Pemikiran

mari kita melakukan BID’AH!!!

Salah satu senjata ampuh dari golongan Wahabi untuk menyerang pemahaman diluar keyakinan mereka adalah dengan menggunakan sebuah kata…. BID’AH. Wahabi/Salafi merasa golongan paling benar dan paling berhak menafsirkan hukum-hukum Islam sehingga di awal munculnya mereka menolak mentah-mentah semua mazhab dari ahlul sunnah yang sudah begitu lama mengakar dalam masyarakat Islam. Walaupun Muhammad bin Abdul Wahab pendiri Wahabi berlatar belakang mazhab Hambali namun dia tidak pernah mengakui sebagai pengikut mazhab Hambali. Dia lebih senang menyebut diri sebagai “Mawahhid” orang-orang yang bertauhid.

Begitu kaku nya pemikiran wahabi ini dapat kita lihat di beberapa negara yang dominan penganut wahabisme terutama Arab Saudi yang menerapkan hukum Islam secara kaku dan tidak pemgikuti perkambangan zaman, hal-hal yang baru langsung dicurigai dan di beri stempel “BID’AH”. Afganistan pernah amburadul ketika memakai pemahaman wahabi, kekuasaan negara mengatur keyakinan seseorang, laki-laki yang tidak berjenggot di hukum 3 bulan penjara begitu juga kalau ada yang berani tidak berpakaian “ala Islam” versi mereka.

 

Namun apa sebenarnya Bid’ah itu?

Bid’ah menurut Asy Saythibi adalah segala yang diada-adakan dalam bentuk yang belum ada contohnya. Hal ini sesuai dengan kata “bid’ah” dalam Al-Qur’an :

“Allah yang telah membid’ahkan langit dan bumi”

(Q.S. AL-Baqarah, 117).

Pekerjaan menciptakan bid’ah dinamakan “ibtida” sedangkan barang yang dibuat selanjutnya disebut “bid’ah”. Demikian pula dengan bentuk atau perbuatannya.

Selanjutnya pengertian bid’ah sesuai dengan perkembangan dikalangan umat Islam ialah sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Al-Baihaqi dari Asy-Syafi’I, sebagai berikut :

Segala yang diada-adakan itu terbagi menjadi dua, yakni pertama : yang menyalahi Kitab (Qur’an) atau Sunnah atau Atsar atau Ijma’, maka inilah bid’ah yang sesat. Dan kedua yaitu segala sesuatu yang diada-adakan tetapi tidak menyalahi sendi-sendi  tersebut, maka inilah bid’ah yang tidak tercela”. (Fatkhul Baa-ri VII/154).

Berdasarkan keterangan ini dapat dipahami bahwa bid’ah itu ada yang madzmumah (tercela) karena itulah tergolong sesat dan ada yang mamduhah (terpuji).

Kalangan ulama dari mazhab apapun berpendapat bahwa setiap bid’ah yang tidak sesuai dengan dalil-dalil Al-Qur’an maupun hadist atau Atsar atau Ijma’, maka akan tertolak oleh hukum Islam dan sebalik kalau sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadist akan diterima.

Bagi orang-orang yang tidak bermazhab dalam hal ini Wahabi pada umumnya sangat anti dengan kata Bid’ah dan segala hal yang Bid’ah itu adalah sesat dan setiap yang sesat itu akan masuk neraka . Pendapat mereka diperkuat dengan sebuah hadist Nabi yaitu :

Maka sesungguhnya semua bid’ah itu sesat dan semua yang sesat itu dineraka

(H.R. Abu Daud dan Tirmidzi)

Dalam hadist lain Nabi bersabda memperkuat dalil diatas yaitu:

Barangsiapa yang menciptakan bid’ah dlalalah (sesat) yang tidak menyenangkan bagi Allah dan Rasul-Nya, maka akan ditimpakan segala dosa orang yang mengamalkan bid’ah itu yang tidak dikurangi sedikitpun

(H.R Tirmizi)

Berdasarkan hadist di atas jelas sekali Nabi menganjurkan kita untuk hati-hati terhadap bid’ah karena akan bisa membawa kepada kesesatan dan ditolak segala amal ibadah. Akan tetapi dalam memahami sebuah hadist kita juga harus melihat hadist lain agar kita tidak kaku yang nanti akan menciptakan kekeliruan. Nabi bersabda :

Barangsiapa yang mengadakan sesuatu yang baik di dalam agama Islam, maka baginya memperoleh pahalanya dan pahala dari orang yang mengamalkan sepeninggalannya tanpa mengurangi pahala orang yang mengamalkan sedikitpun. Dan barangsiapa yang mengadakan sesuatu yang tidak baik ia akan memperoleh dosanya dan menanggung dosa orang mengamalkan sepeninggalannya tanpa mengurangi dosa orang yang mengamalkan”.

(H.R. Muslim)

Hadist di atas memberikan gambaran kepada kita bahwa apabila seseorang mengadakan sesuatu yang baru dalam Agama namun dianggap baik maka akan mendapat pahala dan juga akan memperoleh pahala dari orang yang mengamalkannya dan sebaliknya akan mendapat dosa apabila melakukan hal baru yang tidak baik

 

Penggolongan Bid’ah

Agar kita lebih mudah memahami tentang bid’ah ada baiknya kita mengetahui jenis-jenis bid’ah yang kami kutip dari buku “Seputar Masalah Tarikat” karya Drs. H. Imron Abu Bakar. Bid’ah itu ada 5 jenis yaitu :

  1. Bid’ah Muharramah, yakni suatu bid’ah yang  termasuk diharamkan oleh syara’. Misalnya menghormati orang bodoh menghina orang alim, menempatkan orang-orang yang tidak mengetahui seluk beluk persoalan agama pada suatu jabatan yang langsung mengurusi soal agama sehari-hari. Termasuk juga kepada bid’ah muharramah mengikuti aliran-aliran yang menyimpang dari Agama.
  2. Bid’ah Makruhah, yakni sesuatu yang diada-adakan yang termasuk kedalam hal-hal yang dimakruhkan menurut pandangan syara’, seperti menghiasi Kitab Suci Al Qur’an, menghiasi masjid dengan gambar-gambar atau lazimnya sekarang dengan bentuk-bentuk ukiran.
  3. Bid’ah Wajibah, yakni suatu usaha-usaha baru yang berfungsi sebagai sarana untuk menyempurnakan pelaksanaan suatu kewajiban, Misalnya mengumpulkan Al-Qur’an dalam suatu bentuk mushaf, menciptakan penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan yang menjadi kunci untuk memahami dan memelihara kelangsungan tuntunan syariat baik yang ada dalam Al Qur’an maupun Al-Hadist.
  4. Bid’ah Mandubah, yaitu mengada-adakan sesuatu yang baru dan bersifat sunnah hukumnya. Seperti mendirikan yayasan orang jompo, penampungan anak yatim dan lain-lain yang serupa.
  5. Bid’ah Mubahah, Yaitu ciptaan baru dari yang bersifat mubah, seperti makan dengan sendok

 

Dari 5 jenis bid’ah di atas dapat kita ketahui bahwa bid’ah itu tidak selamanya buruk dan sesat akan tetapi ada juga bid’ah yang baik. Bid’ah yang haram misalnya menempatkan seorang yang tidak ahli dalam agama kepada suatu lembaga agama. Orang bodoh tentang agama atau orang yang sentimen terhadap kelompok lain menjadi pengurus MUI, akibatnya akan keluar fatwa-fatwa yang membingungkan ummat dan meresahkan masyarakat. Bid’ah yang baik sangat diperlukan untuk kemajuan ummat Islam, bisakah anda bayangkan andai para sahabat tidak melakukan bid’ah baik dengan mengumpulkan Al-Qur’an dalam bentuk mushaf tentu akan sulit bagi kita di zaman sekarang ini untuk  mempelajari Al-Qur’an.  

Ternyata kata bid’ah yang selalu dipakai oleh wahabi untuk menyerang kelompok lain adalah bid’ah dengan makna sangat sempit dan kaku. Kalau bid’ah itu ada yang baik dan dapat mencerahkan ummat, saya menganjurkan : “Mari kita melakukan Bid’ah!!!

111 Comments

  • DANI HAMDANI

    HAMPIR SEMUA KEHIDUPAN MANUSIA INI PENUH DENGAN BID’AH. BID’AH MEMANG SUDAH MENJADI SUNNATULLAH. WONG ALLAH SWT ADALAH AL-DADII’.

  • ikhwan

    buat dani hamdani….. bid’ah yg saudara maksudkan itu apa ?
    asal km tau aza, kamu juga bid’ah. saya yakin kamu menggunakan kitab suci al qur’an yg sdh di tulis di kertas atau di bukukan. inikan jg bid’ah, karena pd zaman rasulullah tdk ada contoh atau anjuran spy alqur’an di bukukan. pada zaman rasulullah al qur’an cuma di tulis di pelapah daun korma, kulit2 binatang, ditulang tulang onta. kalu bid’ah itu sesat, maka kita umat islam seluruh dunia sdh sesat.
    saya harap buat siapa saja yg mengaku ANTI BID’AH, klau anda tdk mau saya katakan jg sdh bid’ah, coba anda rubah semua alquran di seluruh dunia ini jgn lg ada yg di bukukan, tulis lg di pelapah daun korma, di kulit2 binatang atau kulit2 kayu, di tulang2 onta. krn hal inilah yg ada pd zaman rasulullah.

  • AL-Muqarram Ahli Silsilah-36

    Allahu Akbar…Allahu Akbar….Allahu Akbar WaLillahil Hamd

    Wa’alaikumus Salam Warahmatullahi Wabarakatahu,

    Sedikit Kami dahului dari pertanyaan yang Ananda sampaikan, yaitu mengenai Thariqatullah sebagai alat dalam ilmu Tasawuf, kita mengetahui ilmu Tasawuf adalah pokok pilar Agama Islam yang lainnya adalah Fiqhnya, Tauhidnya, Nahu, Shorop, Mantiq dan sebagainya. Ilmu Tasawuf ini adalah sangat halus, sangat tinggi mutu dan kualitasnya, getaran-Nya pergi kepada Maha UltraSonoor dan agar Tasawuf dapat memberi bekas dapat benar-benar memberi manfaat kepada sang murid harus Allah sendiri yang turun tangan untuk menyampaikannya melalui Waliyam Mursyida. Oleh karena itu wahai para pendakwah-pendakwah Kami yang selama ini menyampaikan sesuka hatinya kesana kemari tentang ilmu Tasawuf/ Thariqat, wah ini sangat berbahaya. Di dalam Tasawuf ada mengandung Technology yang amat tinggi dan halus. Dalam Qur’an Surat Al-Hasr menyatakan “Jika Kami turunkan Qur’an itu di atas bukit niscaya bukit itu akan hancur berantakan karena takutnya kepada Kami”. Nah, jika ada sesuatu yang dapat menghancurkan bukit maka sesuatu itu mengandung energy, energy masuk kepada technology dan technology harus mempunyai methodology. Maka itu di dalam Tasawuf ada Methodology yang kita kenal dengan sebutan ‘Thariqatullah’. Agar Tasawuf ini dapat diterangkan dengan jelas maka peceramah itu harus menguasai ilmu technology dan berpengetahuan serta mengamalkan Thariqat dengan baik.
    Ilmu Fiqh,ilmu Tauhid silahkan mana Ulama penceramahnya semuanya pun boleh, tapi Tasawuf itu hanya disampaikan oleh getaran Allah Azza wa Jalla melalui Nurun Alaa Nuurin Yahdillahi mayasaa’ yang ditanamkan dalam Arawahul Muqaddasah Rasulullah dan dipindah-pindahkan oleh Allah secara estafet kepada wadah yang telah disiapkan oleh Allah sendiri yaitu dalam wadah seorang Al-Ulama Warisatul Anbiya yang juga berstatus sebagai Al-Ulama yang Waliyam Mursyida. Kita lihat setiap tahun banyak sarjana-sarjana IAIN yang dilahirkan tapi Ulama yang Waliyam Mursyida dalam sekian puluh tahun atau ratus tahun hanya dilahirkan satu orang saja. Seorang Ulama Waliyam Mursyida ini Ruhnya telah terhubung oleh Ruhaniah Rasulullah S.A.W begitu juga Lathifatul Rabbaniah (Nurun Alaa Nuriin) dari seorang Mursyid dapat diumpamakan seperti air laut kalau kita ambil air laut memakai sebuah ember maka air laut yang terdapat di dalam ember itu tidak tercerai berai dengan lautan yang luas tadi walaupun dia terdinding dari kanan-kiri tapi dari atas dia tetap satu. Jadi seorang Mursyid berfungsi sebagai corong bagi penyaluran Kalimah Allah, apa dalilnya? “Wama ramaita itz ramaita Walakinallahu wa rama” hai Muhammad bukan engkau yang melempar melainkan Aku, kata Allah.
    Lihat lah dalam kehidupan Amaliah kita sehari-hari sulit untuk mencapai tingkat kekhusyukan dan tidak pernah dunia Islam menseminarkan bagaimana pelaksanaan teknis sholat yang khusyu’. Kenapa ini bisa terjadi, Iyalah diganggu oleh Al-Iblis. Iblis Kemampuannya naik ke syurga, Adam bukan ditipu di masjid, di surga dia tipu, awak pandai naik ke syurga? Begitu lawan yang dihadapi, umurnya Milyaran Tahun, kau kemarin baru lahir, anak ingusan kau sama dia, di tokok dilibasnya sebentar belok kita, muridnya segala tukang sihir yang jago-jago itu yang bisa terbang bisa hilang, kau seekor pun tak punya murid, dia halus engkau kasar. Itu jenis yang engkau lawan dengan Audzubillahi minas Syaithon produksi engkau sendiri ? jangan mimpi jauh panggang dari api kalau ini sampai bercokol dalam dirimu engkau pergi ke LIANG LAHAT beserta Iblis. Sudah….Maka disini lah fungsinya itu Thariqat yang dibawa oleh sang Mursyid, sehingga dengan Kalimah Allah yang murni yang berasal dari sisi Allah yang diajarkan dalam ilmu Tasawuf barulah gelombang Iblis dapat diredam. Maka itu, Sunnah atau Wajib Thariqat ini? Jawabnya WAJIB.

    Jadi, mengenai siapa diri saya tidaklah penting, karena bagi Kami para Ahli Silsilah dan Khalifah Allah dan Rasul yang terpenting adalah Sang Murid, menjadi imam Jasmani dan Rohani bagi Sang Murid. Saya Janji suatu hari nanti kita akan bertemu dan bertatap muka akan tetapi walaupun kita sekarang belum bertemu dan bertatap muka tapi Arwahul Muqaddasah Kami para Ahli Silsilah senantiasa bersama kalian wahai para murid sekalian dan Kami tidak pernah tidur apalagi Mati, karena Arwahul Muqaddasah kami beserta yang Maha Hidup…Allah Azza Wa Jalla. Perbaharui dan sepuh terus lah iman kita dengan perbanyak beramal Sholih dan Dzikirullah, karena iman harus selalu tetap muda iman kepada Allah tidak boleh tua, kalau tua-tua nanti dia lapuk, apalagi di zaman pancaroba ini dan diakhir dari pada kurun ke-15 yang begini dahsyat, dimana kita lihat banyak cobaan-cobaan yang tidak pernah terjadi selama dunia terbentang, hanya Thariqatullah lah yang dapat melepas kita dari efek negatif globalisasi walaupun kita dalam globalisasi.
    Dalam waktu dekat ini saya akan kirimkan foto untuk Abang dan Kakak yang Kami kasihi dimanapun berada sebagai kenang-kengangan dan bukan untuk dijadikan Mursyid.
    Sekian dan Terimakasih Assalamu’ alaikum Warahmatullahi Wabarakatahu.

    Allahu Akbar…Allahu Akbar….Allahu Akbar WaLillahil Hamd

    Tertanda,
    Al-Muqarram Ahli Silsilah Thariqat Naqsyabandiah – 36.

  • sufi gila

    salam cinta dan damai

    @AL-Muqarram Ahli Silsilah-36
    saya tunggu kok nggak ol lagi ? kemaren sempet nyapa yah ke ym saya … maaf saya lagi nggak di rumah …. kapan ol lagi ym nya ? saya tunggu lho

  • andriadi

    sa-wah,wahaby apapun bentuknya kalo emang istilahnya ga pernah nghargai Rasulullah SAW, para sahabat dan umatnya ya tetap aja SESAT!!!…….
    inget fren2 sekalian kan ada 72 golongan yang sesat dan satunya nggak yakni ASWAJA, yang artinya ahli sunnah berjamaah. jadi yang bilang maulid, tawassul, dzikir, tarawih 20 rakaat bid;ah adalah orang yang gak pernah menghargai Rasulullah SAW beserta keluarga serta kerabat2nya..
    kan Rasulullah SAW pernah bilang sapa yang menyakiti kerabat dan keturunanku sama saja dengan menyakitiku…
    jadi sadarlah wahai wahaby dan laen-laen jenisnya…
    coba mereka belajar tasawuf pasti ngerti deh hal-hal ini.
    kaum sa-wah aja disodorin kitab kuning ga ada yang mau baca…

    aneh ya padahal mereka pinter2 baca arab..

      • andi

        semua manusia itu pendosa,baik buruky amalan kita hanya allah yang menilaiy,marilah kita satukan perbedaan ini agar umat islam ini jaya kembali seprti di masa rasullullah

  • Ahlu-Bid'ah_Ganteng

    aku g mau pake celana congklang ndak dikira “sunnah JOjON”????
    garing yeee..
    sukses buat bang sufimuda

      • Malcreb

        Maaf bung, pakaian itu produk budaya, bukan agama. Islam hanya mengatur bahwa pakaian harus menutup aurat, titik! Soal model terserah kita, yang penting sopan dan tidak melenceng dari budaya zaman. Karena rasulullah sendiri tidak pernah menyimpang dari budaya zamannya. Beliau lahir dan hidup di Arab, ya berpakaian seperti orang Arab pada umumnya. Kalau saja beliau lahirnya di Amerika, bukan tidak mungkin beliau juga menyukai blue jeans. Jadi gak usah nganeh-nganehi, hidup di Indonesia pakaiannya gamis dan celana cingkrang. Itu justru bid’ah, karena menyimpang dari budaya zaman di tempat kita hidup dan bermasyarakat. Contohlah para Wali yang telah menyebarkan agama Islam tanpa harus dengan bungkus budaya Arab.

  • AL-Muqarram Ahli Silsilah-36

    Wa’alaikumus Salam Warahmatullahi Wabarakatuhu,

    Terimakasih atas pertanyaan Ananda yang kritik, saya senang dengan kepedulian Abang dan Kakak dengan hausnya mencari kebenaran akan sesuatu dan kecintaan yang besar akan Allah dan Islam.
    Saya berani menyatakan hal ini karena saya tahu benar bahwa AL-Muqarram YMM.Ayah Guru Ahli Silsilah – 35 tidak pernah menunjuk para anak kandungnya untuk jadi seorang Mursyid yang notabene pemimpin umat karena tidak adanya bukti othentic baik serah-terima yang di saksikan oleh ramai, hanya pada saat yang menyerahkan perangkat Mursyid kepada Alm.H.Iskandar Zulkarnain itu saudaranya sendiri yakni bang In Malik-Jakarta bukan Ayahanda langsung yang memberikan Mahkota dan Tongkat Ahli Silsilah. Pertanyaan Ananda kenapa saya berani menyatakan diri ? Puncak Hal ini terjadi pada bulan Mei 2001 namun sebelumnya antara saya dan YMM.Ayahanda Sudah saling berbincang untuk penyerahan Tampuk kepemimpinan Thariqat Naqsyanbandiah, tepatnya pada tanggal 02-Mei-2001 ketika itu saya sedang berbincang-bincang dengan Abang-abang para Ikhwan dan Waktu itu tiba-tiba keadaan alam berubah menjadi gelap mendung tak lama kemudian petir bersahut-sahutan dan akhirnya turun hujan deras, ketika itu saya ucapkan apa yang sudah diberitahukan YMM.Ayahanda bahwa YMM.Ayahanda akan berlindung, nah spontan saja semua ikhwan marah dan menganggap saya gila serta saya diusir dari surau-surau YMM.Ayah. Dan ternyata apa yang saya ucapkan terjadi berkenaan dengan tanda-tanda alam Hujan Lebat 5hari 5mlam sampai menjelang berlindungya Ayah dan pada hari sebelumnya tepatnya ketika habis Tawajuh Dzuhur pada saat saya beramal sendiri terjadi fenomena yang begitu dahsyat, saya melewati alam ‘Wukuf’ dan akhirnya Fanafillah ketika itu saya melihat di Alam itu YMM.Ayahanda berjalan dengan diiringi sebuah Makhluk berjubah Merah yang tidak jelas entah lelaki atau perempuan, disitu saya lihat Ayah seperti digiring Makhluk tersebut sambil mengenakan Pakaian Mursyid Lengkap (Jubah, Mahkota dan Tongkat) mungkin saja Makhluk itu adalah Malaikatul Maut Izrail a.s. Pada saat Ayah akan menyebrang antara Alam manusia dan Alam Ruh saya melihat Anak-anak Beliau duduk satu saf (Bang H.In, Bang H.Don, Bang H.In malik) dan juga duduk setarafnya Abangda Amiruddin Yusuf, bang Karim Rais, bang Moga Barita Raja, serta saya sendiri (saat itu badan saya serasa jadi 2 satu yang duduk dan satu yang melihat kejadian tersebut). Ayahanda terus berjalan melewati orang-orang yang saya sebut tadi dan awalnya saya kira Ayah akan berlalu begitu saja, namun alangkah terkejutnya ketika Ayah menghampiri saya diantara yang sedang duduk tadi dan menyerahkan semua perangkatnya kepada saya dan memasukan sesuatu ke dalam dada saya setelah selesai prosesi serah terima beliau memberi hormat terakhir saya pun berdiri memberi hormat terakhir barulah setelah itu Ayahanda berlalu bersama Makhluk berjubah merah itu dan lamban laun hilang di alam yang belum pernah saya lihat selama ini. Setelah kejadian itu saya yang sedang dalam keadaan Fana Fillah tersentak oleh dering suara telepon rumah dan ternyata telepon itu berasal dari Surau Qutubul Amin-II Arco mengkhabarkan bahwa Ayah telah berlindung kontan saya menangis sejadi-jadinya bercampur rasa sedih, takut, bingung dan khawatir akan kejadian yang saya alami tadi, kenapa harus saya yang ditunjuk YMM.Ayah untuk meneruskan Silsilah daripada Thariqat Naqsyabandiah yang selama ini beliau pimpin, saya merasa takut, tetapi seiring berlalunya waktu YMM.Ayahanda terus mendidik saya bagaimana merealisasikan panji-panji kebesaran Allah termasuklah cara men-Thalqinkan ikhwan yang baru, menentukan jadwal I’ktikaf, menaikkan petoto, membuat Air Kalimah Allah (Air Tawajuh), dan ilmu lainnya yang pernah YMM.Ayah terima dari guru-guru beliau terdahulu.Secara dzahiriah Ayah tidak pernah melakukan itu mungkin karena khawatir adanya kecemburuan di antara Ikhwan sebab dari semula memang para anak kandungnya dan juga beberapa Ikhwan sangat ingin menduduki posisi Mursyid. Tentu saja Hal ini yang membuat saya berani, dan saya pikir sudah waktunya membuka kebenaran ini di hadapan semua Ikhwan, juga karena saya khawatir terhadap YM.Abu H.Abdul Khalik Fadjuani karena sekarang memposisikan diri sebagai Mursyid, takutnya berakibat fatal terhadap beliau karena tidak adanya tertanam Nurun alaa Nuriin dalam ruh beliau sehingga ketika umat makin ramai beliau akan semakin berat dan tersiksa karena menanggung beban umat. Silahkan jika Ananda ingin menyampaikan ini kepada seluruh Ikhwan.
    Mengenai foto, tentu saja bukan untuk dijadikan Mursyid, itu jelas syirik dong kalau untuk kenang-kenangan ya silahkan saja. Foto itu kan gambar, kertas, dan tidak ada Nurun Alaa Nuriin di dalam kertas. Jika ada ular kecil saja seperti kobra ditakuti apanya ? tentu bisanya bukan, kita masukkan bisanya ke dalam tombak, tombak berbahaya, masuk dalam pisau, pisau berbahaya. Nah, ini Nurun Alaa Nuriin itu yang penting buat kita,benar tidak?

    Saya amat bermohon kepada Allah dan juga YMM.Ayah sendiri semoga dengan saya membuka tentang masalah ini tidak akan terjadi perpecahan dan pro-kontra di kalangan Ikhwan.
    Terus beramal ya, jangan bosan-bosan. Sebab syaria’t saja berapa banyak kitabnya perlu berapa tahun memantapkannya belum lagi Thariqatnya perlu berapa tahun mengamalkannya barulah kita mendekat kepada Hakikat dan buah dari semua itu adalah Ma’rifatullah.

    Assalamu’alaikum Warahmatullahi wa Barakatuhu

    • andi

      ass,mohon maaf sebelumy soal permasalahan rabitah guru bagi saya janganlah murid2 anda anda suruh bayangkn wajah anda karna kalau belum faham entar ajaran anda di anggap sesat karna anda nanti dianggap tuhan oleh mereka,padahal kalaulah para mursyd itu gak pelit sama ilmuy kan bisa para murid itu di berikan saja sedikit nur itu tapi anda da tahu tentang nur ala nur,ya memang sih semua itu ada tahapny tapi kalu bisa tanamkan setitik nur itu kemurid2 anda apa anda takut disaingi ama murid2 anda kan anda faham tentang ma”rifatullah,karna kalau da faham tentang nur ala nur siapa pun bisa jadi mursyid bukan mentang2 ayahy mursyd maka anaky pun mursyid dan gak ada kesempatan bagi murid2 yang lain untuk menjadi mursyid ,kebanyakan saya perhatikan di tarikat2 seperti itu ayah mursyd maka nanti anaky yang nenggantikan padahal anaky belum paham betul kan bisa bahaya.ini saja komen dari saya sebenary masih banyak lagi yang ingin saya utarakan,sebelumy saya mohon maaf dan kpd allah saya mohon ampun.

  • AHLI SILSILAH-36

    KRONOLOGIS KEJADIAN
    BAHWA
    YMM. AYAHANDA TIDAK PERNAH MENUNJUK KELUARGANYA
    SEBAGAI AHLI SILSILAH – 36

    Sebelumnya saya mohon ampun pada Allah dan mohon maaf yang sebesar-besarnya pada YMM.Ayahanda Guru karena membuka cerita ini dan saya juga minta maaf pada para Abang – Kakak yang merasa tersinggung karena hal ini. Sebenarnya saya menceritakan ini hanya karena kasihan pada Abang – abang dan Kakak – Kakak Ikhwan yang selama ini keliru menganggap bahwa Ahli Silsilah – 36 itu berasal dari Keluarga dan Ikhwan Tua (Alm.Iskandar Zulkarnain – Alm.Sandap).
    Tepatnya pada bulan Mei – 2001, saat itu kondisi kesehatan YMM.Ayahanda Guru semakin kian memburuk dan kemudian Para Keluarga YMM.Ayahanda membawa Beliau untuk dirawat di rumah sakit PERTAMINA – Jakarta. Ketika menjelang berlindung YMM.Ayahanda Guru terus mengucapkan Kalimah Tahlil (Laa ILaaha ILallah…..)terus menerus, waktu YMM.Ayahanda Guru ingin mengatakan siapa Ahli Silsilah – 36 (Itu adalah saya, karena semasa beliau hidup beliau amat mengasihi saya walaupun beliau tidak menunjukkannya di depan para Keluarga dan Ikhwan Lain, saya masih menyimpan bekas potongan kuku / rambut dan Sejadah pemberian YMM.Ayahanda yang berwarna Hitam yang diberi YMM.Ayahanda pada tahun 1995 di Batugingging pada saya, waktu itu YMM.Ayahanda menyuruh saya memanjat pohon jambu air di Ayunda Arafah untuk cucunya beliau menyuruh saya mengantarnya ke dalam Mihrab / Kubah Beliau, sejak itu saya terus akrab dan sering bertelefon dengan YMM.Ayahanda) tapi waktu itu seperti di taqdirkan Allah, para Anak-anaknya dan Keluarga Lain sibuk keluar dari ruang rumah sakit, dan setelah mereka kembali ternyata YMM.Ayahanda sudah berlindung. Spontan saja para Anak dan Keluarga YMM.Ayahanda kaget dan sedih juga tidak sempat mendengar amanah terakhir beliau. Beberapa Hari setelah YMM.Ayahanda berlindung mulailah terjadi keributan antara keluarga Ummi dan Bunda (ribut untuk memegang mahkota dan tongkat silsilah) waktu itu Alm.Iskandar Zulkarnain dan Bang In-Malik membentak Bunda dengan keras untuk meminta Mahkota Silsilah dan penengahnya adalah Alm.Sandap, akhirnya bersepakatlah kedua Keluarga bahwa yang Memegang Tongkat Silsilah adalah Alm.Iskandar Zulkarnain dan yang memegang Mahkota adalah Alm.Sandap. Karena mereka berdua (Alm.Iskandar dan Alm.Sandap) tentu saja mereka tidak “SANGGUP” memegangnya karena YMM.Ayahanda tidak pernah menunjuk mereka. Inilah cerita yang sebenarnya yang selama ini ditutup-tutupi oleh yang Tua-tua dan diselewengkan para Petoto yang tidak jujur.
    Disini ada saya lampirkan foto di Hongkong – Kowloon, istri saya yang berjilbab dan adik ipar saya (cantik kan istri saya) dan dibelakang mereka ada sebuah surau kecil berwarna hijau adalah surau yang saya dan para murid disini bangun untuk tempat kami beramal. Saya sangat kasihan ya dengan para Ikhwan yang selama ini salah sangka dengan siapa penerus YMM.Ayahanda. Bila ‘Channel’ nya salah apa gunanya kita beramal,wirid dan suluk (tidak akan sampai pada sisi Allah). Tapi saya bukan bermaksud mematahkan semangat para Ikhwan, teruslah beramal dan ber-Rabithah pada Saya, Insya Allah akan Sampai dan tidak akan sia-sia.

    Tertanda,
    AL-Muqarram AL-Haj Saidi Syechk L.Sulaiman Ibnu Achmad Yusuf Muhammad Amin.QS

    • ruman basuki

      Saya ikhwan di SMG.Kepada siapa saya hrs berMURSYID,kepd YM.BUYA atau kepd siapa? Agar saya tdk kesasar,mohon AL-Muqarram AL-Haj S.S L.Sulaiman Ibnu Achmad Yusuf Muhammad Amin.QS , sudi “berEmail ria” dgn saya.

      • andi

        ass,kalau anda ingin bermursyid carilah mursyid yang syariaty mengikut sama al quran dan hadis dan jangan mau kalau di suru bayangi wajah mursyid karna itu bisa menyesatkn anda kalau anda belum kuat hakikaty karna kalau bagi saya itu pelajaran dasar.yang bagus lagi anda mengikuti guru sejati anda setelah itu ada beberapa tingkat lagi yang bisa menuju maqam baqabillah.Allah itu wujud,tidak dikanan atau kiri tidak diatas atau di bawah tidak di depan atau di belakang.demikian saran dari saya sebelumy saya mohon maaf dan kepada Allah saya mohon ampun

    • bertarekat

      @Ahli silsilah ke 36
      Alhamdulilah dan selamat anda tetalh ditetapkan dan menetapkan diri sebagai penerus Ahli silsilah, yang namanya pasti harus sudah ada di Al-Quran.

      apakah tuan bisa membimbing/membeberkan teori dan praktek,jalan kematian varsi Al-Quran?
      peristiwa mashyar fii Quran?
      Peristiwa teeori dan praktek Liqo Allah di Dunia dan Akhirat fii Quran??
      Peristiwa teori dan praktek bertemu dengan Imam Mahdi fii Quran?

      jika tuan bisa maulah kami belajar dan mengangkat Guru kepada Tuan,
      bukankah Esensi Gelar/pepbawa Risalah adalah pancaran Al-Quran didalam dada ulama,
      sedang kan tujuan hidup ini adalah liqo Allah Rasulullah dan mati khusnul khotimah???@#@#!??

    • henda

      Aswrwb,
      yth Yang mengaku ke 36, bisa gak menghidupi orang mati karena mursyid itu selalu beserta dengan Allah SWT haram hukumnya kalo dia tidak beserta dengan ALLAh SWT walaupun sedetik, karena dia beserta Yang MAha Hidup tentu bisa menghidupkan orang yang sudah mati dengan SeizinNYA
      Wa’alaikum salam

    • baju bali

      orang baik tidak akan pernah mengatakan dirinya baik, orang jahat akan selalu mengatakan bahwa dirinya baik.
      secara logika psikologi yang pernah saya baca, jika ada orang yang mengatakan dirinya baik maka itu adalah sebaliknya.
      mari cerdaskan akal sebelum melangkah

  • Budi

    Saya ada info kalau bid’ah yang baik ( terpuji ) adalah sesuatu kebaikan yang tidak dilakukan atau dianjurkan oleh Rasul karena ketidakmampuan untuk dilakukan pada masa itu seperti naik pesawat atau komputer. Tetapi bila sesuatu hal dapat dilakukan pada masa Rasul tetapi tidak dilakukan atau dianjurkan oleh Rasul ( walaupun menurut kita baik )maka bid’ah itu tercela contohnya tahlilan orang meninggal. Bener ga yah…???

    • anwar

      gw ga tau bahwa : sesuatu hal dapat dilakukan pada masa Rasul tetapi tidak dilakukan atau dianjurkan oleh Rasul ( walaupun menurut kita baik )maka bid’ah itu tercela.

      yang gw tau tahlilan orang meniggal ga bid’ah. orang gile aje yg bilang itu bid’ah.

    • Malcreb

      Bid’ah itu mengadakan sesuatu yang baru berkaitan dengan agama, yang dulunya paa zaman rasulullah sendiri tidak pernah ada. Bukan cuma tahlil atau yasinan, tapi Al-Qur’an yang kita baca sekarang juga bid’ah, ilmu tazwid, ilmu mustholah hadits, ilmu fiqh, semuanya bid’ah. Tapi itu semua termasuk bid’ah khasanah, sesuatu yang baru tapi baik dan bermanfaat, serta tidak bertentangan dengan tujuan nilai-nilai agama Islam sendiri. Menurut kaida fiqh, semua perbuatan pada dasarnya boleh dilakukan, selama tidak ada larangan yang jelas untuk melakukanya.

    • mamo cemani gombong

      tahlilan org meninggal …….. tlg tanyakan pd SBY dan warisnya p HARTO ( mantan presiden) mereka pakai tahlilan . pastinya mereka tidak kekurangan KIAI2 dan USTADZ ampuh yg jelas2 tau HUKUM nya

  • elvan

    dimasa Rasulullah SAW tidak dikenal istilah : Fiqih, tajwid,nahwu dll. Bukankah stlh zaman Rasulullah hal2 tsb baru diadakan? Bid`ah bukan??Bukankan semuanya mrupakan ilmu Allah? Sufi Bid`ah? Tidak! Begitu luasnya ilmu yg terkandung didalam al-qur`an maka ilmu itu pun terbagi ke dalam beberapa cabang ilmu.
    Bagi para kelompok mengecam ini-itu bid`ah, maka saya akan bertanya.. Ada ngga seh Kentut yg Islami??????

  • bertarekat

    @Ahli silsilah ke 36
    Alhamdulilah dan selamat anda tetalh ditetapkan dan menetapkan diri sebagai penerus Ahli silsilah, yang namanya pasti harus sudah ada di Al-Quran.

    apakah tuan bisa membimbing/membeberkan teori dan praktek,jalan kematian varsi Al-Quran?
    peristiwa mashyar fii Quran?
    Peristiwa teeori dan praktek Liqo Allah di Dunia dan Akhirat fii Quran??
    Peristiwa teori dan praktek bertemu dengan Imam Mahdi fii Quran?

    jika tuan bisa maulah kami belajar dan mengangkat Guru kepada Tuan,
    bukankah Esensi Gelar/pepbawa Risalah adalah pancaran Al-Quran didalam dada ulama,
    sedang kan tujuan hidup ini adalah liqo Allah Rasulullah dan mati khusnul khotimah???@#@#!??

  • pokemon

    seorang MURSYID SEJATINYA akan menjaga dan melindungi “Ahlul bait”,…. seburuk apapun perbuatan mereka dikarenakan itulah salah satu kewajiban utama

    membuka rahasia/aib mereka tidak akan mungkin dilakukan oleh MAHA GURU MALIYAMURSIDA…….

    Apakah membuka aib adalah sunah rasullullah????

    semoga saudaraku2 paham dan mengerti permainan ini….

  • roy

    aduuuuhh,aku sangat sedih dgn berbagai prdebatan tampuk kursi ke-36
    …saya seorang pemula yg baru memasuki dunia tarekat…hijab ku brtumpuk2…ya Allah,aku baru menelusuri jalan-MU yg diperdebatkan dan memiliki guru yg berbeda yg disampaikan oleh mereka semua..ya Allah yg maha penyayang,kasihilah aku dan sayangilah aku..
    wahaii para abang dan kakak semua nya,aku terus brjuang dgn berjihad dan itensif mmperkuat duduk-beramal utk meraih yg trmakna dalam ‘hanya Engkau dan ridho-Mu yg ku tuntut’
    dan dari situ lah,ya Allah,tolong tunjukkan yg hak dan yg bukan hak…aku hanya ingin Engkau dan Ridho-Mu..tunjukkanlah dgn kekuasaan-Mu siapakah guru yg shiddiq yg mnjadi jodoh pembimbing ruhani ku….yaa Allah,dunia telah mmpermainkan diri ku dgn segala perdebatannya..jangn biarkan aku duduk dlm prdebatan itu..ya Allah,tunjukanlah aku dalam tekad ku yg kupilih seorang yg kamil mukamil..dalam hari2 di tengah malam kesndirian ku dalam duduk tawaruk ku sbg seorang pemula dlm bertarekat dan bukan seorang yg ahli kasyaf,aku rindu Engkau dan ku harapkan ridho Mu…ya Allah,jangan biarkan perdebatan mereka merasuk dalam diriku dan biarkanlah aku terus duduk bersama MU hingga berdiri dan berbaring brsama MU..ya Allah,selamatkan aku aku dari huru hara dunia ini..aaamiin.

  • haryanto

    ASS. saya bukanlah seorang salik ataupun sejenisnya. mf, saya pingin tahu sufi muda ini namanya siapa sih dan latar belakangnya gimana.

  • yudiana

    assalamu’alaikum Wr. Wb.
    mohon ijin saya menyampaikan suatu kabar berita bagi yg betul betul mencari seorang Wali yg Mursyidah disaat ini,
    jujur kami turut bersedih melihat perpecahan diantara saudara2 Jama’ah Thariqat Naqsyabandiyah dr jalur Yang Mulia Tuan Syekh Buya Qodirun Yahya.
    mudah2an dgn berita yg saya sampaikan ini bisa sedikit membantu saudara2 skalian yg sedang mencari kebenaran yg haqiqi…
    silahkan saudara2 cek dl di web kami:
    http://www.jabaqubis.org
    Yang Mulia silsilah ke-35 adalah Atok Guru kami yg satu zaman dgn Yang Mulia Tuan Syekh Buya Qodirun Yahya.
    dan sampai sekarang masih ada penerusnya yg ditunjuk langsung oleh ahli silsilah ke-35 di jalur kami,
    dan semua bisa dipertanggung jawabkan…
    terimakasih.

    • SufiMuda

      Wa’alaikum salam wr. Wb.
      Terimakasih infonya.
      Semasa hidup Ayahanda Prof. Dr. SS. Kadirun Yahya MA. M.Sc, seluruh murid2 bersatu dalam sebuah payung besar Tarekat Naqsyabandi dibawah bimbingan Beliau sebagai pemegang statuta Naqsyabandi Ahli Silsilah ke-35. Thn 1993, majalah tempo menulis berdasarkan penelitian 3 tahun bahwa murid2 Beliau berjumlah 12 juta orang tersebar di seluruh dunia, mungkin sekarang bisa jadi sudah mencapai 20 juta. Terdapat 500 buah surau tempat zikir.
      Sebagai mana umumnya di tarekat lain, sepeninggalan Gurunya, para murid terus berkembang berdakwah membesarkan gurunya.
      Tidak ada perpecahan diantara murid2 Beliau.
      Tentang siapa pemegang wasilah 35 menurut sy tidak lagi cocok diperdebatkan karena zamannya sudah berlalu. Murid2 Beliau diseluruh dunia tetap setia mengemban amanah Guru untuk menegakkan Kalimah Allah dimula bumi.
      Masing2 orang telah ditakdirkan Allah untuk berjumpa dengan Guru Mursyid sesuai dengan petunjuk-Nya.

      Mari kita terus berdakwah dgn tetap saling menghargai, salam

  • Abu Nawfal

    Kalau saya baca di terjemahan Al Quran dari depag, bukankah arti dari QS Al Baqarah 117 adalah “Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: “Jadilah!” Lalu jadilah ia.” (QS 2:117)

    • iyan

      Abu Nawfal ente ini ente pikir ente aja yg bisa baca Qur’an,
      Jadi orang baik aja dulu jangan nyakitin Orang lain Dll,kalo buat saya sih mending perbaikin diri sendiri aja dulu dari pada mikirin ente sok alim ,Hisab aja diri ente dulu aku hisab diriku moga-moga kamu dan aku jadi lebih baik sok pake dalil ahli tafsir juga bukan.ST ah

Tinggalkan Balasan ke elvanBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca