Pemikiran

Mempersedikit Doa

Oleh : Abu Hafidzh Al Faruq

Sedikit sedikitlah berdoa, bila perlu tak usah! Itulah saran kontroversial yang bisa saya sampaikan untuk anda. Pada kenyataannya banyak orang yang berdoa tidak meminta, sebaliknya orang yang meminta sesungguhnya telah memanjatkan doanya. Saya cenderung memilih kata ‘pinta’ dibandingkan kata ‘doa’ sebagai sesuatu yang dipanjatkan kehadirat Tuhan.

Secara harfiah doa yang saya pahami adalah permintaan, harapan yang didahului puja puji kepada Tuhan. Sejatinya doa yang disampaikan itu adalah sesuatu yang pasti dimengerti oleh si peminta, demikanlah terminology dasar sebuah doa. Namun agaknya terminology tersebut telah berkembang menjadi ‘atas segala sesuatu yang dipanjatkan ke Tuhan adalah sebuah doa’ terlepas dimengerti atau tidak oleh si empunya doa. Disinilah letak permasalahan antara doa dan pinta yang saya coba jelaskan.

Pada zaman nabi nabi, doa dipanjatkan berdasar kebutuhan si pendoa yang dikomunikasikan dengan bahasa yang dimengerti yaitu bahasa mereka sendiri. Beberapa doa mereka berhasil diriwayatkan dengan sangat baik oleh para ahli rawi bahkan doa doa RasuluLLAH sendiri berhasil di rangkumkan menjadi sebuah buku ‘kumpulan mutiara doa doa rasuluLLAH dan sejenisnya’ dan hari ini generasi kita sibuk menghapal doa doa tersebut dan mencoba melafazkan sefasih mungkin sehingga tanpa sadar kita mencoba menyamakan kapasitas diri dengan kapasitas nabi dengan melafazkan doa doa beliau yang notabene adalah kebutuhan Nabi yang dipintakan sebagai pengemban misi utusan ALLAH bagi umat dan alam.. Atau semua kita mengadahkan tangan sambil berucap amin.. amin.. sebagai harapan dikabulkannya doa yang dibacakan oleh ustad pada acara acara selamatan di kelurahan maupun khanduri di rumah, apalagi di dalam mesjid waktu jumatan atau usai shalat magrib saat berdoa bersama. Sesungguhnya apa yang di doa oleh si pendoa? Mengertikah kita? Anggaplah kita mengerti bahasa arab, lalu apakah yang di dalam doa orang lain tersebut juga merupakan kebutuhan kita? Atau haruskah doa selalu dalam bahasa arab?

Tentu saja Tuhan sangat mengerti apa yang anda komunikasikan dalam bahasa apapun itu, masalahnya adalah jika anda sendiri tidak tahu apa yang anda pinta lalu anda berharap Tuhan mengabulkannya????  Guru saya mengatakan ‘kalau kamu berdoa dalam bahasa arab yang kamu tidak mengerti, itu kedengaran seperti orang bergumam hmm.. hmm.. atau nye..nye..nye.. apa yang kau omongkan, kalau bicara sama Tuhan bicaralah yang mesra! pakai bahasa ibu-mu (bahasa yang kau gunakan sehari hari yang pasti kau mengerti!)

Dalam suatu seminar motivasi bisnis yang pernah saya ikuti, si pembicara yang telah kaya raya menjadi pengusaha sukses dan memiliki banyak bidang usaha mengatakan  ‘Tuhan itu transaksional, jadi kalau anda meminta kepada Tuhan mintalah yang jelas, jangan hanya sekedar Rabbana atina fiddunnya hasanah… terlalu global, bicaralah yang transaksional semisal oh Tuhan.. mobil Mercedes baru yang seri S itu cakep banget Tuhan.., membuat saya tergila gila, mau dong Tuhan.. tolonglah Tuhan kasi saya satu yang warna abu-abu..’. Ternyata selain harus mengerti pinta yang kita panjatkan agaknya  harus jelas dan detil sebagaimana yang sebenarnya kita butuhkan agar Tuhan mengabulkan persis sesuai keinginan pinta kita. Abang saya bahkan pernah menunjukkan cara ’meminta’ yang sangat jelas dengan berkata ’bila kau ingin mobil seperti yang ada di majalah itu, ambil gambarnya dan mintalah kepada TUHAN dan tunjukkan gambarnya, TUHAN.. aku mau mobil yang seperti ini.. Tolonglah beri aku yang seperti ini TUHAN.. sambil jari yang menunjuk pada gambar mobil tersebut.

Kita kembali ke ’pinta’ dan mendalami apa hakikat dari ’pinta’ yang kita panjatkan. Saya teringat sebuah cerita ketika saya masih kanak kanak dulu tentang Aladin dengan lampu ajaibnya. (cerita disingkatkan) Si Aladin mendapat lampu ajaib, menggosoknya lalu keluarlah jin si penghuni lampu dan menawarkan kepada Aladin bahwa si jin akan mengabulkan 3 permintaannya. Cerita berlanjut dan si jin sudah mengabulkan 3 permintaan tersebut. Pertanyaannya adalah apakah si Aladin sudah cukup puas ketika sudah dikabulkan 3 permintaan oleh si jin penghuni lampu? Kenapa ia berusaha mendapatkan kembali ketika lampu tersebut di curi oleh orang lain walaupun permintaannya sudah dikabulkan? Saya dan anda mungkin akan berperilaku sama dengan si Aladin dalam upaya memperoleh kembali ’sumber’nya si lampu ajaib. Jika saya analogikan cerita itu dengan diri anda apakah anda sudah cukup puas bila ‘segala sesuatu yang anda pinta’ dikabulkan oleh Tuhan? Kuat dugaan saya anda akan berusaha keras untuk menguasai sourcenya seperti Aladin. Ketika anda sudah menguasai biangnya, apakah anda masih memerlukan yang lain? Pahamkah anda ketika Abu Bakar Shiddiq RA membawa seluruh hartanya dan menyerahkannya kepada Baginda Nabi untuk dibelanjakan di jalan ALLAH lalu Nabi bertanya kepada beliau ‘apakah yang kamu tinggalkan untuk keluargamu, ya Abu Bakar?’ Abu Bakar Shiddiq RA menjawab ‘aku tinggalkan  ALLAH dan RASULNYA’, (baca : perlombaan antara umar dan abu bakar). Ya.. Abu Bakar tidak memerlukan yang lainnya! Abu Bakar telah memiliki sumbernya yaitu ALLAH dan RASULNYA. Dengan bahasa lain ’Abu Bakar tidak perlu harta lagi karena sudah memiliki ”SUMBER HARTA”’.

Saudara, pinta pada hakikatnya adalah untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, adalah curhat, menyampaikan keluh kesah, kasih mengasihi, meminta dan memberi, bukankah itu merupakan sesuatu hal yang dikatakan mesra?. Seperti cerita di atas ketika Tuhan mengabulkan pinta kita lalu dengan nafsu manusiawi serakah, kita ingin menguasai sumbernya. Tanyalah pada diri anda sendiri anda ingin apa, setelah hal itu dikabulkan anda mau apa lagi, setelah itu apa lagi… jadi pada intinya yang kita inginkan bukanlah harta, tahta, wanita atau apapun.. melainkan TUHAN itu sendiri!. Itulah hakikat yang sebenarnya walau banyak manusia yang merasa telah cukup puas ketika pintanya dikabulkan lalu melupakan bahkan menjauh dari Tuhan, yang memberikan segala keinginannya.. ironis!

Rahasia t’lah tersingkap

Bak mutiara yang mengkilap

Pandangku silau

Pada wujudMU yang kemilau

67 Comments

  • SantriGendeng

    Yth.Kang Mas Sufi Muda.

    mohon ma,af , atas kesalahan dan kebodohan hamba.
    semoga nasehat Mas , bermanfa,at pada hamba, dan menjadi amal kebaikan mas sekeluarga.
    sekali lagi mohon ma,af atas kedunguan hamba.

    salam hormat.

    • SufiMuda

      Salam t santriGendeng, sekedar mo nanya namanya koq santrigendeng ya? 🙂
      Trimakasih sudah berkunjung kemari, mudah2an silaturahmi kita akan bermanfaat hendaknya, salam

  • SufiMuda

    Tulisan Abu Hafidzh Al Faruq ini patut di jadikan bahan renungan.
    Kita harus mendefisikan kembali makna doa yang selama ini hanya diartinya sebagai permohonan. Kalau anda pernah membaca The Secret tulisan ini akan lebih mudah di pahami.

    Rasulullah SAW mengatakan bahwa doa adalah senjata orang mukmin. Jadi, doa tidak hanya sekedar munajat tapi lebih dari itu….

    • SantriGendeng

      Kang Mas Sufi Muda Yth.
      mohon ma,af dan terima kasih atas ilmu-Nya.
      Gendeng ; ungkapan rasa syukur atas kenikmatan yg di berikan oleh-Nya.
      dan inilah Fitroh Asli manusia.
      mohon ma,af atas kesalahan saya, yg sering membuat onar di gubug Mas Sufi.
      Salam hormat iling dan waspada.

  • Abah Selatan

    Sungguh sangat luar BIASA tulisan Abu Hafidzh Al Faruq., mengupas jelas dan sebuah keteladanan dalam kehidupan sehari-hari yang terus menerus di buat oleh banyak umat manusia., BERDO’A kepada TUHAN yang terkadang si Pendo’a sendiri tidak mengerti makna yang dia do’akan..

    Bang Sufimuda semakin memperjelas., bahwa Rasullullah SAW mengatakan bahwa do’a adalah senjata orang mukmin… ini mempertegas tulisan Bang Abu, Bahwa do’a adalah pinta, ibarat kata kita meminta kepada orang tua, tentunya dengan kelembutan dan dimengerti sehingga sang Ayah/Ibu dengan kasih dan sayangnya memberikan permintaan itu., dan bila kita meminta dengan berguman seperti di tulisan Bang Abu., mungkin Ayah/Ibu tak tau apa yang kita minta., sehingg permintaan itu tak diberikan.,

    Ibarat Aladin, stelah 3 permintaannya dikabulkan oleh Jin Lampu., dia masih terus memburu source nya..,

    dalam kehidupan bila TUHAN & RASULNYA telah bersama, maka tak ada do’a dan pinta, TUHAN telah menyediakannya sebelum hal itu di inginkan…

    salam Abu Hafidzh Al Faruq., tulisan saudaraku patut di bedah secara lebih dalam lagi dan disosialisasikan kepada semua umat manusia yang terus memanjatkan do’a…

  • yudistira

    Terima kasih ABANG SUFI MUDA untuk tulisannya.
    sangat menggugah dan mengingatkan kami agar selalu fokus dalam mendekatkan diri kepadaNYA.

  • mamo cemani gombong

    nggak komentar bang sufi muda . selain kata COCOK, AKUR, SETUJU,IDEM,SEPAKAT,……………

  • Purwahedi

    OK kang Sufimuda, mantab. Untuk seterusnya saya inginkan tulisan-tulisan kang Sufimuda yang aplikatif untuk kehidupan sehari-hari, mudah dipahami, mudah dilaksanakan, dan langsung menuju sasaran.

  • SETYO

    Bang, ketika rahasia itu dibukakan. ketika itu pula, tidak bisa berkata-kata lagi…, smg Allah berkenan membimbing kita..

  • djibril

    untuk apa Allah repot-repot menurunkan banyak nabi dan rasul, jika kita akhirnya hanya menafsirkan ke-MAHA-an-Nya menurut kemampuan yg tiada daya ini?

    kurang dekat apa Rasulullah dengan “biangnya”?
    tapi kenapa beliau masih saja berdoa? dan mengajarkan ummatnya cara berdoa? dan berbagi kepada ummatnya begitu banyak doa-doa yang baik?

    Allah memang mendengarkan semua keinginan kita.
    Allah tau apa yang kita mau. tapi apakah kita tau persis apa yang Allah mau?

  • Tomy Fitrio

    apabila kita sudah dianggapnya jadi kekasihnya. pasti DIA akan tahu dan berikan apa yang dibutuhkan kekasihnya. subbhanallah. illahi anta maqsudi waridhoka maqlubi.

  • Eyangresi313

    Sejenak tafakur dalam kehingan……..
    Memaknai arti hidup dalam seraingkaian khilaf dan dosa…..
    Lisan kadang tak terjaga,….
    Jannikadang terabaikan,……
    Hati kadang berprasangka,….
    Sikap kadang menyakitkan,…..
    Harapan ini akan menjadi indah…..
    Jika maaf & silahturrahim ada diantara kita.
    Selamat menempuh bulan suci Ramadhan 1431 Hijriah.
    Mohon maaf lahir dan batin.
    Semoga Allah selalu memberikan
    Taufiq, Hidayah, Maghfirah dan Ridho-Nya untuk kita semua.
    Amiiiii….n !

  • sarihunhasan

    Sayapun membaca Do’a Nabi, Do’a Nabi bagi saya adalah sebagai batas sebuah permintaan, mana yang pantas kita pintakan mana yang tidak pantas.

    Seakrap apapun kita dengan Allah tentulah kita harus memakai adap kesopanan.

    Kalaulah kita dengan Allah adalah sahabat sejati, pastilah Allah tidak akan memberikan sesuatu yang membahayakan sahabat-Nya.

  • ZZ

    saya setuju kalo bisa jangan berdoa…..
    karena sesungguhnyakita itu haya diam…..mengikuti kehendak kudrot irodat sang kholiq…..

  • abdi

    HARAPANKU pada-Mu Tuhan

    Dengan nikmat-Mu jadikan aku orang yang bersyukur
    Dengan bala-Mu jadikan aku orang yang bersabar
    Dengan ketentuan-Mu jadikan aku orang yang redha
    Dengan masa depanku jadikan aku orang yang bertawakal
    Tuhan, Engkau cinta agung
    Masukkanlah ke dalam hatiku rasa mencintai-Mu
    Peliharalah hatiku daripada segala sifat yang keji
    Ampunlah dosa-dosaku di hari
    segala kesalahan didedahkan
    Dan Engkau hapuskanlah segala kesalahanku
    di Hari Pembalasan
    Orang yang macamku ini tidak mungkin terlepas
    daripada dosa
    Kesalahan dan kesilapan selalu sahaja
    tidak dapat dielakkan
    Lebih-lebih lagi dosa bertaburan
    di merata-rata bumi-Mu
    Ke mana pergi pun tidak terlepas
    daripada terjebak dengannya
    Aduh, kotornya jasadku ini Tuhan
    dengan najis dosa-dosa
    Aku tidak mahu tapi dia sentiasa memburuku
    Bantulah aku lari dari dosa-dosaku Tuhan,
    dengan rahmat-Mu
    Alangkah indahnya Tuhan,
    jika cintaku adalah pada-Mu
    Segala mazmumah hatiku dapat dihapuskan
    Penyerahan diriku tiada lain melainkan pada-Mu
    Segala dosa-dosaku dengan rahmat-Mu Kau ampunkan

  • alfa alaika zamzamy

    Yth,sufimuda wa akhwatuha….
    Artikel yg bs memerahkan mata yg membaca…..
    Memanaskan telinga yg mendengar…..

  • ana

    subhanallah…
    bener memang klo meminta harus detail dan jelas. Seperti kita aja klo di ajak ngomong trus ga jelas kan repot gimana bisa nyambung. apalagi berdoa kepada Tuhan. Maka jangan salahkan Tuhan kalau selama ini doa-doa kita tidak di kabulkan oleh Tuhan, atau dikabulkan tetapi tidak sesuai harapan. Mungkin bukan hanya tidak detail dan jelas tapi juga adab dan caranya yang salah. Mohon ampun Tuhan… atas segala kesalahan.

  • Yasri

    Subhanalah, Allah telah memahamkan agama ini pada saya begitu saya merasakan sesuatu yang tidak tepat selama ini tentang berdoa, namun tanpa guru dan tanpa bertanya saya telah beralih dari pemahan (yang salah) saya ketika berdoa, diam-diam saya telah mengubah doa-doa saya selama ini dengan cara meminta sesuai apa yang saya rasa butuhkan saat meminta, terima kasih atas artikel ini, semoga Allah Memberkati saudaraku.

  • asrul

    tapi orang yang berdoa juga tidak ada salahnya, yg salah itu kalo mengharapkan pertolongan slain pd Allah, ada pun metodenya yg benar maka tugas kita-kita ini yg mengerti yg nyiarin apakh lewat blog atau ceramah keliling..krn ilmu yg tdk dibagi2 alias diamalin jg sm bahayanya dgn mereka yg tdk mengerti..Assalam…numpang komen.

  • HARTO

    Pemahaman saya tentang doa :
    1. Doa adalah bentuk ibadah yang menyadarkan bahwa kita ini lemah tdk berdaya shngga sangat bergantung pada Allah. Kalo doa diartikan meminta, ada konsekwensi di beri atau tidak diberi ( terkabul dan tidak terkabul). Padahal karunia Allah diberikan atau tidak diberikan bukan semata karena doa kita, tapi karena kasih sayang-NYA yang berkorelasi dengan tingkat kesyukuran kita. Siapa yang bersyukur akan ditambah nikmatnya oleh Allah.
    2. Berdoa bisa diartikan mengadu, bukan meminta. Perbedaannya, kalo meminta didalamnya ada unsur target ( Tuhan kok ditarget ?! ), kalo mengadu didalammnya ada unsur memasrahkan keinginan yang solusinya diserahkan sepenuhnya pada Tuhan, karena Tuhan lebih tahu yang terbaik untuk diri kita daripada kita sendiri.
    3. Berdoa itu ditujukan pada Tuhan yang serba Maha, sehingga tidak memerlukan daftar perincian permintaan, yang dilihat adalah kesungguhan, ketulusan dan tingkat kesyukuran hamba yang sedang berdoa tersebut.
    4. Marilah berdoa dengan adab dan sopan santun yang diajarkan Rasulullah, tidak harus kita tahu secara njlimet doa yang diajarkan Rasul, yang penting kita yakin akan kebenaran dan manfaat doa itu. Ibarat obat, kita tidak harus tahu unsur kimia yang ada dalam obat itu, tapi cukup mengetahui kapan dan untuk apa obat itu dan yakin akan manfaatnya.

    Demikian kurang lebihnya saya mhon maaf.

  • icack hendrick

    Saya saya suka dengan apa bung katakan disini, bila kita meminta harus jelas sesuai dengan peruntukannya tentunya ada azas manfaat buat kita dan orang lain. Jangankan meminta petolongan pada Allah SWT pada sesama makluk saja harus jelas dan benar, Ibarat anak kita suatu hari meminta uang pada kita dalam jumlah yang berlebihan dari biasanya, tentunya sebagai orang tua yang bijak kita tidak serta merta mengabulkan apa yang dimintakan anak kita tersebut sebelum dia menjelaskan peruntukan dari uang yang ia minta pada kita. Biasanya setelah jelas baru gunanya bari kita berikan uang tersebut. Dengan tujuan agar anak kita tidak menyalah gunakan uang yang kita berikan untuk membeli sesuatu yang bakal merugikannya karena rasa kasih sayng kita yang begitu besar terhadap putra-puri kita. Begitu pula Allah SWT yang serba maha dan memiliki kemahaan dalam sifatnya, tidak akan serta merta memberikan apa yang kita pintakan sebelum kita menjelaskan peruntukan dari apa yang kita pinta, karena Allah SWT tidak ingin menjerumuskan kita ciptaan-Nya yang ia sayangi. Tapi yakinlah Allah akan selalu mngabulkan pinta hambanya bahkan melebihi apa yang kita pinta dan terkadang mendahului pinta kita itu sendiri kuncinya iklas, jujur dan sabar dan terutama bersihkan hati kita (jagalah hati jangan kau nodai, jagalah hati lentera hidup ini )

  • Fauzie Thalib

    Allahumma lakal hamdu wa ilaikal mustaka wa antal musta’an
    “Ya Allah Engkaulah tempat mengadu dan kepadaMulah kami memohon pertolongan”

  • agus

    Kita yakin Allah Mh Mngetahui. Maha Mendengar lg Maha Mengabulkan do’a. Jadi jgn bilang ”kenapa do’aku tidak dikabulkan?”. Tp tanyakan pada diri anda sendiri ”sudah benarkah cara berdo’aku?”. Karena berdoa juga ada syarat-syaratnya. Kalau sdh benar belum juga dikabulkan, itu juga bukan kerana Allah tidak mengabulkan, tetapi mungkin karena doa kita jika langsung dikabulkan akan membawa keburukan atau mungkin telah disiapkan yang jauh lebih baik dari apa yang kita pinta. JANGAN PERNAH BERHENTI BERDO’A!!!

Tinggalkan Balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca