Jejak Cinta

AKU DAN 99

Saudaraku sekalian, ini adalah tulisan yang ke 99 di sufimuda, ada tulisan yang aku ambil di blog sebelah, ada yang aku kutip dibuku, ada yang aku comot dari website orang (tentunya aku cantumkan URL nya), ada yang terilham dari petuah-petuah Guruku yang amat aku cintai, ada yang terinspirasi dari kejadian-kejadian sekeliling, ada yang kutulis atas bisikan teman-teman yang selalu setia menemaniku dalam suka dan duka, ada yang aku dapat dari tangan orang-orang yang tidak suka dengan prinsip hidupku, ada juga yang aku kutip dari hembusan angin malam, dari hentakan musik, dari alunan ayat-ayat Al-Qur’an yang sering dilantunkan ibu ku disaat setelah selesai shalat magrib, kebanyakan ide yang tertuang dalam sufimuda tentu aku dapat dari Allah SWT langsung yang membisikkan kedalam lubuk hati paling dalam.

Lho.. yang mana tulisan asli sufimuda? Tidak Ada! Apalah yang bisa aku perbuat dari seorang yang tidak punya daya apa-apa, hatiku telah disandera oleh Tuhanku, seluruh kekuatanku telah lenyap dalam kemahakekuasaan-Nya, aku telah menjadi budak-Nya, setiap karya yang aku hasilkan tidak boleh aku sebut itu semua karyaku, tapi andai ada kesalahan yang aku buat, nah itu dia karya Sufimuda J

Ingin aku lanjutkan tulisan tentang Hamba Baca, Hamba Syetan dan Hamba Tuhan yang banyak sekali peminatnya, yang kata sebagian orang dinantikan seperti harry potter he5, terkadang pujian memang tidak mengenal ukuran dan nilai. Tapi tangan ini kok tidak diberi kekuatan oleh Tuhan untuk melanjutkan tulisan itu, malah dapat ilham untuk menulis ini, untuk menyapa saudara-saudaraku sekalian yang selalu menyempatkan diri untuk singgah di blog ini, apa karena untuk menghilangkan suntuk ato memang karena tulisan-tulisan disini menyenangkan, yang pasti senang atau tidak senang sufimuda tetap akan terus menulis disini….

Tanggal 9 April 2008 adalah saat pertama sekali sufimuda menampilkan tulisan pertamanya, ada email pertama masuk menanyakan kok namanya Sufimuda? Kenapa gak sufitua aja? Atau kenapa tidak nama lain?

Aku yakin sekali pertanyaan ini juga ada dalam benak saudara-saudaraku yang lain, dan pada kesempatan ini, kebetulan besok tanggal 1 Agustus, hari kemerdekaan pun sudah sangat dekat, ada baiknya diantara kita harus saling terbuka (lho apa hubungannya! Ha5).

Sufimuda adalah sebuah nama yang asalmula nya aku sendiri udah lupa, tiba-tiba aja aku merasa menjadi seorang sufi yang muda. Sufi adalah seseorang yang larut dalam zikir kepada Allah SWT, biasanya sufi identik dengan orang tua, coba kalau kita baca buku-buku sufi di sampul depan selalu ada gambar orang bersorban, janggut sudah putih dan dengan jubah yang sudah kusam, gambaran itu sudah melekat di pikiran sebagian besar orang, aku tidak ingin menjadi sufi seperti itu, aku ingin kenal dengan Tuhan tapi tetap masih bisa gaul, masih bisa aku nikmati sisa hidup ini  yang mudah-mudahan bisa sampai 50 tahun lagi (mari sama-sama kita mengucapkan “AMIIIN”).

Aku juga merasa ilmu yang aku miliki masih amat sedikit, Syekh Abu Yazid telah bermujahadah kepada Allah SWT selama 40 tahun seperti juga Syekh Abdul Qadir Jailani dan Guru aku telah 53 tahun tenggelam dalam mujahadah kepada Allah, sedangkan aku? Aku belum apa-apa, dari segi waktu saja masih jauh sekali dan kalau dari segi kualitas ibarat setetes air yang berhadapan dengan samudera teramat luas. Aku hanyalah sufi kecil, sufi mungil yang masih belajar berjalan, aku adalah sufi yang cengeng karena sering menangis kalau berzikir, aku adalah sufi banyak salahnya, aku adalah SUFIMUDA.

Malam ini kebetulan malam jum’at, jam laptop menunjukkan angka 20.42, biasanya setiap malam jum’at aku ikut Tawajuh (zikir bersama), tapi malam ini aku mintak izin sama Tuhan untuk libur sejenak. Menjadi PNS aja ada cutinya, menjadi PNA (Pegawai Negara Allah), juga ada cuti nya dunk (Setujuuu… kata orang2 yang malas zikir he he he).

Saat aku menulis ini pengunjung sufimuda sudah menunjukkan angka 28.051 dan 895 komentar, untuk ukuran blog yang baru muncul sudah hebatlah (menyenangkan hati), tapi aku juga ingin seperti Preofesor ahli politik di Amerika (namanya aku udah lupa, karena yang aku ingat Cuma nama Tuhan aja J ), dia tiap hari nulis dan tulisannya dibaca oleh 150.000 orang perhari. Kapan ya aku bisa seperti itu? Kemarin aku kunjungi sebuah blog, disitu ada survey yang menunjukkan rata-rata blog yang ditulis dalam bahasa Indonesia pengunjungnya tidak banyak karena pada umumnya masyarakat Indonesia mengakses internet dari warnet yang harganya masih mahal dan akses nya masih lambat sesuai dengan prinsip ekonomi dengan akses yang selambat-lambatnya memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Akhirnya keinginan untuk menjadi seperti Profesor Amerika tinggal 10% aja, kenapa? Karena bahasa Inggris ku payah, kalau ngomong cuma dua yang mengerti, yaitu aku sendiri dan Tuhan, kawan yang diajak ngomong pasti bingung dengan bahasa inggris ku diluar kelaziman. Syukurlah aku bisa menguasai 3 bahasa yaitu : Bahasa Indonesia, 1 bahasa daerah dan Bahasa Qalbu yang selalu aku pakai untuk berdialog dengan Tuhanku.

Bung Karno punya semboyan: “Gantunglah cita-cita mu setinggi bintang dilangit”, ada baiknya aku gantungkan aja cita-cita menjadi Profesor itu, dalam buku THE SECRET yang aku baca kita memang harus punya keinginan kuat nanti pasti suatu saat keinginan itu akan terwujud, Erbe Sentanu juga mengatakan demikian dalam QUANTUM IKHLAS nya. Tapi untuk belajar ikhlas gak akan bisa didapat dengan membaca buku, aku dapat pelajaran ikhlas setelah berulang kali ikut membangun Surau Guruku, lho kok bisa?. (sst.. rahasia perusahaan he he he).

Blog ini aku buat sebagai media pelepas rindu kepada saudara-saudara seguru, saudara-saudara se ide, ya juga saudara-saudara yang berseberangan ide. Mudah-mudahan ini bisa jadi sebuah forum yang bermanfaat, dan do’a yang selalu aku panjatkan semoga WordPress yang menyediakan ruang blog gratisan ini akan selalu tetap ada, kalau WordPress gulung tikar maka sekalian sufimuda angkat kaki J

Kalau datang perasaan lapar seperti saat sekarang ini, aku jadi ingat seorang teman di Jakarta yang pernah mengajak aku makan Nasi Goreng Kambing (menurut aku itu nasi goreng kabing ter enak di seluruh jagat raya he3 ), menurut dia belum sah kalau ke Jakarta kalau belum makan nasi kambing itu, wah aku sudah 15 tahun yang lalu ke Jakarta berarti aku belum dianggap ke Jakarta, tapi syukurlah berkat temanku yang baik itu, bulan Juni yang lalu aku sudah sah menginjakkan kakiku ke Jakarta. Menurut temanku itu juga, Nasi goreng kambing itu sudah ada sejak tahun 1913 (saingan ama bumiputra ya) dan rencana Pemda DKI mau menggantikan logo Jakarta dari Monas menjadi nasi goreng (?!?). Kita kok jadi ngomong tentang nasi goreng ya? J

Malam kemarin disebuah mesjid diadakan peringatan Isra’ Mijra’, aku ikut menghadirinya, saat penceramah mengupas masalah buroq, aku jadi kurang semangat, seperti pelajaran yang pernah kita dapat waktu sekolah dulu, buroq itu seperti kuda tapi punya sayap sehingga bisa terbanng. Aku juga meyakini seperti itu, dan dulu kalau aku ceramah di mesjid ceritanya seperti itu juga sampai aku bertemu dengan Guruku yang memberikan pencerhan luar biasa dalam hidup.

Aku termasuk orang yang sangat senang membaca, kelas 1 SMP aku menjadi anggota perpustakaan di sebuah kota kabupaten tempat aku bersekolah, tiap hari aku pinjam 2 buku dan langsung aku baca, selesai dalam satu hari, setebal apapun buku yang aku pinjam sanggup ku lahab dalam satu hari, sampai stok buku di perpustaan itu habis, akupun berhenti mengunjungi perpustakaan. Setelah SMA kegilaan membaca juga tidak hilang, kalau aku hitung sudah ribuan buku akau baca, yang aku senangi adalah buku-buku agama dan filsafat, walaupun aku kuliah di Fakultas Teknik tapi dikamar aku cuma 10 % buku yang berhubungan dengan teknik, selebihnya buku-buku agama dan filsafat, dan buku teknik 10% itupun masih bercampur;  ada teknik bergaul, teknik beladiri dan teknik sulap, mungkin cuma 7%  yang benar-benar berhubungan dengan mata kuliah, itulah yang menyebabkan aku 6,5 tahun baru selesai kuliah dengan IPK pas-pasan istilahnya cukup untuk makan, beberapa kali aku bergabung dengan faham NASAKOM (Nasib Satu Koma) karena kalau menjelang ujian bukan belajar buku teknik tapi membaca buku-buku yang tidak berhubungan dengan pelajaran. Syukur juga aku bisa wisuda, 6,5 tahun aku menyelesaikan kuliah dengan susah payah, saat wisuda aku mintak maaf kepada teman-teman, karena aku tidak bisa setia menemani mereka sampai 14 semester (7 tahun), aku telah melanggar sumpah setia, sumpah dimana kami harus menyelesaikan kuliah ontime (tepat waktu) yaitu 14 semester.

Disamping buku-buku serius, aku juga penggemar berat buku cerita, termasuk novel, kalau disekolah ada razia novel pasti aku yang paling sering ketangkap basah, buku lain yang aku senangi termasuk Wiro Sableng dan Kho Ping Ho, dua buku yang mengilhami aku belajar bela diri dikemudian hari. Dari kecil aku sudah belajar pencak silat, sudah belajar beberapa ilmu gaib yang membuat aku kebal terhadap segala jenis senjata tajam. Sedang tidurpun aku masih bisa mengeluarkan jurus silat, banyak kawan-kawan aku jadi korban keganasan ilmu aku itu, biasanya mereka menjadi korban saat membangunkan aku makan sahur atau ngajak aku lari pagi waktu subuh, lho.. kok bisa jadi korban? Kalau tiba-tiba aku terkejut langsung gerak refleks, sebuah tendangan dan beberapa pukulan langsung mendarat di tubuh temanku tanpa aku sadar. Ya seperti kejadian Midun menyerang haji Abas waktu tidur di surau dalam film sengsara membawa nikmat J Mereka yang sudah kenal betul sifat anehku itu kalau membangunkan dari jarak lebih dari 4 meter agar tidak menjadi korban.

Tentang ilmu silat dan beberapa ilmu gaib itu aku dapat di kampung, belajar pada seorang guru silat yang ilmunya di ambil dari seorang pendekar yang tidak terkalahkan di zamannya.  Apa yang dibanggakan dari ilmu beladiri tersebut? Tidak ada, setelah jadi kebal dan hebat so what? Tidak ada, cuma menjadi sombong dan jauh dari Tuhan. Kalau ada tempat-tempat rawan (sering ada perampokan), aku malah senang lewat jalan itu, siapa tahu ada lawan yang berimbang sehingga bisa menjajal sejurus dua jurus he5.

Tentang pelajaran agama, dari kecil sudah dipenuhi dengan ayat-ayat, dan umur 15 tahun aku sudah menjadi penceramah sekaligus menjadi Ketua Remaja Mesjid dan pengurus mesjid di kecamatan, aku termasuk Ketua Remaja Mesjid termuda saat itu. Ceramah aku seperti ceramah ustaz ustaz yang lain, seperti ceramah Isra Mi’raj semalam di mesjid, aku telah bertahun-tahun menjadi hamba baca, sampai aku berjumpa dengan Guruku, sampai aku menemukan kebenaran sejati. Kalau aku cerita tentang hamba baca itu tidak lain adalah aku yang dulu, tapi syukurlah Dewi Yull punya lagu bagus khusus dikarang untuk aku, judulnya “KAU BUKAN DIRIMU LAGI”, ya aku memang bukan diriku yang dulu.

Guruku telah memberikan pencerahan luar biasa dalam hidupku, yang tidak ku dapat dari ribuan buku yang aku baca, yang tidak aku dapat dari guru mengajiku, dari guru pencak silat ku, dari guru karate ku, dari guru Tae kwon do ku, tidak aku dapat dari siapa-siapa selain dari Maha Guru ku.

Dia telah mampu mengubah aku yang liar menjadi jinak, dari bajingan kecil menjadi sufimuda, hanya Guruku yang mampu melakukan itu, sudah sewajarnyalah aku puji Beliau, sudah sewajarnya aku mencintai Beliau dengan segenap perasaanku. Karena Beliau lah aku mengenal diri ini, mengerti tujuan hidup hakiki.

Malam telah semakin larut, ingin aku lanjutkan tulisan ini, namun survey menunjukkan bahwa rata-rata pengunjung blog jarang sekali membaca sampai habis sebuah tulisan apalagi kalau di tulis terlalu panjang.

Mudah-mudahan Tuhan masih memberikan kesempatan kepadaku untuk terus menulis disini, di SUFIMUDA, dan terimakasih kepada saudara-sadaraku sekalian yang telah setia menemaniku, telah setia membaca tulisan-tulisan di sini yang terkadang juga menyakitkan hati bagi orang-orang yang belum mengerti sepenuhnya tentang hakikat, dan tadi sore aku dapat info ada pengunjung Sufimuda di Jakarta yang telah menjadi murid Guru ku juga, aku senang dan bahagia, ternyata blog ini bisa bermanfaat.

Semoga tulisan ke 99 ini bukan tulisan yang terakhir, angka 99 mengingatkan aku kepada ASMAUL HUSNA, ada pepatah bijak mengatakan “ada 99 nama Tuhan dan nama Muhammad 100 kurang 1, barangsiapa yang mengetahui nama yang ke 100 maka langsung masuk Syurga”

Aku juga sangat bersyukur telah mengetahui nama Tuhan yang ke-100 itu, sebuah nama yang amat Rahasia… sebuah nama yang bisa menggetarkan hati… mengguncang jiwa… sebuah nama yang menjadi rahasia Para Wali-Nya menjadi sangat keramat…. Sebuah nama yang teramat Agung dan Teramat Mulya. Hanya sebuah nama saudaraku, carilah nama itu sebelum ajal menjemputmu

Semoga Tuhan Yang Maha Rahman dan Maha Rahim akan selalu memberikan kesempatan kepada kita untuk selalu memuja-Nya, mengagungkan asma-Nya dalam diam dan gerak, dalam suka dan duka, dalam senang dan susah, dalam hidup dan mati.

 

Salam Damai Selalu

 

SUFIMUDA

 

 

 

 

84 Comments

  • amin

    pemisih sodaraku sufi muda alias nur muhammad , bolehkah saya mengetahwi penjelasan sekaligus nama tuhan yang keseratus yg sodaraku atau sufi muda tau. sebenarnya saya sudah dapat tp saya mau pastiin nama tuhan yg saya dapat sma atau tidak dengan nama tuhan yg sodaraku sufi muda tau. ini email saya. harmokoamin@gmail.com semoga sudaraku sufi muda mau mengajarkannya kepadaku . dari nur muhammad.

  • Azwin marsil

    Wahai sufi muda.
    Terimalah aku jadi murid mu.
    Hati ini masi tersimpan penyakit-penyakit yg amat parah..bimbingla saya kepada Allah.

Tinggalkan Balasan ke RusliantoBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca