Tasauf

SHALAT KHUSYUK SALAH KAPRAH

Pertanyaan yang sering sekali ditanyakan oleh pengunjung sufimuda kepada saya lewat email adalah bagaimana shalat bisa menjadi khusyuk, apakah kita bisa melaksanakan shalat khusyuk dan ada juga yang berpendapat bahwa hanya nabi Muhammad SAW berserta sahabat-sahabatnya dan ulama salafush shalih saja yang benar-benar bisa melaksanakan shalat dengan khusyuk selain dari mereka tidak ada yang bisa melaksanakan shalat khusyuk.

Terhadap pendapat terakhir saya kurang setuju karena kalau memang cuma Nabi dan para sahabat yang bisa shalat khusyuk maka hampir semua orang dimuka bumi ini akan masuk neraka wail, dengan demikian fungsi Al-Qur’an dan hadist sia-sia, juga peran ulama sebagai penyambung dakwah dan sebagai pewaris ilmu nabi juga tidak akan berguna sama sekali.

Khusyuk menurut Guru Ngaji Saya

Saya masih ingat ketika masih kelas 1 SMP waktu itu masih berumur 12 tahun, saya diajarkan cara shalat khusyuk oleh guru ngaji. Beliau mengatakan untuk bisa mencapai shalat khusyuk kita harus mengetahui makna dari ayat-ayat yang dibaca dalam shalat, kemudian harus kita hayati dalam hati. Antara ucapan dan gerak badan harus selaras, mengucapkan harus benar-benar masuk kedalam hati bukan hanya di bibir saja. Kemudian Beliau memberikan tanda-tanda shalat kita itu sudah khusyuk. Ketika mata kita menatap ke sajadah perhatikan dalam-dalam, nanti akan ada bayangan bulat samara-samar, saat itulah shalat kita menjadi khusyuk.

Saya meyakini apa yang diajarkan oleh guru ngaji saya, saat muncul bayangan bulat itu saya sangat senang karena saya yakin sekali kalau shalat saya sudah mencapai tahap khusyuk dan ketika bayangan itu tidak muncul maka saya jadi sedih. Saya yakin sekali apa yang diajarkan oleh guru ngaji, karena beliau adalah alumni salah satu pasantren terkenal di daerah saya.

Metode shalat khusyuk yang disampaikan oleh ustad saya itu tidak ada bedanya dengan metode pelatihan shalat khusyuk yang disampaikan oleh ustad Abu Sangkan. Setiap sore saya menyempatkan diri untuk menonton acara di Metro TV tentang pelatihan shalat khusyuk yang dibawakan oleh ustad Abu Sangkan.

Seperti juga guru ngaji saya dulu, Abu Sangkan berkeyakinan bahwa shalat khusyuk itu identik dengan ketenangan dan hilangnya kesadaran. Abu Sangkan mengatakan bahwa ketika bertakbiratul ihram kita harus membuang ingatan kita terhadap apapun. “Tidak ada Guru Mursyid, tidak ada Syekh Tarikat dan tidak ada zikir yang ada hanyalah Allah semata-mata”. Persis sekali yang diajarkan oleh guru ngaji saya, cuma Abu sangkan menyampaikannya lebih lengkap disertai dengan kajian-kajian ilmiah. Apa memang demikian shalat khusyuk?

Shalat khusyuk bukanlah mengosongkan pikiran seperti dalam meditasi yoga, karena kalau kita memaksakan pikiran untuk kosong pada saat itulah timbul nafsu kita dan syetan sangat halus dan sangat lihai untuk menyusup di alam bawah sadar kita. Sama juga orang yang mencapai shalat khusyuk lewat alat-alat elektronik, mendengarkan lagu yang dibuat khusus agar kerja otak menjadi berimbang antara kiri dan kanan. Cara seperti ini memang akan mencapai ketenangan akan tetapi kita juga harus pertanyakan lagi apakah memang ketenangan seperti itu yang dinamakan khusyuk, dan apakah memang demikian yang dikehendaki oleh Allah SWT?

Khusyuk di atas dengan berbagai jenis pelatihan bagaimanapun masih pada tataran akal dan kita merasa khusyuk menurut sendiri. Ustad Abu Sangkan menulis buku dengan judul “Spiritual Salah Kaprah” untuk mengkritik ESQ, pelatihan lewat musik untuk menstimulasi otak yang bersifat instant dan kita tidak pernah bisa mencapai kesempurnaan spiritual yang dilakukan oleh kaum sufi, demikian pendapat Abu Sangkan.

Menurut saya pelatihan shalat khusyuk yang diperkenalkan oleh Abu Sangkan juga masih dalam tataran otak dan pemikiran, karena menafikan sama sekali fungsi Mursyid dan sudah pasti yang di dapat bukan Nur Allah akan tetapi ketenangan yang tidak tahu berasal dari unsur apa. Berbicara masalah rasa (tenang, damai, dll) itu masih bersifat sangat subjektif. Maka saya menyebutkan pelatihan khusyuk ala Abu Sangkan sebagai Shalat Khusyuk Salah Kaprah.

 

Khusyuk Menurut Sufi

Menurut golongan sufi, khusyuk itu bukan tidak mengingat sesuatu, akan tetapi seseorang dikatakan khusyuk apabila dia terus menerus bisa memandang wajah Allah SWT. Kalau kita ingin menghilangkan pikiran terhadap hal-hal yang bersifat kebendaan bukan berarti kita mengosongkan pikiran sama sekali karena di dunia ini tidak ada yang kosong. Setiap yang kosong itu mesti di isi oleh dua unsur; Haq atau Bathil.

Shalat khusyuk adalah kondisi dimana sang hamba bisa berdialog dengan Tuhannya di alam rabbani, maka disebutkan “Shalat itu adalah Mi’raj bagi orang mukmin”. Pada saat shalat maka rohani kita akan terangkat ke Alam Rabbani, alam yang ada hanya Allah SWT.

Mengingat wajah Muryid dalam shalat bagi seorang pemula jauh lebih terbimbing sebelum seseorang mencapai maqam makrifat dari pada mengosongkan fikiran yang justru sangat mudah disusupi oleh syetan tanpa kita sadari. Wajah Guru Mursyid yang kamil mukamil dan khalis mukhlisin tidak akan bisa ditiru oleh syetan dan kalau ada syetan yang mencoba meniru wajah Mursyid akan langsung terbakar. Jangankan Guru Mursyid, photonya saja tidak akan bisa didekati oleh jin dan sejenisnya termasuk para dukun yang menyembah jin. Kalau seorang Guru Muryid belum mencapai tahap itu berarti kadar dan keotentikan kemursyidannya perlu dipertanyakan lagi.

Kunci pertama untuk bisa mencapai shalat khusyuk adalah Makrifatulllah, mengetahui hakikat Allah sehingga selalu bisa berdialog dalam shalat. Tanpa mencapai tahap makrifat bagaimanapun canggihnya pelatihan shalat tidak akan mencapai shalat khusyuk yang sesungguhnya karena dalam hati masih bersemayang dan berbisik-bisik syetan yang sangat berbahaya seperti yang disebutkan dalam surat An-Naas.

Bagi pengamal Tarikat, bermakrifat kepada mursyid merupakan awal dari tercapainya shalat khusyuk karena sesungguhnya makrifat kepada Mursyid adalah awal dari makrifat kepada Allah. Daripada anda mengeluarkan biaya yang banyak untuk pelatihan shalat khusyuk dan belum tentu mencapai alam Tuhan lebih baik anda berbaiat kepada salah seorang Guru Muryid yang akan membimbing anda kehadirat Allah SWT. Pelatihan shalat khusyuk mungkin diperlukan oleh orang-orang yang tidak menekuni Tarikatullah agar shalatnya lebih tenang. Pelatihan ini tidak diperlukan sama sekali bagi orang yang telah mempunyai Guru Mursyid apalagi yang telah mencapai tahap makrifat. Apabila anda telah bermakrifat (berjumpa) dengan Allah SWT masih perlukah anda berlatih shalat khusyuk?

Berlatih sopan santun tata cara menghadap Raja hanya diperlukan bagi orang yang akan berjumpa dengan Raja, pelatihan itu tidak diperlukan lagi bagi orang yang telah duduk bercengkerama bersama Raja, karena segala aturan terserah kepada Raja. Mengatur tutur kata berbicara dengan Raja diperlukan oleh orang yang akan menjumpai raja dan tidak akan diperlukan oleh orang yang berulangkali berjumpa dengan raja, karena segala dialog itu terserah kepada kehendak Raja.

Semoga Maharaja Manusia akan selalu memberikan kita kesempatan kepada kita untuk terus bisa singgah di istana-Nya, menikmati perjamuan-Nya dan bisa melayani tamu-Nya. Amien ya Rabbal ‘Alamin

 

410 Comments

  • minato

    TIPS SHALAT bagi yang BLOM BISA KHUSUK

    khusus bagi yang blom berthariqat, karena kalu ingin tau khusuk itu gimana, mau tidak mau Anda harus berthariqat dan itu mutlak tidak ada tawar menawar walau di syariat ada penjelasan mengenai khusuk tapi tetap aja tidak bisa/susah untuk khusuk

    TIPSnya adalah, bagi yang blom berthariqat (syariat) hendaklah ikut jama’ah (shalat berjama’ah) di masjid, karena kelebihan jama’ah itu jika diantara seluruh jama’ah yg hadir itu (diharapkan) ada 1 orang saja yg khusuk (berthariqat) Insya Allah shalatnya di terima, plus nilai PAHALAnya 27 drajat he he asik kan 😀

    mungkin kalau 27 karat ibarat dpt emas lah daripada shalat sendiri dpt 1 karat (karena klu 1 karat mah mungkin KUNINGAN/tembaga kali ye) he he (itupun kalau khusuk).

    dan jangan sok2 an shalat sunat segala lah klu blom khusuk karena anda akan tetap dilempar keneraka, cukup jaga saja yang fardu (wajib) 5 waktu itu dengan jama’ah.

    kecuali sudah bisa khusuk baru silahkan kerjakan yg sunnah di tempat kediaman anda

    maaf jika pendapat sy ini bikin pembaca…. mmm apa ya istilah nya? BT/esmosi kali ya?

    itu PENDAPAT SAYA lho, klu mu disanggah / dikomentari silahkan

  • Syaerofi

    Masa begitu, jangan sok-sokan salat sunat sebelum bisa khusuk, kali aja salat sunat bisa menutup kekurangan salat wajib. kalau nunggu salat khusuk kali tak kan pernah bisa salat sunat, konon sekaliber Sayyidina Ali juga belum bisa khusuk, pernah disampaikan Baginda Rasul mengadakan lomba salat khusuk berhadiah sorban Beliau. Wallahu A’lam

    • minato

      shalat sunat bisa menutup kekurangan salat wajib itu benar dengan catatan shalat sunatnya KHUSUK, lha klu blom bisa khusuk percumah juga, walau semua yang sunat dikerjakan, yang ada malah menambah murka ALLAH krn ga Khusuk.

      tidak khusuk itu ibarat anda menghadap Tuhan lalu setelah Tuhan bersedia menemui anda, anda mengabaikan-Nya.
      “Maka celakalah orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap shalatnya..” [QS.Al-Ma’un(107): 3-4]

      makanya cari ilmunya dulu, Khusuk itu gimana, setelah dapat baru beramal (shalat).

      Ibnu Abbas ra. berkata : “Menuntut Ilmu sesaat (satu jam) lebih baik dari bangun ibadat satu malam, dan menuntut ilmu sehari lebih baik dari pada puasa tiga bulan.” (R. Ad Dailami, Kitab Irsyadul ‘Ibad)

      anda dapat ilmu (pengetahuan) dari apa yang kami sampaikan ini sudah lebih baik daripada anda shalat semalam suntuk nanti malam, jadi ga usah salat sunat dulu, karena anda blom khusuk, anda sudah mendapat gantinya disaat anda membaca ini, itupun cuma untuk malam ini 😀 klu besok cari ilmu aja lagi wat ganti’in shalat sunat besok he he …

      kalau belum dapat ilmu-Nya untuk bisa khusuk saran saya shalatlah BERJAMA’AH (yang fardu). dan jangan so’-so’an shalat sunat klu blom bisa khusuk 😀 karena itu ibarat anda memperolok-olok Tuhan jadi ya wajar Tuhan murka [QS.Al-Ma’un(107): 3-4]

  • adheetteea

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
    Saudaraku yang di rahmati Allah.. janganlah sekali kali mengklaim orang dengan pemahaman salah kaprah.. belum tentu yang guru anda ajarkan adalah benar… karena hakikat manusia berdasarkan pikiran, beda dengan Nabi Muhammad yang memang mendapat Wahyu langsung dari Allah… dari zaman Nabi hingga saat ini sudah berapa generasikah guru anda?? apakah guru anda mendapatkan pengertian dari langsung dari zaman Nabi? ketika kita sholat yang anda bilang khusyu adalah dengan mengerti dengan bacaan al quran dan menghayatinya sampai ada bayangan bulat hitam.. fokus anda ya akan selalu seperti itu… dan belum tentu itu adalah sholat khusyu..
    jadi mohon maaf jika saya tidak sependapat dengan anda, karena setiap manusia punya pikiran dan hak dalam beribadah kepada Allah, dan Allahlah yang berhak menilai bukan manusia…
    Semoga kita selalu dalam lindungan Allah

    • SufiMuda

      mmm…tolong di baca tulisan itu dgn pelan2 kalau perlu di ulang 3x agar gk salah paham.

      Khusyuk yg sy ceritakan membayangkan bulatan hitam itu ketika saya blm bertarekat, itu bukan shalat khusyuk tapi shalat khusyuk salah kaprah.

      jadi baca pelan2 ya

  • ikhwan

    Assalam … Maaf saya hanya mau bertanya diluar dari tema. Pertanyaan saya adalah apa yang dilakukan ketika nabi berada di gua hira selain yang sudah di jelaskan tadi apakah ada gerakan gerakan nya ketika beliau didalam. Wassalam…

    • jet lee

      Nabi di gua Hira cuma merenung dan memikirkan siapakah gerangan The Real of God/Tuhan sang pencipta? bukan cari ilmu bela diri bray.

      emang dlm bayanganmu nabi lagi mencak-mencak belajar jurus silat gitu?

      yang bergerak qolbu dan akal fikirannya lah

      • ikhwan

        Gagal paham lo coy…lo gk ngerti apa yang gw masud.
        Susah klo nanya warna eeeh…yg jawab nya orang buta….

  • Atilla nasution

    Bayangan bulat di sajadah itulah setan. Alam Tuhan itu ghaib, antum di dunia jangan gila, atau mengajar gila. Rahmat dan ilmu Allaah meliputi segala sesuatu dan itu bisa dirasakan oleh indra dan akal pikiran. Perhatikan aja ama yg antum baca dgn tenang, dzikir dan bermunajat dgn kerendahan diri.

      • Juah

        Assalamualaikum wr.wb, doakan saya sukses ya tuan SM, supaya istiqomah kaya raya, isteri banyak, anak banyak keluarga sakinah mawaddah warohmah,, Akur.. WAssalamualaikum wr.wb

  • Ruslianto

    Qur’an Surah.Al Mujadilah(58) ayat,12 :
    Ya ayyuhal laziina aamanuu izaa naajaitumur rasuula faqaddimuu baina yadainajwaakum sadaqah(tan), zaalika khairullakum wa athar(u), fa illam tajidu fa innallaaha ghafuurur rahim(un).
    Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan khusus dengan Rasul hendaklah kamu mengeluarkan sedekah, sebelum pembicaraan itu . Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu dan lebih bersih; jika kamu tiada memperoleh (yang akan disedekahkan) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang.

  • Mantumukri

    Kalau belum sampai kajinya dibilangi sampai mulut berbusapun tak akan paham. Baca pelan pelan semoga saudara”ku bertemu chanel dan frekwensi Nya…

Tinggalkan Balasan ke hasanbadriBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca