Pemikiran

Apa Sebenarnya Tujuan Akhir FPI dan Kaum Islamis Lainnya?

Oleh : Sayed Mahdi Al-Jamalullail.

Mungkin saja, Ketua FPI, Muhammad Rizieq Shihab adalah korban permainan politik. Dengan ideologi puritannya terkadang bisa saja dia dan para asistennya menjadi naif dan ekstra lugu. Kalau kita lebih jeli melihat aksi-aksi politik FPI, tentu kita bisa menarik dari arah mana sumber dukungan ke FPI ini berasal.

Kalau saya tidak salah, FPI (dengan Laskar Pembela Islam nya) pertama kali muncul dalam demo tanggal 17 Agustus 1998. Mereka menentang semua elemen-elemen aksi yang menolak Habibie menjadi presiden.

Pada Bulan Agustus 1999, FPI/LPI melakukan demo ke MPR. Mereka mendukung pemilihan kembali Habibie menjadi presiden, dan menolak Megawati Soekarnoputri menjadi kandidat presiden dengan alasan “menurut Islam, haram hukumnya kalau perempuan menjadi presiden.”

Pada kesempatan lain FPI/LPI menyerang Komnas HAM yang sedang melakukan investigasi beberapa jenderal (termasuk Menteri Pertahanan Wiranto, waktu itu) yang diduga melakukan pelanggaran HAM berat di Timor Timur. Menurut FPI/LPI, Komnas HAM tidak membela umat Islam (yaitu para jenderal yang muslim) tapi membela orang Timor Timur yang Nasrani.

Disini saya lebih tertarik untuk melihat ke tataran ideologis yang menggerakkan FPI dan para simpatisannya yang mayoritas berideologi Islamis dan Neo-fundamentalis.

***

Kaum Islamis dan Neo-Fundamentalis menyerukan rekonstruksi sosial dan moralitas dengan berdasarkan pada seruan kembali kepada Al-Qur’an dan Hadis. Mereka ingin menemukan kembali ajaran Islam tanpa ada deviasi historis, dan distorsi yang berasal dari nalar, sambil menyingkirkan segala tradisi budaya juga adat istiadat lokal yang menempel di ajaran Islam. Mereka ingin memisahkan diri dari islam tradisional yang telah mewujudkan dirinya selama 1400 tahun akumulasi tradisi pemikiran dalam kitab-kitab khazanah klasik dan kultur tradisional masyarakat-masyarak at Muslim. Akumulasi ilmu-ilmu islam ini dianggap sebagai  penghambat jalan ke arah pemurnian Islam, jalan kembali kepada Al-Qur’an dan Hadis.

Mereka menampilkan pemutusan tajam dengan tradisi-tradisi keislaman dan pada saat yang sama  menyerukan kembali ke masa lalu yang dibayangkan murni, masa lalu yang dikukuhkan kembali secara berbeda dari realitas sejarahnya, masa lalu yang steril dari segala “tahyul, bid’ah dan khurafat” yang tidak hanya berbentuk ziarah kubur waliyullah, penghargaan adat-istiadat lokal, tetapi termasuk juga tradisi fiqih-ushul fiqih madzhab, ilmu kalam, filsafat Islam, dan tentu saja tasawuf-thariqat.

***

Ketua FPI, Muhammad Rizieq Shihab, walaupun tidak menjadi Wahabi, dan bukanlah penganjur Wahabi tulen, tampaknya telah mengadopsi mentalitas Wahabisme Saudi dari tempat ia belajar: LIPIA (sekarang ada di Warung Buncit, di depan Kantor Harian Republika) dan Universitas Ibnu Su’ud di Riyadh. Jika kolega-kolega Wahabinya mengambil bentuk permusuhan terhadap musuh-musuh alamiah Wahabi, maka Rizieq Shihab menampilkan model Islam konfrontatifnya terhadap apa yang ia pandang maksiat atau kesesatan.

FPI (dan kelompok islamis dan neo-fundamentalis lainnya seperti HTI, MMI, dan lain sebagainya) hanyalah salah satu puncak gunung es fundamentalisme Islam yang bagian terbesarnya di bawah air menjangkau ke ajaran-ajaran Muhammad bin Abdul Wahab, pendiri gerakan Wahabi di Nejd pada abad ke 18, dan  persilangannya dengan gerakan salafi modernis Islam. Muhammad ibn Abd al-Wahhab (1703-1792) memutuskan untuk memisahkan diri dari Kekhalifahan Turki Usmani dan mendirikan negara sendiri di Arabia Tengah dan wilayah Teluk Persia. Kembali kepada Al-Qur’an dan Hadis adalah kredonya, sekaligus membuang semua fiqih-usul fiqih, tasawuf, dan falsafah warisan abad pertengahan. Ibn Abdul Wahhab menyatakan bahwa para Khalifah Turki Usmani adalah kafir, kerena mereka telah murtad dari Islam.

***

Dari sejak berdirinya hingga sekarang, aliran Wahabi ini melakukan aksinya dengan dua fokus kerja besar:

  1. Penghancuran ekspresi kultur Islam tradisional. Kultur Islam tradisional ini dipandang oleh kaum Wahabi  sebagai tahyul, bid’ah, dan khurafat. Ini terentang mulai dari ziarah kubur waliyullah, kesenian tradisional,  praktik sufisme populis, adat istiadat lokal yang telah membaur dengan ekspresi Islam populis seperti  perayaan maulid, dsb.
  2. Pengkafiran dan menuding sesat (ini adalah bentuk penghancuran kultur Islam tradisionalis dalam ranah  pemikiran) para ulama dalam 4 pilar tradisi intelektual spiritual Islam (Fiqih-Ushul Fiqih Madzhab, Tasawuf-Thariqat, Filsafat Islam, dan Ilmu Kalam Asy’ariyah-Maturidiyah)

Wahabi inilah yang menjelma menjadi aliran neo-fundamentalis di seluruh dunia setelah booming petro dolar Saudi di awal 70-an. Neo- fundamentalis Wahabi ini terkadang adalah mereka yang mengalami convert atau “pemurtadan”, dari Islam tradisional lalu dibrainwashed oleh lembaga-lembaga Pendidikan Islam  Wahabi di Saudi Arabia atau filialnya (seperti LIPIA di Warung Buncit Jakarta) menjadi Wahabi yang kaffah atau minimal memiliki mentalitas Wahabi.

Di antara pemula ormas Islam neo-fundamentalis penerima dana Saudi yang beragenda Wahabisme adalah  DDII (Dewan Dakwah Islam Indonesia), dari lembaga inilah pada tahun 80-an kita mulai mendengar adanya kristenisasi di Indonesia, bersamaan dengan eksploitasi permusuhan dan kebencian kepada kelompok  Nasrani di Indonesia. Dari Majalah Media Dakwah terbitan DDII inilah semangat kebencian dan permusuhan kepada kelompok yang berbeda dengan mereka mulai disemai dengan baik, dengan bantuan uang Saudi Wahabi.

***

Gerakan modernis Islam yang digagas oleh Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad `Abduh, dan Sayed Rayid  Ridha pada abad ke 19-awal abad 20 adalah satu gerakan pembaruan Islam yang pada awalnya bercita-cita baik, tetapi pada akhirnya malah membentuk ruang vakum otoritas dalam Islam Sunni. ini adalah efek  samping dari gerakan reformis-modernis, penganjuran ijtihad sebagai bentuk pembebasan diri dari  madzhab-madzhab, dan kembali ke Al-Qur’an dan Hadis. Gerakan Salafi tiga besar ulama modernis ini  akhirnya hanya membesar di sisi kanan, yang melahirkan tokoh-tokoh Islamis seperti Hasan al-Banna, Abul A’la al-Maududi, Quthub, Sa’id Hawwa, Mustafa As-Siba’i, lalu bercampur baur dengan gagasan-gagasan  Wahabi hingga melahirkan orang-orang seperti Osama bin Laden dan para Thaliban di Afghanistan. Dari Hasan Al-Banna dan Quthub, gagasan-gagasan sisi kanan Salafi ini disuburkan dalam Ikhwanul Muslimin, dan kemudian diekspor ke Indonesia melalui pengajian-pengajian Usrah kampus, yang akhirnya berevolusi menjadi partai politik PKS.

Sisi kiri gerakan salafi yang diwariskan Muhammad `Abduh ini adalah gerakan-gerakan neo-modernis (yang menurut saya adalah ahli waris paling absah dari gerakan pembaruan Islam dari garis Muhammad `Abduh) yang diwakili oleh almarhum Nurcholish Madjid, Dawam Rahardjo, dan Dr. M. Syafi’i Anwar (salah satu korban insiden 1 juni 08 di Monas) di Indonesia. Sementara di Timur Tengah dan India diwakili oleh Muhammad Khalafallah, Amin Al-Khuli, Sayyid Mahmud Al-Qimny, Muhammad Al-Ghazali, Fazlur Rahman, Al-Faruqi, Nashr Hamid Abu Zaid, dan Hassan Hanafi. Sisi kiri Salafi ini juga dibombardir dengan tuduhan sesat sejak dulu oleh kaum Wahabi dan “saudara kandung”nya di sisi kanan Salafi.

***

Kalau kita mengikuti alur berfikir kelompok islamis dan neo-fundamentalis yang memandang Ahmadiyah sesat, maka dimana pola fikir penyesatan ini akan berakhir? Ini akan berakhir dalam konflik horizontal ketika satu kelompok mengklaim mereka adalah pengikut Qur’an-Sunnah yang sebenarnya (dalam versi Wahabi-Salafi, karena dua kelompok inilah yang mengeksploitasi pendekatan harfiyah terhadap Qur’an-Sunnah dan selalu berkata “di dalam Islam..”, “menurut Islam….”, “Islam berkata…” sehingga siapa pun yang berbeda pendapat dengan mereka menjadi otomatis berada di luar Islam), sementara yang lainnya adalah kelompok sesat atau minimal bid’ah.

Dalam sebuah fatwa para ulama Islam Wahabi di Saudi Arabia yang dikeluarkan pada tahun 1991 ( jilid 3: halaman 344) oleh al-Lajnah al-Da’imah li al-Buhuts al-`Ilmiyyah wa al-Ifta’ dinyatakan bahwa Syaikh Sayyid `Abdul Qadir al-Jailani (pendiri thariqat Qadiriyah yang diamalkan oleh banyak ulama Nahdlatul `Ulama dan juga ulama Islam tradisionalis lain di Indonesia, Malaysia, dan Thailand Selatan) dan Syah Waliyullah Ad-Dihlawi (ulama reformer di India) adalah kafir dan musyrik.

Para ulama fiqih (sebagian besar mereka juga mufassir Al-Qur’an) yang juga dituduh kafir dan sesat oleh pendiri Wahabi (Ibn Abdul Wahhab) sendiri antara lain adalah Fakhruddin ar-Razi (wafat 606H/1210M), Abu Sa’id al-Baydhawi (wafat 710H/1310M), Abu Hayyan al-Gharnati (wafat 745H/1344M), al-Khazin (wafat 741H/1341M), Muhammad al-Balkhi (wafat 830H/1426M), Shihabuddin al-Qastalani (w.923/1517M) , Abu Sa’ud al-`Imadi (w. 982H/1574M), dan masih banyak lagi.

Dalam logika berfikir penyesatan kelompok lain ini, maka pada akhirnya kelompok sesat dan bid’ah ini tidak hanya Ahmadiyah (perlu diingat bahwa ada tidaknya nabi yang tidak membawa risalah setelah Nabi  Muhammad adalah problem khilafiyah dalam filsafat Islam, dan Tasawuf falsafi. Tidak lebih parah dari problem khilafiyah dalam filsafat Islam tentang Tuhan hanya mengetahui yang partikular seperti dikatakan Ibnu Rusyd, dan Tuhan mengetahui segala-galanya seperti yang dikatakan Al-Ghazali, atau perkataan Ana al-Haqq oleh Al-Hallaj, dan para Wali itu lebih utama dari pada para Nabi seperti yang dikatakan oleh Ibnu `Arabi), tetapi terentang mulai dari Islam Syi’ah; pengikut thariqat-thariqat sufi yang hobi zikir dan sholawat beraneka macam; ulama nahdliyyin yang masih tabarrukan, ziarah ke kuburan waliyullah, dan mengamalkan talqin dan tawassul; aktivis Jaringan Islam Liberal; pemikir Islam yang mencoba mengaplikasikan gagasan-gagasan rasional filsafat barat ke dalam kajian Islam; ulama fiqih madzhab (dengan nalar ushul fiqih  tradisionalnya) yang mencoba mengkritik gagasan kaum fundamentalis yang selalu berkata “menurut Islam..”; cendekiawan Islam Sunni yang mengadopsi pemikiran Abdul Karim Soroush dan Mohsen Kadivar yang Syi’i, aktivis religius sinkretik yang memadukan zikir naqsyabandi dengan reiki, kundalini dan yoga; …… saya yang menulis artikel ini dan juga Anda yang menyetujui.

***

Sebelum dikuasai aliansi klan Sa’ud-Wahabi, Kota Makkah-Madinah adalah lokus intelektual dan spiritual Islam paling kaya. Semua representasi Madzhab Fiqih ada di sini. Para Fuqaha Hanafi, Maliki, Syafi’i, Hanbali, Syi’ah Jakfari, Zhahiri dan cabang-cabang di bawahnya menyambut para jamaahnya masing-masing di setiap musim haji. Seluruh Thariqat sufi juga memiliki mursyidnya di Mekkah – Madinah. Qadiriyah, Rifa’iyyah, Naqsyabandiyah, Syadziliyah, Syistiyyah, Sammaniyah dan lain sebagainya. Dari Thariqah yang mu’tabarah hingga yang ghairu ma’tabarah. Sekarang ini semua tinggal kenangan.

Para Ulama Islam tradisionalis yang memiliki keterikatan dengan akumulasi khazanah tradisi pemikiran Islam sebenarnya mirip dengan kaum intelektual Barat yang memiliki keterikatan dengan tradisi pemikiran masa lalu Barat, keterikatan yang malah lebih dalam, koheren, dan integral. Kita bisa melihat dalam tradisi filsafat Barat, dari para pemikir skolastik ke Rene Descartes, David Hume, Immanuel Kant, Hegel, Edmund Husserl, hingga filsuf eksistensialis, adanya dialog filosofis yang masih tetap berlanjut. Kitab-kitab filsafat kuno masih tetap dibaca, sebagian besar istilah teknis masih dipakai, bahkan dalam konteksnya yang telah ditransformasikan. Hal ini tidak berbeda dengan para ulama fiqih tradisionalis yang lebih dahulu membuka kitab fiqih Tuhfatul Muhtaj karangan Ibnu Hajar al-Haitami, kitab-kitab Qawaid Fiqhiyyah, dan Kitab Ushul Fiqih Al-Mushtasfa karangan Al-Ghazali untuk menjawab masalah kontemporer, ketimbang mencomot satu dua ayat Al-Qur’an, plus hadis, lalu berkata “… menurut Islam, ….” dengan semangat kembali kepada Al-Qur’an dan Hadis seperti yang kerap dilakukan kaum Neo-fundamentalis dan Islamis.

Sekarang Madzhab Hanafi telah punah dari Hijaz. Sejak tahun 1925 para ulama Madzhab Syafi’i dilarang mengimami shalat di Masjidil Haram di Makkah. Begitu juga halnya dengan Madzhab Maliki. Seorang ulama besarMadzhab Maliki, Sayed Muhammad Alwi Al-Maliki juga dilarang memberi khutbah di Masjidil Haram maupun Masjid Nabawi di Madinah. Padahal lebih dari 1000 tahun secara turun temurun para ulama madzhab Maliki menjadi identik dengan Madinah. Sayed Muhammad Alwi Al Maliki dituduh oleh Wahabi sebagai seorang sufi, sesat dan murtad. Apalagi Madzhab Syi’ah, di bawah penguasa Wahabi Saudi mereka mengalami penghancuran karakter secara sistematis. Thariqat-thariqat Shufi? Mereka semua dianggap sesat, kafir, dan murtad. Yang berhak menyandang nama Islam hanyalah Wahabi. Madzab Hanbali dan Ibnu Taimiyah? Itu boleh, sebatas masih terakomodasi dalam batas-batas akidah Wahabi. Kitab Majmu’ Fatwa karangan Ibnu Taimiyah sendiri pun telah mengalami penyuntingan agar sesuai dengan akidah Wahabi, beberapa bab yang tidak sesuai dengan akidah Wahabi, dihilangkan dalam edisi terbitan kitab itu di Saudi Arabia.

Pola inilah yang telah dan sedang diekspor oleh Wahabi-Salafi (Neo Fundamentalis- Islamis) melalui agen-agennya ke seluruh dunia.

Masihkah kita berdiri menjadi makmum di belakang kelompok ini sambil menuding Ahmadiyah sesat, lalu setelah itu kelompok B, C, juga dituding sesat lalu kita sendiri juga dihadapkan pada dua pilihan menjadi Wahabi-Salafi atau menjadi kelompok sesat…

Sumber : http://idhamdeyas.blogspot.com/2008/06/apa-sebenarnya-tujuan-akhir-fpi-dan.html

76 Comments

  • QA management

    sudahlah…biarkan anjing menggonggong…buang2 energy kalo menanggapi Extrimis2 kaya gitu…mending yg punya hati yg bersih & tenang tetap memperjuangkan kebenaran yg sesungguhnya 😉

  • Adinata

    Masihkah kita berdiri menjadi makmum di belakang kelompok ini sambil menuding Ahmadiyah sesat, lalu setelah itu kelompok B, C, juga dituding sesat lalu kita sendiri juga dihadapkan pada dua pilihan menjadi Wahabi-Salafi atau menjadi kelompok sesat…
    —————————————————————————————-

    Hmmm,, dari keinginan yang paling jujur, saya nggak mau dua-duanya, maunya yang ‘lurus’ seperti doa sepanjang hari saat ber- Fathihah,,, Tuhan, tunjukilah kami jalanMu yang ‘lurus’, bukan jalan orang-orang yang Engkau murkai, bukan pula jalan orang-orang yang sesat.

  • acehnese

    saya menghimbau kepada pengikut FPI yang masih mungkin diajak bertaubat untuk tidak saja melihat sejarah dalam satu versi.
    INGAT…. !!!
    sejarah ada TIGA VERSI:
    1. Sejarah Versi Pemenang
    2. Sejarah Versi Korban
    3. Sejarah Versi Saksi

    salam……..

  • wagu

    saya pikir yang bertuhankan Wahabi, bertuhankan isme-isme, bertuhankan doktrim-doktrimnya sendiri akhirnya semua akan musnah binasa.
    Mengaku paling islam-paling wahabi- dan paling2 lainnya hanyalah suatu bentuk pemberhalaan hawa nafsunya, thagut gaya baru.
    Dan sesuai Al Quran
    …..semua akan binasa kecuali Allah swt……

  • ramadhan

    Assalamulaikum wr wb
    Salam buat mas Sufi muda…
    Tenang mas….kalem….
    lebih baik hati kita selalu tersebut Allah..Allah..Allah…
    Bukan begitu…

  • Muslem Gaul

    SEJARAH WAHABI

    Menanggapi banyaknya permintaan pembaca tentang sejarah berdirinya Wahabi maka kami berusaha memenuhi permintaan itu sesuai dengan asal usul dan sejarah perkembangannya semaksimal mungkin berdasarkan berbagai sumber dan rujukan kitab-kitab yang dapat dipertanggung-jawabkan, diantaranya, Fitnatul Wahabiyah karya Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, I?tirofatul Jasus AI-Injizy pengakuan Mr. Hempher, Daulah Utsmaniyah dan Khulashatul Kalam karya Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, dan lain-lain. Nama Aliran Wahabi ini diambil dari nama pendirinya, Muhammad bin Abdul Wahab (lahir di Najed tahun 1111 H / 1699 M). Asal mulanya dia adalah seorang pedagang yang sering berpindah dari satu negara ke negara lain dan diantara negara yang pernah disinggahi adalah Baghdad, Iran, India dan Syam. Kemudian pada tahun 1125 H / 1713 M, dia terpengaruh oleh seorang orientalis Inggris bernama Mr. Hempher yang bekerja sebagai mata-mata Inggris di Timur Tengah. Sejak itulah dia menjadi alat bagi Inggris untuk menyebarkan ajaran barunya. Inggris memang telah berhasil mendirikan sekte-sekte bahkan agama baru di tengah umat Islam seperti Ahmadiyah dan Baha?i. Bahkan Muhammad bin Abdul Wahab ini juga termasuk dalam target program kerja kaum kolonial dengan alirannya Wahabi.
    Mulanya Muhammad bin Abdul Wahab hidup di lingkungan sunni pengikut madzhab Hanbali, bahkan ayahnya Syaikh Abdul Wahab adalah seorang sunni yang baik, begitu pula guru-gurunya. Namun sejak semula ayah dan guru-gurunya mempunyai firasat yang kurang baik tentang dia bahwa dia akan sesat dan menyebarkan kesesatan. Bahkan mereka menyuruh orang-orang untuk berhati-hati terhadapnya. Ternyata tidak berselang lama firasat itu benar. Setelah hal itu terbukti ayahnya pun menentang dan memberi peringatan khusus padanya. Bahkan kakak kandungnya, Sulaiman bin Abdul Wahab, ulama? besar dari madzhab Hanbali, menulis buku bantahan kepadanya dengan judul As-Sawa?iqul Ilahiyah Fir Raddi Alal Wahabiyah. Tidak ketinggalan pula salah satu gurunya di Madinah, Syekh Muhammad bin Sulaiman AI-Kurdi as-Syafi?i, menulis surat berisi nasehat: ?Wahai Ibn Abdil Wahab, aku menasehatimu karena Allah, tahanlah lisanmu dari mengkafirkan kaum muslimin, jika kau dengar seseorang meyakini bahwa orang yang ditawassuli bisa memberi manfaat tanpa kehendak Allah, maka ajarilah dia kebenaran dan terangkan dalilnya bahwa selain Allah tidak bisa memberi manfaat maupun madharrat, kalau dia menentang bolehlah dia kau anggap kafir, tapi tidak mungkin kau mengkafirkan As-Sawadul A?dham (kelompok mayoritas) diantara kaum muslimin, karena engkau menjauh dari kelompok terbesar, orang yang menjauh dari kelompok terbesar lebih dekat dengan kekafiran, sebab dia tidak mengikuti jalan muslimin?.
    Sebagaimana diketahui bahwa madzhab Ahlus Sunah sampai hari ini adalah kelompok terbesar. Allah berfirman : ?Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu (Allah biarkan mereka bergelimang dalam kesesatan) dan kami masukkan ia ke dalam jahannam, dan jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali (QS: An-Nisa 115)
    Salah satu dari ajaran yang (diyakini oleh Muhammad bin Abdul Wahab, adalah mengkufurkan kaum muslim sunni yang mengamalkan tawassul, ziarah kubur, maulid nabi, dan lain-lain. Berbagai dalil akurat yang disampaikan ahlussunnah wal jama?ah berkaitan dengan tawassul, ziarah kubur serta maulid, ditolak tanpa alasan yang dapat diterima. Bahkan lebih dari itu, justru berbalik mengkafirkan kaum muslimin sejak 600 tahun sebelumnya, termasuk guru-gurunya sendiri.
    Pada satu kesempatan seseorang bertanya pada Muhammad bin Abdul Wahab, ?Berapa banyak Allah membebaskan orang dari neraka pada bulan Ramadhan?? Dengan segera dia menjawab, ?Setiap malam Allah membebaskan 100 ribu orang, dan di akhir malam Ramadhan Allah membebaskan sebanyak hitungan orang yang telah dibebaskan dari awal sampai akhir Ramadhan? Lelaki itu bertanya lagi ?Kalau begitu pengikutmu tidak mencapai satu person pun dari jumlah tersebut, lalu siapakah kaum muslimin yang dibebaskan Allah tersebut? Dari manakah jumlah sebanyak itu? Sedangkan engkau membatasi bahwa hanya pengikutmu saja yang muslim.? Mendengar jawaban itu Ibn Abdil Wahab pun terdiam seribu bahasa. Sekalipun demikian Muhammad bin Abdul Wahab tidak menggubris nasehat ayahnya dan guru-gurunya itu.
    Dengan berdalihkan pemurnian ajaran Islam, dia terus menyebarkan ajarannya di sekitar wilayah Najed. Orang-orang yang pengetahuan agamanya minim banyak yang terpengaruh. Termasuk diantara pengikutnya adalah penguasa Dar?iyah, Muhammad bin Saud (meninggal tahun 1178 H / 1765 M) pendiri dinasti Saudi, yang dikemudian hari menjadi mertuanya. Dia mendukung secara penuh dan memanfaatkannya untuk memperluas wilayah kekuasaannya. Ibn Saud sendiri sangat patuh pada perintah Muhammad bin Abdul Wahab. Jika dia menyuruh untuk membunuh atau merampas harta seseorang dia segera melaksanakannya dengan keyakinan bahwa kaum muslimin telah kafir dan syirik selama 600 tahun lebih, dan membunuh orang musyrik dijamin surga.
    Sejak semula Muhammad bin Abdul Wahab sangat gemar mempelajari sejarah nabi-nabi palsu, seperti Musailamah Al-Kadzdzab, Aswad Al-Ansiy, Tulaihah Al-Asadiy dll. Agaknya dia punya keinginan mengaku nabi, ini tampak sekali ketika ia menyebut para pengikut dari daerahnya dengan julukan Al-Anshar, sedangkan pengikutnya dari luar daerah dijuluki Al-Muhajirin. Kalau seseorang ingin menjadi pengikutnya, dia harus mengucapkan dua syahadat di hadapannya kemudian harus mengakui bahwa sebelum masuk Wahabi dirinya adalah musyrik, begitu pula kedua orang tuanya. Dia juga diharuskan mengakui bahwa para ulama? besar sebelumnya telah mati kafir. Kalau mau mengakui hal tersebut dia diterima menjadi pengikutnya, kalau tidak dia pun langsung dibunuh. Muhammad bin Abdul Wahab juga sering merendahkan Nabi SAW dengan dalih pemurnian akidah, dia juga membiarkan para pengikutnya melecehkan Nabi di hadapannya, sampai-sampai seorang pengikutnya berkata : ?Tongkatku ini masih lebih baik dari Muhammad, karena tongkat-ku masih bisa digunakan membunuh ular, sedangkan Muhammad telah mati dan tidak tersisa manfaatnya sama sekali. Muhammad bin Abdul Wahab di hadapan pengikutnya tak ubahnya seperti Nabi di hadapan umatnya. Pengikutnya semakin banyak dan wilayah kekuasaan semakin luas. Keduanya bekerja sama untuk memberantas tradisi yang dianggapnya keliru dalam masyarakat Arab, seperti tawassul, ziarah kubur, peringatan Maulid dan sebagainya. Tak mengherankan bila para pengikut Muhammad bin Abdul Wahab lantas menyerang makam-makam yang mulia. Bahkan, pada 1802, mereka menyerang Karbala-Irak, tempat dikebumikan jasad cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali bin Abi Thalib. Karena makam tersebut dianggap tempat munkar yang berpotensi syirik kepada Allah. Dua tahun kemudian, mereka menyerang Madinah, menghancurkan kubah yang ada di atas kuburan, menjarah hiasan-hiasan yang ada di Hujrah Nabi Muhammad.
    Keberhasilan menaklukkan Madinah berlanjut. Mereka masuk ke Mekkah pada 1806, dan merusak kiswah, kain penutup Ka?bah yang terbuat dari sutra. Kemudian merobohkan puluhan kubah di Ma?la, termasuk kubah tempat kelahiran Nabi SAW, tempat kelahiran Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Ali, juga kubah Sayyidatuna Khadijah, masjid Abdullah bin Abbas. Mereka terus menghancurkan masjid-masjid dan tempat-tempat kaum solihin sambil bersorak-sorai, menyanyi dan diiringi tabuhan kendang. Mereka juga mencaci-maki ahli kubur bahkan sebagian mereka kencing di kubur kaum solihin tersebut. Gerakan kaum Wahabi ini membuat Sultan Mahmud II, penguasa Kerajaan Usmani, Istanbul-Turki, murka. Dikirimlah prajuritnya yang bermarkas di Mesir, di bawah pimpinan Muhammad Ali, untuk melumpuhkannya. Pada 1813, Madinah dan Mekkah bisa direbut kembali. Gerakan Wahabi surut. Tapi, pada awal abad ke-20, Abdul Aziz bin Sa?ud bangkit kembali mengusung paham Wahabi. Tahun 1924, ia berhasil menduduki Mekkah, lalu ke Madinah dan Jeddah, memanfaatkan kelemahan Turki akibat kekalahannya dalam Perang Dunia I. Sejak itu, hingga kini, paham Wahabi mengendalikan pemerintahan di Arab Saudi. Dewasa ini pengaruh gerakan Wahabi bersifat global. Riyadh mengeluarkan jutaan dolar AS setiap tahun untuk menyebarkan ideologi Wahabi. Sejak hadirnya Wahabi, dunia Islam tidak pernah tenang penuh dengan pergolakan pemikiran, sebab kelompok ekstrem itu selalu menghalau pemikiran dan pemahaman agama Sunni-Syafi?i yang sudah mapan.
    Kekejaman dan kejahilan Wahabi lainnya adalah meruntuhkan kubah-kubah di atas makam sahabat-sahabat Nabi SAW yang berada di Ma?la (Mekkah), di Baqi? dan Uhud (Madinah) semuanya diruntuhkan dan diratakan dengan tanah dengan mengunakan dinamit penghancur. Demikian juga kubah di atas tanah Nabi SAW dilahirkan, yaitu di Suq al Leil diratakan dengan tanah dengan menggunakan dinamit dan dijadikan tempat parkir onta, namun karena gencarnya desakan kaum Muslimin International maka dibangun perpustakaan. Kaum Wahabi benar-benar tidak pernah menghargai peninggalan sejarah dan menghormati nilai-nilai luhur Islam. Semula AI-Qubbatul Khadra (kubah hijau) tempat Nabi Muhammad SAW dimakamkan juga akan dihancurkan dan diratakan dengan tanah tapi karena ancaman International maka orang-orang biadab itu menjadi takut dan mengurungkan niatnya. Begitu pula seluruh rangkaian yang menjadi manasik haji akan dimodifikasi termasuk maqom Ibrahim akan digeser tapi karena banyak yang menentangnya maka diurungkan.
    Pengembangan kota suci Makkah dan Madinah akhir-akhir ini tidak mempedulikan situs-situs sejarah Islam. Makin habis saja bangunan yang menjadi saksi sejarah Rasulullah SAW dan sahabatnya. Bangunan itu dibongkar karena khawatir dijadikan tempat keramat. Bahkan sekarang, tempat kelahiran Nabi SAW terancam akan dibongkar untuk perluasan tempat parkir. Sebelumnya, rumah Rasulullah pun sudah lebih dulu digusur. Padahal, disitulah Rasulullah berulang-ulang menerima wahyu. Di tempat itu juga putra-putrinya dilahirkan serta Khadijah meninggal.
    Islam dengan tafsiran kaku yang dipraktikkan wahabisme paling punya andil dalam pemusnahan ini. Kaum Wahabi memandang situs-situs sejarah itu bisa mengarah kepada pemujaan berhala baru. Pada bulan Juli yang lalu, Sami Angawi, pakar arsitektur Islam di wilayah tersebut mengatakan bahwa beberapa bangunan dari era Islam kuno terancam musnah. Pada lokasi bangunan berumur 1.400 tahun Itu akan dibangun jalan menuju menara tinggi yang menjadi tujuan ziarah jamaah haji dan umrah.
    ?Saat ini kita tengah menyaksikan saat-saat terakhir sejarah Makkah. Bagian bersejarahnya akan segera diratakan untuk dibangun tempat parkir,? katanya kepada Reuters. Angawi menyebut setidaknya 300 bangunan bersejarah di Makkah dan Madinah dimusnahkan selama 50 tahun terakhir. Bahkan sebagian besar bangunan bersejarah Islam telah punah semenjak Arab Saudi berdiri pada 1932. Hal tersebut berhubungan dengan maklumat yang dikeluarkan Dewan Keagamaan Senior Kerajaan pada tahun 1994. Dalam maklumat tersebut tertulis, ?Pelestarian bangunan bangunan bersejarah berpotensi menggiring umat Muslim pada penyembahan berhala.?
    Nasib situs bersejarah Islam di Arab Saudi memang sangat menyedihkan. Mereka banyak menghancurkan peninggalan-peninggalan Islam sejak masa Ar-Rasul SAW. Semua jejak jerih payah Rasulullah itu habis oleh modernisasi ala Wahabi. Sebaliknya mereka malah mendatangkan para arkeolog (ahli purbakala) dari seluruh dunia dengan biaya ratusan juta dollar untuk menggali peninggalan-peninggalan sebelum Islam baik yang dari kaum jahiliyah maupun sebelumnya dengan dalih obyek wisata. Kemudian dengan bangga mereka menunjukkan bahwa zaman pra Islam telah menunjukkan kemajuan yang luar biasa, tidak diragukan lagi ini merupakan pelenyapan bukti sejarah yang akan menimbulkan suatu keraguan di kemudian hari.
    Gerakan wahabi dimotori oleh para juru dakwah yang radikal dan ekstrim, mereka menebarkan kebencian permusuhan dan didukung oleh keuangan yang cukup besar. Mereka gemar menuduh golongan Islam yang tak sejalan dengan mereka dengan tuduhan kafir, syirik dan ahli bid?ah. Itulah ucapan yang selalu didengungkan di setiap kesempatan, mereka tak pernah mengakui jasa para ulama Islam manapun kecuali kelompok mereka sendiri. Di negeri kita ini mereka menaruh dendam dan kebencian mendalam kepada para Wali Songo yang menyebarkan dan meng-Islam-kan penduduk negeri ini.
    Mereka mengatakan ajaran para wali itu masih kecampuran kemusyrikan Hindu dan Budha, padahal para Wali itu telah meng-Islam-kan 90 % penduduk negeri ini. Mampukah wahabi-wahabi itu meng-Islam-kan yang 10% sisanya? Mempertahankan yang 90 % dari terkaman orang kafir saja tak bakal mampu, apalagi mau menambah 10 % sisanya. Justru mereka dengan mudahnya mengkafirkan orang-orang yang dengan nyata bertauhid kepada Allah SWT. Jika bukan karena Rahmat Allah yang mentakdirkan para Wali Songo untuk berdakwah ke negeri kita ini, tentu orang-orang yang menjadi corong kaum wahabi itu masih berada dalam kepercayaan animisme, penyembah berhala atau masih kafir. (Naudzu billah min dzalik).
    Oleh karena itu janganlah dipercaya kalau mereka mengaku-aku sebagai faham yang hanya berpegang teguh pada Al-Qur?an dan As-Sunnah. Mereka berdalih mengikuti keteladanan kaum salaf apalagi mengaku sebagai golongan yang selamat dan sebagainya, itu semua omong kosong belaka. Mereka telah menorehkan catatan hitam dalam sejarah dengan membantai ribuan orang di Makkah dan Madinah serta daerah lain di wilayah Hijaz (yang sekarang dinamakan Saudi). Tidakkah anda ketahui bahwa yang terbantai waktu itu terdiri dari para ulama yang sholeh dan alim, bahkan anak-anak serta balita pun mereka bantai di hadapan ibunya. Tragedi berdarah ini terjadi sekitar tahun 1805. Semua itu mereka lakukan dengan dalih memberantas bid?ah, padahal bukankah nama Saudi sendiri adalah suatu nama bid?ah? Karena nama negeri Rasulullah SAW diganti dengan nama satu keluarga kerajaan pendukung faham wahabi yaitu As-Sa?ud.
    Sungguh Nabi SAW telah memberitakan akan datangnya Faham Wahabi ini dalam beberapa hadits, ini merupakan tanda kenabian beliau SAW dalam memberitakan sesuatu yang belum terjadi. Seluruh hadits-hadits ini adalah shahih, sebagaimana terdapat dalam kitab shahih BUKHARI & MUSLIM dan lainnya. Diantaranya: ?Fitnah itu datangnya dari sana, fitnah itu datangnya dari arah sana,? sambil menunjuk ke arah timur (Najed). (HR. Muslim dalam Kitabul Fitan)
    ?Akan keluar dari arah timur segolongan manusia yang membaca Al-Qur?an namun tidak sampai melewati kerongkongan mereka (tidak sampai ke hati), mereka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya, mereka tidak akan bisa kembali seperti anak panah yang tak akan kembali ketempatnya, tanda-tanda mereka ialah bercukur (Gundul).? (HR Bukho-ri no 7123, Juz 6 hal 20748). Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Majah, Abu Daud, dan Ibnu Hibban
    Nabi SAW pernah berdo?a: ?Ya Allah, berikan kami berkah dalam negara Syam dan Yaman,? Para sahabat berkata: Dan dari Najed, wahai Rasulullah, beliau berdo?a: Ya Allah, berikan kami berkah dalam negara Syam dan Yaman, dan pada yang ketiga kalinya beliau SAW bersabda: ?Di sana (Najed) akan ada keguncangan fitnah serta di sana pula akan muncul tanduk syaitan.?, Dalam riwayat lain dua tanduk syaitan.
    Dalam hadits-hadits tersebut dijelaskan, bahwa tanda-tanda mereka adalah bercukur (gundul). Dan ini adalah merupakan nash yang jelas ditujukan kepada para penganut Muhammad bin Abdul Wahab, karena dia telah memerintahkan setiap pengikutnya mencukur rambut kepalanya hingga mereka yang mengikuti tidak diperbolehkan berpaling dari majlisnya sebelum bercukur gundul. Hal seperti ini tidak pernah terjadi pada aliran-aliran sesat lain sebelumnya. Seperti yang telah dikatakan oleh Sayyid Abdurrahman Al-Ahdal: ?Tidak perlu kita menulis buku untuk menolak Muhammad bin Abdul Wahab, karena sudah cukup ditolak oleh hadits-hadits Rasulullah SAW itu sendiri yang telah menegaskan bahwa tanda-tanda mereka adalah bercukur (gundul), karena ahli bid?ah sebelumnya tidak pernah berbuat demikian?. Al-Allamah Sayyid AIwi bin Ahmad bin Hasan bin Al-Quthub Abdullah AI-Haddad menyebutkan dalam kitabnya Jala?udz Dzolam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abbas bin Abdul Muthalib dari Nabi SAW: ?Akan keluar di abad kedua belas nanti di lembah BANY HANIFAH seorang lelaki, yang tingkahnya bagaikan sapi jantan (sombong), lidahnya selalu menjilat bibirnya yang besar, pada zaman itu banyak terjadi kekacauan, mereka menghalalkan harta kaum muslimin, diambil untuk berdagang dan menghalalkan darah kaum muslimin?? AI-Hadits.
    BANY HANIFAH adalah kaum nabi palsu Musailamah Al-Kadzdzab dan Muhammad bin Saud. Kemudian dalam kitab tersebut Sayyid AIwi menyebutkan bahwa orang yang tertipu ini tiada lain ialah Muhammad bin Abdul Wahab. Adapun mengenai sabda Nabi SAW yang mengisyaratkan bahwa akan ada keguncangan dari arah timur (Najed) dan dua tanduk setan, sebagian, ulama mengatakan bahwa yang dimaksud dengan dua tanduk setan itu tiada lain adalah Musailamah Al-Kadzdzab dan Muhammad Ibn Abdil Wahab.
    Pendiri ajaran wahabiyah ini meninggal tahun 1206 H / 1792 M, seorang ulama? mencatat tahunnya dengan hitungan Abjad: ?Ba daa halaakul khobiits? (Telah nyata kebinasaan Orang yang Keji) (Masun Said Alwy)

    Diambil dari rubrik Bayan, majalah bulanan Cahaya Nabawiy No. 33 Th. III Sya?ban 1426 H / September 2005 M

  • sufimuda

    Kedamaian itu terletak di hati….
    Bagaimana hati bisa menjadi tenang dan damai?
    Al-Qur’an memberikan formula kepada kita :
    “Ala bi zikrillahi tat mainnul Qulub”
    DAN INGATLAH DENGAN BERZIKIR MENYEBUT NAMA ALLAH HATI MENJADI TENANG/DAMAI

  • the blues

    SALAM SUFIMUDA

    wahabi yang menyebar ke indonesia melalui PKS suadah memegang peranan yang sangat besar dalam kehidupan kampus. tarjadi sebuah di Aceh dalam waktu dekat ini, pada saat terjadi perdebatan tentang sistem pemilihan umum 2009 di aceh,pada saat sidang paripurna DPR ACEH tentang “calon anggota DPR aceh harus melewati test baca al-qur’an pada putaran pertama pimilu” ide usulan dari PKS, para mahasiswa ikut berdemo dan mendukung test al-qur’an pada putaran pertama pemilu mendesak masuk dan ikut dalam rapat paripurna tersebut.sampai ada mahasiswa yang berkata “intruksi bapak pimpinan sidang”.ternyata semua mahasiswa yang berdemo mendukung test baca al-qur’an itu berasal dari Lembaga Dakwah Kampus yang merupakan kaki tangan dari PKS di tingkat perguruan tinggi.
    itu menunjukkan wahabi sudah sangat mewabah di negeri ini, dan mereka tau modal untuk berpolitik di negeri ini cukup hanya dengan menjual agama dan kedaerahan di suatu tempat. pada masa sekarang ini, wahabi telah merambah memasuki dunia pendidikan di segala tingkat, .dengan lembaga ROHIS yang di ciptakan di sekolah2 mulai dari tingkat SD,SMP dan SMA.
    untuk saudara yang seiman dan sekeyakinan, mari kita minimalisir penyabaran wahabi di indonesian dan bahkan kita harus menghilangkan paham itu.

    terima kasih SUFIMUDA.

  • Rofiq

    Informasi2 seperti ini perlu di sebarluaskan terutama awalnya kepada kerabat dekat kita, saya yang awam saat ini yang sedang dalam masa pencarian juga hanya mendapatkan informasi seperti ini di milis2 seperti ini atau Web site yang notabene Torikah. Saya tidak pernah mendengar ceramah diluar atau penjelasan terbuka mengenai hal ini. Sementara Wahabi dengan jelas, terang dan dalam setiap kesempatan memusuhi dan menyebarkan fitnah secara terbuka sehingga bagi yang minim Ilmunya akan langsung terseret dan terkesima apalagi penjelasan itu juga diikuti oleh dalil2 yang menurut mereka paling benar.
    Saya tau kadang2 berbicara mengenai Wahabi secara terbuka ditempat2 umum juga kadang2 merusak hati kita sendiri, seperti juga Murshid kita bilang. Tapi agresifitas mereka (Wahabi) dalam penyebarannya terutama generasi mudanya sungguh menghawatirkan.
    Saya bersyukur masih bisa membaca dan menggali ilmu di sini bersama SUFIMUDA, tapi bagaimana dengan saudara2 kita yang lainnya yang tidak memiliki kesempatan dan informasi yang sama dengan Saya ?
    Saya juga tidak ingin mengadili, karena itu milik Allah SWT. Jadi mari kita perbanyak khabar bagus ini dan sebarkan untuk Saudara2 kita yang lain.
    Waullah hu’allam.
    Wassallam.

  • eko

    jika Wahabi lahir dari kota Najd..apa ini yang dimaksud dari Hadis nabi…Nabi saw. menyebutkan perselisihan dan konflik yang akan muncul dari kawasan Najd, yaitu wilayah sebelah timur Hijaz. Ibn ‘Umar meriwayatkan: Aku melihat Rasulullah menunjuk ke arah timur lalu berkata, “Lihatlah! Pertikaian akan muncul dari sana, pertikaian akan muncul dari sana. Dari sanalah akan muncul tanduk setan.” Dalam hadis lain yang sahih, Nabi saw. tidak mendoakan orang-orang Najd ketika beliau diminta mendoakan mereka. Ibn ‘Umar meriwayatkan bahwa Nabi saw. berdoa, “Ya Allah, berkatilah Syam kami dan Yaman kami!” Mereka berkata, “Ya Rasulullah, juga Najd kami!” Beliau diam tapi kemudian kembali berdoa, “Ya Allah, berkatilah Syam kami dan Yaman kami!” Mereka berkata, “Ya Rasulullah, juga Najd kami!” Beliau diam dan kembali berdoa, “Ya Allah, berkatilah Syam kami dan Yaman kami!” Mereka berkata, “Ya Rasulullâh, juga Najd kami!” Beliau kemudian menjawab, “Dari sana akan muncul kehebohan dan pertikaian, dan dari sana akan muncul tanduk setan.”

    Dalam riwayat lain ada tambahan, “Dan di sana (Najd) terdapat sembilan dari sepuluh kejahatan.” Dalam sebuah hadis serupa, Nabi saw. menyebut Najd dengan masyriq (timur). Nabi saw. bersabda, “Ya Allah, berkati Syam kami dan Yaman kami!” Seseorang berkata, “Dan juga Timur kami, ya Rasulullah!” Nabi saw. mengulang doanya dua kali, dan orang itu juga mengulangi permintaannya dua kali, “Dan juga Timur kami, ya Rasulullah!” Kemudian Nabi berkata, “Dari sana akan muncul tanduk setan. Di sana terdapat sembilan dari sepuluh kekufuran. Di sana berjangkit penyakit yang tidak bisa disembuhkan.” Nabi saw. bersabda: Orang-orang di arah barat akan berada di atas jalan kebenaran hingga datangnya Hari Kiamat.

  • Riza

    Semua itu diatas fitnah!!!!!!!
    Mana buktinya klo FPI neo wahabbiah……
    Atas dasar apa klian berpikir seperti itu???
    Saudara q, buat apa kita menuding atau menjelekan orang lain.. Sesama muslim bersaudara…
    Apa yang dilakukan FPI adalah Demi tegaknya islam di Nusantara, yaitu islam yang di ridhoi allah… Bukannya islam yang liberalis yang pro Israel..!!!

  • Rindu Damai

    Bung Riza, Islam di Nusantara sudah tegak sejak zaman dulu, oleh para pendakwah telah berhasil mengislamkan penduduk nusantara dengan cara-cara yang santun, kemudian tercipta keharmonisan antara agama Islam dengan budaya lokal.
    Islam yang kita lihat sekarang ini dengan ciri khasnya merupakan hasil perpaduan yang sempurna sehingga bisa diterima oleh seluruh penduduk nusantara.
    FPI dan kawan2 sejenis malah menawarkan Islam ala Arab dan berusaha memaksakan kehendaknya.
    Saya jadi curiga, selama ini kita sangat membenci barat karena kolonialismenya, sementara tanpa sadar kita juga di jajah oleh Arab Saudi dengan Islamisasinya.
    Kalau mau menegakkan Islam carilah cara2 yang santun, bijak dan tidak menyinggung perasaan ummat Islam.
    Saya mau nanya, apa orang2 yang duduk di DPR yang mewakili partai Islam itu kurang Islami? tapi lihatlah kerjanya, koropsi dan pesan memesan perempuan.

  • haris

    (perlu diingat bahwa ada tidaknya nabi yang tidak membawa risalah setelah Nabi Muhammad adalah problem khilafiyah dalam filsafat Islam, dan Tasawuf falsafi. Tidak lebih parah dari problem khilafiyah dalam filsafat Islam tentang Tuhan hanya mengetahui yang partikular seperti dikatakan Ibnu Rusyd, dan Tuhan mengetahui segala-galanya seperti yang dikatakan Al-Ghazali, atau perkataan Ana al-Haqq oleh Al-Hallaj, dan para Wali itu lebih utama dari pada para Nabi seperti yang dikatakan oleh Ibnu `Arabi).

    >>>>>>>>>>>>>>>>>>

    Masya Allah….Hati-hati mas bicara aqidah…..

  • Rindu Damai

    Kenapa bung haris? kok sepertinya kaget sekali dengan tulisan Sayed Mahdi Al-Jamalullail di atas?
    Pernyataan di atas ditinjau dari ilmu filsafat baik filsafat umum maupun filsafat tasawuf, jadi biasanya aja, namanya juga pemikiran.
    Kalau bung haris memandang dari ilmu Islam secara umum (ahlul sunnah) pernyataan di atas bisa bikin copot jantung 🙂
    salam kenal

  • 10

    Bukan kah nabi Muhamad menyuruh kita untuk memiliki hati yang lunak, bukankah Alloh bersama orang2 yang sabar ?!?! bukan yang SOK JAGOAN,tendang kanan… kiri ? tenang aja mas..khan sudah ketemu musuhnya sekarang ! makanya untuk anggota FPI jangan menjadi yang sok benar, bentar bentar DEMO, RAZIA, bukankah kita memiliki urusan sendiri tentang amal kita di mata TUHAN? Ketahuilah Bahwa SURGA MILIK KAUM MUKMIN bukan milik GOLONGAN!!! termasuk kalian (seumpama hanya golongan kalian yang benar apa mampu kalian bersih2 yang luasnya 7 langit & 7 bumi,) kalo kalian dari (FPI) mengetahui hakekat manusia tentu kalian tidak akan begitu?

  • ryunie

    4+3=7, 7,6+1= 5+2=7

    asal prosesnya benar, hasilnya pun akan benar
    walaupun jalan yang ditempuh berbeda, asal tujuannya sama, hasilnya tetap akan benar.
    siapakah yang paling benar, orang yang menyalahkan proses berbeda? atau yang membenarkan semua proses yang berbeda?
    yang pasti sangat salah besar ketika si 4+3=7 menyalahkan si 5+2=7 karena merasa dia lah yang paling benar dalam menempuh 7.

  • duno

    “Bung Riza, Islam di Nusantara sudah tegak sejak zaman dulu, oleh para pendakwah telah berhasil mengislamkan penduduk nusantara dengan cara-cara yang santun, kemudian tercipta keharmonisan antara agama Islam dengan budaya lokal.”

    berarti bisa dibilang kalau penyebaran Islam ala rasulullah, abu bakar sayidinna umar utsman dll yang menyebarkan islam via futuhat itu salah ya mas … ?

  • reza

    Akal kita sudah dibalikkan 180 derajat. FPI,MMI dan preman berjubah lainnya malah diidolakan, kemana hati nurani kita ? Sudah jelas-jelas mereka menunggangi Islam, memakai kedok Islam, tetapi kelakuan mereka sebenarnya malah merusak Islam. Pantas saja Geert Wilder menyatakan Islam sumber kekerasan, karena mereka melihat kelakuan orang orang seperti FPI dan MMI. Dan anehnya ada juga yang menyatakan bahwa FPI membela Islam, di mana pikiran anda Bung Riza ??? Apakah anda tidak melihat perilaku Rasulullah Saw dan para sahabatnya sangat bertolak belakang dengan preman-preman ini ? Makanya jangan terkecoh lantaran mereka memakai sorban, jubah dan jenggot dong !!

  • duno

    lho … bukannya Rasulullah memang melakukan kekerasan mas ? misal dengan menyerang Yahudi Qoniuqo, Khaibar, Quraidzah, menyerang juga Romawi di Syam ? ini ke orang kafir,

    kalau ke sesama muslim, gimana yang hadits sahabat buta membunuh istri tercintanya karena mencaci maki nabi, kemudian Umar RA yang membunuh seorang muslim karena menghujak pembagian ghanimah dll ? bukankah ini kekerasan yang dicontohkan ?

    maksud saya, keras tapi ada dalil yang menjustifikasinya ? gimana mas …

    gimana juga dengan “penghianat negara dan penghianat rakyat” yang menjual negeri ini dengan harga murah melalui parlemen dan mengatasnamakan parpol islam .. bener gak kira kira mas ?

  • abu isolir

    kalau kaum wahabi mengisolir orang yang mereka TUDUH sebagai pelaku bid’ ah maka udah waktunya orang-orang wahabi/salafy di Isolir sampai pusatnya Najd demikian juga kerajaan saudi yang jelas2 tidak sesuai dengan syariat dan bergabung kaum kapitalis kafir / yahudi /AS

  • UJANG

    wahai muslim gaul yang salah pergaulan ,rujukan sejarah yang anda ambil itu dr pergaulan yg keliru. lebih baik anda baca langsung kitab2 para Imam hadits dan Imam Madzhab untuk menambah ke kuperan ilmu agama anda yang berkaca mata kuda

  • UJANG

    anda menulis :”Pendiri ajaran wahabiyah ini meninggal tahun 1206 H / 1792 M, seorang ulama? mencatat tahunnya dengan hitungan Abjad: ?Ba daa halaakul khobiits? (Telah nyata kebinasaan Orang yang Keji) (Masun Said Alwy)”

    sungguh mirip tukang ramal dan dukun. untung pada saat pembersihan kota mekah , semua tukang ramal dan dukun di pancung

  • Kasturi Project

    salam alaikum

    ooohh.. Pa Riziek itu ulama toh?
    dari berbagai sumber lisan & tulisan yang aku dapet mengungkapkan bahwa ciri-ciri ulama itu adalah Hamba Allah yang taat Allah dan Rasul-Nya…

    oleh krn itu seseorang yang melihat seorang ulama,
    maka otomatis ia akan merasa ingat kepada Allah da Rasul-Nya,
    hal ini tiada lain sbg konsekuensi logis dr prilaku keseharian ulama tersebut….

    nah…. sekarang, berapa prosentase orang-orang yang melihat Pa Riziek lantas orang-orang tersebut merasa ingat kepada Allah?

    bukankah lebih banyak orang-orang mengucapkan istighfar atau hingga mendoakan Pak Rieziek agar kekerasan yang selama ini ia dan pengikutnya lakukan, diampuni oleh Allah ?

    mari kita renugnkan perkara ini, yaaa akhie…

    wallahu’ alam

  • baru_belajar

    Biarpun kurang suka kepada kepribadian Habieb Rizieq, tapi kalau soal ganyang ahmadiyah gua setuju banget kalau perlu di basmi habis seperti yang dijalankan oleh Khalifah Abu Bakar R. A.
    Mengenai usaha kristenisasi di Indonesia memang suatu kenyataan Bung, mungkin bung Sayed Mahdi Al-Jamalullail.juga termasuk pengurusnya he he he.
    Kenapa sampe sewot begitu, apa kiriman dari Amerika udah nggak ngucur lagi ya.

  • mukiwan_tabayunan

    Assalamu’alaykum

    ya memang Habib Rizieq Syihab itu wahabi.
    tapi wahabi yang paling Syafii.
    Wahabi yang paling miskin, wahabi yang berasal dari pesantren2 syafii sederhana di Indonesia.
    wahabi yang paling cinta maulid, wahabi yang paling benci ngebid’ahin orang. wahabi yang berjuangnya g dari jualan minyak saudi tapi karena rintihan mengharap Allah. wahabi yang paling qona”ah.
    Wahabi yang paling anti maksiyat, mana ada wahabi yang keras ma pelacuran,LIberal,sekuler,perzinaan,dll yg dikerjain emir2 + keluarga saudi.
    itu terbukti koq waktu lembaga Fatwanya wahabi saudi “adem ayem”diatas duit real yang banyak bgt tu sambil tahu anak2 pangeran+pangerannya lagi pada ngecabow di london ma thailand,uihhhh.
    Ya Hb. Rizieq itu wahabi, wahabi yang sering merintih menangis karena mengingat perjuangan Rosululloh dan paling keras terhadap kemaksiatan, tp hormat kpd orang2 sesyafii yang maulidan, ziyarah kubuuran,tahlil. Pernah satu masa ustadz sy bertanay pada Beliau, “Bib apakah ga da niatan buat nambah istri lagi bib buat nemenin perjuangan gtuh?” gto kata ust sy. Jawab beliau:”Ah yang ini saja saya bingung mempertanggung jawabkannya kepada Allah swt”.-Subhanallah- ini yang jarang adapada orang Islam-
    Jadi tidak perlu beliau menujukkan sedang mennyerang orang2 wahabi, karena da memang bukan kapasitasnya, kalau orang syiah masih masuk akal.

    Ya sy juga mengerti perasaan anda semua, ini semua provokasi Media. Hampir sama suasananya ketika Ummulmu’miniin Aisyah dituduh berzina dengan Sayyidina Shofwan sehingga Rosululloh marah dalam diamnya. tapi tdk ada ruginya kalo anda buka youtube n cari Hb. Rizieq nanti disana ada kuliah waktu diskusi ama kristiani judulnya kalo ga salah tentang pengrusakan yang terjadi. nah disitu ada tabayyun nya yah mudah2an bisa dipahami. sebuah Tabayun yang pasti dihindari media manapun, trus anda ikuti saja nanti ditengah ada prosedural bergeraknya FPI, yaitu sesuatu yang dibenci disemua Media sehingga mereka tidak memberitakannya. Pastikan secercah hidayah Allah mengena di hati anda setelah menyimaknya, tapi awas jangan ditunggangi Nafsu diawal yach.
    -ama kalo bisa buka fpi.or.id, Beliau sendiri yang menjelaskan n klarifikasi semuanya, anda boleh memberikan komen/komplain disitu-

    Semoga Allah memberkahi perjuangan Hb. Rizieq n kita semua.
    Allahumma Amin.

    Wallahul Musta’an
    Wal’afwu minkum.
    Wassalamu’alaykum

  • sufimuda

    Mukiwan Tabayun….
    Terimakasih atas komentarnya…
    Informasi ini sangat diperlukan agar kita adil dalam menilai seseorang, terkadang media juga bisa menciptakan sebuah opini yang berbeda dengan kenyataannya.

    Ya, setiap tindakan itu ada konsekwensinya. Kalau tindakan keras pasti juga akan menuai keras begitu juga sebaliknya.

    Salam

  • Dody Kurniawan

    Assalamu’alaikum wr wb

    terimakasih atas paparannya, tanpa mengurahi rasa hormat kepada penulis, saya hendak sedikit memberikan cacatan ;
    1. Soal Ahmadiyah, wah hal ini jelas bukan khilafiyah, tapi jelas keluar dari jalur Islam,,,karena jelas menyalahi ijma’ ulama dan para shahabat bahwa tidak ada nabi setelah nabi Muhammad….simak juga keputusan PBNU (yang notebene bukan wahabi) yang denagn tegas menyatakan bahwa Ahmadiyah bukan Islam….terlalu lunak kepada para pengkhianat agama semisal Ahmadiyah, LIberal, Ingkar Sunnah jelas akan meruntuhkan ajaran Islam itu sendiri sehingga tidak akan berwujud apa2….
    saya pun sedang menelaah dan mengkaji bagaimana seandainya Ahmadiyah, Liberal dan ingkar sunnah diberikan kebebasan mutlak maka akan hancurlah agama ini, karena perbedaan antara kita dan mereka sangatlah jauh karena menyangkut perbedaan metodologi hukum yang tentunya sangat berdampak kepada produk fiqh atau ajaran itu sendiri….
    sebagai misal Ingkar sunnah tidak mengakui hadits maka lihatlah betapa wujud nyata ajaran Ingkar sunnah akansangat berbeda denagn Islam yang kita yakini….
    kesimpulannya pelarangan dan penyesatan ahmadiyah, liberal, ingkar sunnah adalah dari semua ulama Islam baik wahabi atau non wahabi termasuk para ulama syafi’iyah dalam PBNU…

    2. masalah FPI saya sih setuju dengan semangat mereka sebagaimana guru saya seorang kyai desa juga menyetuji semangat mereka dalam menegakkan Islam, hanya CARANYA YANG TIDAK SAYA SETUJUI…

    3. Terlalu melebar kalau akhirnya menyangkut ke HTI dan PKS karena walau mereka ada pengaruh dari pemikiran wahabi tapi mereka juga tidak menihilkan ulama non wahabi termasuk ulama mazhab….mereka juga menghargai mazhab, dan masih mengakui keberadaaan mazhab sebagai pilar agama Islam….
    banyak juga kyai NU yang masuk ke PKS, karena PKS sendiri tujuannya bukan dakwah wahabi tapi menegakkan suatu ideologi Islam sebagai alternatif dalam kehidupan bermasyarakat.
    dan soal HTI juga demikian, mereka justru membangkitkan kembali semangat untuk mendirikan khilafah Islam sebagaimana Khilafah Turki Utsmani…semangat dari mereka itu yang perlu kita dukung…siapa sih orang muslim yang tidak senang dan bahagi andai khilafah Islam seperti Turki Utsmani bisa bangkit kembali menjadi pengayom dan pelindung umat Islam dari musuh2 Islam…

    demikian maap apabila ada yang tidak berkenan..

    wassalam

  • Dedy Jogja

    Bahtera Negeri
    By: Dedy

    Wah, wah, wah….
    Kasihan deh rakyat kita…
    mereka pada bingung…
    apalagi kakek nenek. Pusieng….
    Lha Islam itu mana yang bener.
    Ada yang hijau ada yang putih,
    ada yang merah, ada yang kuning,
    ada juga yang hitam…

    Orang2 bingung itu akan jadi putih, saat terkena putih.
    Mereka akan jadi merah,
    ketika tetangga2 dekat mereka merah,
    mereka akan jadi garang, ketika teman2 mereka
    dan pemimpin mereka garang…

    mereka akan jadi lembut…
    ketika melihat gadis2 perawan
    mereka berkata “Aku cinta damai…”

    mereka akan diam sambil was2
    saat kantong berisi uang jarahan

    Penguasa lama-pun pinter sekarang.
    Dia bikin Preman Hitam,
    Preman Putih,
    Preman kuning,
    Preman Biru,

    Dia juga bikin Partai Rasa Jeruk
    Partai Rasa Arab
    Partai Rasa Mbayar
    Partai Rasa Damai
    Partai Rasa Buah

    ……………………………………………………
    Makin bingunglah kau…!
    Fatamorgana, disangka air.

    Tak tau kau sudah gila…
    Kau tertawakan pula orang
    dan kamu berkata: “Kamu Gila”

    Sadarlah kau!!!
    Jangan Gila…!!!
    Masih ada kesempatan untuk Maju!
    Masih ada kesempatan untuk sadar.
    “Jangan katakan orang lain Gila!”

  • andri

    honestly,

    sudahi saja debat kusir yg tidak berujung ttg FPI/PKS apapun itu..toh tidak ada gunanya..seperti orang buta yg sok tahu melihat gajah padahal dia memegang kakinya, ada yg pegang kuping, dll..
    seperti orang yg rusak jamnya tapi pergi ke tukang sepeda karena tidak tahu.
    Biarkan mereka hidup sesuai keinginannya toh Dunia ini akan ramai..bagaimana seandainya semua tahu jalan Allah dengan benar?
    tentunya semua akan monoton…

    Salam

Tinggalkan Balasan ke UJANGBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca