Tasauf

Istiqamah Itu Adalah Karena Karunia Allah

 

Jika kamu melihat seorang hamba yang telah ditetapkan Allah untuk menjaga wirid, tapi lama sekali datangnya pertolongan Allah kepadanya, maka janganlah meremehkan. Karena sesungguhnya engkau tidak mengerti tanda-tanda orang yang diberi jalan makrifat dan orang-orang yang dicintai-Nya, maka seandainya tidak ada warid (karunia Allah) tentu tidak ada wirid (istiqamah dalam menjalankan ibadah tertentu).

Jika seseorang telah tekun menjalankan amal ibadah – dilakukan secara kontinu – akan tetapi ia melihat tidak ada tanda-tanda keistimewaan baginya, maka janganlah ia meremehkan. Jangan lalu memandang rendah terhadap orang tersebut. Mungkin ia belum tahu akan tanda-tanda orang makrifat dan orang-orang yang dicintai Allah.

Bagi orang yang telah menempuh jalan makrifat, ia tidak butuh keistimewaan. Sesungguhnya ia telah sangat bersyukur kepada Allah, sebab baginya bisa menjalankan wirid (amalan tertentu secara kontinu) merupakan warid (karunia yang sangat besar dari Allah). Dia menyadari secara ikhlas, tanpa adanya warid (karunia) maka ia tak akan mampu menjalankan wirid.

Jadi, ‘kenikmatan’ menurut pandangan orang awam, barangkali berbeda dengan ‘kenikmatan’ yang dirasakan oleh orang-orang makrifat. Bagi orang makrifat, pertolongan Allah yang membuatnya mampu menggerakkan dirinya secara kontinu menjalankan wirid, merupakan karunia yang besar. Sebagaimana orang awam, selalu berpendapat bahwa orang yang sudah menduduki tingkat makrifat selalu memiliki keistimewaan. Selalu berbeda dengan orang awam.

Keistimewaan yang mana? Sesungguhnya keistimewaan orang makrifat itu tidak menurut pandangan manusia, namun menurut pandangan Allah. Sehingga engkau tidak pernah tahu orang yang mendapat keistimewaan atau tidak. Kalaupun ada orang yang mengaku dirinya sudah makrifat dan mempunyai keistimewaan, misalnya doanya makbul mustajab, bisa meramal nasib, mengaku bisa bertemu dengan roh yang sudah mati atau segala macam bualan, maka hal itu merupakan suatu kebohongan.

Diambil dari buku Telaga Makrifat Karya Syaikh Ibnu Atha’illah

13 Comments

  • yudistira

    ya ALLAH berikanlah rahmat dan karuniaMU kepada hamba pilihanMU……..agar mereka tetap istiqamah dalam memuja, memuji dan membesarkan NAMAMU

    berikanlah kekuatan dan kekayaan yang melimpah untuk NYA agar dipergunakan untuk mengibarkan Panji-panjiMU dimuka bumi ini

    Berilah keselamatan dan kesejahteraan bagi NYA dan keluargaNYA …..

    amin……

  • EDY KUSWORO

    Aslkm, sufi muda, saya mengenal toriqoh baru tahun 2003 diusia saya yang ke 50 ini saya merasa belum bisa apa-apa, sejak baiat kepad guru saya hadratul syeh KH. AHMAD ASRIRI AL ISHAQI Pimpinan Ponpes Al Firoh kedinding Surabaya yang mana beliau sekarang sudah almarhum saya sangat kehilangan sekali, hal ini karena saya belum dapat berjabat tangan secara langsung dengan beliau apalagi mendapat nasehat-naehat dari beliau secara langsung kecuali bersama-sama dengan jamaah, namun amalan-amalan yang bliau berikan saya coba untuk dapat melaksanakan secara istiqomah. Namun rasanya susah untuk dapat istiqomah apalagi kondisi kesehatan saya sering mengganggu, bagaimana menyikapi hal ini dan dapat beristiqomah.
    Kalau boleh tahu siapa guru mursid sufi muda, terima kasih, wasllmk

    • SufiMuda

      Wa’alaikum salam.
      Kalau kita belum sempurna berguru kemudian Guru kita meninggal dunia, maka harus diteruskan berguru kepada pewaris/penerusnya.
      Tentang Guru saya, bagusnya kita diskusi lewat email saja (sufimuda@gmail.com). Setiap Guru Mursyid itu mempunyai kelebihan masing2 diberikan oleh Allah SWT

Tinggalkan Balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca