ILMU TEBU
Guru saya selalu menyampaikan pesan-pesan moral kepada murid-muridnya lewat cerita pendek yang bersahaja dan mudah untuk dipahami. Disamping cerita pendek, Beliau juga menyampaikan tamsilan-tamsilan tentang hakikat dan makrifat dalam bentuk yang sederhana sehingga bisa diterima oleh semua kalangan baik murid lama maupun yang baru belajar thariqat. Salah satu cerita yang sering Beliau sampaikan setelah zikir bersama (tawajuh) adalah Ilmu Tebu
“Siapa diantara kalian yang belum pernah melihat tebu?” begitulah Beliau membuka cerita setelah terlebih dahulu menyampaikan puji-pujian kepada Allah SWT dan shalawat kepada Nabi SAW beserta para sahabat dan pengikut-pengikutnya serta kepada seluruh auliya-auliya akbar Thariqat Nadsyabandi. Beliau selalu mengingatkan kami bahwa para Nabi dan para Wali itu tidak pernah mati, mereka hanya berlindung disisi Allah SWT.
Kemudian Beliau bertanya lagi,”Kalau kalian perhatikan tebu, bagian mana yang paling manis, ujungnya atau pangkalnya?”. Serentak murid-murid Beliau menjawab, “Pangkalnya Guru!”.
“Benar, tebu itu yang manis adalah pangkalnya semakin ke ujung maka akan semakin hambar. Coba kalian perhatian tebu apabila ditiup angin. Bagian yang bergoyang mengikuti arah angin adalah pucuknya. Kalau angin datang dari timur maka dia akan menghadap kebarat begitu juga sebaliknya kalau angina datang dari utara maka ujung tebu akan mengikuti arah angin menuju ke selatan. Bagian ujungnya itu tidak ada pendirian, terombang ambing menurut keadaan.”
Guru diam sejenak kemudian Beliau kembali melanjutkan ceramahnya, “Begitulah gambaran orang yang belum menemukan seorang pembimbing rohani, dia akan terus menerus mencari kebenaran tanpa batas waktu padahal umur yang diberikan Tuhan hanya sebentar. Apabila didengar ada ulama A disana keramat maka dia akan ke ulama A, besoknya didengar lagi ada kiayi Z sangat hebat maka dia mendatangi kiayi Z. Orang seperti ini adalah ibarat sama dengan buih dilautan yang akan mengikuti arus laut dan tidak mempunyai pendirian.”
“Seseorang yang telah menemukan kebenaran tidak akan pernah bisa digoyahkan oleh apapun, dia tetap ditempatnya seperti pangkal tebu dan istiqamah dijalan yang ditempuhnya. Inilah orang-orang yang telah diberikan pencerahan dan dibukakan hijab oleh Tuhan”
Begitulah Guru saya bercerita tentang ilmu tebu. Cerita itu sudah lama sekali saya dengar dan sangat membekas di hati. Saya sangat terkesan dengan apa yang Beliau sampaikan karena sebenarnya saya dulunya adalah ujung tebu yang terombang ambing oleh angin. Saya adalah seorang pencari yang tidak mengerti apa yang saya cari sehingga sekian banyak orang saya jumpai namun tidak membuat saya bisa menemukan ketenangan hati apalagi menemukan Tuhan.
Syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan petunjuk kepada saya sehingga berjumpa dengan seorang ulama pewaris Nabi, memiliki kekeramatan yang luar biasa sehingga sampai saat ini saya benar-benar terbimbing kejalan-Nya.
Lewat tulisan ini saya sampaikan kepada sahabat semua bahwa kita semua telah dipertemukan dengan seorang Khalifah Rasul, dengan seorang Ulama Akhir Zaman yang sangat keramat maka perpegang teguhlah kepada Beliau.
Semoga Allah SWT akan membukakan hijab kita untuk menyaksikan kebesaran-Nya dan rawatlah biji zikir yang telah ditanam dalam Qalbu sehingga nanti akan berbuah dan bisa dinikmati oleh sekalian manusia dimuka bumi. Mari kita menebarkan salam dan kebajikan kepada seluruh manusia sebagai bagian dari bhakti kasih kita kepada Guru dan sebagai bagian dari amal ibadah kita kepada Allah SWT. Semoga Allah memberikan kesehatan dan umur panjang kepada Ulama Pewaris Nabi sehingga akan terus bisa membimbing dan menuntun kita ke jalan-Nya, Amien Ya Allah, Amien Ya Rahman, Amien Ya Rahim, Amien Ya Rabbal ‘Alamin
19 Comments
Jamhur
Terima kasih ustadz,kisah ini mudah2n bs djdkan i’tbar buat sy pribdi khussnya dan buat pr pmbaca pd ummnya.
Ustadz,ilmu tebu ini sama ga dg ilmu padi?
seliparmalaysia
bang sufimuda,
maaf saya bertanya, bagaimana pula dgn cerita manis di pangkal tebu??
Apa kaitannya dengan org2 tareqat..?
tq..ainunmalaysia…
sufimuda
Bang Jamhur…
Ilmu Tebu itu berhubungan dengan Istiqamah seseorang dalam menuntut ilmu sedangkan. Tidak ragu-ragu dalam menuntut ilmu
Ilmu Padi adalah gambaran terhadap sikap rendah hati terhadap ilmu yang dimiliki. Ilmu padi semakin lama semakin merunduk.
sufimuda
Untuk Selipar malaysia
Cerita tebu itu memang berkaitan sekali dengan orang Tareqat.
Ujung tebu adalah orang yang belum mengenal dengan sebanarnya siapa gurunya sedangkan pangkal tebu adalah orang yang telah mengenal siapa Gurunya
aldatssir
Assalamu Alaikum Warahmatullah
Sufi Muda….ana ingin tau…
nama gurunya sufi muda siapa…?
Dan satu lagi sufi muda…ma’af sebelum dan sesudahnya…kalau boleh tulisan yang diatas di ralat kembali karena kata amien sepertinya tidak patut di sebut atau ditulis sedemikian dan kata Amien“!!! Sebisa mungkin untuk yang satu ini (Amien)
dihindari, karena ucapan “Amien” yang lazim
dilafadzkan oleh penyembah berhala
(Paganisme) setelah do ’a ini sesungguhnya
berasal dari nama seorang Dewa Matahari
Mesir Kuno: Amin-Ra (atau orang Barat menyebutnya
Amun-Ra)….
Sekali lagi ma’af….ini hanya sekedar info
dinda
ya Allah…
Tetapkanlah hati kami dijalam Mu yg lurus ini.
Sehatkanlah GURU kami, panjangkanlah usia NYA agar dapat trus membimbing kami bermunajat ke hadirat Mu. Amien
Habib
……. 🙂
Sibar
Satu gayung air suci dan menyucikan mungkin hanya bisa untuk berwudu satu atau dua orang saja, itu saja dengan syarat air dalam ember tidak terkena najis.
Tapi air meskipun mutanajis kalau bergabung dan berkumpul bekerja sama di sungai dan lautan akan menjadi air suci dan menyucikan. Bahkan manfaatnya pun lebih banyak.
Itulah pentingnya bergaul menggabungkan diri dalam jamaah yang satu fikir, satu kerja, satu tujuan.
Danu
Subhanallah..
Allah sendiri telah memberikan banyak perumpamaan-perumpamaan dalam Al Quran dan “Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu.”(QS.Al Baqarah : 26 )
Silakan kunjungi situs Usaha Dawah dan Tabligh di http://usahadawah.com/ semoga silaturahim kita umat Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam tetap terjaga.
Dan kita tingkatkan semangat saling maenasihati antar saudara muslim dengan hikmah dan musyawarah.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
ReMBuLaN
pangkal tebu,
kokoh..
manis..
banyak manfaatnya.
untuk jadi seperti itu, perlu wkt yg “agak” lama..
gak bisa instan..
tul gak mas Sufi Muda?
sufimuda
Memang demikian Rembulan…
semua ada prosesnya
santribuntet
Ilmu tebu
kasar di luar
manis di dalam
kuat di tanam
akar terhujam
sang akar jadi pegangan
si ujung berkibar2
meski berkibar selembar
pangkalnya sang guru sejati
meski terombang ambing
tapi nyambung terus dengan akar
aliran manisnya akan mewarna
sang guru jauh kitapun jauh
sang guru dekat kitapun merapat
“maaf kalau gak nyambung 😀
sufimuda
Komentarnnya nyambung pak 🙂
santribuntet
wahai Sang pengembara rohani, artikel ini menarik banget saya gasab yah buat di sini
syukron… 😀
rozi679
salam..
saat ini saya menjual CD cara berkebun tebu yang benar, hanya dengan harga 60 ribu (sudah ongkos kirim).
CD bukan berisi ebook PDF atau paparan data melainkan video interaktif/audio visual bagaimana prakteknyalangsung di lapangan.
dan tersedia juga buku panduannya (berwarna dan bergambar) harga 60 ribu.
jika berminat silahkan hub.saya di 081-911857815 atau email rozi679@gmail.com.
terima kasih
Juah
Malah ada jualan cd ‘ cara berkebun tebu’ wkwkwkkw kocak kocak..
mamo cemani gombong
dibulan ramadhan ini aku merasa masih jadi ujung tebu…….yaa Alloh berilah petunjukmu….. amiin
Pingback:
Pingback: