan-harapan, barangsiapa yang beramal karena takut siksa, niscaya ia akan letih dengan sangka baik; dan barang siapa beramal demi Wajah Allah, tiada letih baginya.” kutipan dari hamba Allah (An-Nafri)

  • nur sholeh

    menyumbang pendapat:
    Buroq = tarekat
    jibril /penunjuk jalan = mursyid
    masjidil aqsha = hati
    7 lapis langit = tataran tauhid
    sidratul muntaha =alam ketuhanan

Tinggalkan Balasan ke mujahidahwanitaBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca