Tasauf

BILA AKU CERITAKAN NISCAYA HALAL DARAHKU

Sangat sulit menjelaskan hakikat dan makrifat kepada orang-orang yang mempelajari agama hanya pada tataran Syariat saja, menghafal ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadist akan tetapi tidak memiliki ruh dari pada Al-Qur’an itu sendiri. Padahal hakikat dari Al-Qur’an itu adalah Nur Allah yang tidak berhuruf dan tidak bersuara, dengan Nur itulah Rasulullah SAW memperoleh pengetahuan yang luar biasa dari Allah SWT. Hapalan tetap lah hapalan dan itu tersimpan di otak yang dimensinya rendah tidak adakan mampu menjangkau hakikat Allah, otak itu baharu sedangkan Allah itu adalah Qadim sudah pasti Baharu tidak akan sampai kepada Qadim. Kalau anda cuma belajar dari dalil dan mengharapkan bisa sampai kehadirat Allah dengan dalil yang anda miliki maka saya memberikan garansi kepada anda: PASTI anda tidak akan sampai kehadirat-Nya.

Ketika anda tidak sampai kehadirat-Nya sudah pasti anda sangat heran dengan ucapan orang-orang yang sudah bermakrifat, bisa berjumpa dengan Malaikat, berjumpa dengan Rasulullah SAW dan melihat Allah SWT, dan anda menganggap itu sebuah kebohongan dan sudah pasti anda mengumpulkan lagi puluhan bahkan ratusan dalil untuk membantah ucapan para ahli makrifat tersebut dengan dalil yang menurut anda sudah benar, padahal kadangkala dalil yang anda berikan justru sangat mendukung ucapan para Ahli Makrifat cuma sayangnya matahati anda dibutakan oleh hawa nafsu, dalam Al-Qur’an disebuat Qatamallahu ‘ala Qukubihum (Tertutup mata hati mereka) itulah hijab yang menghalangi anda menuju Tuhan.

Rasulullah SAW menggambarkan Ilmu hakikat dan makrifat itu sebagai “Haiatul Maknun” artinya “Perhiasan yang sangat indah”. Sebagaimana hadist yang dibawakan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda :

Sesungguhnya sebagian ilmu itu ada yang diumpamakan seperti perhiasan yang indah dan selalu tersimpan yang tidak ada seoranpun mengetahui kecuali para Ulama Allah. Ketika mereka menerangkannya maka tidak ada yang mengingkari kecuali orang-orang yang biasa lupa (tidak berzikir kepada Allah)” (H.R. Abu Abdir Rahman As-Salamy)

Di dalam hadist ini jelas ditegaskan menurut kata Nabi bahwa ada sebagian ilmu yang tidak diketahui oleh siapapun kecuali para Ulama Allah yakni Ulama yang selalu Zikir kepada Allah dengan segala konsekwensinya. Ilmu tersebut sangat indah laksana perhiasan dan tersimpan rapi yakni ilmu Thariqat yang didalamnya terdapat amalan-amalan seperti Ilmu Latahif dan lain-lain.

Masih ingat kita cerita nabi Musa dengan nabi Khidir yang pada akhir perjumpaan mereka membangun sebuah rumah untuk anak yatim piatu untuk menjaga harta berupa emas yang tersimpan dalam rumah, kalau rumah tersebut dibiarkan ambruk maka emasnya akan dicuri oleh perampok, harta tersebut tidak lain adalah ilmu hakikat dan makrifat yang sangat tinggi nilainya dan rumah yang dimaksud adalah ilmu syariat yang harus tetap dijaga untuk membentengi agar tidak jatuh ketangan yang tidak berhak.

Semakin tegas lagi pengertian di atas dengan adanya hadist nabi yang diriwayatkan dari Abu Hurairah sebagai berikut :

Aku telah hafal dari Rasulillah dua macam ilmu, pertama ialah ilmu yang aku dianjurkan untuk menyebarluaskan kepada sekalian manusia yaitu Ilmu Syariat. Dan yang kedua ialah ilmu yang aku tidak diperintahkan untuk menyebarluaskan kepada manusia yaitu Ilmu yang seperti “Hai’atil Maknun”. Maka apabila ilmu ini aku sebarluaskan niscaya engkau sekalian memotong leherku (engkau menghalalkan darahku). (HR. Thabrani)

Hadist di atas sangat jelas jadi tidak perlu diuraikan lagi, dengan demikian barulah kita sadar kenapa banyak orang yang tidak senang dengan Ilmu Thariqat? Karena ilmu itu memang amat rahasia, sahabat nabi saja tidak diizinkan untuk disampaikan secara umum, karena ilmu itu harus diturunkan dan mendapat izin dari Nabi, dari nabi izin itu diteruskan kepada Khalifah nya terus kepada para Aulia Allah sampai saat sekarang ini.

Jika ilmu Hai’atil Maknun itu disebarkan kepada orang yang belum berbait zikir atau “disucikan” sebagaimana telah firmankan dalam Al-Qur’an surat Al-‘Ala, orang-orang yang cuma Ahli Syariat semata-mata, maka sudah barang tentu akan timbul anggapan bahwa ilmu jenis kedua ini yakni Ilmu Thariqat, Hakikat dan Ma’rifat adalah Bid’ah dlolalah. Tentang pembelaan dari Ahli Thariqat dapat anda baca disini

Dan mereka ini mempunyai I’tikqat bahwa ilmu yang kedua tersebut jelas diingkari oleh syara’. Padahal tidak demikian, bahwa hakekat ilmu yang kedua itu tadi justru merupakan intisari daripada ilmu yang pertama artinya ilmu Thariqat itu intisari dari Ilmu Syari’at.

Oleh karena itu jika anda ingin mengerti Thariqat, Hakekat dan Ma’rifat secara mendalam maka sebaiknya anda berbai’at saja terlebih dahulu dengan Guru Mursyid (Khalifah) yang ahli dan diberi izin dengan taslim dan tafwidh dan ridho. Jadi tidak cukup hanya melihat tulisan buku-buku lalu mengingkari bahkan mungkin mudah timbul prasangka jelek terhadap ahli thariqat.

122 Comments

  • sufimuda

    =========================================
    assalamu’alaikum.salam kenal
    saya seorang awam ,mau tanya kpd sufimuda,.: sbg seorang tasawuf apakah anda setuju dgn ajaran siti jenar dgn manunggaling kawula gustinya,serupa dgn alhalajj,?
    apakah itu juga diakui sesat oleh ìlmu tasawuf?
    syukron atas jawabannya
    ========================================
    Wa’alaikum salam, salam kenal kembali.
    Tentang Al-Halaj dengan wahdatul Wujud, Syekh Siti Jenar dengan Manunggaling kawula gusti dan juga Ibnu ‘Arabi, serta ucapan2 syatahat yang dianggap nyeleneh, oleh para pengamal Tasauf ada 2 pendapat:
    Pertama, menolak dengan alasan bahwa ucapan2 nyeleneh atau pemahaman wahdatul wujud itu telah menyimpang dari ajaran tasauf yang sebenarnya, orang2 yang berpaham inilah yang menganjurkan Al-Halaj dan syekh siti jennar dibunuh,
    Di Aceh Murid2 Hamzah Fanshuri yang berpaham wahdatul wujud (Martabat Tujuh), dibunuh dengan cara dibakar hidup2 di depan Mesjid Raya Baiturrahman atas fatwa dari Syekh Nuriddin Ar Raniry.

    Kedua, sebagian besar pengamal tasauf tidak terganggu dengan pemahaman wahdatul wujud, wahdatul syuhud, ucapan2 “ANA AL HAQ”, dari Al Halaj atau “SUBHANI” dari Abu Yazid, karena mereka mengucapkannya bukan pada kesadaran kemanusiaan akan tetapi telah larut dalam kefanaan kepada Tuhan.
    Orang yang telah fana maka akan hilang “kediriannya”, segala ucapannya bukan di alam sadar akan tetapi di alam tidak sadar.
    Para Ahli sufi yang menjadi Tumbal pembunuhan rata2 bukan faktor ajarannya, akan tetapi karena persoalan politik.
    Syekh Junaidi Al-Baghdadi selaku Hakim di Madinah, sekaligus menjadi salah seorang Guru Al-Halaj memberikan pendapatnya tantang ucapan Al-Halaj, berliau mengatakan :
    “SECARA SYARIAT DIA SALAH AKAN TETAPI SECARA HAKIKAT HANYA ALLAH YANG TAHU”
    Kalau orang kemudian ikut2an meniru ucapan Al-Halaj maka dia telah menjadi Syirik karena menganggap dirinya Tuhan…

    Maka baiknya kita mempelajari tasauf itu bukan dari buku, tapi harus berguru, agar tidak menjadi orang yang ikut2an…

    Salam

    • Mas Benks

      hmmm… ass,.. saya org medan….
      saya setuju bgt akan jawaban dr sumber ini… apalagi bila qt cermati perkataan allah swt seperti “awaluddin makrifatullah” yg artinya “awal agama adalah mengenal allah” dan “wal insani sirih, sirih sifati, sifati anahu” yg artinya… “manusia adalah rahasia KU,. rahasia KU adalah sifat KU,. sifat KU tak lain adalah AKU,.”

  • mako

    ass…

    saya juga orang awam…
    menurut saya benar apa yang disampaikan saudara sufimuda…mengenai beberapa hal diatas…

    alhamdulillah saya sudah beberapa kali ketemu dengan mursyid..salah satu di jombang dan satunya lagi di jakarta….

    memang luar biasa apabila kita berdiskusi dengan beliau..jd belajar langsung bukan dari buku…
    memang tergantung pada diri kita juga bagaimana kita mencerna hal2 yg diajarkan tersebut…
    waktu kadang tidak terkira bila sudah bicara/diskusi dengan beliau…sampai subuh terkadang tdk terasa dan belum capek…

    mudah2n saudara2 yang lain juga sependapat demikian bagi yang sudha bertemu mursyid…
    luaaaar biasaaaa

    amien
    thx

  • karonk

    terusin penjelasan di atas!

    dan ilmu tersebut telah diberikan rambu-rambu, jika dipikirkan dengan otak bisa gila, dirasakan dengan hati, hati pecah, di dengarkan dengan telinga, tuli, dilihat dengan mata, buta. jadi dengan rambu-rambu ini orang-orang yang fasih dengan syariatnya akan menganggap ilmu ini ilmu jalan kesesatan.
    dan ilmu ini bukan untuk dipelajari tetapi untuk di ketahui jika sedemikian menjagalah, dan jagan dicari lagi.
    contoh di situs-situs yang lain para fasih syariat menjelek-jelekan sufi, itu di karenakan sufi melarang belajar. jika dicerna dengan baik maka taulah baharu akan maksud. disini diperlukan rang yang arif. mungkin mereka pun tidak tau akan arti sufi itu sendiri (sufi = berleha-leha / melayu sufi = selembe). rasulullah saja sebelum berada ditingkat kerasulan beliau melalui juga tingkat sufi. nah aku juga ingin bertanya :
    APAKAH NUR ITU CAHAYA ATAU NUR YANG BERCAHAYA ?
    ILMU YANG TIDAK DIKETAHUI UNTUK MENGETAHUI YANG TIDAK DIKETAHUI NAMUN DIYAKINI KEBENARANNYA?
    WASSLAM / by SELEMBE KARONK PONTIANAK KALIMANTAN BARAT Nick Mig33 : selembe / Nimbuzz : selembe

  • agatha

    Assalamu’alaikum all …

    Mudah2an saling comment mengcomment ini tidak menjadikan diri masing2 merasa paling benar, karena hanya ALLAH yg paling benar, kebenaran hanya milik ALLAH.

    Hal2 saling adu comment trus akhirnya jadi saling menjatuhkan dan merasa diri/kaum/kelompoknya paling benar seperti itulah yg akhirnya menjadikan Islam hancur & membuat orang2 kafir bertepuk tangan. *non muslim paling seneng sama yg kaya gini nih, gampang banget menghancurkan Islam, ga perlu intimidasi dari luar, wong didalem sendiri aja pada ribut!!* 😛

    Maaf yaa kalo ga ada yg berkenan

    Wass
    Juzt Me

  • sufimuda

    mas esensi, mintak maaf kalau komentarnya tidak saya balas,
    komentar anda menurut saya tidak perlu dikomentari lagi, kan semua sudah jelas, dan saya setuju dengan pendapat anda kalau antara syariat dan hakikat tidak bisa dipisahkan.

    =============================================
    Bukankah dalam Islam ajaran Rasul Mustafa SAW tidak dikenal kasta? Apalagi ini dalam dunia yang lebih esoterik.
    ==============================================

    Ya benar sekali dalam Islam tidak ada kasta,
    Syariat, Thariqat, Hakikat dan Makrifat bukanlah kasta, itu adalah tingkatan pemahaman seseorang terhadap Agama dan tingfkat kedekatan seseorang dengan SANG PENCIPTA

    Trima kasih atas kunjungan dan komentarnya

  • 10

    buat yang punya nama sYUR hebat bener dalil kamu gue ngedukung sampe2 dia sendiri Ndak tau kl alkitabnya ama hadist-hadistnya bid’ah “APA PERNAH ALLOH DAN NABI MENYURUH UMATNYA UNTUK MENCETAK ALQUR”AN DAN HADIST DALAM BENTUK BUKU ” sampean ahli kitab jangan sok JAGO GITU sYUR jangan nggak cocok udah di anggap golongan JIN,ahli KHODAM di ilmu Toriqot itu kamu di suruh menggolongkan ILMU mana yang bersifat LAHIRIAH & mana yang bersifat BATINIAH khan ALLOH wujudnya GHOIB?SAMAR maka bergurulah kepada yang ahli dalam KEGHOIBANNYA begitu Kalo anda menghakimi ALLOH itu hanya dari alam fikir kamu ya jelas gak nyambung? paling mentok dalil kamu sYUR ” BUkankah RUH itu URUSAN ALLOH” sudah!!! tp ndak mempelajari awal tercitanya RUH, Pekerjaannya RUH, Kembalinya RUH???????????? yo paling yo mentok MEEEEEEN AMPEK disita WAKTU kamu termasuk orang yang boros waktu Untuk mengenal Tuhanmu BUkankah KAMU kamu SENDIRI YANG MENGKUFURI NIKMAT AKALMU sYUR……..sYUR………sYUR……

    • Le

      hm… inilah penjara bagi org2 yg beriman… surga bgi org yg isi hatinya hy diikuti setan… terima kasih Ayah Guruku … I love U !!!

  • holygoz

    salam kenal semuanya……

    lucu juga ya yg komentar disini, ada yg nuduh, ada yg sok pintar tapi bego, ada yg sok bego tapi pinter, dll…

    kalo aku sih nonton aja, ga pantes ngasih komen karena masing2 punya peran. kayak pewayangan ada yg jadi arjuna sang pahlawan, ada punakawan yg suka bcanda, ada Raja Yudistira yg diem tapi bijak, ada rakyat yg kaya, ada rakyat yg miskin. tapi smua tetep punya peran kok. terserah dalang nya mo ditutup ataw dilanjut ataw dibiarin ajah.

    i love u all

  • farid

    —————————————-
    saya jadi ingat cerita Rabi’ah Al-Adawiyah ketika ditanya: “Rabi’ah, apakah kamu membenci syetan?”
    dengan santai Rabi’ah menjawab, ” Kecintaanku kepada Allah tidak menyisakan sedikitpun kebencian kepada selain Allah”
    ———————————————
    saya tanya juga ke sufimuda: “sufimuda, apakah kamu membenci wahabi?”
    sufimuda menjawab,

    Kita tunggu jawabannya………

  • sufimuda

    Kalau pertanyaan begitu, berarti wahabi=syetan donk 😀

    Jawaban saya, saya membenci syetan eh wahabi 🙂

    Jujur ya Mas Farid, saya tidak membenci siapa-siap apalagi sebuah paham…

    Mengkritik kan tidak sama dengan membenci,

    Saya masih sering kok shalat di Mesjid wahabi, masih sering bergaul dengan mereka dan juga sering berdebat berbagai masalah.
    Kawan-kawan saya yang berfaham salafy dari dulu sampai sekarang masih akrab dengan saya,
    ya selama mereka juga tidak mengurusi cara saya beragama tentu juga apa perlunya saya mengurusi cara mereka beragama.

    Berbicara masalah ukuwah Islamiyah tentu kita harus membina hubungan dengan semua, bahkan dengan orang diluar agama kita…

    Mudah-mudahan pengertian mas farid bisa memahami arti benci…
    Dalam kamus gaul era-80-an, BENCI itu artinya Benar-Benar Cinta 😀
    Salam

  • Adinata

    Salut tuk sufimuda.
    Semua response anda menunjukkan betapa dahsyatnya bimbingan Guru Mursyid anda dalam memuja-muji Allah SWT.
    Saya melihat anda memang paham banyak tentang syariat, tapi Guru anda sangat luarrrrrrrr biasa tentang hakekat sehingga anda bisa mengeluarkan tulisan/response seperti yang selama ini.
    Sebab yang saya alami selama ini, sering kali apa yang kita rasa dan fikirkan tidak/belum sejalan dan sulit dituangkan dengan kata2 apalagi yang panjang2 seperti tuliasn anda. Kalau pun bisa cuma sampai diakal saja dan terlalu dangkal (seperti beberapa komentar dalam blog ini).
    Jelas bisa terasa betapa anda tidak hanya memakai akal anda saja, tapi gabungan akal dan hati yang sangat terbimbing.
    Sekali lagi, Salut

  • sufimuda

    Akal hanya bisa memahami hal-hal bersifat lahiriah, ketika berbicara tentang metafisika, khususnya masalah Alam Rabbani maka akal akan mengalami stagnasi.
    Di sinilah fungsi hati berkerja, menjangkau sesuatu yang tidak bisa dijangkau oleh akal….
    Hati yang diliputi Nur Ilahi akan selalu mengingat-Nya, berkarya untuk-Nya dan memasrahkan segala sesuatu hanya kepada-Nya.
    Hati yang diliputi Nur juga akan membimbing akal kepada jalan-Nya, dari bimbingan itulah akan lahir pemikiran yang merupakan pemikiran DIA, perenungan DIa, gerak DIA segala sesuatu adalah DIA.

    Tanpa Guru Mursyid saya hanyalah seonggok daging yang derajatnya tidak lebih seperti digambarkan dalam Al-Qur’an, (Lebih rendah dari Binatang).
    Mursyid atas hidayah Allah bisa menaikkan maqam murid nya seperti yang digambarkan juga dalam al-Qur’an (Lebih tinggi dari malaikat)

    Para penempuh jalan ini (Thareqatullah) hendaknya mematikan akal.
    Sabda Nabi “MUTU QABLA AN TAMUTU” artinya matikan dirimu sebelum engkau mati…

    Akal itu akan terbimbing setelah hati di isi dengan Nur Ilahi tentu setelah dibersihkan dulu rohani kita…

    salam

  • yanto

    Assalamu alaikum

    Salam kenal semuanya
    bener bener seru nih argumentasinya
    sampai2 saudara terpancing emosinya juga
    padahal itu bukan perbedaan utk manusia yg beriman
    Itu akan menjadikan ilmu yang baru.
    Bersyukur dan berterimakasih masih ada yang komentar dan membaca.
    Apa sih yang sebenarnya di cari?
    Rahmat dan keridhoan Alloh bukan?
    kalau Alloh ridho siapa yg akan menghalangi
    Malaikatpun tak bisa menghalangi apalagi setan
    dan yang lainnya

    Semoga saudara tambah arif dan bijak

    Wassalamu`alaikum

  • asep

    Ass. Wr. Wb.
    @semua yg diatas, salam kenal

    Saya perhatikan bahwa diskusi ini, yg ada hanyalah ‘ego’ dari yg tahu makrifat memvonis salah kpd yg tidak tahu ma’rifat, padahal mereka/para sufi belum tentu benar. Hemm sy… fikir judulnya aja, ya betul judulnya aja yg saya beri tanggapan, mungkin begini…………..
    Judul ‘ bila aku ceritakan, niscaya halal darahku ‘ hadist dari Abu Huraiah. Menurut penelitian ahli hadist, orang ini yg paling banyak meriwayatkan hadist, sedangkan Khulafur Rasyidin hanya sedikit saja., padahal hidup dengan Nabi Saw selama 3 thn setelah perang Khaibar, sedangkan sahabat utama hidup bersama Nabi Saw sudah puluhan tahun, bahkan Sayyidina Ali Ra dari mulai umur 5th menjadi anak angkat Nabi Saw, selalu ada dalam bimbingan Nabi Saw sampai dinikahkan dengan anaknya Fathmah Ra. Menurut shahih Bukhari, jilid II hal 1 yg diriwayatkan oleh Ibnul Mussyayab dan Abu Salamah, bahwa Abu Huraiarah berkata ” Aku dekat dengan Nabi hanya untuk makan “, setelah Rasul Saw wafat, Abu Hurairah diangkat menjadi gubernur Damaskus oleh Muawiyah, karena jasanya telah banyak meriwayatkan ribuan hadis demi kepentingan para penguasa, sehingga sampailah hadist-hadis tsb kepada kita dan mewarnai sejarah Islam di seluruh dunia.
    Dari ringkasan singkat tsb diatas, dapat diambil hikmah bahwa berhati-hatilah hadist yg diriwayatkan oleh Abu Hurairah, karena banyak yg dho’if periwayatanya. Sangatlah disayangkan sekali hadist ini dinukil oleh para ahli sufi yg mengaku telah mencapai ma’rifatullah, bahkan oleh seorang Mursyid yg katanya telah mencapai Insan Kamil Mukamil.
    Ya Allah, tunjukanlah kami semua kepada orang-orang yang benar dan taqwa. Demikian untuk menjadi bahan renungan.

    Wass. Wr. Wb.

  • ajak-ajak

    @asep

    Kalo menurut asep hadist HR siapa aja yang sudah pasti keshohenannya? Kalau memang yang asep bilang diatas bener, saya juga perlu ngecek hadis2 HR HR yang saya pegang selama ini neh,,,!

    kalo hadist H.R Tabhrani , H.R Bukhari, H.R Muslim, H.R Tarmidzi, dll perlu dipertanyakan juga ga?

  • asep

    @ajak-ajak

    Ketemu lagi, kalo menurut saya H.R yg pasti shoheh apabila sanadnya sampai ke Rasul Saw dan diriwayatkan oleh lebih dari 20 orang yg dipercaya kejujurannya. Silahkan aja tanya lagi ke ahli hadist. Iya, hrs dicek lagi, H.R yg disebutkan diatas, kayanya iya juga, kan ada Abu Hurairah, tapi tidak semua.

  • Pencari

    Assalamu alaikuuuum.
    Asyiiik jug memperbincangkan masalah ketuhanan, tapi kalau bisa sikap santun tetap dikedepankan supaya kedua belah pihak dan pembaca lainnya bisa memetik ilmu. Ada beberapa catatan saya setelah membaca semua komentar diatas :
    – Masih ada kata2 ” kamu yang bodoh” subhanalloh, kayaknya itu sudah terkontaminasi setan, astagfirullah. Siapa sih yang tidak bodoh dalam hal ketuhanan????
    -Seharusnya dikotomi sufi dan non sufi tidak perlu, krn rasulullah mengajarkan satu paket, syareat, tarikat, hakikat dan makrifat. Siapapun yang mengaku bertarekat tapi syareatnya tidak bener, hati2, jangan2 anda baru menghayal jadi sufi tapi tidak diakui oleh Mursyid anda. maka perkuat syareat dan adab maka Insya Allah kita dicintai Mursyid
    -Bagi yang belum mengenal Mursyd, menurut saya cara beragama, konsep tentang ketuhanan, tidak ada bedanya dengan agama lain bahkan yang paling primitif di pedalaman afrika sekalipun. Semua konsep tentang asmaul husna juga dipahami oleh semua umat manusia yang percaya tuhan. Mana ada sih agama yang tuhannya tidak maha kuasa, tidak maha pemurah, tidak maha mengetahui dll termasuk kita yang mengaku islam. Hanya satu pembedanya yaitu kita beriman dan cinta kepada rasulullah dan ulama pewarisnya yg merupakan kekasih Tuhan, barulah Tuhan yang asli berkenan kepada kita. Tanpa itu, semua agama tidak ada bedanya, hanya beda kemasan tapi isi sama. Semua agama mengajarkan kebaikan, mengajarkan menyembah tuhan, tapi kalau Tuhan yang asli tidak berkenan, merugilah kita.
    -Nur, cahaya, sorga, neraka dll tidak bisa dilukiskan dengan apapun, hanya bisa didikati, didekati, dikekati dengan cara berfikir manusia, tapi bagaimana keadaan yang sebenarnya nauzubillah, hanya Tuhan yang tahu, sehingga kalau salah memilih kata untuk menggambarkannya akan menjadi bencana, seperti Al Hallaj, Syeh Siti Jenar, dll. Saya yakin beliau2 ini memiliki tingkat ketakwaan yang mumpuni, hanya salah dalam memilih kata2 yang tepat untuk menggambarkan apa yang dirasakan.

    Terima kasih
    Wassalam

    peace

  • sufimuda

    Saudaraku pencari…
    salam kenal dan terimakasih sudah mampir disini, saya tertarik ungkapan anda :

    Bagi yang belum mengenal Mursyd, menurut saya cara beragama, konsep tentang ketuhanan, tidak ada bedanya dengan agama lain bahkan yang paling primitif di pedalaman afrika sekalipun

    Semoga kita semua diberi petunjuk oleh Allah SWT sehingga diperkenalkannya kita dengan seorang Auliya-Nya untuk bisa lebih mengenal-Nya, amien

    Salam

  • UPIK

    ass ww.wb
    sufi muda saya seorang hamba Allah yang ingin merasakan makrifat tolong tunjuki aku jalan dimana saya bisa berbai’at dengan Guru Mursyid ?
    saya tinggal di dekat TMII.

    salam

  • hasan

    salam kenal balik…..mas…..salut atas mas….karna saya yakin apa yang mas yakini juga aku yakini dan aku pelajari,karena itulah tujuan ahir kita.Mengenal Allah dengan sebenar-benar pengenalan.

  • anton

    yayaaa saya pernah dengar dari mursyid saya dan juga dipengajian Habib Abdurahman bin Abdullah bin Abdul Qadir Bafaqih mengenai Abu Hurairah. ingat mati nya orang syariat adalah dimakan cacing hhihihihhiihih ,..Matinya orang tariqat adalah utuh..namun tidak bertambah bentuknya…matinya orang hakikat utuk dan bertambah…matinya orang makrifat hanya Allah yang tau…..makanya kita harus sempurna kesemuanya baik syariat,tariqat,hakikat,makrifat…………..

  • ghost_07

    yah,… selama kita masih selalu menggunakan akal dan pikiran,… maka kita tiada kan pernah terlepas dari hijab, karena sesungguhnya itu adalah sarana untuk menemukan hati.
    jika hati telah terbuka,.. mka yang ada adalah sesuatu yang datar,… dimana segala perbedaan adalah bentuk dari satu keindahan, tanpa saling menyalahkan. karena sesungguhnya salah dan benar itu tiada. dan yang ada adalah kepasrahan yang akan membuat kita tersungkur dalam sujud,… karena sesungguhnya Dia Yang Maha Indah dengan segala Kebesaran-Nya.

  • alfaruq

    assalamu’alaikum…
    saya dari medan, tepatnya tanjung morawa deli serdang. saya tahu yang anda sampaikan, insyaallah saya paham walau sedikit. yang saya ingin tanyakan adalah apakah anda mengenal THAREQATULLAH?

  • Ibrahim bin Hj Sapeh

    saya amat bersetuju dengan komen sofi muda mengenai tarekat, hakikat dan makrifat. sebagai permulaan bagi mereka yang tidak punya ilmu ini saya nasehatkan seperti begini;
    1. pertama jangan bertuhankan pada kalimah. maksudnya jangan hanya membaca al quran dalam bahasa arab, sebab al quran itu sebagai pertunjuk tentunya perlu diketahui pengajaran yang ada didalamnya. jadi bacalah terjemahanya dan berfikir. sebagai contuh surah al imran ayat 51;” sesungguhnya allah itu tuhanku dan tuhan kamu sembahlah dia inilah jalan yang lurus ” . persoalanya kata-kata itu tentunya dari allah, tetapi kenapa allah menyatakan yang allah itu tuhanya?. siapa yang bisa menjelaskanya? tentunya hanya mereka yang mengetahui ilmu makrifat itu saja. bagaimana mahu menjadi islam sebenarnya kalau pengenalan pada tuhan tidak tahu?.
    2. allah juga berfirman. semuanya ada dalam diri kamu kenapa kamu tidak melihatnya? siapa yang bisa menunjukan ada yang ada dalam diri kita? tentunya mereka yang ounya ilmu hakekat dan makrifat saja.
    wallahualam.

    • Mas Benks

      ass,
      waw…… hmmmm seep bgt tu…. oya sy org medan..
      briliant bgt kata2 dr bpk ibrahim ini…
      mmm.. apalagi bila qt cermati perkataan allah swt seperti “awaluddin makrifatullah” yg artinya “awal agama adalah mengenal allah” dan “wal insani sirih, sirih sifati, sifati anahu” yg artinya… “manusia adalah rahasia KU,. rahasia KU adalah sifat KU,. sifat KU tak lain adalah AKU,.”

    • Abu Nawfal

      Di dalam QS Ali Imron: 51, itu adalah perkataan Nabi Isa kepada kaumnya. Tolong dibaca ayat2 sebelumnya sebelum memaknai sebuah ayat. Orang yang tidak tahu ilmu makrifat juga bisa tahu siapa yang berkata dalam ayat itu jika dia juga membaca keseluruhan surat (minimal beberapa ayat sebelum ayat 51).

      Surat Ali Imron memuat kisah tentang keluarga Imron, Perang Badar dan Perang Uhud. Imron adalah ayah Mariyam, Ibunda Nabi Isa.

  • mamo cemani gombong

    bang SM kapan seminar tasauf dengan tema ” AKU SEKARANG LEBIH MENCINTAI ALLOH MAKA KUCERAIKAN DUNIA ‘” untuk pendalaman bang SM lebih tau .

  • salamudin diski

    assalaamu’alaikum…

    mo kasih saran nih bang..

    alangkah bagusnya kalau artikel yang mencantumkan hadist, juga di sertakan naskah hadist dalam tulisan arabnya..

    mudah2an diterima

  • anwar blitar

    Setahu saya memang kok kalau seseorang belum berbaiat thoriqoh kaya’nya sulit tu diterangkan tentang keberadaan Allah dan kehadiran-Nya dalam setiap hentakan nafas

  • rufen faisal amir

    sebelumnya minta maaf atas kelancangan saya,
    saya minta tolong kirimin saya tentang pencerahan diatas yg berjudul BILA AKU CERITAKAN MAKA HALAL DARAHKU
    ke alamat e-mail saya..

  • Mbah Sur

    Assalamualaikum.. Wr. Wb..! Salam kenal semua.
    SufiMuda, saya masih awam n pengen belajar mengenai Thariqat, Hakikat dan Ma’rifat. Bagaimana cara supaya saya bisa bertemu n berbai’at dengan guru Mursyid?

Tinggalkan Balasan ke esensiBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca