RAMADHAN

MARHABAN YA RAMADHAN

Sekarang kita telah tiba di penghujung bulan Sya’ban, beberapa hari lagi kita akan memasuki bulan suci Ramadhan, bulan penuh berkah, rahmah dan karunia Allah SWT. Dalam bulan Ramadhan kepada kita diberikan kesempatan oleh Allah SWT untuk bertobat, memperbanyak amalan untuk menutupi kekurangan amal ibadah kita selama bulan-bulan sebelumnya.

Nabi SAW memberi kabar gembira mengenai bulan suci ini. Sepertiga pertama dari bulan suci Ramadan adalah sepuluh hari yang penuh rahmat bagi seluruh manusia, sepuluh hari keduanya adalah hari-hari yang penuh pengampunan dari Allah SWT, dan sepertiga bagian terakhir adalah pembebasan dari Neraka bagi orang-orang yang beriman, Allah SWT membebaskan mereka dari Neraka. Oleh sebab itu, orang-orang beriman yang berusaha menjaga perintah Tuhan mereka di siang hari selama bulan Ramadan yang penuh berkah dengan puasa dan malam hari dengan salat tarawih dan tahajjud akan diganjar oleh Tuhan kita dengan memberi mereka pembebasan dan keamanan (bara`ah) dari Neraka, dan mereka telah diberi kabar gembira tentang Surga

Menahan lapar dan dahaga di siang hari selama bulan Ramadhan adalah sebagai media untuk melatih kepekaan sosial, ikut merasakan penderitaan saudara-saudara kita yang hidup dibawah garis kemiskinan, fakir miskin, anak-anak terlantar yang sering mengalami kelaparan. Melaksanakan puasa ditinjau dari ilmu medis juga dapat meningkatkan kesehatan kita karena sumber penyakit berasal dari perut.

Namun yang lebih penting dari itu semua, tujuan kita berpuasa adalah untuk mensucikan hati dengan menjaga mata dari melihat maksiat, menjaga lidah dari perkataan-perkataan kotor dan sia-sia dan mengekang syahwat kita agar tidak selalu memperturutkan hawa nafsu. Mengekang hawa nafsu adalah pekerjaan teramat berat sehingga Nabi SAW menyebutnya sebagai “Perang Besar”. Mengendalikan nafsu sebagai latihan spiritual yang dilakukan oleh para pengamal tasawuf bukan hanya dalam bulan Ramadhan tetapi juga di bulan-bulan lain sepanjang tahun untuk menjaga kesucian hati agar terus menerus menerima cahaya Allah SWT sebagai sumber kebenaran hakiki.

Salah satu ibadah penting di bulan Ramadhan sebagai jalan untuk mensucikan hati adalah melaksanakan ‘Iktikaf/Suluk sebagaimana yang dipraktekkan oleh Rasulullah SAW.

Dari Aisyah r.a., dia berkata,”Adalah Nabi SAW melaksanakan Iktikaf dalam sepuluh hari akhir Ramadhan, lalu saya buatkan kelambu untuk Beliau, lalu Rasul shalat subuh, kemudian Rasul memasukinya”, (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Ibnu Majah)

Keutamaan Ramadhan

1. Barangsiapa melakukan shalat fardu baginya ganjaran seperti melakukan 70 shalat fardu di bulan lain. Barangsiapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan. Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, ganjarannya sama seperti mengkhatam Al-Quran pada bulan-bulan yang lain.

2. “Ramadhan itu adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu adalah pahalanya surga. Ramadhan itu adalah bulan memberi pertolongan ( syahrul muwasah ) dan bulan Allah memberikan rizqi kepada mukmin di dalamnya.”

3. Barangsiapa memberikan makanan berbuka seseorang yang berpuasa, adalah yang demikian itu merupakan pengampunan bagi dosanya dan kemerdekaan dirinya dari neraka. Orang yang memberikan makanan itu memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa tanpa sedikitpun berkuran. Para sahabat berkata, “Ya Rasulullah, tidaklah semua kami memiliki makanan berbuka puasa untuk orang lain yang berpuasa. Maka bersabdalah Rasulullah saw, “Allah memberikan pahala kepada orang yang memberi sebutir kurma, atau seteguk air, atau sehirup susu.”

4. Dialah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya ampunan dan akhirnya pembebasan dari neraka. Barangsiapa meringankan beban dari budak sahaya (termasuk di sini para pembantu rumah) niscaya Allah mengampuni dosanya dan memerdekakannya dari neraka

5. Nabi Bersabda : “Barangsiapa memberi minum kepada orang yang berbuka puasa, niscaya Allah memberi minum kepadanya dari air kolam-Ku dengan suatu minuman yang dia tidak merasakan haus lagi sesudahnya, sehingga dia masuk ke dalam surga.” (HR. Ibnu Huzaimah)

6. Diriwayatkan dari Ubadah bin ash-Shamit bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan keberkahan. AIlah mengunjungimu pada bulan ini dengan menurunkan rahmat, menghapus dosa-dosa, dan mengabulkan doa. Allah melihat berlomba-lombanya kamu pada bulan ini dan membanggakanmu kepada para malaikat-Nya. Karena itu, tunjukkanlah kepada Allah hal-hal yang baik dari dirimu karena orang yang sengsara ialah yang tidak mendapatkan rahmat Allah di bulan ini.” (HR ath-Thabrani).

7. Pada awal malam Ramadhan Allah swt mengampuni semua dosa yang tersembunyi dan yang terang-terangan, meninggikan beribu-ribu derajat, membangunkan untuk kalian lima puluh ribu kota di surga, pada malam kedua, malam ketiga sampai malam terakhir diberikan pahala yang berbeda oleh Allah SWT

Demikian sekilas keutamaan-keutamaan Ramadhan yang akan diberikan Allah SWT diantara sekian banyak keutamaan lain sebagai motivasi agar kita mau memperbanyak ibadah dibulan yang mulia itu. Namun hendaknya ibadah kita bukan semata-mata mengharapkan pahala akan tetapi tidak lain untuk Ridha-Nya sebagaimana do’a yang selalu kita panjatkan setelah berzikir, “Ilahi Anta Maqsudi Waridhaka Matslubi”.

Marhaban Ya Ramadhan, selamat datang bulan paling mulia. Pada kesempatan ini kepada saudara-saudaraku sekalian saya mengucapkan:

SELAMAT MENJALANKAN IBADAH DI BULAN SUCI RAMADHAN,

SEMOGA KITA SEMUA DI BERI KESEMPATAN, KESEHATAN DAN UMUR PANJANG AGAR DAPAT TERUS MEMUJA NYA

SEMOGA AMAL IBADAH KITA MENDAPAT RIDHO NYA,

AMIN YA ALLAH

AMIN YA RAHMAN

AMIN YA RAHIM

AMIN YA RABBAL ‘ALAMIN

22 Comments

  • ampun tuhan

    ampun tuhan…….
    konon katanya ada sahabat2 nabi yang berpuasa 24 jam penuh……
    rasanya dah bosan dengan puasa beduk aja….
    gimana hakikat puasanya yang sebenarnya bang sufimuda………………..
    saya yakin masih banyak yang disembunyikan ….

  • hamba'79

    ””’ MARHABAN YA RAMADHAN JUGA TO MAS SUFI MUDA DAN SEMUA PENGUNJUNG BLOG SUFI MUDA”””

    SEMOGA DI BULAN SUCI DAN PENUH RAHMAT INI KITA DAPAT MEMPEROLEH ANUGRAH YANG TAK TERHINGGA, YAITU..LAILATUL QADAR…
    artinya : BERJUMPA DENGAN – NYA SANG PEMILIK BUMI DAN LANGIT….

    AMIN..AMIN..YA RABBAL ALAMIN….

    ( ^____^)v
    PIIIIsssS

  • Aria

    Amiiiiin,….
    Aria juga mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa untuk Abangda SUFIMUDA, mudah2an dibulan ramadhan ini keluar tulisan2 yang dahsyat2 dan menggetarkan juga 🙂 selamat menjalankan ibadah puasa untuk semuanya juga ya,
    SEMOGA SMUA AMAL IBADAH KITA DITERIMA ALLAH SWT,..
    Amin.

  • sufimuda

    Untuk ampun Tuhan…
    Dalam kitab “Kasyf al mahjub” (Terbukanya Hijab), diceritakan bahwa para Sufi sering berpuasa sampai 40 hari tanpa mengganggu aktifitas sehari-hari.
    juga diceritakan Ada seorang tokoh sufi yang menjadi Imam disebuah Mesjid, dia mempunyai sebuah kamar disamping mihrab mesjid, setiap sahur ada pelayan memberikan sepotong roti dan berbuka juga sepotong roti. Ketika hari raya tiba, pembantu melihat dikamar tokoh sufi tersebut masih ada 60 potong roti, artinya sebulan penuh Beliau tidak makan.

    “Tubuh kaum sufi adalah rahasia Allah yang tidak bisa ditelaah secara akal pikiran”

    Insya Allah Selama bulan Ramadhan saya akan membahas masalah puasa2 khusus….

    Nabi SAW pernah berpuasa sampai malam (24 jam), tetapi Beliau melarang orang lain mengikuti Beliau. “Kalian jangan mengikuti aku (puasa sampai malam), karena aku diberi makan oleh Tuhan”.

    Apa larangan berpuasa siang malam berlaku untuk semua? apa sahabat2 Beliau tidak berpuasa seperti Beliau juga?

    Karena puasa adalah amalan yang khusus, Allah langsung yang memberikan penilaian tentu ketika memulai harus meminta izin-Nya dan berbuka juga harus meminta izin-Nya.

    Mula2 puasa anak2, kemudian puasa beduk, dan semoga puasa kita meningkat akan meningkat menjadi puasa orang2 khusus…

    Apabila seseorang sampai kepada Hakikat Puasa, maka dia akan mendapat dua kenikmatan yaitu :

    BERBUKA dan BERTEMU TUHAN NYA… 🙂

  • yudistira

    marhaban ya ramadhan………

    selamat menunaikan ibadah puasa bagi ABANG SUFIMUDA dan seluruh pengunjung blog sufimuda

  • fsiddieq

    Selamat menunaikan ibadah puasa abang2 dan kakak2…. 😀
    tapi bang sufimuda ayat tentang puasa kan hanya sampai kepada tingkatan taqwa….
    kenapa kok haditsnya sampai kepada dibebaskan kita dari api neraka ??
    Mana yang juklak mana yang juknis nih bang ??

  • sufi wanita

    selamat menunaikan ibadah puasa buat teman-teman dan bang sufi muda. mari kita saling mengoreksi diri, agar mendapat tempat yang terpuji dan kembali pada diri yang sejati. aminn… aminn

  • Adinata

    Siap bertarung, siap bertempur, siap bertahan, siap mati.
    JIHAAAAAAADD ,, yang terbesar adalah melawan setan dalam diri kita.
    Mudah-mudahan Allah berkenan beserta kita untuk memenangkan peperangan ini.
    Tanpa benar-benar beserta Dia, gak mungkin menang lah yaw,,, ^_^ m

    Selamat berperang saudara-saudariku,

    Mari kita sholat,,,
    Mari kita sholat,,,
    Mari kita Menuju kemenangan,,,
    Mari kita menuju kemenangan,,,

    Allah saja yang Maha Besar, Allah saja yang Maha Besar
    Tiada yang layak di Sembah kecuali Allah,,

  • pendatang baru

    MARHABAN YA RAMADHAN……..
    merinding&bergetar seluruh sendi2 ini menanti bulan kemuliaan ini.
    Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan
    buat Saudaraku MAs Sufi Muda juga temen2 yg lain.
    Semoga Alloh senantiasa mempertebal iman kita, aaamiin…….

  • sufimuda

    Makasih atas kunjungan dan ucapannya,
    om zoel, adinata dan pendatang baru,
    semoga Puasa kita mendapat ridho-Nya, amien

  • esensi

    Menahan lapar dan dahaga di siang hari selama bulan Ramadhan adalah sebagai media untuk melatih kepekaan sosial, ikut merasakan penderitaan saudara-saudara kita yang hidup dibawah garis kemiskinan, fakir miskin, anak-anak terlantar yang sering mengalami kelaparan.

    Ya! Menahan lapar dan dahaga di siang hari, sedangkan malam harinya adalah waktunya pembalasan atas kepayahan di waktu siang. Melatih kepekaan sosial? Tidak salah baca-kah saya? Buka puasa di hotel-hotel berbintang, dengan menu super wah dan istimewa, atau membeli berbagai makanan hidangan berbuka yang serba mewah, sedangkan anak-anak jalanan dan anak-anak yatim hanya bisa gigit jari sambil meringis lantaran tak bisa menikmati kebahagiaan seperti kita2 yg masih bisa berbuka seperti itu. Bukankah ini ironi?
    .
    Salam,

  • sufimuda

    Salah satu tujuan berpuasa memang demikian, tapi dalam pelaksanaannya keluar dari tujuan sebenarnya.

    Sama juga dengan Shalat, salah satu tujuannya adalah untuk mencegah Keji dan mungkar, mencuri dalam jumlah kecil (maling) dan mencuri dalam jumlah besar (korupsi) adalah bentuk kemungkaran.
    Coba kita lihat di negeri kita ini, siapa yang paling “taat” melakukan korupsi?
    Jawab : orang yang paling “taat” shalat.
    Lembaga mana yang paling banyak maling nya?
    Jawab : Depag alias lembaga tempat berkumpul orang2 yang rajin shalat…

    Negeri kita ini semua bisa dipolitisir termasuk ibadah..

    Tentang puasa dan juga ibadah lain kalau tidak di dasari makrifat kepada Allah maka ibadahnya hanya menjadi rutinitas semata-mata, tidak akan berbekas di hati.

    Ada sebagian orang berbuka puasa dengan mewah di hotel, tapi ada juga yang bermurah hati memberikan uangnya agar orang lain bisa ikut berbuka. Contoh nya di Mesjil Istiqlal Jakarta setiap hari dibuat acara berbuka bersama, yang hadir banyak anak yatim dan anak2 jalanan serta faqir miskin, menurut berita semalam, tiap hari tidak kurang 30 juta dana untuk berbuka puasa. Dana tersebut merupakan bantuan dermawan dan juga pemerintah.
    Mudah2an acara seperti ini dapat menjadi contoh untuk kota2 lain.

    Semoga kita dapat mengambil hikmah puasa, bukan menjadi orang yang hanya dapat “Lapar dan Dahaga”

    Trimakasih esensi udah kasih komentar bagus, ini akan menjadi pelajaran untuk kita semua, amin

    Salam

  • Ruslianto

    PUASA BERHASIL MUSNAHKAN SINAR IBLIS
    (Metafisika Islam-Series)
    Adalah menjadi mafhum belaka, bahwa nafsu itu mengandung ajakan yang dapat disamakan dengan insting hewan, antara lain ; insting Lapar-aus,Insting menghindari diri atau mencari perlindu ngan,insting Loba,Tamak,Rakus,Insting berkelahi,berperang dan semacamnya.
    Allah Berfirman : “Adakah engkau perhatikan mereka yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhan, lalu Allah sesatkan ilmu pengetahuan mereka sehingga tertutuplah pendengaran dan mata batinnya dan Allah menutup pula pandangan batinnya” QS.Al Jaatsiyah ayat 23.
    Semua nafsu tersebut adalah berbentuk api yang “abstrak” siap membakar, dan mengandung ajakan berupa keinginan yang menyala-nyala untuk menyampaikan maksudnya, tak ubahnya bagaikan api yang berkobar untuk menjilati apa saja yang berada disekitarnya.
    Rasulullah s.a.w bersabda : “Malaikat dijadikan dari cahaya sedangkan jin dijadikan dari api yang menyala-nyala dan Adam dijadikan dari apa yang disifatkan kepadamu” HR Muslim.
    Api yang abstrak itu hanya mempunyai hubungan saling menggetar – resonansi dengan makhluk yang tersusun dari api yang abstrak, ialah iblis dan setan atau sebangsa Jin (yang kafir).
    Iblis dan setan menurut kejadiannya berasal dari electron hidup berujud dari daya-daya elektro magnetic, semisal dengan “sinar pembunuh” (dodende straal) yang mempunyai gelombang 0,000,01 sampai dengan 0,000,001 atau lebih pendek dari gelombang arus listrik tehnik bolak-balik, lebih pendek dari telegraf tanpa kawat, lebih pendek dari gelombang radio dan sinar cahaya. Bahkan lebih pendek dari sinar ultra violet.
    Oleh karena itu siapa yang tidak dapat mengendalikan hawa nafsunya akan menjadi “korban” sinar iblis (setan). Pikirannya selalu dikendalikan iblis yang mengajak berbuat buruk dan jahat sesuai dengan ide yang dimiliki oleh iblis untuk menjerumuskan manusia (Bani Adam) ke Neraka.
    Laailaaha illallaah (Kalimah Allah) itu adalah perkataan-Ku, dan ia adalah Aku, siapa yang menyebutnya masuklah ke dalam Benteng-Ku, dan siapa masuk ke dalam Benteng-Ku, maka terpeliharalah ia dari siksaan-Ku. (HR.Syairazi).
    Maka untuk mencegah agar nafsu-nafsu terkendali dan tidak bertindak leluasa di dalam tubuh, harus senantiasa diusahakan alat ampuh guna menaklukkan daya iblis itu, yaitu dengan daya-daya yang mempunyai gelombang “yang lebih pendek” dari pada gelombang iblis itu sendiri, yaitu Sinar Tuhan “Nurullah”. Sinar Tuhan dapat diperoleh dengan syarat beribadah antara lain ialah puasa, termasuk ber-dzikir (Munajat kepada Allah adalah otomatis electron-elektron bebas menuju kea lam ilahiyat) Karena Sinar Allah adalah gelombang maha (paling) pendek dari semua gelombang dan menembus alam semesta, segala keadaan, termasuk ke otak manusia. Lalu sinar itu diserap oleh badan budi, maka menimbulkan pikiran disebabkan daya-daya dalam otak telah beresonansi itu dengan Alam Tuhan.
    “Tak dapat memuat ZAT-KU,bumi dan langit-KU, yang dapat memuat ZAT-KU, ialah Hati hamba-KU yang mu’min,lunak dan tenang”. (Hadits Qudsi).
    Sinar Tuhan yang menembus otak manusia itu sanggup menghancur leburkan gelombang sang iblis yang umurnya 13 milyar tahun itu. (Menurut penelitian terakhir para ahli astronomi, alam semesta (ini) telah ada 13 milyar tahun yang lalu); Otak yang berisi Sinar Tuhan dinamakan “Otak Batin” maka puasa yang telah diliputi Nurullah ini, secara otomatis mendapat hidayah kesempurnaan dalam ibadah dan munajatnya kepada Allah SWT (….La’allakum tattaqun).
    Berkata Umar Ibnul Khattab : “Perangilah nafsu-nafsumu sebelum kamu memerangi musuh-musuhmu”
    Memerangi hawa nafsu pasti dapat ditundukkan dengan melakukan puasa ialah lahiriyah dan puasa rohaniyah. Puasa lahiriyah yakni menahan makan dan minum, sedangkan puasa rohaniyah ialah menutup rapat (kullun jasad) alat pancaindera (lahir dan batin) dari segala daya-daya yang menimbul kan nafsu yang berkonotasi kepada perbuatan maksiat. (…….Bersambung).
    Wass: Mohon maaf kepada Semua yang hadir di Blog ini,…. Ramadhan menjelang tiba,…Khusus buat Sdr(Ku) Sufi Muda Mohon Maaf Lahir dan Bathin.

  • Ruslianto

    SAUM Syariat dan SAUM Thariqat

    Saum (puasa) syariat adalah menahan diri dari makanan, minuman, dan bersetubuh di waktu siang. Saum thariqat adalah menahan seluruh anggota tubuh dari segala perbuatan yang diharamkan dan dilarang juga menjauhi sifat-sifat tercela, seperti ujub,hasad,dengki, khianat, kikir dan sebagainya lahir dan batin, siang maupun malam. Bila melakukan hal-hal tersebut tadi, maka batallah puasa thariqatnya. Saum syariat mempunyai waktu tertentu, saum tariqat selama hidup.
    Nabi bersabda:
    “Banyak orang yang berpuasa hasilnya hanyalah lapar dan dahaga”.

    Dalam Hadits yang lain Nabi bersabda:
    “Banyak yang berpuasa, tetapi berbuka. Banyak yang berbuka, tetapi berpuasa”.
    Yaitu orang yang perutnya tidak berpuasa, tetapi ia menjaga anggota tubuhnya dari perbuatan terlarang dan menyakiti orang lain.

    Firman Allah dalam hadits Qudsi:
    “Puasa itu untukku dan Akulah yang akan membalasnya”.
    Hadits Rasul:
    “Bagi orang yang berpuasa akan mendapat dua kebahagiaan. Pertama, yaitu ketika berbuka. Kedua, ketika melihat Allah”.
    Semoga kita mendapatkannya.
    Pengertian Hadits tadi menurut syariat ialah kebahagiaan yang pertama ketika berbuka dengan memakan makanan di waktu maghrib. Kedua, ketika melihat bulan di malam lebaran pertama selesainya tugas puasa Ramadhan.
    Adapun pengertian menurut thariqat ialah kebahagiaan yang pertama ketika masuk surga menikmati kenikmatan surga. Semoga Allah memberikannya kepada kita. Kedua, ru’yah. Yang dimaksud dengan ru’yah ialah melihat Allah pada hari kiamat dengan pandangan sirri secara nyata. Semoga kita mendapatkannya.

    Saum hakikat ialah menjaga hati dari selain Allah dan menjaga rasa agar tidak mencintai selain Allah. Hadits Qudsi: “Manusia adalah rahasia-Ku dan Aku rahasianya”. Sir itu dari nur Allah, maka orang yang di tingkat ini tidak akan cenderung kepada selain Allah. Tidak ada yang dicintai, diingini, dan dicari selain Allah di dunia maupun di akhirat. Bila hati terjatuh pada mencintai selain Allah, maka batallah hakikat saum nya dan ia harus melakukan qadha dengan kembali mencintai Allah dan menemuinya di dunia dan akhirat, sesuai firman Allah: “Saum itu bagi-Ku dan Akulah yang akan membalasnya”.

    Saum (Puasa) Syariat bertadarus Al Qur’an ;
    Saum (Puasa) Tharekat dengan Wasilah.

    Wass: Mohon maaf Lahir dan batin.

  • ramadhan

    MARHABAN YA ROMODHON
    mumpung masuk bulan ramadhan nih
    PUASA intinya MENAHAN
    PUASA bulan ramadhan (menahan lapar) itu cuma LATIHAN!!!
    bagi yang sudah lulus menahan LAPAR coba LATIHLAH PUASA YANG LAIN!!!
    buat saudara2ku yg lain sekarang coba menahan yang lain misalnya;
    – MENAHAN diri tidak Internetan 1 bulan saja
    – MENAHAN diri ga main Gatget 1bulan
    – MENAHAN diri tidak ngomongin orang lain 1 hari saja
    – Buat Para PEROKOK coba ga usah rokokan 1 bulan saja
    – Menahan diri dikit2 ngecap orang lain TBC (Bid’ah Curafat Tahayul)
    – Dll.
    Bagi anda2 yang sudah dewasa/tua jangan terlalu bangga bisa lulus puasa 30 hari yang hanya menahan LAPAR!
    Kalau cuma menahan lapar mah CENGMEN! gua uda lulus dari kecil!!!
    coba PUASA yang lain, seperti yang dicontohkan Imam Ahmad, menahan diri 30 tahun ga makan SUP!!! beliau bukannya ga mampu membeli SUP, jika perlu sak Tukang2 Masaknya dia beli/bayar buat bikin SUP 😀
    dan nanti yang tertinggi (TOP LEVEL) adalah MENAHAN DIRI DARI SELAIN-NYA!!!

Tinggalkan Balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca